Pandangan masyarakat tentang alasan kuliah di luar negeri tentu saja beragam. Ada yang motivasinya untuk mencari tantangan atau suasana bar...
Pandangan masyarakat tentang alasan kuliah di luar negeri tentu saja beragam. Ada yang motivasinya untuk mencari tantangan atau suasana baru, ada yang karena kualitas pendidikan di dalam negeri kurang memuaskan, ada yang karena gengsi, dan tidak sedikit pula yang kuliah di luar negeri karena cita-cita memperbaiki diri dan Indonesia kedepannya.
Entah apapun itu motivasinya, belajar di luar negeri banyak sekali manfaatnya. Kuliah di luar negeri, jika perlu, menjadi sebuah keharusan. Mengapa harus?
Setiap mahasiswa harus punya pengalaman belajar di luar negeri. Jika tidak bisa kuliah di luar negeri, setidaknya pernah exchange ke luar negeri, atau minimal pernah jalan-jalan keluar negeri. Tanpa bepergian ke luar negeri, seringkali mahasiswa akan kesepian, kurang open mind, dan terkurung dalam kesempitan. Jika sudah begitu, mereka seringkali hanya terjebak dengan rutinitas kuliah di kampus, sesekali melakukan demo dan tak pernah keluar negeri sekalipun. Jangankan ke luar negeri, tahu harga tiket pesawat saja tidak.
Kuliah di luar negeri bisa membukakan sejuta kesempatan untuk maju.
Dari 100 mahasiswa Indonesia di luar negeri yang kami interview, 95% dari mereka mengatakan bahwa mereka mendapatkan sesuatu yang tidak terbayangkan, pengetahuan, teknologi, keanekaragaman budaya, kemandirian, dan masih banyak sekali yang mereka pelajari. Mereka yang bisa bepergian ke luar negeri merasa terbuka mata dan pikirannya. Mereka membawa segudang pengalaman, cerita, teman, ilmu, dan foto yang ternyata sangat membentuk visi mereka ke depan.
Kuliah di luar negeri juga akan memperkaya wawasan kita tentang menghargai perbedaan, baik dari segi budaya, karakter masyarakat, pengetahuan, iklim dan sebagainya.
Di Jepang, kita akan menjumpai atmosfer berkompetisi yang sangat tinggi. Di Kanada, kita akan menjumpai suhu dan cuaca yang dinginnya bisa mencapai -40 derajat celsius. Di Rusia, kita akan menjumpai orang-orang Rusia yang dingin dan sama sekali tidak ramah. Di Inggris, kita akan menjumpai atmosfer dan euforia penggila sepakbola liga Inggris yang sangat kental disana.
Di Selandia Baru dan Irlandia, kita akan menjumpai banyak sekali pemandangan alam yang menakjubkan. Di Arab Saudi, kita akan menjumpai kekayaan negara Arab sampai bisa menggratiskan kuliah di negara tersebut. Bukan hanya gratis, semua mahasiswa di Arab Saudi juga mendapatkan uang saku yang sangat lumayan. Di Mesir, kita akan menjumpai sistem perkuliahan yang mengutamakan kesadaran diri untuk belajar mandiri. Ada kampus di Mesir yang tidak mewajibkan mahasiswanya untuk menghadiri kelas, yang penting ikut ujian dan bisa lulus.
Kita akan menemukan berbagai kebudayaan dan persaingan yang sangat kompleks di Amerika Serikat. Di China, kita akan bertemu dengan orang-orang China yang gaya bicaranya seperti orang marah; cepat dan keras. Di Perancis, kita akan bertemu dengan orang-orang Perancis yang sangat bangga dengan bahasa mereka. Masih banyak sekali kebudayaan negara lain yang akan kita jumpai jika bisa kuliah di luar negeri. Di Jerman, Swiss, Austria, India, Korea, Taiwan, Singapore, Australia, Turki, Malaysia, Thailand, dan Sudan.
Berikut adalah salah satu kutipan dari Imam Syafi’i tentang pentingnya menuntut ilmu sejauh yang kita bisa.
Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman.Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang.Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan.Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan.Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang.Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa.Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran.Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam,tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang.Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.
Namun, peribahasa “ono rupo, ono rego” sepertinya berlaku disini. Dengan besarnya potensi yang ditawarkan, dan kualitas pendidikan yang baik, ternyata banyak hal yang harus diperjuangkan untuk kuliah di luar negeri. Berikut ini adalah kumpulan tips buat kamu yang ingin kuliah di luar negeri :
Luruskan Niat dan Tentukan Jurusan
Sebelum Kamu jauh-jauh membaca tips yang lain, tanyakan dulu pada hati nurani Kamu pertanyaan berikut ini. “Aku kuliah di luar negeri mau ngapain? Mau belajar apa?”. Kalau kuliah di luar negeri hanya untuk gengsi saja, lebih baik tidak usah karena hal itu akan sangat merepotkan kamu ketika dipertengahan masa kuliah. Lebih merugikan lagi dari segi keuangan. Sudah bayar mahal-mahal, tapi hanya untuk gengsi doang.
