India terbagi atas 28 negara bagian dan 7 union territory . Hampir setiap negara bagian mempunyai Bahasa mereka sendiri sebagai komunikasi ...
India terbagi atas 28 negara bagian dan 7 union territory. Hampir setiap negara bagian mempunyai Bahasa mereka sendiri sebagai komunikasi sehari-hari. Namun, di dalam konstitusi India sendiri, Bahasa resmi yang tercatat hanya 22 Bahasa, yaitu:
Penguasaan bahasa lokal memiliki kepentingan tersendiri dan sangat dianjurkan untuk menguasainya dalam beberapa waktu. Ini berguna untuk kehidupan kita sehari-hari, misalnya ketika kita melakukan tawar-menawar, atau juga menawar autorickshaw (di Indonesia disebut “Bajaj”. Nama kendaraan tersebut adalah autorickshaw atau disingkat menjadi “auto” saja, diadaptasi dari rickshaw di China, tetapi dengan menggunakan mesin. Bajaj hanyalah salah satu perusahaan produsen autorickshaw). Selain karena mungkin ada beberapa penjual atau supir autorickshaw yang tidak berbahasa Inggris, juga karena menawar dengan bahasa lokal terkadang memberikan keuntungan, yaitu kita dianggap orang lokal dan diberi harga yang lebih murah.
Selain penguasaan bahasa lokal (Telugu untuk Hyderabad misalnya atau Marathi di Mumbai), bisa juga kita sebatas menguasai bahasa Hindi untuk percakapan-percakapan sederhana, seperti untuk tawar-menawar tadi. Bahasa Hindi dianggap salah satu bahasa yang mewakili India dan dikuasi oleh banyak orang di India.
1. Bahasa Hindi
Bahasa Hindi merupakan bahasa Nasional utama yang digunakan di India. Hampir seluruh wilayah di India menggunakan bahasa tersebut, ibarat Bahasa Indonesia di Indonesia. Tetapi tidak sedikit masyarakat, khususnya yang kurang berpendidikan dan yang sudah tua, tidak bisa menggunakan bahasa Hindi.
Untuk tingkat kenegaraan, bahasa Hindi digunakan untuk acara formal kenegaraan. Sidang di Parlemen, rapat Menteri, semua menggunakan bahasa Hindi. Bahasa Inggris jarang sekali digunakan untuk acara-acara semacam itu.
2. Bahasa Inggris
Bahasa Inggris sudah mulai masuk ke India pada awal tahun 1600-an, ketika East India Company milik Inggris masuk ke India dari kawasan pantai Selatan India. Sejak saat itu pula masyarakat India sudah memulai penggunaan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dan berdagang. Dikarenakan lebih dari tiga abad lamanya masyarakat menggunakan bahasa tersebut, akhirnya budaya mereka menjadikan mereka terbiasa dengan bahasa tersebut, dan memasukkannya sebagai salah satu official language selain bahasa Hindi (bahasa nasional).
Lebih dari 33 persen (sekitar 350 juta) masyarakat India menguasai Bahasa Inggris. Bahasa Inggris terutama digunakan oleh masyarakat akademik. Sejak tingkat Lower Kindergarten sampai dengan tingkat Doktorat, pendidikan di India sudah berbahasa Inggris. Jika kita pertama kali masuk ke India lewat bandara, rata-rata orang-orang disana bercakap dengan bahasa Inggris. Ini karena bahasa Inggris dianggap sebagai bahasa akademik, bahasa pendidikan. Masyarakat yang berpendidikan biasanya lebih memilih menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa lokal atau bahasa Hindi.
Bahasa Inggris India
Awal-awal kuliah di India dulu, kami pernah berkunjung ke Bangalore University untuk suatu hal. Disana, kami menemui kesulitan untuk menemukan seseorang, sehingga kami bertanya pada staff universitas. Terlepas dari kata-kata lainnya, kami bingung dengan satu kata, yaitu ketika dia mengatakan suatu kata yang berbunyi “dewlapmen”. Ketika kami bertanya lagi, tetap jawaban dia seperti itu. Kami-pun pergi mencari tanpa mengerti maksud dari kata tersebut.
Setelah beberapa saat mencari, kami menemukan sebuah ruangan dengan papan bertuliskan “Development Section”. Ternyata, kami baru menyadari bahwa staff tadi bermaksud mengatakan “development”.
Bahasa Inggris di India memang biasa. Namun, mereka memiliki aksen tersendiri, yang kadang susah untuk ditangkap. Selain bicara mereka yang begitu cepat, aksen mereka sangat jarang di dengar di Indonesia. Contohnya adalah kejadian di Bangalore University tadi, masyarakat India sangat jarang yang bisa dengan sempurna menyebut huruh “v”. Huruf “v” akan cenderung menjadi “w”, dan kita terkadang bingung walaupun perbedaan hanya satu huruf. Misal, “dewlapmen” tadi, atau ketika mereka bermaksud mengatakan “positive”, bunyinya akan menjadi “posidiw”.
Ada juga hal lain yang orang India sering gunakan, yaitu “na” diakhir pertanyaan, tidak dengan kata “right” atau “eh” misalnya. Contohnya, umumnya kita mendengar “there’s no college tomorrow, eh?” atau “there’s no college tomorrow, right?”, tapi “there’s no college tomorrow, na?”
Kata “na” diakhir pertanyaan adalah identitas bahasa Inggris India. Mereka terbiasa dengan “na” yang mereka gunakan dalam bahasa India. Contoh lainnya, mereka kadang salah dalam grammar atau tata bahasa. Wajar untuk negara yang masih menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Contohnya:
“You have completed your project?”
Maksud dari pertanyaan tersebut adalah menanyakan bahwa apakah kita sudah menyelesaikan tugas atau belum. Namun, jika kita artikan, pertanyaan mereka justru akan menjadi sebuah pernyataan bahwa mereka mengatakan kita sudah menyelesaikan tugas. Kalimat aslinya seharusnya:
“Have you completed your project?”
Namun ketika kita sudah beberapa lama tinggal bersama mereka, kita juga akan mengerti apa maksud mereka, dan justru bahasa Inggris kita akan semakin meningkat karena terus kita gunakan untuk interaksi. Contoh lain:
“You are lying, isn’t it?” ketika seharusnya “You are lying, aren’t you?”
Atau mereka menambahkan kata “only” pada kalimat, seperti:
“That ball is mine only” dengan maksud mengatakan “That ball is mine.”
Mungkin bagi Kamu yang baru datang di India, aksen cara bicara orang-orang India akan membuat kamu ketawa. Terkadang memang terkesan lucu. Tapi bagaimanapun juga hal itu sangatlah wajar.
Bahasa Inggris warga India terpengaruh oleh budaya bahasa mereka sendiri. Seperti pada penggunaan “na” diakhir pertanyaan. Selain itu, mereka juga akan mengatakan kalimat tersebut dalam aksen khas mereka, sehingga kadang kita sulit mengerti. Namun, dalam beberapa bulan tinggal, kita akan terbiasa.