Universitas di India menawarkan program studi dari berbagai disiplin ilmu. Program studi yang paling berkembang dan diminati oleh masyaraka...
Universitas di India menawarkan program studi dari berbagai disiplin ilmu. Program studi yang paling berkembang dan diminati oleh masyarakat India sendiri adalah Engineering atau di Indonesia disebut jurusan Teknik. Kurikulum yang mereka tawarkan pun sudah dirancang agar cocok dengan kurikulum yang digunakan di universitas-universitas lainnya di dunia, untuk keperluan melanjutkan studi misalnya. Jurusan-jurusan lain juga sama, disesuaikan dengan kurikulum universitas-universitas lainnya (terutama di Inggris) oleh University Grants Commission dan All Indian Universities.
Program studi ditawarkan bagi semua tingkatan (dari Undergraduate sampai level Doctorate). Namun ada juga universitas, seperti Jawaharlal Nehru University atau University of Hyderabad (nama lainnya adalah Hyderabad Central University), yang hanya menyediakan program studi untuk Masters dan Doctorate. Mereka menginginkan unversitas yang terfokus pada riset, sehingga hanya membuka kursi untuk program Master dan setelahnya.
Biaya Studi
Biaya studi pada universitas-universitas diatas relatif murah. Akan tetapi cukup bervariasi dari satu universitas ke universitas lainnya. Misalkan kita melihat pada Jawaharlal Nehru University (JNU). Biaya kuliah di JNU dipatok rata dengan harga US$ 500 per tahun untuk semua program sosial dan US$ 750 untuk program sains, dari tingkat Masters sampai Ph.D (JNU juga membuka beberapa program studi Undergraduate untuk bahasa saja). Untuk Hyderabad Central University (HCU), biaya kuliah berkisar antara US$ 1000 sampai US$ 1800 per tahunnya. HCU lebih dikenal sebagai universitas yang spesifik ke bidang sains, sedangkan JNU untuk ilmu sosialnya.
Biaya kuliah di Delhi University adalah Rs. 7000 / tahun untuk program BA, dan Rs. 13000 untuk M.A. dan biaya masuknya adalah 200, 300 dan 500 US Dollar untuk S1, S2 dan S3. Ini bisa bervariasi untuk tiap jurusan dan fakultas. Berbeda lagi di Aligarh Muslim University yang biayanya jauh lebih murah, yaitu untuk program B.A. biayanya adalah 1000 USD untuk belajar selama 3 tahun (sampai selesai). Osmania Universitas menarik biaya sekitar 250-600 USD per tahun untuk program S1 dan S2 kecuali program engineering.
Biaya paling tinggi hanya di Anna University, Chennai. Hal ini dikarenakan mereka fokus pada bidang engineering. Anna University menjadi salah satu kampus favorit untuk jurusan-jurusan Technology dan Engineering. Biaya yang harus kita bayar berkisar antara US$ 6000 sampai dengan US$ 9000 per tahunnya untuk program Undergraduate sampai Ph.D., dan merupakan yang termahal diantara universitas-universitas lainnya yang tercantum dalam daftar. Sangat kontras dengan Banaras Hindu University yang biaya kuliahnya hanya sekitar Rs.1800 per tahunnya (sekitar Rp.400.000).
Namun pada dasarnya, biaya yang dikenakan kepada mahasiswa asing memang ditinggikan. Untuk mahasiswa India sendiri, tarif yang harus dibayarkan jauh dibawah tarif untuk mahasiswa internasional. Pemerintah memberikan subsidi kepada setiap universitas, yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam negeri dan agar pendidikan dapat dijangkau semua kalangan masyarakat. Jawaharlal Nehru hanya meminta sekitar Rs.300 per tahunnya kepada setiap mahasiswa India, atau sekitar Rp.60.000 per tahun. Biaya yang sangat murah, yang sampai saat ini belum bisa ditiru oleh Indonesia.
BUKU di INDIA
Buku sangat diperlukan untuk menunjang kuliah dan juga pengembangan diri kita. Untuk urusan kuliah, memang ada perpustakaan kampus untuk meminjam. Jadi kita tidak harus membeli buku sendiri. Namun terkadang meminjam tidak cukup untuk beberapa mahasiswa. Sebagian lebih memilih membeli buku sendiri, selain mungkin karena referensi yang mereka butuhkan tidak tersedia di perpustakaan, juga karena bagi sebagian orang membaca buku milik sendiri lebih menyenangkan. Mereka akan memilih membeli sendiri, tentu jika harga buku tersebut masih terjangkau kantong.
