Inggris adalah salah satu Negara paling popular di dunia. Bahasanya digunakan oleh jutaan orang di dunia untuk berkomunikasi. Salah satu kot...
Inggris adalah salah satu Negara paling popular di dunia. Bahasanya digunakan oleh jutaan orang di dunia untuk berkomunikasi. Salah satu kotanya yang sangat terkenal adalah London. Konon, London merupakan kota dengan penduduk imigran terbanyak di Eropa. Salah satu situs sejarahnya yang terkenal yaitu Stonehenge. Tertarik ke Inggris? Eits, tunggu dulu. Perjalanan terasa belum lengkap jika belum menyimak cerita Jaesa.
Mengapa Inggris?
Jaesa Rahmannialdy saat ini kuliah S2 di bidang Finance and Marketing di Universitas Salford, Inggris. Ia sudah tinggal negara tersebut sejak tahun 2012 karena sebelum mulai kuliah harus mengikuti kursus bahasa Inggris untuk mendapatkan sertifikat IELTS. Perkuliahan mulai ia ikuti sejak bulan Maret 2013. Dulu ia menempuh pendidikan S1 tahun 2007 di jurusan Akutansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan lulus pada tahun 2011.
Sambil mempersiapkan S2, ia mengikuti Pemilihan Abang-None Jakarta dan beraktivitas dengan orang-orang di Dinas Pariwisata. Ia kuliah di Inggris dengan biaya sendiri. Pada tahun 2008, Jaesa mulai tertarik untuk kuliah di luar negeri saat perusahaan-perusahaan dan bank di Amerika mulai bangkrut dengan adanya sistem bunga yang selama ini diterapkan di sana.
Ia sangat tertarik untuk mempelajari Islamic Finance yang sedang berkembang di Inggris, dan ia tertarik untuk belajar akuntansi Syariah. Sebelum mulai kuliah, ia belajar bahasa Inggris selama tiga bulan dengan tujuan untuk mendapatkan IELTS, mencari akomodasi dan beradaptasi dengan budaya baru.
Biaya di Inggris
Menurut Jaesa, biaya hidup di Inggris berbeda jauh dengan di Indonesia. Harga makanan dan kehalalannya harus diperiksa dengan cermat sebelum membeli. Restoran dengan masakan halal biasanya memiliki tarif mahal dan sulit untuk, ia lebih sering memasak sendiri. Biaya hidup sebulan dapat dihemat hingga 50 Poundsterling dengan memasak makanan sendiri menggunakan bahan yang murah. Biasanya mahasiswa Cina dan Afrika yang kuliah di Inggris sangat jago memasak. Keahlian masak juga bisa menjadi syarat pergaulan dengan cara berbagi resep antar-teman. Apabila ingin berjalan-jalan di Inggris, ada layanan trip dari International Society dengan tarif yang tidak terlalu mahal.
Di berbagai kota di Inggris ada sangat banyak orang Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) dan Kelompok Islam Britania Raya (KIBAR). Ada juga pengajian Manchester bagi orang-orang Indonesia. Pengajian ini rutin mengadakan kegiatan sebulan sekali. Populasi orang Indonesia terbanyak di Inggris tersebar di kota London, Brimingham dan Manchester.
Biaya transportasi di Inggris cukup hemat karena di sana ada budaya untuk berjalan kaki. Ada banyak fasilitas transportasi seperti sepeda, bus dan kereta dengan kualitas yang bagus. Sikap orang Inggris kepada orang asing biasanya terbuka dan respek, karena Inggris adalah negara multi-nasional. Kata-kata “thanks” dan “sorry” sangat membudaya dalam pergaulan sehari-hari sehingga mereka sangat menjaga kesopanan. Jaesa cukup sering menonton Liga Inggris, namun cuma pertandingan Manchester City dan Manchester United saat ada tiket murah. Di Inggris akan sulit untuk menonton pertandingan Big 5, karena tiketnya mahal dan sangat cepat habis.
Kuliah sambil bekerja di Inggris juga memungkinkan karena adanya program part-time bagi mahasiswa asing. Jaesa pernah mengikuti program internship dan kerja part-time di toko dengan bekerja membagi koran ke pelanggan-pelanggannya. Visa pelajar memperbolehkan kerja dalam jangka waktu 20-30 jam per minggu. Ada pendataan absensi bagi mahasiswa agar mereka tidak terlalu banyak bekerja saat kuliah.
Persiapan sebelum berangkat
Setelah berkuliah di Inggris, Jaesa beranggapan bahwa negara Indonesia tidak kalah bagusnya dengan negara-negara asing. Kampus-kampus dan pelajar Indonesia juga sangat kompeten. Jadi jangan merasa rendah diri untuk kuliah di luar negeri karena prosesnya tidak akan terlalu susah asal bisa berkomunikasi dengan baik. Jika ingin berkuliah di Inggris, calon mahasiswa harus menentukan jurusan dan tujuan studi dengan jelas. Nilai IELTS juga harus bagus, 6.5 sudah aman untuk mendaftar kuliah. Sebelum mulai kuliah sebaiknya belajar banyak belajar dari film-film British atau BBC agar dapat memahami perbedaan aksennya.
Persiapkan juga akomodasi juga sejak awal agar tidak terlalu bingung saat tiba di Inggris. Mental harus dipersiapkan untuk keluar dari zona nyaman di Indonesia selama ini. Saat mulai kuliah, sebaiknya jangan hanya bergaul dengan orang-orang Indonesia saja agar bisa mendapatkan pengalaman baru dan mempunyai pergaulan yang lebih luas.
