Sebelum kakak menulis panjang lebar disini, izinkan kakak minta maaf dulu padamu, dek. Maafkan kakakmu ini yang sama sekali tidak perhati...
Sebelum kakak menulis panjang lebar disini, izinkan kakak minta maaf dulu padamu, dek. Maafkan kakakmu ini yang sama sekali tidak perhatian denganmu. Kakak lebih sibuk dengan urusanku dan pekerjaanku, daripada memperhatikan sekolah dan kehidupanmu.
Makanya, kalau boleh jujur, kakak kaget ternyata kamu sudah kelas 3 SMA. Kakak kaget ternyata kamu sekarang bingung mau kuliah dimana.
Tapi, walaupun kakak kurang perhatian, kakak tahu beberapa hal dan moment-moment spesialmu di sekolah. Waktu kamu jadi komandan upacara saat 17 Agustus di sekolah, saat kamu mewakili kota Jogja untuk lomba silat, dan masih banyak lagi. Termasuk hari ulang tahunmu.
Kakak juga tahu moment-moment tersulit yang sudah kamu lalui. Seperti saat kemarin kamu kena tipu sekian juta karena terlalu berani membeli sesuatu yang sebenarnya bukanlah kebutuhan primer buatmu. Tapi tidak apa-apa, kakak yakin kau belajar banyak dari peristiwa itu. Pengalaman adalah segalanya. Uang yang hilang bisa dicari lagi.
Sampai pada akhirnya kau tiba digerbang kelulusan sekolahmu. Kau mulai disibukkan dengan pertanyaan besar,
Kuliah dimana? Ambil jurusan apa?
Itu adalah dua pertanyaan yang akan ditanyakan oleh ratusan orang bahkan ribuan orang kepadamu. Dan entah kamu siap atau tidak siap, malu atau bangga, kamu harus menjawabnya apa adanya.
Jikalau kemarin kemarin saat kamu memilih tempat sekolah, baik SMP atau SMA, kakak tidak begitu cerewet.. maka, kali ini, kakak ingin ngobrol banyak denganmu. Memang benar, kakak bukanlah sosok teladan, bahkan jauh sekali dari kesan mahasiswa baik.
Kakak sudah dua kali gagal menyelesaikan kuliah. Dan kakak tidak ingin hal ini terjadi padamu. Kakak akhirnya harus menulis tentang ini, sebenarnya akan lebih baik jika kamu berproses menemukan pemahaman ini, proses yang kelok-kelok, penuh kegalauan, dan bisa selamat tiba di ujungnya. Itu akan lebih spesial, membekas, lantas mengenang semuanya sambil tertawa, ah, dulu kok kakak bisa sekonyol itu ya.
Tapi baiklah, karena kakak tidak ingin kamu buang-buang waktu, berikut ini hal-hal yang ingin kakak sharingkan denganmu.
Kuliah dimana?
Soal memilih mau kuliah dimana, kemudian kampusnya mana, jangan pernah mengambil keputusan dengan alasan , “Temanku waktu SMA banyak yang daftar disini,”
Sungguh, kalau kamu berfikir demikian, kakak pikir kamu akan terjebak oleh belenggu dan berteman dengan orang orang itu aja. Diluar sana masih banyak orang baik yang harus kita temui. Meskipun tidak sedikit juga teman-teman brengsek yang akan kita jumpai.
Kakak dengar kamu punya minat yang besar di dunia pariwisata. Kuliahlah dimanapun yang kamu inginkan dan kamu impikan. Kalau perlu kuliahlah di Turki, di Thailand, di Bali, di India, di Malaysia, atau dimanapun itu.
Dimanapun itu, kuliahlah yang jauh dari orangtua kita.
Dengan kuliah yang jauh dari orangtua, menurut kaka itu akan mampu merubah segalanya,baik pola pikir cara hidup dan juga gaya hidup. Dengan merantau kamu akan mempunyai sesuatu yang serba baru, pribadi yang baru, yang mana lingkungan baru tidak pernah mengenal siapa kita sebelumnya.
Di kondisi yang serba baru ini, akan penuh dengan tantangan dan akan membuktikan apakah kamu orang yang ampuh atau orang yang lumpuh. Kamu akan sadar siapa kamu sebenarnya, apa kekurangan dan apa kelebihan kamu di kala jauh dari sanak keluarga. Dan kamu akan mengenal arti kata hidup mandiri. Potensi besarmu tidak akan bisa keluar kalau kamu dalam kondisi nyaman saat berada di kampung halaman dan di lingkungan yang dekat sanak saudara. Dengan merantau, kamu akan bisa menjawab pertanyaan, “Siapa aku?”.
