Kota dengan suasananya yang khas dan selalu meninggalkan rindu di hati para pelancong ini memang tidak pernah sepi dari turis, baik turis do...
Kota dengan suasananya yang khas dan selalu meninggalkan rindu di hati para pelancong ini memang tidak pernah sepi dari turis, baik turis domestik maupun mancanegara, terutama di hari-hari libur sekolah, akhir tahun, dan hari raya tertentu. Sebagai sebuah kota yang cukup besar di Pulau Jawa, Yogyakarta memiliki berbagai fakta menarik yang belum diketahui banyak orang. Apa sajakah fakta-fakta unik tersebut? Yuk, disimak!
1. Kota Yogyakarta dalam bahasa Jawa disebut sebagai Hanacaraka.
2. Yogyakarta meruakan ibukota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sekaligus tempat pendudukan bagi Sultan Yogyakarta dan Adipati Pakualam.
3. Pada tahun 1575 hingga 1640, Kotagede, salah satu kecamatan di Yogyakarta, pernah menjadi pusat Kesultanan Mataram.
4. Karaton Ngayogyakarta dan Puro Pakualam merupakan keraton yang masih berfungsi dan merupakan pecahan dari Mataram.
5. Nama “Yogyakarta” sendiri diambil dari dua kata, yaitu “Ayogya” atau “Ayodhya” yang berarti “kedamaian” atau “tanpa perang”, dan “Karta” yang berarti “baik”.
6. Kotagede merupakan cikal bakal kota Yogyakarta.
7. Sejak Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwono I) mengakhiri pemberontakan yang dipimpinnya, mendapat wilayah kekuasaan separuh Mataram yang tersisa, dan diizinkan mendirikan keraton di tempat yang dikenal sekarang, Yogyakarta resmi berdiri sebagai pusat pemerintahan politik baru.
8. Tanggal 7 Oktober 1756 yang merupakan tanggal wisuda dari keraton yang dibangun oleh Pangeran Mangkubumi kini dijadikan sebagai hari jadi Kota Yogyakarta.
9. Ketika terjadi perluasan kota, perkampungan-perkampungan di luar tembok keraton dinamakan menurut kesatuan pasukan keraton.
10. Dulu, Kotabaru dibangun sebagai kawasan untuk orang-orang non-pribumi dari Belanda dan Pecinan untuk orang-orang Tionghoa.
11. Pasar Beringharjo, sejak keraton berdiri hingga sekarang, dikenal sebagai tempat transaksi dagang.
12. Masa pemodernan kota terjadi pada paruh kedua abad ke-19.
13. Stasiun Lempuyangan selesai dibangun pada tahun 1872.
14. Stasiun Yogyakarta (Tugu) mulai beroperasi pada tanggal 2 Mei 1887.
15. Dengan tersedianya jaringan listrik, jalan untuk kereta kuda dan mobil cukup panjang, serta berbagai hotel serta pusat perbelanjaan (Jalan Malioboro dan Pasar Beringharjo), Yogyakarta merupakan kota yang terbilang cukup maju pada awal abad ke-20.
16. PSIM, perkumpulan sepak bola lokal Yogyakarta, didirikan pada tanggal 5 September 1929 dengan nama Perserikatan Sepak Raga Mataram.
17. Yogyakarta pernah menjadi ibu kota Indonesia pada tanggal 4 Januari 1946 ketika Pemerintah Republik Indonesia memindahkan ibu kotanya dari Jakarta setelah Belanda dengan Sekutu melancarkan serangan ke Indonesia.
18. Yogyakarta, selain ikut memainkan percaturan politik Indonesia pada masa perebutan kemerdekaan, juga menjadi saksi atas terjadinya Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948—yang akhirnya dapat diduduki Belanda—dan Serangan Umum 1 Maret 1949 yang berhasil menguasai Yogyakarta selama 6 jam.
19. Tombak Kyai Wijoyo Mukti dibuat semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII (1921) dan merupakan Pusaka Pemberian Raja Kraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.
20. Tombak Kyai Wijoyo Mukti melambangkan kemenangan sejati di masa depan, di mana seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan kesenangan lahir dan batin karena tercapainya tingkat kesejahteraan yang benar-benar merata.