Jaesa Rahmannialdy adalah salah satu mahasiswa yang menjejakkan kaki di tanah London. Ingin lebih seru? Yuk segera agendakan perjalanan ke sana.
Mengapa Inggris?
Jaesa Rahmannialdy saat ini kuliah S2 di bidang Finance and Marketing di Universitas Salford, Inggris. Ia sudah tinggal negara tersebut sejak tahun 2012 karena sebelum mulai kuliah harus mengikuti kursus bahasa Inggris untuk mendapatkan sertifikat IELTS. Perkuliahan mulai ia ikuti sejak bulan Maret 2013. Dulu ia menempuh pendidikan S1 tahun 2007 di jurusan Akutansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan lulus pada tahun 2011.
Sambil mempersiapkan S2, ia mengikuti Pemilihan Abang-None Jakarta dan beraktivitas dengan orang-orang di Dinas Pariwisata. Ia kuliah di Inggris dengan biaya sendiri. Pada tahun 2008, Jaesa mulai tertarik untuk kuliah di luar negeri saat perusahaan-perusahaan dan bank di Amerika mulai bangkrut dengan adanya sistem bunga yang selama ini diterapkan di sana.
Ia sangat tertarik untuk mempelajari Islamic Finance yang sedang berkembang di Inggris, dan ia tertarik untuk belajar akuntansi Syariah. Sebelum mulai kuliah, ia belajar bahasa Inggris selama tiga bulan dengan tujuan untuk mendapatkan IELTS, mencari akomodasi dan beradaptasi dengan budaya baru.
Biaya di Inggris
Menurut Jaesa, biaya hidup di Inggris berbeda jauh dengan di Indonesia. Harga makanan dan kehalalannya harus diperiksa dengan cermat sebelum membeli. Restoran dengan masakan halal biasanya memiliki tarif mahal dan sulit untuk, ia lebih sering memasak sendiri. Biaya hidup sebulan dapat dihemat hingga 50 Poundsterling dengan memasak makanan sendiri menggunakan bahan yang murah. Biasanya mahasiswa Cina dan Afrika yang kuliah di Inggris sangat jago memasak. Keahlian masak juga bisa menjadi syarat pergaulan dengan cara berbagi resep antar-teman. Apabila ingin berjalan-jalan di Inggris, ada layanan trip dari International Society dengan tarif yang tidak terlalu mahal.
Di berbagai kota di Inggris ada sangat banyak orang Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) dan Kelompok Islam Britania Raya (KIBAR). Ada juga pengajian Manchester bagi orang-orang Indonesia. Pengajian ini rutin mengadakan kegiatan sebulan sekali. Populasi orang Indonesia terbanyak di Inggris tersebar di kota London, Brimingham dan Manchester.
Biaya transportasi di Inggris cukup hemat karena di sana ada budaya untuk berjalan kaki. Ada banyak fasilitas transportasi seperti sepeda, bus dan kereta dengan kualitas yang bagus. Sikap orang Inggris kepada orang asing biasanya terbuka dan respek, karena Inggris adalah negara multi-nasional. Kata-kata “thanks” dan “sorry” sangat membudaya dalam pergaulan sehari-hari sehingga mereka sangat menjaga kesopanan. Jaesa cukup sering menonton Liga Inggris, namun cuma pertandingan Manchester City dan Manchester United saat ada tiket murah. Di Inggris akan sulit untuk menonton pertandingan Big 5, karena tiketnya mahal dan sangat cepat habis.
Kuliah sambil bekerja di Inggris juga memungkinkan karena adanya program part-time bagi mahasiswa asing. Jaesa pernah mengikuti program internship dan kerja part-time di toko dengan bekerja membagi koran ke pelanggan-pelanggannya. Visa pelajar memperbolehkan kerja dalam jangka waktu 20-30 jam per minggu. Ada pendataan absensi bagi mahasiswa agar mereka tidak terlalu banyak bekerja saat kuliah.
Persiapan sebelum berangkat
Setelah berkuliah di Inggris, Jaesa beranggapan bahwa negara Indonesia tidak kalah bagusnya dengan negara-negara asing. Kampus-kampus dan pelajar Indonesia juga sangat kompeten. Jadi jangan merasa rendah diri untuk kuliah di luar negeri karena prosesnya tidak akan terlalu susah asal bisa berkomunikasi dengan baik. Jika ingin berkuliah di Inggris, calon mahasiswa harus menentukan jurusan dan tujuan studi dengan jelas. Nilai IELTS juga harus bagus, 6.5 sudah aman untuk mendaftar kuliah. Sebelum mulai kuliah sebaiknya belajar banyak belajar dari film-film British atau BBC agar dapat memahami perbedaan aksennya.
Persiapkan juga akomodasi juga sejak awal agar tidak terlalu bingung saat tiba di Inggris. Mental harus dipersiapkan untuk keluar dari zona nyaman di Indonesia selama ini. Saat mulai kuliah, sebaiknya jangan hanya bergaul dengan orang-orang Indonesia saja agar bisa mendapatkan pengalaman baru dan mempunyai pergaulan yang lebih luas.
Jaesa Rahmannialdy adalah salah satu mahasiswa yang menjejakkan kaki di tanah London. Ingin lebih seru? Yuk segera agendakan perjalanan ke sana.