Nama lengkapnya Doni Marisi Sinaga, akrab disapa Doni. Doni menempuh pendidikan S1 di Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta....
Nama lengkapnya Doni Marisi Sinaga, akrab disapa Doni. Doni menempuh pendidikan S1 di Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Setelah lulus kuliah, ia bekerja selama 11 bulan, lalu resign dan mendapat beasiswa di International Studying Environmental Management, Graduate School Chulalongkorn University. Hingga tahun 2014 ini, ia tinggal di Thailand belum genap satu tahun.
Beasiswa yang diperolehnya mencakup semua biaya yang dibutuhkan, termasuk biaya kuliah dan biaya kesehatan. Bahkan ada rumah sakit universitas dan unit kesehatan apabila mahasiswa membutuhkan perawatan medis. Pada umumnya, biaya hidup di Thailand menghabiskan dana sekitar 16000 Baht. Biaya tempat tinggal juga ditanggung oleh program beasiswa, jadi selama kuliah ia tinggal di asrama dengan mahasiswa dari berbagai bangsa.
Karakter penduduk Thailand
Menurut Doni, karakter orang Thailand sangat ramah, namun kurang mau berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Jadi saat kuliah biasanya orang Thailand hanya mau membuat grup belajar dengan orang lokal saja. Mereka biasanya menghindari mahasiswa asing karena malas untuk berdiskusi dengan bahasa Inggris. Toleransi beragama di Thailand tergolong cukup baik, mayoritas penduduk di sana memeluk agama Buddha.
Banyak objek wisata berupa kuil-kuil Buddha yang sangat menarik untuk dikunjungi. Ada juga Grand Palace Thailand yang sangat megah dan tidak cukup dikunjungi dalam waktu sehari saja. Untuk masuk ke Grand Palace, turis biasanya membayar tarif 500 baht atau sekitar Rp 200.000. Agar lebih murah, sebaiknya menunjukkan kartu mahasiswa atau mengajak teman asli Thailand karena beberapa objek wisata di sana gratis bagi penduduk lokal.
Kesan dan tips dari Doni
Setelah kuliah di Thailand, Doni jadi bisa melihat banyak peluang baru untuk dikembangkan di Indonesia. Wawasannya juga semakin terbuka karena mendapatkan berbagai pengalaman baru yang sangat menarik.
Beberapa tips kuliah di Thailand dari Doni:
- Calon mahasiswa harus mau mencari beasiswa dari berbagai sumber informasi, karena ada banyak jenis beasiswa yang ditawarkan di Thailand. Perhatikan juga biaya apa saja yang akan ditanggung oleh program beasiswa tersebut.
- Bersikaplah sabar dan cermat dalam mengurus berkas-berkas persyaratan yang dibutuhkan saat pendaftaran. Semakin sulit pengurusan berkas, biasanya akan semakin sedikit pula saingannya.
- Setelah berkas-berkas pendaftaran selesai diurus, calon mahasiswa harus membuat surat rekomendasi dari dosen. Jadi sebaiknya saat kuliah S1 banyak-banyaklah bergaul dengan dosen agar mudah mendapatkan surat rekomendasi.
- Lakukan persiapan sejak jauh-jauh hari, terutama untuk tes TOEFL. Jika memungkinkan, pelajari bahasa Thailand secara otodidak atau melalui kursus. Jangan terlalu takut dengan kendala bahasa karena ketrampilan bahasa hanya membutuhkan pembiasaan. Bahkan pada percakapan sehari-hari biasanya tata bahasa baku tidak terlalu dipentingkan.
- Milikilah tujuan jelas apabila ingin berkuliah di luar negeri, karena di Indonesia belum tentu kualitas pendidikannya lebih buruk. Pilihlah jurusan yang sesuai minat dan bakat agar potensi diri semakin berkembang setelah lulus kuliah dari Thailand.
Beasiswa yang diperolehnya mencakup semua biaya yang dibutuhkan, termasuk biaya kuliah dan biaya kesehatan. Bahkan ada rumah sakit universitas dan unit kesehatan apabila mahasiswa membutuhkan perawatan medis. Pada umumnya, biaya hidup di Thailand menghabiskan dana sekitar 16000 Baht. Biaya tempat tinggal juga ditanggung oleh program beasiswa, jadi selama kuliah ia tinggal di asrama dengan mahasiswa dari berbagai bangsa.
Karakter penduduk Thailand
Menurut Doni, karakter orang Thailand sangat ramah, namun kurang mau berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Jadi saat kuliah biasanya orang Thailand hanya mau membuat grup belajar dengan orang lokal saja. Mereka biasanya menghindari mahasiswa asing karena malas untuk berdiskusi dengan bahasa Inggris. Toleransi beragama di Thailand tergolong cukup baik, mayoritas penduduk di sana memeluk agama Buddha.
Banyak objek wisata berupa kuil-kuil Buddha yang sangat menarik untuk dikunjungi. Ada juga Grand Palace Thailand yang sangat megah dan tidak cukup dikunjungi dalam waktu sehari saja. Untuk masuk ke Grand Palace, turis biasanya membayar tarif 500 baht atau sekitar Rp 200.000. Agar lebih murah, sebaiknya menunjukkan kartu mahasiswa atau mengajak teman asli Thailand karena beberapa objek wisata di sana gratis bagi penduduk lokal.
Kesan dan tips dari Doni
Setelah kuliah di Thailand, Doni jadi bisa melihat banyak peluang baru untuk dikembangkan di Indonesia. Wawasannya juga semakin terbuka karena mendapatkan berbagai pengalaman baru yang sangat menarik.
Beberapa tips kuliah di Thailand dari Doni:
- Calon mahasiswa harus mau mencari beasiswa dari berbagai sumber informasi, karena ada banyak jenis beasiswa yang ditawarkan di Thailand. Perhatikan juga biaya apa saja yang akan ditanggung oleh program beasiswa tersebut.
- Bersikaplah sabar dan cermat dalam mengurus berkas-berkas persyaratan yang dibutuhkan saat pendaftaran. Semakin sulit pengurusan berkas, biasanya akan semakin sedikit pula saingannya.
- Setelah berkas-berkas pendaftaran selesai diurus, calon mahasiswa harus membuat surat rekomendasi dari dosen. Jadi sebaiknya saat kuliah S1 banyak-banyaklah bergaul dengan dosen agar mudah mendapatkan surat rekomendasi.
- Lakukan persiapan sejak jauh-jauh hari, terutama untuk tes TOEFL. Jika memungkinkan, pelajari bahasa Thailand secara otodidak atau melalui kursus. Jangan terlalu takut dengan kendala bahasa karena ketrampilan bahasa hanya membutuhkan pembiasaan. Bahkan pada percakapan sehari-hari biasanya tata bahasa baku tidak terlalu dipentingkan.
- Milikilah tujuan jelas apabila ingin berkuliah di luar negeri, karena di Indonesia belum tentu kualitas pendidikannya lebih buruk. Pilihlah jurusan yang sesuai minat dan bakat agar potensi diri semakin berkembang setelah lulus kuliah dari Thailand.