Untuk buku di India, penerbit-penerbit disana banyak melakukan kerjasama dengan penerbit ternama di Amerika dan Inggris seperti Oxford Press dan McGraw-Hill Companies, New York. Salah satu penerbit adalah perusahaan multinasional Tata Group. Tata Group bergerak tidak hanya pada produksi automobile dengan mobil termurah di dunia-nya, Tata Nano, tetapi juga bergerak di bidang pendidikan. Mereka menjalin kerjasama dengan McGraw-Hill sejak tahun 1970, dan memiliki tempat penerbitan sendiri di India. Dengan ini, harga buku dari McGraw-Hill akan menjadi lebih murah karena diproduksi secara lokal. Penerbit McGraw Hill di India dinamakan Tata McGraw-Hill.
Tidak hanya menjadikan buku tersebut murah untuk dijual di India, tetapi juga menjadi murah hanya untuk India. Umumnya, buku yang mereka, Tata McGraw-Hill, terbitkan adalah buku khusus berbasis kawasan, dalam arti, buku tersebut hanya bisa dijual di kawasan India (atau biasanya juga ditambah dengan Bhutan, Sri Lanka, Bangladesh dan Nepal). Ini akan sangat membantu mahasiswa ketika mereka harus membeli text book sendiri, jika mungkin perpustakaan kampus tidak menyediakan buku yang harus mereka baca untuk referensi kuliah. Untuk Oxford Press, umumnya yang menjalin kerjasama adalah universitas itu sendiri. Universitas di India mengadakan perjanjian dengan Oxford Press di Inggris, dan mendapatkan izin untuk mencetak ulang buku-buku Oxford Press di India, yang kemudian dapat dijual dengan harga yang lebih murah.
Dengan beberapa kerjasama diatas, dan juga banyak kerjasama lainnya, akan menjadi keuntungan bagi para mahasiswa yang kuliah di India. Mereka bisa mendapatkan buku-buku Inggris atau Amerika dengan harga India. Tentunya, isi juga tidak berbeda dengan cetakan McGraw Hill yang asli, karena telah diadakan kerjasama diantara keduanya.
Toko Buku di India
Ada beberapa toko buku di India yang sering menjadi tempat para mahasiswa membeli buku, terutama buku-buku non-akademik, seperti novel dan buku-buku suplemen diluar kuliah. Toko-toko buku yang terkenal adalah Landmark, The Book Point, Crossword dan Odyssey. Toko-toko tersebut menjual berbagai jenis buku, dari buku-buku kuliah, novel, buku suplemen, dan lainnya. Empat toko buku ini cukup lengkap, dan bisa dijadikan tempat membeli referensi-referensi untuk suplemen dan buku-buku jenis lainnya.
Tetapi, untuk membeli buku-buku kuliah, mahasiswa jarang yang pergi ke Crossword atau Odyssey. Banyak terdapat toko-toko buku murah, seperti di Kwitang kalau di Jakarta atau di Jalan Cik Di Tiro di Jogjakarta, yang menjadi sasaran mahasiswa. Mereka menjual bukan hanya buku baru, tapi juga buku-buku secondhand yang kondisinya masih baik. Setiap kota di India rata-rata memiliki pusat-pusat penjualan buku seperti itu. Di Hyderabad misalnya, kawasan Kothi dan Abids Road. Penjual buku disana menyediakan buku-buku baru dengan harga miring, dan juga menjual buku bekas. Di Delhi bahkan terdapat pusat penjualan buku yang harganya luar biasa murah, yaitu di sepanjang jalan di kawasan Jama’ Masjid. Buku yang dijual disini rata-rata bekas tetapi dalam kondisi baik. Buku kuliah bekas ada yang harganya Rs. 25 per buku, atau sekitar Rp. 5.000.
Namun, penjual di Jama Masjid hanya buka pada hari Minggu, sepanjang hari. Jadi, ketika kita sedang longgar, bisa berkunjung ke Jama Masjid dan menghabiskan sepanjang hari mencari buku-buku berkualias disana, dan pastinya dengan harga miring. Di kota-kota lainnya juga terdapat tempat yang sama seperti M.G. Road di Bangalore dan Sudder Street di Kolkata.