Swiss merupakan salah satu Negara yang terletak di Eropa. Negara ini berbatasan langsung dengan Prancis, Austria, Itali, dan Liechtenstein. ...
Swiss merupakan salah satu Negara yang terletak di Eropa. Negara ini berbatasan langsung dengan Prancis, Austria, Itali, dan Liechtenstein. jarang orang yang mengetahui bahwa Swiss adalah salah satu negara yang unik. Banyak kelebihan yang bisa didapatkan. Yuk kita simak cerita dari Iwa Sobara.
Mengapa memilih Swiss?
Iwa Sobara adalah alumni The University of Bern di Swiss. Ia kuliah pada tahun 2009-2011 dengan program beasiswa Swiss Government Scholarships yang diurusnya di Kedutaan Swiss di Jakarta. Ia menempuh pendidikan S1 di jurusan Informasi Bahasa Jerman, Universitas Sriwijaya, Bandung. Beasiswa Swiss sangat ekslusif dan pemegang beasiswanya tersebar di seluruh dunia. Pada umumnya, beasiswa tersebut sudah termasuk biaya hidup, biaya transportasi, biaya kuliah, asuransi, dan lain-lain sehingga mahasiswa asing terkadang tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun saat kuliah di Swiss.
Iwa memilih melanjutkan pendidikan S2 di Swiss karena saat kuliah di Bandung ada dosennya yang berhasil kuliah di Swiss dengan program yang sama. Sejak kecil ia juga sudah bercita-cita pergi ke Swiss. Pada tahun 2008, ia mulai mencari berbagai kesempatan beasiswa. Umumnya orang tidak tahu bahwa Swiss mempunyai kualitas pendidikan yang tidak kalah bagus jika dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya seperti Jerman dan Prancis. Negara ini memiliki banyak tenaga ahli profesor sehingga berbagai macam ilmu pengetahuan mudah untuk didapatkan. Bahkan di Swiss Federal Institute of Technology di Zurich telah menghasilkan para alumni peraih penghargaan Nobel dan Albert Einstein juga sempat menuntut ilmu di sana.
Sekilas tentang Swiss
Swiss adalah negara yang memiliki sumber daya alam jauh lebih sedikit daripada Indonesia, namun mereka dapat mengelolanya dengan baik sehingga negaranya sangat maju. Tingkat persaingan di Swiss sangat tinggi di berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan dan ekonomi.
Negara ini sempat tidak mau masuk dalam Uni Eropa karena yakin akan potensinya sendiri tanpa harus bergantung dengan negara-negara Eropa lainnya. Toleransi beragama di Swiss tergolong baik karena masyarakatnya saling menghormati. Namun hingga saat ini belum ada tempat ibadah Muslim yang terang-terangan melakukan kegiatan agama seperti masjid-masjid di Indonesia.
Iwa merasa beruntung bisa mendapatkan kesempatan untuk kuliah di luar negeri karena bisa melihat banyak hal dari sisi-sisi yang berbeda. Ia menyarankan agar mahasiswa asing jangan hanya fokus pada hal-hal akademis supaya bisa mengenal berbagai wawasan baru selama di Swiss. Ada banyak hal positif yang bisa dipelajari di Swiss tanpa harus membandingkan bahwa semua hal di Indonesia lebih buruk.
Tips kuliah di Swiss
- Calon mahasiswa harus siap dengan ilmu yang akan dipelajari di Swiss. Kemampuan berbahasa Jerman sebaiknya disiapkan sejak jauh-jauh hari sebelum berangkat kuliah.
- Pelajari cara-cara berinteraksi dengan orang yang berbeda kultur dan agama. Jangan pernah merasa lebih baik dari orang yang berbeda pendapat dan keyakinan.
- Manfaatkan semua hal yang bisa didapatkan di Swiss semaksimal mungkin agar kesempatan kuliah di luar negeri tidak terbuang sia-sia.
- Banyak-banyaklah bergaul dengan berbagai anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) agar tidak merasa kesepian dan kangen dengan Indonesia. Usahakan agar dapat berteman dengan siapa saja dan mampu beradaptasi dimana pun.
