Kuliah gratis memang menjadi idaman banyak orang. Apalagi kalau bisa kuliah gratis ke luar negeri. Dan ternyata hal itu cukup mudah. Di lua...
Kuliah gratis memang menjadi idaman banyak orang. Apalagi kalau bisa kuliah gratis ke luar negeri. Dan ternyata hal itu cukup mudah. Di luar sana tersedia ribuan jenis beasiswa kuliah yang bisa kamu dapatkan tiap tahunnya.
Pertanyaannya adalah apakah kamu mau dan mampu? Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk memaksimalkan kesempatan kamu untuk mendapatkan beasiswa tersebut.
Berikut ini adalah cara cerdas mendapatkan beasiswa ke luar negeri versi Berkuliah.com :
a. Persiapkan semuanya dengan matang
Satu hal yang paling utama harus dilakukan saat kuliah di luar negeri adalah kemampuan untuk bisa beradaptasi dengan suasana yang baru. Oleh karena itu, persiapan-persiapan yang dapat dilakukan memang harus matang. Ada persiapan yang sifatnya teknis seperti pengurusan dokumen dan berkas-berkas yang diminta oleh perguruan tinggi yang dituju, izin tinggal di luar negeri, membuka rekening bank, mencari tempat tinggal tetap, kebutuhan pribadi (persiapan baju untuk suhu dingin di luar negeri), sampai urusan menemui calon pembimbing.
Ada juga yang sifatnya non-teknis seperti skill bahasa kita, kesiapan mental dengan lingkungan baru, kemampuan mengatur keuangan, dan sebagainya. Hal hal tadi sangatlah penting untuk dipersiapkan jauh-jauh hari supaya kita lebih siap dan lebih percaya diri untuk kemudian bisa mendapatkan beasiswa yang kita impikan.
b. Latihan Berkali-kali
Tidak ada rumus pasti untuk mendapatkan beasiswa. Keberuntungan adalah ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan. Setiap tahun kesempatan mendapatkan beasiswa itu pasti ada. Tinggal kesiapan kita apakah bisa mengambil kesempatan tersebut. Untuk kesiapan secara teknis, sudah kami bahas di bagian sebelumnya. Nah, yang lebih penting adalah kesiapan secara soft skill. Untuk urusan soft skill, cara paling ampuh untuk memastikan kita siap atau tidak adalah dengan latihan berkali-kali.
Misalnya saja tes bahasa, belajar interview, belajar bikin proposal disertasi, dan sebagainya. Jauh-jauh hari sebelum kesempatan itu datang, ada baiknya kita mengalokasikan waktu minimal 3 jam dalam sehari untuk memperdalam keahlian yang diperlukan. Selain itu, kita juga bisa meminta bantuan kepada sahabat, keluarga, teman kampus, bahkan guru atau dosen dengan cara menceritakan impian kita untuk kuliah di luar negeri.
c. Ngobrol dengan orang yang sudah berhasil
Ini adalah salah satu cara paling ampuh dan nggak banyak basa-basi untuk bisa mendapatkan beasiswa. Misalkan kita ingin mendapatkan beasiswa AAS di Australia, langkah pertama yang perlu kita lakukan adalah mencari orang yang sedang kuliah di Australia dengan beasiswa AAS. Dimana kita bisa mencari dan menemukan orang tersebut? Banyak caranya, kita bisa membuka website PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Australia, kemudian kita hubungi pengurusnya. Biasanya di website PPI, ada alamat email yang bisa dihubungi. Atau, kita bisa juga bergabung dengan grup Facebook PPI Dunia. Disitu, ada ribuan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri. Kita bisa melihatnya satu persatu, dan mencari orang yang kuliah di Australia.
Satu hal yang perlu kita perhatikan saat ingin ngobrol dan tanya-tanya tentang beasiswa kepada orang lain, ngobrollah dengan santun dan usahakan sudah punya progress. Maksud kami, sebelum ngobrol atau konsultasi, usahakan kamu sudah punya bahan obrolan, jangan mulai dari nol dengan pertanyaan konyol, “Beasiswa AAS itu apa? Syaratnya apa saja?”
Kami sudah melakukan interview dengan 100 mahasiswa Indonesia yang lagi menempuh kuliah di luar negeri. Mayoritas dari mereka saat ditanya tips mendapatkan beasiswa, jawaban mereka hampir seragam. Cari dulu informasi beasiswa yang dituju sedetail mungkin, kemudian lakukanlah apa yang bisa dilakukan, jika ditengah jalan ada kendala, barulah bisa Tanya-tanya kepada senior yang sudah berhasil. Dengan seperti itu, para senior lebih menghargai dan bisa melihat kalau kita ini serius untuk kuliah di luar negeri.
