Mayarakat India dikenal oleh para mahasiswa dan masyarakat Indonesia di India sebagai masyarakat yang majemuk. Jumlah populasi mereka yang ...
Mayarakat India dikenal oleh para mahasiswa dan masyarakat Indonesia di India sebagai masyarakat yang majemuk. Jumlah populasi mereka yang lebih dari 1 milyar, ditambah lagi keberanekaragaman budaya, bahasa dan daerah membuat kita tidak bisa menilai masyarakat India secara sekilas.
Terdapat golongan masyarakat berpendidikan yang ramah, suka menolong, sopan-santun dan berpengetahuan luas. Ada juga masyarakat India yang kurang pintar dalam menempatkan diri dan ingin menang sendiri. Pada intinya, jenis masyarakat yang akan kita temui akan sangat bervariasi tergantung di mana tempat kita berada. Jika kita berjalan di pusat perbelanjaan mewah atau hotel bintang 5, maka orang-orang jenis pertamalah yang akan kita jumpai. Jika kita berkeliaran di pasar-pasar tradisional tempat semua orang bercampur baur, maka Kamu harus sedikit bersabar karena Kamu akan menemukan jenis masyarakat nomor dua. Posisi kita di suatu kota tidak bisa mengatakan bahwa kita berada dalam komunitas orang-orang tertentu, apalagi di kota besar. Pendatang dari seluruh pelosok India selalu memenuhi segala tempat, termasuk tempat kuliah. Pelajari adat istiadat dan perilaku penduduk lokal untuk mengetahuinya.
Secara umum, masyarakat India di selatan bisa dikatakan lebih ramah dan mirip orang Indonesia. Hal ini mungkin dikarenakan struktur geografisnya sudah tidak begitu jauh dengan Indonesia. Sedangkan masyarakat India bagian utara terkenal memiliki egoisme yang lumayan tinggi dikarenakan kebanyakan dari mereka berasal dari bangsa Arya, dan juga berkasta tinggi. Walaupun sistem kasta sudah dihapuskan di India, akan tetapi dalam kegiatan sehari-hari praktiknya kadang masih terjadi.
Contoh saja, kita lihat pengalaman seorang mahasiswa Indonesia di Hyderabad. Suatu hari di Osmania University, mahasiswa ini mendaftarkan diri di Osmania College of Science. Mereka menemui seorang staff. Kebetulan saat itu sedang sibuk, akhirnya dia diminta menunggu. Percakapan mereka kurang lebih seperti ini:
“Wait for five minutes, sir.”
Akhirnya mahasiswa tersebut menunggu. Setelah menunggu lebih dari setengah jam dan merasa tidak dipanggil, dia kembali ke loket dan bertanya perihal pendaftarannya. Lagi dia diminta menunggu.
“Wait for some times, sir.”
Dengan kesal, sang mahasiswa kembali menunggu. Sampai lama sekali, dia menemui lagi staff college tadi. Terakhir, karena jam tutup kantor hampir tiba, dia justru menyuruh mahasiswa tadi untuk datang besok.
“Come tomorrow, sir.”
Dengan kesal akhirnya, dia pulang ke rumahnya. Orang India sering menggampangkan sesuatu, terutama masalah waktu. Dia tidak merasakan tidak enaknya si mahasiswa tadi menunggu. Dia santai, dan merasa sudah melakukan tugasnya sebagaimana mestinya.
Poin yang penting digarisbawahi di sini adalah bahwa kita harus sabar dalam menghadapi orang India. Sikapnya itu ditunjukkan ke banyak orang, bukan khusus kepada kita. Tips untuk masalah ini adalah selalu tekankan dengan tegas kepada semua orang India bahwa urusan yang kita miliki ini sangatlah penting dan mendesak. Dengan demikian, mereka akan mengerjakannya secepat mungkin. Kejadian seperti di atas sering terjadi di institusi milik pemerintah. Jika kita berurusan dengan perusahaan asing atau kantor-kantor swasta, maka sebagian besar dari mereka sudah jauh lebih professional dalam menghadapi kliennya.
Tapi tentu, tidak semua orang India bersifat menyebalkan seperti itu. Masih banyak orang India yang baik hati. Seperti apa yang dialami penulis. Saya sebagai orang asing di India merasa benar-benar dihargai oleh penduduk lokal. Mereka menganggap orang asing sebagai tamu bagi mereka.
Mereka senang bertanya banyak hal tentang Indonesia. Mereka juga menganggap kita sebagai bangsa yang lebih maju dibandingkan India. Presiden pertama kita, Soekarno juga sangat terkenal di kalangan masyarakat India. Banyak dari mereka yang kagum akan kehebatan Soekarno.
Teman-teman India juga sering mengundang kita untuk datang ke rumahnya. Mereka dengan sangat bangga akan memperkenalkan kita ke orangtua dan keluarganya. Keluarganya pun rata-rata sangat ramah. Jadi, mengenai karakter, kita tidak bisa mengambil kesimpulan secara majemuk. Semuanya akan kembali ke masing-masing individu. Seperti di Indonesia, banyak orang baik, tapi yang jahat juga tetap ada.
Mahasiswa Indonesia di India
Pamor India masih kalah oleh negara-negara Eropa atau negara maju di Asia seperti Jepang, Singapura dan Malaysia. Tahun 2012, mahasiswa Indonesia yang tercatat sedang kuliah di India sendiri tidak sebanyak di negara-negara lain seperti Malaysia, Singapura ataupun Mesir. Jumlah mahasiswa Indonesia di India berjumlah kurang lebih 120 orang (yang melapor ke KBRI/PPI). Ada juga beberapa yang belum atau tidak melapor. Oleh karena itu, dianjurkan untuk yang berencana studi di India, untuk melaporkan diri ke KBRI atau PPI India sesampainya di India, demi keamanan bersama. Mereka tersebar di berbagai universitas di seluruh India, diantaranya; Delhi University, Aligarh Muslim University, Jamia Millia Islamia University, Jawaharlal Nehru Univeristy, IIT Roorkee, University of Hyderabad, Osmania University, English and Foreign Language University, Bangalore University, Mysore University, dan universitas lainnya.
Mahasiswa Indonesia mayoritas mengambil program pada bidang studi sosial, seperti English Letters, Islamic Studies, Economics, Political Science dan Psikologi. Tidak sedikit juga mahasiswa yang mengambil program studi non-sosial seperti Bioteknologi, Computer Science dan Computer Application. Jadi bisa dikatakan bahwa jurusan-jurasan serta universitas yang diambil oleh mahasiswa Indonesia sudah sangat variatif.
Sebagai sesama Warga Negara Indonesia, kami terbiasa tetap mempertahankan semua budaya Indonesia. Kita sering mengadakan berbagai kegiatan secara bersama-sama. Mulai dari acara memperingati kemerdekaan Indonesia, perayaan tahun baru, sampai buka puasa bersama. Hal-hal seperti inilah yang membuat kita bisa bernostalgia dengan Indonesia.
Karena jumlah kami yang sedikit juga lah, kami bisa kenal dengan akrab satu sama lain. Setiap libur panjang (biasanya winter holidays) kami berwisata bersama. Hal ini tentu mempererat solidaritas di antara mahasiswa Indonesia di India. Tertarik untuk bergabung ke India?