Kakak pikir kamu punya mental yang cukup kuat untuk masalah ini. Kakak melihat ada potensi yang sangat besar dalam dirimu, dek. Dari SMP kamu sudah merantau di Kebumen, kemudian SMA di Jogja. Kamu pun sudah sejak SMP tinggal di lingkungan pesantren. Tentu kamu sudah paham bagaimana beradaptasi dan tinggal dengan orang banyak dari berbagai asal.
Berpergianlah, akan kau temukan pengganti yang telah kau tinggalkan.
Jurusan apa yang harus aku ambil?
Tidak peduli apapun jurusan kamu, pilihlah sesuai keinginan dan ambisimu. Setelah memilih, ambil semua konsekuensi dan tanggung jawabnya.
Sesekali bolehlah kamu konsultasi dengan senior, guru BK waktu SMA, orngtua, atau apapun itu. Tapi harus kakak sampaikan disini, bisa jadi para senior atau guru BK yang kamu Tanya pendapatnya tadi, waktu mereka kuliah juga pernah merasa salah jurusan, kurang menikmati masa-masa kuliah, dan sebagainya. Tidak ada syarat pasti jurusan yang baik untuk kita itu apa, yang jelas, ambillah sesuai dengan minat dan keinginan kamu.
Khawatir salah jurusan?
Sudah banyak sekali kejadian orang merasa salah jurusan. Tapi mereka tidak berhenti disitu. Mereka memutar otak bagaimana supaya bisa survive setelah itu. Bukankah sekarang ini banyak orang-orang berhasil yang profesinya bertolak belakang dengan disiplin ilmunya waktu kuliah? Ah, betapa relatifnya sebuah jurusan kuliah…
Khawatir prospek jurusanmu kurang menjanjikan?
Nah, ini juga yang perlu kakak sampaikan. Jangan mengambil jurusan HANYA karena jurusan itu prospek kerjanya bakalan bagus kedepannya. Era digital sekarang ini, semuanya berubah dengan cepat, dek. Jangan pernah terbelenggu oleh pemikiran, kalau kita ambil jurusan ini, kita harus memilih pekerjaan ini.
Ayah kita pernah cerita kan, kalau dulu waktu zamannya ayah, orang yang saat SMA jurusannya IPA lebih punya ‘masa depan’ dari pada yang jurusannya ‘IPS’. Dulu, orang yang menjadi tentara/ABRI, bisa menjadi apa saja dan prospek kerjanya bagus.
Waktu berjalan. Tahun 1990an, orang yang menjadi insinyur, prospek kerjanya paling bagus. Tahun 2000an, orang yang jago computer, prospek kerjanya bagus sekali. Sekarang, orang yang jago internet marketing, penghasilannya bahkan bisa mengalahkan besarnya gaji presiden.
Nah, maka dari itu, saat memilih jurusan, tidak usah pusing pusing memikirkan kamu nanti akan kerja dimana, atau bahkan mau bisnis apa, hiduplah dengan fleksible. Seiring berjalannya waktu, kita akan semakin memahami diri sendiri, pekerjaan apa yang cocok dengan kita.
Yah, sambil jalan, kamu nanti akan paham sendiri akan hal ini…
Antara Dosen, IPK, dan Teman
Kakak termasuk orang yang memiliki pemahaman begini :
Mahasiswa yang punya teman banyak, lebih punya masa depan dari pada mahasiswa yang punya nilai ipk yang baik.Bukannya kakak anti dengan rajin kuliah, ipk tinggi. Rajin kuliah dan IPK tinggi itu justru bukti kalau kita serius kuliah dan bertanggungjawab. Untuk hal ini kakak mohon maaf yang sangat besar, karena kakak memang bukan teladan yang tepat.
Tapi kakak ingin menyampaikan satu hal, berdasarkan pengalaman dan cerita dari teman-teman kakak yang sekarang sudah lulus, link dan jaringan pertemanan yang mereka bangun saat kuliah, jauh lebih bisa menolong daripada nilai IPK di ijazah sarjana mereka. Berdasarkan pengamatan, 80% link yang kita bangun saat kuliah berasal dari organsasi yang kita ikuti.
