Andre Poernomo berasal dari Temanggung. Ia mulai kuliah di Amerika sejak tahun 2010 akhir. Pertama ia kuliah di San Diego, kemudian pindah k...
Andre Poernomo berasal dari Temanggung. Ia mulai kuliah di Amerika sejak tahun 2010 akhir. Pertama ia kuliah di San Diego, kemudian pindah ke Seattle. Saat ini ia kuliah semester ketiga di jurusan arsitek, Arizona State University. Saat ini Andre masih menempuh semester ketiga karena saat kuliah di tahun pertama ia tidak memenuhi batas nilai dan harus mengulang selama satu tahun.
Satu lagi mahasiswa dari Indonesia, namanya Steven Lie. Steven juga kuliah di Amerika sejak tahun 2010. Awalnya ia kuliah di Community College lalu pindah ke Arizona State University. Ia sudah empat tahun tinggal di Amerika dan saat ini sudah memasuki semester kelima jurusan Computer Engineering System (CES). Dulu ia kuliah jurusan bahasa di Community College, kemudian transfer pendidikan ke Arizona State University. Andre dan Stevan kuliah di Amerika dengan biaya sendiri.
Kuliah di Amerika Serikat
Menurut mereka berdua, perbedaan kuliah di Amerika yang paling terasa adalah kelengkapan fasilitasnya. Koneksi internet di sana sangat cepat, namun tugas-tugas kuliah tidak boleh seenaknya dikerjakan menggunakan sumber-sumber internet karena dapat dianggap melakukan plagiarisme. Tugas-tugas kuliah yang dikerjakan dengan internet harus dilengkapi dengan berbagai riset.
Fasilitas lain adalah adanya perpustakaan yang lengkap dan di kampus tersedia banyak komputer. Di jurusan arsitek terdapat fasilitas canggih seperti laser cutter dan 3D printing. Fasilitas olahraga juga sangat lengkap seperti gym, badminton, voli, basket, futsal, sepak bola dan lain-lain. Berbagai fasilitas olahraga tersebut dapat digunakan secara bongkar pasang sesuai batasan waktu penggunanya.
Persaingan antarmahasiswa sangat ketat di jurusan arsitek Arizona State University. Mahasiswa dengan IPK di posisi 50 teratas baru dapat tersaring untuk melanjutkan perkuliahan selanjutnya. Di jurusan bisnis, untuk meraih gelar BA tidak harus menggunakan tes SAT atau ACT, sementara gelar BS membutuhkan dua tes tersebut atau dengan portfolio. Melalui portfolio, mahasiswa disaring sesuai standar universitas. Jurusan matematika, ilmu alam dan bahasa Inggris juga menggunakan pembatas kelulusan berupa tes SAT atau ACT.
Biaya kuliah
Tips untuk menghemat biaya di Amerika adalah dengan memasak makanan sendiri. Membeli makanan siap saji di luar dapat menghabiskan sekitar $ 7 dan masih ditambah 10% dari harga makanan tersebut untuk biaya tip layanan. Memasak makanan sendiri cuma menghabiskan biaya $ 2 hingga $ 3. Biaya hidup pada tiap kota di Amerika dapat berbeda-beda. Biaya sewa apartemen di kota Phoenix rata-rata $ 700. Sementara di Seattle bisa 50% lebih mahal yaitu sekitar $ 1200. Tren e-commerce di Amerika saat ini adalah situs Amazon yang digunakan untuk jual beli barang di seluruh Amerika dan Craiglist untuk forum pertukaran informasi seperti Kaskus.
Andre bisa kuliah di Amerika karena sebelumnya ia mencari berbagai informasi kuliah di luar negeri lewat agen pendidikan. Agen-agen pendidikan banyak menawarkan layanan gratis dan dapat membantu untuk mempersiapkan berbagai tes dan persyaratan pendaftaran. Beasiswa di Amerika biasanya bisa diajukan saat kuliah apabila IPK di atas 3.5 atau punya prestasi di bidang-bidang tertentu seperti olahraga.
Sebelum kuliah di Amerika, mereka menyarankan agar calon mahasiswa dari Indonesia banyak berlatih bahasa Inggris dengan menonton film dan mendengarkan musik. Kemandirian dan kemampuan beradaptasi juga harus disiapkan karena terdapat berbagai macam culture shock. Sebelum datang ke Amerika sebaiknya mahasiswa baru mencari relasi atau kenalan dulu di sana, sehingga akan ada yang membantu proses awal adaptasi.