Kan ada tuh, yang hanya bertanya-tanya doang. Para senior yang kami interview, sebagian besar merasa bosan dan males untuk menjawab pertanyaan yang sangat umum yang sebenarnya bisa dicari di internet.
d. Ngobrol dengan orang yang gagal
Nah, bagian ini juga penting, lho. Ngobrol dengan orang yang pernah mendaftar beasiswa seperti yang kita inginkan, kemudian dia gagal. Orang tersebut bisa jadi akan memberi cara pandang yang berbeda, dan memberi kiat-kiat supaya kita nggak gagal seperti yang dia alami.
Bagaimana caranya menemukan orang yang gagal mendapatkan beasiswa? Gampang. Logikanya begini, anggaplah si A itu orang yang pernah gagal mendapatkan beasiswa. Si A pasti sudah bergabung dengan grup-grup PPI Dunia, atau bahkan lebih spesifiknya lagi, forum online PPI negara yang kamu tuju, seperti misalnya PPI Australia.
Nah, kamu juga ikut gabung di forum tersebut. Kemudian, posting sesuatu di grup tersebut dengan kata-kata seperti ini,
“Permisi, nama saya Adi. Tahun ini saya lulus kuliah S1 (lulus SMA). Saya berencana untuk melanjutkan kuliah di Universitas A, jurusan B. Rencananya juga, saya ingin mendaftar beasiswa AAS. Apakah di grup PPI Australia ini ada yang pernah mendaftar beasiswa AAS dan berhasil? Apakah di grup ini ada juga yang pernah mendaftar beasiswa AAS dan gagal? Kalau ada, saya ingin sekali sharing dan belajar. Terimakasih sebelumnya.”
99% pertanyaan kamu itu pasti dijawab.
Model pertanyaan yang nggak bakal dijawab itu seperti ini, “Permisi, nama saya Adi. Saya ingin kuliah di Australia, ingin dapet beasiswa juga. Apa yang perlu saya persiapkan?” Hehehe. Orang orang di grup tersebut pasti males jawab pertanyaan seperti itu. Pertanyaan seperti itu menunjukkan kalau kita nggak serius, cuma nanya-nanya doang. Atau bahkan nanti kamu bisa di bully dengan pertanyaan seperti itu, hehehe.
e. Persiapan Bahasa Asing
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa bahasa Inggris adalah kunci gerbang kita supaya bisa kuliah di luar negeri. Semua orang juga sepertinya sudah tahu, skor TOEFL dan IELTS adalah syart mutlak yang harus kita miliki kalau ingin kuliah di luar negeri. Pokoknya, tanpa memiliki kemampuan bahasa inggris yang bagus, kita akan sangat kesulitan dan kemungkinan besar kita tidak akan diterima kuliah di luar negeri. Makanya, mempersiapkan bahasa inggris jauh-jauh hari sangatlah penting supaya kita bisa lolos dalam proses seleksi kuliah di luar negeri.
Nah, bagaimana sih caranya agar menguasa bahasa Inggris dengan baik dan cepat? Pada dasarnya ada banyak resep jitu supaya bisa cepat menguasai bahasa Inggris. Namun, semua cara itu akan kembali kepada kita masing-masing. Apakah kita benar-benar mempraktekkannya secara rutin sampai bisa atau hanya hangat-hangat tahi ayam?
Ya, menurut kami, tidak ada cara paling baku bagaimana supaya bisa mendalami bahasa Inggris. Hanya ada satu cara supaya bisa cepat menguasai bahasa Inggris, yaitu kenali kelemahan bahasa Inggris kita, kemudian belajar dengan sungguh-sungguh. Dan usahakan proses belajar bahasa asing ini dikemas dengan fun, tanpa beban, dan nggak mengikat. Hal itu akan menjadikan belajar bahasa asing terasa lebih mudah.
Tidak perlu berkecil hati kalau kemampuan bahasa inggris kamu masih 15%. Di Indonesia ada seseorang yang luar biasa, sebut saja si A. Awalnya kemampuan bahasa Inggrisnya sangat buruk dan nggak begitu pede berbicara bahasa Inggris. Sekarang, ia menjelma menjadi seseorang yang fasih berucap dan terampil dalam menulis berbahasa Inggris. Si A belajar dan berusaha keras.
Apa yang si A lakukan? Dia berlangganan Koran The Jakarta Post setiap hari, padahal bahasa Inggrisnya masih nol besar. Dia membaca The Jakarta Post dengan didampingi kamus. Setiap setengah menit si A membolak balik halaman kamus. Si A bilang, dia tidak menemukan cara yang lebih ampuh dari ini. Jawabannya adalah berjuang dan berusaha. Lebih baik sehari satu kata daripada tidak sama sekali.
Dan, setelah mulai yakin kalau kemampuan bahasa Inggris kita meningkat, langkah selanjutnya adalah mengikuti sertifikasi TOEFL, IELTS dan sejenisnya. Bagaimanapun, sertifikasi itu adalah bukti yang menunjukkan kalau skill bahasa inggris kita bagus.