Setelah membaca judul tersebut pasti ini sangat menarik untuk dibaca. Siapa yang tidak ingin kuliah gratis di luar negeri tanpa harus mendap...
Setelah membaca judul tersebut pasti ini sangat menarik untuk dibaca. Siapa yang tidak ingin kuliah gratis di luar negeri tanpa harus mendapatkan beasiswa terlebih dahulu. Apalagi di Jerman?
Pemerintah Jerman memang telah mensubsidi Universitas negeri secara keseluruhan. Hal ini dilakukan agar orang–orang di Jerman memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan warga miskin dapat menikmati bangku kuliah. Dengan begitu, mereka dapat memperbaiki kondisi ekonominya. Dan tentunya akan berdampak pada kesejahteraan rakyatnya.
Herawati atau yang biasa dipanggil Hera telah membuktikan bahwa kuliah di Jerman memang gratis. Hera hanya membayar paket semester saja. Dan paket tersebut berupa tiket kereta dan membayar organisasi kampus yang diikuti. Jadi, sebenarnya semuanya benar–benar gratis karena pembayaran tersebut nantinya akan digunakan untuk diri sendiri.
Hera adalah orang asli bogor, datang ke Jerman pada bulan Februari 2012. Kebetulan untuk masuk universitas di Jerman, Hera menggunakan jasa manajemen. Sebuah jasa yang menawarkan untuk mempermudah mencari Universitas tetapi bukan untuk mempermudah masuk ujian universitas.
Kemudahan melalui manajemen adalah Hera tidak perlu mencari kampus dan apartemen. Manajemen juga memberitahu tempat –tempat mana saja yang nantinya akan menjadi tempat tinggalnya. Selain itu, dia juga mendapatkan banyak teman yang akan kuliah di Jerman sebelum berangkat.
Namun untuk melalui manajemen, budget yang dikeluarkan sangat banyak melihat fasilitas yang ditawarkan sangat mempermudah persiapan ke Jerman. Hera mengimbau masih banyak cara untuk bisa kuliah ke Jerman tanpa harus melalui managemen, jadi itu akan lebih hemat. Sebaiknya cari teman–teman yang kuliah di sana. Kalian bisa mencari tahu informasi untuk kuliah di Jerman. Karena banyak sekali informasi yang akan mempermudah untuk berangkat ke Jerman.
Kalau di Jerman, sebelum masuk ke Universitas harus melewati studienkolleg. Program ini sama seperti SMA hanya berbeda bahasa saja dalam penyampaiannya. studienkolleg sendiri terdiri dari M Course, W course dan T course. Tinggal memilih pada bidang apa kalian akan kuliah. W Course untuk anak IPS, M Course untuk kedokteran, T Course untuk anak tekhnik.
Untuk Hera sendiri karena melalui management hanya tinggal mengikuti ujiannya saja dan belajar bahasa Jerman. Jadi dia sudah membayar Student Collage melalui management tersebut. Dan dikasih waktu satu tahun untuk belajar Student Collage baru bisa masuk ke Universitas.
Saat interview ini diadakan, Hera sudah masuk semester 3 di Umwelt-Campus Birkenfeld.
Sebelum ke Jerman, Hera belajar bahasa Jerman dan itu sudah termasuk dalam pembayaran di managementnya. Tetapi ada juga teman Hera yang belajar sendiri dengan guru bahasa Jerman. Jadi tidak perlu membayar mahal. Selain itu juga akan mendapat jaminan dari oper. Kalau Hera harus membayar 8000 euro pada managemen baru bisa berangkat ke Jerman.
Untuk mencari apartemen disana sangat susah karena sesui dengan waiting list. Jadi, kita harus menunggu ada yang keluar baru bisa menyewa aprtemen. Kebetulan, Hera ikut manajemen jadi apartemennya sudah dicarikan dari sananya. Tentang mencari makanan yang halal memang sulit. Tapi, biasanya Hera pergi ke toko berlabel halal di kota besar.
Hanya membutuhkan 45 menit perjalanan untuk sampai dari tempat tinggalnya. Transportasi disana sangat gampang karena Hera mendapatkan tiket kereta dari kampus. Tetapi, untuk kota –kota kecil transportasi sedikit sulit, untuk menunggu bis dan kereta lewat lagi membutuhkan waktu satu jam.