Kemudian ini juga penting. Para mahasiswa yang kami interview berpesan sebelum memutuskan untuk kuliah di luar negeri, putuskan dulu ingin belajar apa di luar negeri. Caranya adalah dengan mengenali diri sendiri. Apa bakat dan minat kita, dan ilmu apa yang kita ingin perdalami. Kemudian, pastikan juga ilmu yang kita pelajari di luar negeri itu nantinya bisa diaplikasikan di Indonesia bagi yang ingin berkarir di Indonesia.
Setelah jurusannya sudah kamu tentukan, berikutnya adalah membuat list daftar universitas di berbagai negara yang ada mata kuliah yang ingin kamu pelajari. Setelah ketemu, cari tahu segala macam informasi dari A sampai Z tentang kampus tersebut, biaya hidup, beasiswa, dan segala macamnya.
Kalau sudah ketemu sama kampus yang tepat, biasanya hal pertama yang kita pikirkan adalah biaya kuliah dan biaya hidup di negara itu.
Biaya Hidup dan Biaya Kuliah
Salah satu faktor yang paling klasik adalah faktor biaya. Gambaran tentang kuliah di luar negeri adalah mahal dan jauh di atas kemampuan kita. Untuk beasiswa, hanya segelintir kuota yang ditawarkan, karena porsi yang ditawarkan setiap negara di luar negeri juga hanya puluhan di setiap tahunnya.
Untuk factor biaya ini, memang harus kita akui bahwa kuliah di luar negeri itu mayoritas lebih mahal dari biaya kuliah di Indonesia. Bahkan di beberapa pusat kota di Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang, rata-rata biaya hidup di negara tersebut bisa mencapai rata-rata 8-10 juta per bulan. Hal ini tentu sangat bisa menciutkan nyali mereka yang ingin study di luar negeri, terutama 3 negara tersebut.
Namun, jika kamu bisa lebih detail lagi, sebenarnya persoalan besar seperti biaya ini bisa kita pecahkan. Seperti misalnya, tentang biaya hidup di Jepang atau di Amerika Serikat yang sangat tinggi. Tentu saja tinggi. Tapi Kamu juga jangan lupa kalau di negara tersebut gaji atau upah tenaga kerja di negara tersebut juga tinggi. Jangan pernah membandingkan biaya hidup di luar negeri dengan jumlah gaji kita di Indonesia, karena hal itu adalah sesuatu yang tidak relevan.
Jika kamu memang sangat berminat untuk kuliah di luar negeri tapi terkendala biaya, Kamu bisa memakai senjata lain untuk mengatasi hal ini. Tidak lain dan tidak bukan adalah kuliah dengan beasiswa. Kamu boleh lemah di bidang ekonomi, tapi kamu harus kuat di bidang yang lain, misalnya akademik atau bakat.
Dengan beasiswa, otomatis itu sangat membantu kamu untuk lebih bisa konsentrasi belajar karena pada umumnya beasiswa itu sudah mencover seluruh biaya hidup kamu. Bahkan di Arab Saudi, kuliahnya gratis dan semua mahasiswa internasional mendapatkan uang saku setiap bulannya.
Kecuali di beberapa negara seperti di Rusia, yang beasiswanya hanya untuk biaya kuliah saja, tidak termasuk biaya akomodasi, makan, dan transportasi. Ya, setiap negara memang berbeda-beda untuk sistem beasiswanya. Tugas kamu adalah mencari lebih detail untuk negara tujuan kamu kuliah.
Namun, perlu dijelaskan disini, fokuslah untuk bisa diterima di sekolah yang baik, bukan mendapatkan beasiswanya. Dari sekolah atau universitas yang berkualitas tersebut kamu bisa minta bantuan pendanaan baik dari universitasnya langsung, pemerintah, maupun lembaga internasionalnya. Ilmu yang kamu dapat juga kemungkinan lebih baik jika kamu kuliah di universitas unggulan.
Kalau kita fokus pada beasiswa, kita jadi mengkompromikan kualitas pendidikan tempat kita kuliah nanti. Kita bisa saja untuk memilih kampus yang kualitasnya buruk karena himbauan atau bahkan larangan si pemberi beasiswa. Kemudian, aturan-aturan yang ada di pihak si pemberi beasiswa juga terkadang banyak yang berseberangan dengan apa yang ada di kampus tempat kita akan kuliah.
Banyak sekali orang yang lupa bahwa dalam proses persiapan kuliah di luar negeri, tujuan utama seharusnya bisa kuliah di kampus yang sebaik mungkin. Beasiswa hanyalah salah satu alat yang memungkinkan kita untuk kuliah.