Di Amerika ada Persatuan Mahasiswa Indonesia Amerika (PERNIAS) yang mewadahi mahasiswa-mahasiswa Indonesia di masing-masing daerah. Anggota PERNIAS di daerah Phoenix ada sekitar 20-30 orang dengan jumlah mahasiswa S1 yang lebih banyak daripada S2. Biasanya mereka mengadakan acara spring break atau fundraising.
Dengan kuliah di Amerika, mereka berdua merasa banyak belajar budaya lain sehingga pikiran semakin terbuka. Di sana mereka tidak belajar pelajaran saja, tapi juga belajar bersosialisasi dan cara-cara mengatasi masalah. Orang-orang Amerika punya karakter yang sangat menghargai hak asasi tiap orang, bisa menghargai perbedaan dan berpikiran terbuka. Mereka menganggap bahwa semua orang yang tinggal di sana sama-sama warga negara Amerika.
Apabila ada orang Indonesia berbicara bahasa Inggris dengan pengucapan yang salah, mereka tidak pernah mengejek atau sok menggurui. Mereka memberitahu cara pengucapan yang benar dengan mengulangi lagi pengucapan tersebut sehingga kita bisa belajar berbahasa Inggris sambil tetap merasa dihormati.
Mahasiswa di Amerika hanya boleh bekerja di kampus, sehingga persaingan untuk mendapatkan pekerjaan cukup berat karena harus bersaing dengan puluhan ribu mahasiswa Amerika dan internasional. Biasanya di website kampus sudah dijelaskan persyaratan kerja beserta jumlah gajinya. Mahasiswa tidak diperbolehkan kerja full time, hanya boleh part time dalam batas kerja 29 jam per minggu di dalam lingkungan kampus. Apabila ingin bekerja, mahasiswa harus mengurus Social Security Number yang berisi tracking utang, pajak, dan lain-lain.
Itulah tadi wawancara dengan dua mahasiswa Amerika. Persiapan yang paling utama tentunya persiapan bahasa Inggris. Tidak cukup hanya sebatas TOEFL 550 atau IELTS 6 tapi juga harus memiliki kemampuan lain seperti menulis dan berbicara. Semoga tips di atas cukup bermanfaat. Simak wawancara kru berkuliah.com dengan mahasiswa lainnya.
Satu lagi mahasiswa dari Indonesia, namanya Steven Lie. Steven juga kuliah di Amerika sejak tahun 2010. Awalnya ia kuliah di Community College lalu pindah ke Arizona State University. Ia sudah empat tahun tinggal di Amerika dan saat ini sudah memasuki semester kelima jurusan Computer Engineering System (CES). Dulu ia kuliah jurusan bahasa di Community College, kemudian transfer pendidikan ke Arizona State University. Andre dan Stevan kuliah di Amerika dengan biaya sendiri.
Kuliah di Amerika Serikat
Menurut mereka berdua, perbedaan kuliah di Amerika yang paling terasa adalah kelengkapan fasilitasnya. Koneksi internet di sana sangat cepat, namun tugas-tugas kuliah tidak boleh seenaknya dikerjakan menggunakan sumber-sumber internet karena dapat dianggap melakukan plagiarisme. Tugas-tugas kuliah yang dikerjakan dengan internet harus dilengkapi dengan berbagai riset.
Fasilitas lain adalah adanya perpustakaan yang lengkap dan di kampus tersedia banyak komputer. Di jurusan arsitek terdapat fasilitas canggih seperti laser cutter dan 3D printing. Fasilitas olahraga juga sangat lengkap seperti gym, badminton, voli, basket, futsal, sepak bola dan lain-lain. Berbagai fasilitas olahraga tersebut dapat digunakan secara bongkar pasang sesuai batasan waktu penggunanya.
Persaingan antarmahasiswa sangat ketat di jurusan arsitek Arizona State University. Mahasiswa dengan IPK di posisi 50 teratas baru dapat tersaring untuk melanjutkan perkuliahan selanjutnya. Di jurusan bisnis, untuk meraih gelar BA tidak harus menggunakan tes SAT atau ACT, sementara gelar BS membutuhkan dua tes tersebut atau dengan portfolio. Melalui portfolio, mahasiswa disaring sesuai standar universitas. Jurusan matematika, ilmu alam dan bahasa Inggris juga menggunakan pembatas kelulusan berupa tes SAT atau ACT.