Saat awal datang ke Jerman, Hera kebingungan untuk mencari tempat ibadah. Tapi lama kelamaan Hera terbiasa dengan lingkungan kampus dan kebetulan aprtemennya deket kampus. Jadi Hera tinggal berjalan beberapa menit sudah sampai. Jika sudah waktunya sholat Hera pulang dulu kemudian balik lagi ke kampus.
Meskipun Hera adalah satu–satunya orang Indonesia di kampusnya, tetapi dia memiliki teman muslim dari berbagai negara. Hera dan temannya sering melakukan ibadah bersama. Saat perkuliahan berlangsung biasanya mahasiswa yang ingin keluar ruangan bisa bebas pergi begitu saja tanpa harus meminta izin terlebih dahulu. Dan dosennya pun juga cuek dan tidak melarang. Jadi tidak ada masalah beribadah di jam kuliah.
Soal keramahan, orang Jerman semuanya sama saja seperti di negara manapun, tergantung pada pribadi masing –masing. Namun gaya bicara orang Jerman adalah spontan. Jadi, jika mereka bilang itu jelek ya jelek kalau bilang bagus ya bagus. Mereka juga jarang untuk bercanda atau sekedar basa basi seperti orang Indonesia. Sifat mereka sangat individual seperti bekerja sendiri, jarang mereka untuk mengajak belajar kelompok.
Hera mengaku lebih suka bergaul dengan orang yang tidak murni penduduk Jerman asli. Dia biasa bergaul dengan orang yang setengah Jerman. Untuk berkumpul dengan orang Indonesia sangat jarang sekali. Waktunya lebih banyak dihabiskan dengan teman–teman kampusnya. Jika berkumpulpun biasanya saat pengajian.
Pengalaman buruk yang dialami Hera ketika dinyatakan tidak lulus dalam ujian. Namun itu tidak membuatnya patah semangat. Justru dia malah berkomitmen agar kejadian ini tidak terulang lagi.
Untuk kuliah di Jerman memang susah untuk mendapatkan kata lulus dari dosen. Jadi harus benar–benar niat belajar.
Alasan Hera memilih kuliah di Jerman, selain gratis, adalah sistem pendidikannya yang bagus. Awalnya Hera ingin masuk kedokteran. Namun tidak lulus ujian masuk. Jadi, dia memilih tekhnik industri.
Sudah rahasia umum pendidikan kedokteran dan tekhnik industri di Jerman sangat bagus. Orang-orangnya juga sangat kreatif dan kompeten. Bukan hanya teori yang mereka pelajari, namum kreativitas dan logika mereka juga dirangsang dengan baik. Ketika mendapat tugas mereka tidak ingin hanya mendapatkan dari apa yang dosen sampaikan, tetapi juga keingintahuan yang lebih.
Kesan Hera selama kuliah di Jerman sangat banyak
Hera bisa belajar berbagai bahasa dari teman–temannya. Semakin ingin bersaing dengan mereka. Motivasi dan kreativitasnya sangat terpacu karena tidak ingin tertinggal dari temannya. Bisa berbagi ilmu dan mempelajarinya. Hera juga mengaku dengan memiliki teman dari berbagai negeri akan berdampak baik pada kehidupan ke depannya di dunia kerja. Karena bisa meminta bantuan atau informasi mengenai pekerjaan di sana.
Tips dari Hera untuk kalian sebelum memilih kuliah di Jerman.
Siapkan mental dengan kuat karena untuk mendapat kata lulus memang sangat sulit. Jadikan itu motivasi untuk terus bertahan.
Jangan kaget dengan sifat orang Jerman yang spontan ketika berbicara. Contohnya saja ketika kalian presentasi dengan jelek, mereka akan ngomong langsung bahwa presentasimu sangat jelek. Bangunlah iman yang kuat karena nantinya banyak ajakan yang diharamkan oleh agama Islam, jika kalian beragama Islam.
