Bagi siswa yang ingin melanjutkan kuliah di perguruan tinggi Islam, universitas yang biasa dikenal dengan UII ini tentu saja dipertimbangka...
Bagi siswa yang ingin melanjutkan kuliah di perguruan tinggi Islam, universitas yang biasa dikenal dengan UII ini tentu saja dipertimbangkan. UII terletak di Yogyakarta dan kampusnya tersebar di beberapa wilayah. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai universitas ini, mari disimak bersama-sama fakta menariknya.
1. Pada awalnya, UII bernama Sekolah Tinggi Islam (STI) dan didirikan di Jakarta pada hari Ahad (Minggu) tanggal 27 Rajad 1364 Hijriah atau dalam Masehi berarti tanggal 8 Juli 1945.
2. Universitas ini merupakan perguruan tinggi swasta nasional tertua yang ada di Indonesia.
3. Seperti yang sudah disebutkan, lokasi kampus UII tersebar di beberapa wilayah: kampus terpadu terletak di Jalan Kaliurang, Kabupaten Sleman—dekat daerah wisata Kaliurang, berjarak 20 kilometer dari puncak Gunung Merapi; kampus Fakultas Ekonomi di Jalan Ringroad Utara, Condongcatur, Kabupaten Sleman; kampus Fakultas Hukum di Jalan Tamansiswa, Kota Yogyakarta; dan kampus lainnya di Jalan Cik Dik Tiro, Kota Yogyakarta dan Demangan Baru, Kabupaten Sleman.
4. Webometrics dan 4 International College and Universities (4ICU) memberikan UII peringkat pertama Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kopertis Wilayah V dan peringkat kedua PTS secara nasional pada bulan Januari 2012.
5. UII memiliki afiliasi dengan FUIW,FIMA, SEAAIR, ASNA, American Biographical Institute, USA, dan ACICIS.
6. Pada tahun 2009, menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), UII merupakan perguruan tinggi dengan nilai penjamin mutu internal terbaik di Indonesia.
7. UII berhasil meraih akreditasi institusi dengan nilai A—tertinggi di antara PTS seluruh Indonesia—pada tahun 2013 berdasarkan SK BAN-PT No. 065/SK/BAN-PT/AK-IV/PT/II/2013.
8. Pada tahun 1945, dilaksanakan sidang umum Masjoemi (Majelis Sjoere Moeslimin Indonesia)—yang dihadiri oleh tokoh politik terkemuka seperti Dr. Mohammad Hatta, Mohammad Natsir, Mr. Mohammad Roem, dan KH. Wahid Hasyim—dan dihasilkanlah keputusan berupa pembentukan Sekolah Tinggi Islam (STI).
9. STI berubah nama menjadi Universitas Islam Indonesia sejak tanggal 3 November 1947 dalam bentuk pemenuhan permintaan akan sebuah pendidikan tinggi yang mengintegrasikan pengetahuan umum dengan ajaran-ajaran Islam.
10. Pada awalnya, UII memiliki empat fakultas, yaitu Fakultas Agama, Fakultas Hukum, Fakultas Pendidikan, dan Fakultas Ekonomi, yang mulai beroperaasi pada bulan Juni 1948.
11. Agresi Militer Belanda yang terjadi pada bulan Januari 1949 membuat UII terpaksa ditutup karena banyak siswa dan dosen yang bergabung dengan tentara Indonesia demi mengusir Belanda.
12. Tak lama setelah perang, UII harus memindahkan aktivitas perkuliahannya di beberapa tempat di Kota Yogyakarta, bahkan sempat menggunakan Kraton Yogyakarta dan rumah dosen sebagai ruang kelas.
13. Meskipun hanya menjabat (sebagai pemimpin UII) selama tiga tahun (1960-1963), Prof M.R. R.H.A. Kasmat Bahuwinangun berhasil mengembangkan Fakultas Syariah dan Fakultas Tarbiyah serta memperluas UII ke Purwokerto dengan mendirikan Fakultas Hukum dan Syari’ah di sana.
14. UII kemudian kembali diperluas pada tahun 1964 hingga 1970 di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Dr. M. Sardjito (seorang dokter medis terkemuka di Indonesia) sehingga memiliki 22 fakultas: lima berada di Yogyakarta dan sisanya tersebar di Jawa Tengah (Solo, Klaten, Purwokerto), dan Sulawesi Utara (Gorontalo).
