Pembuatan Curriculum Vitae atau yang lebih dikenal dengan resume memang cukup unik. Kita diharuskan menulis tentang diri kita sendiri. Jika...
Pembuatan Curriculum Vitae atau yang lebih dikenal dengan resume memang cukup unik. Kita diharuskan menulis tentang diri kita sendiri. Jika terlalu sederhana kita akan dicap sebagai orang yang tidak memiliki kompetensi. Tapi jika terlalu bagus kita akan dicap sebagai orang yang sombong.
Sebelum membuat CV kita harus memahami apa yang dicari oleh orang yang membaca CV kita. Dengan memprediksi hal tersebut, kita bisa membuat CV dengan lebih terarah. Apa saja poin-poin penting yang harus kamu persiapkan dalam membuat CV, berikut daftarnya:
1. IPK
Sudah pasti. Ini menjadi poin yang paling mudah terlihat. Karena standardnya cukup jelas. Jika IPK kamu di bawah rata-rata, maka kamu perlu sedikit menjelaskan kenapa hal itu bisa terjadi.
2. Durasi Kuliah
Tidak harus lulus dengan cepat. Tapi jangan sampai kelamaan. Tergantung universitas dan beasiswa yang ingin kita ambil. Kadang ada yang mengajukan syarat maksimal lulus 5 tahun. Lebih dari itu, dicoret. Ada juga yang enggak. Karena, ada beberapa course yang bisa diambil anak S1 justru dengan syarat masih jadi mahasiswa. Resikonya, mereka lulusnya mundur. Tapi alasannya kan keren tuh. Pertukaran pelajar, misalnya. Jadi beberapa beasiswa ga terlalu strict soal durasi.
3. Publikasi Karya Ilmiah
Pemberi beasiswa juga akan mempertimbangkan karya ilmiah apa saja yang sudah kamu publikasikan. Diterbitkan di jurnal mana saja, kapan, dan temanya apa. Hal ini agar mereka bisa melihat seberapa besar minat dan kompetensi kamu di suatu bidang.
Buat yang belum pernah menerbitkan karya ilmiah, mulailah mempelajari bagaimana cara menerbitkan karya ilmiah. Dalam dunia akademisi, memiliki karya yang sudah dipublikasikan adalah nilai tambah yang sangat bagus. Apalagi jika kamu berminat untuk menjadi dosen nantinya. Ini akan menjadi modal yang kuat.
4. Penelitian yang Sedang Dilaksanakan
Tuliskan juga penelitian yang sedang kamu lakukan. Atau program-program sosial yang sedang kamu rintis bersama teman-teman. Ini sangat penting. Terlebih untuk beasiswa yang berdasarkan proyek.
Ada beberapa kasus yang bisa dipelajari, yang menunjukkan pentingnya mencantumkan proyek atau penelitian yang sedang dikerjakan. Misalkan penelitian kita tentang A. Ternyata kampus yang ingin kita tuju tidak punya referensi cukup untuk bidang tersebut. Daripada sudah dapet beasiswa tapi tidak bisa meneliti, lebih baik batal dari awal. Jadi bisa mencari yang lain. Kecuali jika kamu tidak terlalu memprioritaskan penelitian kamu. Yang penting bisa lanjut kuliah.
5. Prestasi Penunjang
Ada beasiswa yang menyukai pelamar yang memiliki prestasi non akademik. Sesuai program yang disediakan. Misal Fulbright. Pelamar yang punya prestasi pernah juara ajang leadership, bikin organisasi, dan sejenisnya lebih disukai. Karena Fulbright emang cari orang yang begitu selesai studi, bisa memberi pengaruh kuat di negara masing-masing.
Bergabunglah dengan organisasi-organisasi sesuai minat kamu. Akan lebih bagus jika kamu menjadi ketua atau pemimpin dari organisasi tersebut. Walaupun organisasi kecil, jika kamu menjadi ketua, itu lebih bagus dibandingkan kamu jadi anggota di organisasi besar.