Kalian pastinya tahu sendiri budaya eropa dengan Indonesia sangat berbeda. Jangan setengah- setengah bila kuliah. Jangan sampai kuliah berhenti ditengah jalan. Pastinya kalian harus mempersiapkan bahasa Jerman.
Pemerintah Jerman memang telah mensubsidi Universitas negeri secara keseluruhan. Hal ini dilakukan agar orang–orang di Jerman memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan warga miskin dapat menikmati bangku kuliah. Dengan begitu, mereka dapat memperbaiki kondisi ekonominya. Dan tentunya akan berdampak pada kesejahteraan rakyatnya.
Herawati atau yang biasa dipanggil Hera telah membuktikan bahwa kuliah di Jerman memang gratis. Hera hanya membayar paket semester saja. Dan paket tersebut berupa tiket kereta dan membayar organisasi kampus yang diikuti. Jadi, sebenarnya semuanya benar–benar gratis karena pembayaran tersebut nantinya akan digunakan untuk diri sendiri.
Image Credit |
Hera adalah orang asli bogor, datang ke Jerman pada bulan Februari 2012. Kebetulan untuk masuk universitas di Jerman, Hera menggunakan jasa manajemen. Sebuah jasa yang menawarkan untuk mempermudah mencari Universitas tetapi bukan untuk mempermudah masuk ujian universitas.
Kemudahan melalui manajemen adalah Hera tidak perlu mencari kampus dan apartemen. Manajemen juga memberitahu tempat –tempat mana saja yang nantinya akan menjadi tempat tinggalnya. Selain itu, dia juga mendapatkan banyak teman yang akan kuliah di Jerman sebelum berangkat.
Namun untuk melalui manajemen, budget yang dikeluarkan sangat banyak melihat fasilitas yang ditawarkan sangat mempermudah persiapan ke Jerman. Hera mengimbau masih banyak cara untuk bisa kuliah ke Jerman tanpa harus melalui managemen, jadi itu akan lebih hemat. Sebaiknya cari teman–teman yang kuliah di sana. Kalian bisa mencari tahu informasi untuk kuliah di Jerman. Karena banyak sekali informasi yang akan mempermudah untuk berangkat ke Jerman.
Kalau di Jerman, sebelum masuk ke Universitas harus melewati studienkolleg. Program ini sama seperti SMA hanya berbeda bahasa saja dalam penyampaiannya. studienkolleg sendiri terdiri dari M Course, W course dan T course. Tinggal memilih pada bidang apa kalian akan kuliah. W Course untuk anak IPS, M Course untuk kedokteran, T Course untuk anak tekhnik.
Untuk Hera sendiri karena melalui management hanya tinggal mengikuti ujiannya saja dan belajar bahasa Jerman. Jadi dia sudah membayar Student Collage melalui management tersebut. Dan dikasih waktu satu tahun untuk belajar Student Collage baru bisa masuk ke Universitas.
Saat interview ini diadakan, Hera sudah masuk semester 3 di Umwelt-Campus Birkenfeld.
Sebelum ke Jerman, Hera belajar bahasa Jerman dan itu sudah termasuk dalam pembayaran di managementnya. Tetapi ada juga teman Hera yang belajar sendiri dengan guru bahasa Jerman. Jadi tidak perlu membayar mahal. Selain itu juga akan mendapat jaminan dari oper. Kalau Hera harus membayar 8000 euro pada managemen baru bisa berangkat ke Jerman.
Untuk mencari apartemen disana sangat susah karena sesui dengan waiting list. Jadi, kita harus menunggu ada yang keluar baru bisa menyewa aprtemen. Kebetulan, Hera ikut manajemen jadi apartemennya sudah dicarikan dari sananya. Tentang mencari makanan yang halal memang sulit. Tapi, biasanya Hera pergi ke toko berlabel halal di kota besar.
Hanya membutuhkan 45 menit perjalanan untuk sampai dari tempat tinggalnya. Transportasi disana sangat gampang karena Hera mendapatkan tiket kereta dari kampus. Tetapi, untuk kota –kota kecil transportasi sedikit sulit, untuk menunggu bis dan kereta lewat lagi membutuhkan waktu satu jam.