Itulah tadi sepenggal kisah dari negeri Swiss oleh Iwa Sobara. Bagi kamu yang ingin kesana, persiapkan sedini mungkin apa saja yang harus dilakukan sebelum berangkat. Karena berdekatan dengan Prancis dan Jerman, alangkah lebih baik jika bisa dua bahasa ini selain kemampuan bahasa Inggris.
Mengapa memilih Swiss?
Iwa Sobara adalah alumni The University of Bern di Swiss. Ia kuliah pada tahun 2009-2011 dengan program beasiswa Swiss Government Scholarships yang diurusnya di Kedutaan Swiss di Jakarta. Ia menempuh pendidikan S1 di jurusan Informasi Bahasa Jerman, Universitas Sriwijaya, Bandung. Beasiswa Swiss sangat ekslusif dan pemegang beasiswanya tersebar di seluruh dunia. Pada umumnya, beasiswa tersebut sudah termasuk biaya hidup, biaya transportasi, biaya kuliah, asuransi, dan lain-lain sehingga mahasiswa asing terkadang tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun saat kuliah di Swiss.
Iwa memilih melanjutkan pendidikan S2 di Swiss karena saat kuliah di Bandung ada dosennya yang berhasil kuliah di Swiss dengan program yang sama. Sejak kecil ia juga sudah bercita-cita pergi ke Swiss. Pada tahun 2008, ia mulai mencari berbagai kesempatan beasiswa. Umumnya orang tidak tahu bahwa Swiss mempunyai kualitas pendidikan yang tidak kalah bagus jika dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya seperti Jerman dan Prancis. Negara ini memiliki banyak tenaga ahli profesor sehingga berbagai macam ilmu pengetahuan mudah untuk didapatkan. Bahkan di Swiss Federal Institute of Technology di Zurich telah menghasilkan para alumni peraih penghargaan Nobel dan Albert Einstein juga sempat menuntut ilmu di sana.
Sekilas tentang Swiss
Swiss adalah negara yang memiliki sumber daya alam jauh lebih sedikit daripada Indonesia, namun mereka dapat mengelolanya dengan baik sehingga negaranya sangat maju. Tingkat persaingan di Swiss sangat tinggi di berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan dan ekonomi.
Negara ini sempat tidak mau masuk dalam Uni Eropa karena yakin akan potensinya sendiri tanpa harus bergantung dengan negara-negara Eropa lainnya. Toleransi beragama di Swiss tergolong baik karena masyarakatnya saling menghormati. Namun hingga saat ini belum ada tempat ibadah Muslim yang terang-terangan melakukan kegiatan agama seperti masjid-masjid di Indonesia.
Iwa merasa beruntung bisa mendapatkan kesempatan untuk kuliah di luar negeri karena bisa melihat banyak hal dari sisi-sisi yang berbeda. Ia menyarankan agar mahasiswa asing jangan hanya fokus pada hal-hal akademis supaya bisa mengenal berbagai wawasan baru selama di Swiss. Ada banyak hal positif yang bisa dipelajari di Swiss tanpa harus membandingkan bahwa semua hal di Indonesia lebih buruk.
Tips kuliah di Swiss
- Calon mahasiswa harus siap dengan ilmu yang akan dipelajari di Swiss. Kemampuan berbahasa Jerman sebaiknya disiapkan sejak jauh-jauh hari sebelum berangkat kuliah.
- Pelajari cara-cara berinteraksi dengan orang yang berbeda kultur dan agama. Jangan pernah merasa lebih baik dari orang yang berbeda pendapat dan keyakinan.
- Manfaatkan semua hal yang bisa didapatkan di Swiss semaksimal mungkin agar kesempatan kuliah di luar negeri tidak terbuang sia-sia.
- Banyak-banyaklah bergaul dengan berbagai anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) agar tidak merasa kesepian dan kangen dengan Indonesia. Usahakan agar dapat berteman dengan siapa saja dan mampu beradaptasi dimana pun.
Itulah tadi sepenggal kisah dari negeri Swiss oleh Iwa Sobara. Bagi kamu yang ingin kesana, persiapkan sedini mungkin apa saja yang harus dilakukan sebelum berangkat. Karena berdekatan dengan Prancis dan Jerman, alangkah lebih baik jika bisa dua bahasa ini selain kemampuan bahasa Inggris.