Biaya kuliah
Tips untuk menghemat biaya di Amerika adalah dengan memasak makanan sendiri. Membeli makanan siap saji di luar dapat menghabiskan sekitar $ 7 dan masih ditambah 10% dari harga makanan tersebut untuk biaya tip layanan. Memasak makanan sendiri cuma menghabiskan biaya $ 2 hingga $ 3. Biaya hidup pada tiap kota di Amerika dapat berbeda-beda. Biaya sewa apartemen di kota Phoenix rata-rata $ 700. Sementara di Seattle bisa 50% lebih mahal yaitu sekitar $ 1200. Tren e-commerce di Amerika saat ini adalah situs Amazon yang digunakan untuk jual beli barang di seluruh Amerika dan Craiglist untuk forum pertukaran informasi seperti Kaskus.
Andre bisa kuliah di Amerika karena sebelumnya ia mencari berbagai informasi kuliah di luar negeri lewat agen pendidikan. Agen-agen pendidikan banyak menawarkan layanan gratis dan dapat membantu untuk mempersiapkan berbagai tes dan persyaratan pendaftaran. Beasiswa di Amerika biasanya bisa diajukan saat kuliah apabila IPK di atas 3.5 atau punya prestasi di bidang-bidang tertentu seperti olahraga.
Sebelum kuliah di Amerika, mereka menyarankan agar calon mahasiswa dari Indonesia banyak berlatih bahasa Inggris dengan menonton film dan mendengarkan musik. Kemandirian dan kemampuan beradaptasi juga harus disiapkan karena terdapat berbagai macam culture shock. Sebelum datang ke Amerika sebaiknya mahasiswa baru mencari relasi atau kenalan dulu di sana, sehingga akan ada yang membantu proses awal adaptasi.
Di Amerika ada Persatuan Mahasiswa Indonesia Amerika (PERNIAS) yang mewadahi mahasiswa-mahasiswa Indonesia di masing-masing daerah. Anggota PERNIAS di daerah Phoenix ada sekitar 20-30 orang dengan jumlah mahasiswa S1 yang lebih banyak daripada S2. Biasanya mereka mengadakan acara spring break atau fundraising.
Dengan kuliah di Amerika, mereka berdua merasa banyak belajar budaya lain sehingga pikiran semakin terbuka. Di sana mereka tidak belajar pelajaran saja, tapi juga belajar bersosialisasi dan cara-cara mengatasi masalah. Orang-orang Amerika punya karakter yang sangat menghargai hak asasi tiap orang, bisa menghargai perbedaan dan berpikiran terbuka. Mereka menganggap bahwa semua orang yang tinggal di sana sama-sama warga negara Amerika.
Apabila ada orang Indonesia berbicara bahasa Inggris dengan pengucapan yang salah, mereka tidak pernah mengejek atau sok menggurui. Mereka memberitahu cara pengucapan yang benar dengan mengulangi lagi pengucapan tersebut sehingga kita bisa belajar berbahasa Inggris sambil tetap merasa dihormati.
Mahasiswa di Amerika hanya boleh bekerja di kampus, sehingga persaingan untuk mendapatkan pekerjaan cukup berat karena harus bersaing dengan puluhan ribu mahasiswa Amerika dan internasional. Biasanya di website kampus sudah dijelaskan persyaratan kerja beserta jumlah gajinya. Mahasiswa tidak diperbolehkan kerja full time, hanya boleh part time dalam batas kerja 29 jam per minggu di dalam lingkungan kampus. Apabila ingin bekerja, mahasiswa harus mengurus Social Security Number yang berisi tracking utang, pajak, dan lain-lain.
Itulah tadi wawancara dengan dua mahasiswa Amerika. Persiapan yang paling utama tentunya persiapan bahasa Inggris. Tidak cukup hanya sebatas TOEFL 550 atau IELTS 6 tapi juga harus memiliki kemampuan lain seperti menulis dan berbicara. Semoga tips di atas cukup bermanfaat. Simak wawancara kru berkuliah.com dengan mahasiswa lainnya.