Saat awal datang ke Jerman, Hera kebingungan untuk mencari tempat ibadah. Tapi lama kelamaan Hera terbiasa dengan lingkungan kampus dan kebetulan aprtemennya deket kampus. Jadi Hera tinggal berjalan beberapa menit sudah sampai. Jika sudah waktunya sholat Hera pulang dulu kemudian balik lagi ke kampus.
Meskipun Hera adalah satu–satunya orang Indonesia di kampusnya, tetapi dia memiliki teman muslim dari berbagai negara. Hera dan temannya sering melakukan ibadah bersama. Saat perkuliahan berlangsung biasanya mahasiswa yang ingin keluar ruangan bisa bebas pergi begitu saja tanpa harus meminta izin terlebih dahulu. Dan dosennya pun juga cuek dan tidak melarang. Jadi tidak ada masalah beribadah di jam kuliah.
Soal keramahan, orang Jerman semuanya sama saja seperti di negara manapun, tergantung pada pribadi masing –masing. Namun gaya bicara orang Jerman adalah spontan. Jadi, jika mereka bilang itu jelek ya jelek kalau bilang bagus ya bagus. Mereka juga jarang untuk bercanda atau sekedar basa basi seperti orang Indonesia. Sifat mereka sangat individual seperti bekerja sendiri, jarang mereka untuk mengajak belajar kelompok.
Hera mengaku lebih suka bergaul dengan orang yang tidak murni penduduk Jerman asli. Dia biasa bergaul dengan orang yang setengah Jerman. Untuk berkumpul dengan orang Indonesia sangat jarang sekali. Waktunya lebih banyak dihabiskan dengan teman–teman kampusnya. Jika berkumpulpun biasanya saat pengajian.
Pengalaman buruk yang dialami Hera ketika dinyatakan tidak lulus dalam ujian. Namun itu tidak membuatnya patah semangat. Justru dia malah berkomitmen agar kejadian ini tidak terulang lagi.
Untuk kuliah di Jerman memang susah untuk mendapatkan kata lulus dari dosen. Jadi harus benar–benar niat belajar.
Alasan Hera memilih kuliah di Jerman, selain gratis, adalah sistem pendidikannya yang bagus. Awalnya Hera ingin masuk kedokteran. Namun tidak lulus ujian masuk. Jadi, dia memilih tekhnik industri.
Sudah rahasia umum pendidikan kedokteran dan tekhnik industri di Jerman sangat bagus. Orang-orangnya juga sangat kreatif dan kompeten. Bukan hanya teori yang mereka pelajari, namum kreativitas dan logika mereka juga dirangsang dengan baik. Ketika mendapat tugas mereka tidak ingin hanya mendapatkan dari apa yang dosen sampaikan, tetapi juga keingintahuan yang lebih.
Kesan Hera selama kuliah di Jerman sangat banyak
Hera bisa belajar berbagai bahasa dari teman–temannya. Semakin ingin bersaing dengan mereka. Motivasi dan kreativitasnya sangat terpacu karena tidak ingin tertinggal dari temannya. Bisa berbagi ilmu dan mempelajarinya. Hera juga mengaku dengan memiliki teman dari berbagai negeri akan berdampak baik pada kehidupan ke depannya di dunia kerja. Karena bisa meminta bantuan atau informasi mengenai pekerjaan di sana.
Tips dari Hera untuk kalian sebelum memilih kuliah di Jerman.
Siapkan mental dengan kuat karena untuk mendapat kata lulus memang sangat sulit. Jadikan itu motivasi untuk terus bertahan.
Jangan kaget dengan sifat orang Jerman yang spontan ketika berbicara. Contohnya saja ketika kalian presentasi dengan jelek, mereka akan ngomong langsung bahwa presentasimu sangat jelek. Bangunlah iman yang kuat karena nantinya banyak ajakan yang diharamkan oleh agama Islam, jika kalian beragama Islam.
Kalian pastinya tahu sendiri budaya eropa dengan Indonesia sangat berbeda. Jangan setengah- setengah bila kuliah. Jangan sampai kuliah berhenti ditengah jalan. Pastinya kalian harus mempersiapkan bahasa Jerman.