Sifat kepemimpinan juga bisa kamu tunjukan dari proyek-proyek atau kegiatan sosial yang pernah kamu lakukan. Buat presentasi penunjang (portfolio) dalam bentuk foto, video ataupun website. Ini akan menjadi nilai tambah yang sangat bagus.
6. Arah Minat Kamu
Dari berbagai kegiatan yang kamu miliki, perkembangan arah minat kamu akan terlihat. Apalagi dalam kegiatan-kegiatan tersebut mencamtumkan tahun, jadi perjalanan hidup kamu bisa dilihat. Oh, ini anak awal-awal kuliah sering ikut acara-acara keilmuan. Setelah semester lima, lebih suka travelling.
7. Komitmen
CV kamu nunjukkin kamu pernah ikut proyek-proyek sosial, magang di A dan B, kerja di kantor D sekian bulan. Tentu menjadi pertanyaan. Gimana komitmen kamu di organisasi-organisasi itu. Apakah kamu pindah sebelum tugas kamu selesai? Kenapa? Jika memang itu yang terjadi, sebaiknya kamu jelaskan kenapa hal tersebut bisa terjadi. Berikan alasan yang rasional dan mudah dipahami
8. Kepribadian
Secuil karakter kamu bisa dilihat dari CV kamu. Misalnya beberapa (jangan kebanyakan) bagian dibuat berwarna. Kamu juga bisa memilih tipografi yang elegan. Penyeleksi bisa menilai kamu orang yang cukup artistik. Tampilkan foto standard setengah badan. Jangan pasang foto-foto koleksi pribadimu dengan berbagai pose. Karena hal itu sangat tidak profesional.
9. Kompetensi
Dari hobi kamu, latar belakang pendidikan, kursus yang diikuti, kegiatan yang disukai, penyeleksi bisa menerka apa aja kompetensi kamu. Entah kemampuan di public speaking, mengorganisasi, bergaul, analisis, maupun menulis. Apapun yang kamu pikir sebagai nilai lebih. Tuangkan semuanya ke dalam CV kamu. Tapi semuanya harus dibuat dengan format yang rapi, terstruktur dan mudah dibaca.
10. Relevansi
Semenarik apapun latar belakang kamu, tidak akan bernilai kalo semuanya tidak berhubungan. Katakanlah dari CV, kelihatan kamu aktif banget di lapangan. Rajin bikin gerakan sosial. Tapi, kamu ambil beasiswa yang nuntut kamu lebih banyak riset di dalam lab. Atau kamu jago di engineering, tapi nglamar buat kuliah bisnis. Kalo CV kamu ga ada poin lain yang menarik dan nyambung sama beasiswa yang ditawarkan, kemungkinan kamu lolos kecil.
Itu tadi gambaran singkat apa saja yang kemungkinan besar akan dinilai dari CV kamu. Sekarang, yuk ngobrolin beberapa tips buat bikin CV. Intinya sih jujur dan ringkas. Tidak perlu panjang-panjang . Tidak perlu menulis sampai berbusa-busa apa saja kelebihan kamu, prestasi kamu atau tempat-tempat yang kamu kunjungi,
Buang juga item yang tidak relevan. Tidak perlu bangga-banggain prestasimu di olimpiade matematika kalo kamu daftar buat beasiswa AMK alias Atlet Makan Krupuk. Selain yang tidak relevan, prestasi-prestasi masa kecil juga tidak perlu dicantumkan. Seperti juara makan kerupuk balita tingkat RT. Kalau yang lama masih aja ditulis, penyeleksi bakal mikir. Kamu tidak bisa bikin prestasi lagi setelah itu. Kecuali prestasi itu keren banget dan masih relevan. Ini juga sekaligus ngemotivasi kamu buat selalu bikin kejayaan baru.