Ya, saat kamu kuliah nanti, jangan hilangkan kegemaranmu berorganisasi. Jujur saja, kakak dari dulu lebih suka mendengar kabar kamu aktif di organisasi daripada nilai-nilai bagusmu. Apalagi kabar saat kamu menjadi ketua OSIS waktu SMP. Dan menjadi komandan upacara 17 Agustus waktu SMA. Oiya, mungkin kamu belum tahu.
Kamu sendiri udah paham kan kalau ayah kita itu pendiam dan terkesan kurang perhatian dengan kita? Jangan salah, ayah pernah curhat ke kakak, kalau ayah itu sangat bangga denganmu dek.. Aktif di organisasi, jadi ketua OSIS, mau tinggal di pesantren, bahkan jadi pengurus pesantren, ayah sangat bangga akan hal itu. Makanya, ayah jarang marah kalau lihat nilai sekolahmu kurang memuaskan.
Teruslah berorganisasi. Bertemanlah dengan siapapun, dimanapun. Sekalipun dia orangnya tidak pintar dan miskin. Ini akan sangat menguntungkan buatmu nantinya. Salah satu dosen UGM, Pak Made Andi Arsana pernah menyampaikan pesan di twitternya begini, dek..
Mahasiswa pinter, jangan remehkan mahasiswa yang kurang pintar. 6 thn lagi dia datang ngasih proyek seperti minta tolong bikin PR. Bedanya,dia tanya “berapa?”Kembali ke laptop, selain menjadi salah satu tempat pelarian saat kamu jenuh dengan rutinitas kuliah dan tugas, dengan berorganisasi kamu bisa mengasah soft dan hard skill kamu, dan kamu menjadi makin paham “Siapa aku?”.
Selain meningkatkan skill, kamu bisa membangun networking baik dengan teman-teman lintas jurusan, petinggi kampus, maupun masyarakat. Bahkan bonusnya, jerih payah teman-teman dihargai dengan beasiswa. Tentu yang memenuhi persyaratan.
Resiko aktif di organisasi?
Biasanya kuliah jadi kurang fokus dan kerepotan mengatur waktu. Nggak apa-apa, kesulitan mengatur waktu adalah hal wajar yang dialami oleh semua orang.
Gak usah berkecil hati hanya karena tidak bisa kuliah di kampus favorit.
Perlu kakak sampaikan disini juga, salah satu keuntungan bisa kuliah di kampus yang bukan favorit, adalah jadwal kuliah yang tidak padat dan jumlah tugas yang tidak begitu berat. Jadi, kamu bisa sedikit lebih leluasa untuk beraktivitas selain kuliah, seperti berorganisasi dan magang kerja.
Ketika kampus lebih berfungsi sebagai ‘penyedia ruang dan ijazah’ maka kita harus usaha mendalami passion kita. Salah satunya lewat magang kerja. Sekarang banyak sekali perusahaan yang buka lowongan magang buat mahasiswa.
Makin banyak kamu magang, makin luas pengetahuanmu tentang bidang yang kamu tekuni, dan makin banyak list pengalaman yang akan melengkapi CV kamu, dek. Kamu ingin mendalami dunia pariwisata, kamu bisa magang kerja dengan menjadi guide, dan jalan-jalan.
Ya. Kakak kira itu dulu. Apapun yang kakak sampaikan disini, semuanya kembali kepadamu. Kamulah yang akan menjalaninya. Kakak menulis ini panjang lebar karena kakak ingin sekali kamu bisa lebih baik dari kakak. Di ulang tahunmu ini, Kakak ingin kamu tidak mengulangi kesalahan kakakmu ini.
Waktu kakak umur 18 tahun, kakak terlalu banyak membuang-buang waktu. Kakak dulu terlalu banyak membuang waktu karena kakak masih bingung ‘Siapa aku’… Waktu itu, kakak belum sadar betul kakakmu ini siapa, ingin menjadi apa, dan segala macamnya. Sekarang kaka bersyukur sudah mulai menemukan siapa kaka sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya, dan bagaimana cara kakak bisa berkarya, minimal untuk diri kakak sendiri.
Semoga di 18 tahun kamu ini dek, kamu segera menemukan “Siapa Aku” dalam dirimu.
Selamat ulang tahun ke 18, dek…
Selamat lulus SMA..
Yogyakarta, 22 Maret 2014
Kakakmu,
Rizqi Akbarsyah