15. UII pernah dilarang untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan di luar Yogyakarta sehingga akhirnya UII menutup kampus-kampus cabangnya—berdasarkan Peraturan Pemerintah.
16. Pada awal tahun 1970-an hingga 1982, UII mengalami perkembangan dalam pembangunan fisik mencakup kantor dan gedung fakultas serta pengembangan tiga kampus lain di sejumlah lokasi di Yogyakarta.
17. Pada periode 1970-an hingga 1982, beberapa fakultas di UII juga mulai memperoleh status akreditasi dan memprakarsai kolaborasi dengan lembaga, baik nasional maupun internasional, seperti Universitas Gadjah Mada, King Abdul Aziz University di Arab Saudi, dan The Asia Foundation.
18. Hingga akhir tahun 2011, UII telah memiliki delapan fakultas dengan berbagai 5 program Diploma Tiga, 22 program Sarjana, 3 program Profesi, 8 program Magister, dan 3 program Doktor serta lembaga-lembaga pendukung.
19. Perpustakaan UII yang berada di kampus terpadu ini dilengkapi dengan koleksi lebih dari 250 ribu buku.
20. Di universitas ini, mahasiswanya dapat mengunjungi museum berupa temuan purbakala Candi Kimpulan yang dibangun sekitar abad ke-5 Masehi dan merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang tertimbun oleh erupsi Gunung Merapi tahun 1000 Masehi.
21. Masjid Ulil Albab merupakan bangunan utama yang menjadi jantung kehidupan kampus terpadu. Masjid ini berlokasi di bagian depan kampus sehingga ketika kita memasuki UII, Masjid Ulil Albab akan menyambut kita.
22. UII juga memiliki bangunan multifungsi berupa auditorium Kahar Muzakir yang dapat digunakan oleh mahasiswa dan masyarakat.
23. Dalam rangka mengaitkan hubungan antara kehidupan agama dan kehidupan akademik, UII menyediakan bentuk inovasi berupa Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia.
24. Sebagai bentuk persembahan kepada masyarakat luas—khususnya dalam pelayanan medis—UII membangun rumah sakit bernama Jogja International Hospital.
25. UII juga memfasiliasi mahasiswa dan masyarakat sekitar dengan mendirikan apotek Polifarma yang terletak di kampus terpadu. Pada jam-jam tertentu, apotek ini juga memberikan pelayanan dokter umum.
26. Gedung Prof. Dr. Dr. M. Sardjito, M.D., M.P.H. adalah gedung yang dibangun untuk berbagai aktivitas perkuliahan di ruang besar, seminar nasional, dan kegiatan lainnya.
27. Untuk memfasilitasi mahasiswa dan mahasiswinya yang gemar berolahraga, UII membangun Gelanggar Olah Raga (GOR) yang sangat representatif yang berkapasitas kurang lebih 600 orang. Di dalamnya, terdapat satu lapangan basket dan tiga lapangan bulu tangkis yang dapat digunakan oleh mahasiswa dan masyarakat umum.
28. Pusat Konvensi Mahasiswa atau Student Convention Center—yang telah selesai dibangun—secara resmi diserahterimakan dari Yayasan Badan Wakaf.
29. Pada akhir tahun 2007, Kementerian Perumahan Rakyat memberikan sumbangan kepada UII berupa Rusunawa (Rumah Susun Mahasiswa). Bangunan ini berkapasitas tiga ratus orang yang untuk sementara ini diperuntukkan bagi aktivitas mahasiswa.
30. Radio Unisi dengan frekuensi 104,5 FM merupakan salah satu dari beberapa radio penyiaran universitas pertama yang ada di Yogyakarta.
31. Warung internet Cyberspace juga disediakan oleh UII untuk mahasiswanya. “Warung” yang berlokasi di basement Gedung Rektorat Kampus Terpadu ini memberikan akses untuk fasilitas hotspot integrasi bagi mahasiswa.
32. Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII) merupakan asosiasi alumni UII yang sudah ada sejak tahun 1867 dengan nama Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia.
33. Alumni dari UII yang telah sukses diantaranya adalah Hendi Yogi Prabowo, H.A. Alf Arslan Djunaid, Djarot Kusumayakti, Atika Sari Devi, Salman Luthann, dan Darmono.