21. Yogyakarta terletak di lembah tiga sungai, yaitu Sungai Winongo, Sungai Code (yang membelah kota dan kebudayaan menjadi dua), dan Sungai Gajahwong.
22. Jika dilihat dari Jakarta, kota ini berjarak 600 kilometer dan 65 kilometer dari Surakarta.
23. Yogyakarta memiliki ketinggian sekitar 112 meter di atas permukaan laut.
24. Sistem drainase yang tertata rapi (yang dibangun oleh pemerintah kolonial) ditambah dengan giatnya penambahan saluran air (yang dikerjakan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta) membuat kota ini jarang mengalami banjir meskipun terletak di lembah.
25. Untuk menjaga keberlangsungan pengembangan kawasan ini, dibentuklah sekretariat bernama Kartamantul (singkatan dari Yogyakarta, Sleman, dan Bantul) yang mengurusi semua jal yang berkaitan dengan kawasan aglomerasi Yogyakarta dan daerah-daerah penyangga (Depok, Mlati, Gamping, Kasihan, Sewon, dan Banguntapan).
26. Kota Yogyakarta terdiri dari empat belas kecamatan, yaitu Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Umbulharjo, Kotagede, Gondokusuman, Dannurejan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan, Wirobrajan, Gedongtengen, Jetis, dan Tegalrejo.
27. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010, terdapat 388.088 jiwa di Kota Yogyakarta dengan proporsi pria dan wanita yang hampir setara.
28. Masyarakat Yogyakarta mayoritas adalah pemeluk agama Islam. Jika dibandingkan dengan masyarakat yang menganut agama Kristen dan Katolik, terdapat jumlah yang relatif signifikan.
29. Muhammadyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indoneia, didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kauman, Ngupasan, Gondoman, Yogyakarta, pada tahun 1912.
30. Muhammadyah, hingga saat ini, masih berpusat di Yogyakarta.
31. Kota yang dikenal sebagai kota pelajar ini memiliki 137 perguruan tinggi dengan 20% penduduk produktifnya merupakan pelajar.
32. Beberapa perguruan tinggi negeri yang ada di Yogyakarta, yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
33. Salah satu yang menjadikan Yogyakarta salah satu kota wisata adalah lokasinya yang strategis. Yogyakarta terletak di jalur-jalur utama, yaitu Jalan Lintas Selatan yang menghubungkan Yogyakarta, Bandung, Surakarta, Surabaya, dan kota-kota di selatan Jawa, serta jalur Yoyakarta Semarang yang menghubungkan Yogyakarta, Magelang, Semarang, dan kota-kota di lintang tengah Pulau Jawa.
34. Tidak ada transportasi air di kota ini karena Yogyakarta memiliki jarak yang cukup jauh dari laut, yaitu sekitar 27 hingga 30 kilometer.
35. Sebagai kota yang tidak mengenal istilah angkutan kota seperti angkot dan armada minubus, Yogyakarta melayani masyarakatnya dedngan menyediakan sejumlah bus kota.
36. Trans Jogja merupakan sistem transportasi bus yang terbilang baru—sejak Maret 2008—dan bertugas melayani masyarakat sebagai transportasi massal yang cepat, aman, dan nyaman.
37. Untuk mencapai Yogyakarta dengan menggunakan tranportasi udara, Anda akan dilayani oleh Bandara Internasional Adisutjipto yang terletak di Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
38. Kota Yogyakarta memiliki 17 buah stasiuin televisi, di mana 12 diantaranya merupakan siaran nasional dan sisanya merupakan siaran lokal.
39. Dari 11 koran yang terbit di Yogyakarta, 6 diantaranya merupakan koran nasional dan 5 diantaranya merupakan koran lokal.
40. Untuk radio, Yogyakarta memiliki 6 stasiun radio dengan frekuensi AM dan 28 stasiun radio dengan frekuensi FM.
41. Sejak tahun 1947 hingga sekarang (2014), terdapat sembilan orang yang pernah—dan sedang—menjabat sebagai Wali Kota Yogyakarta.
Image Credit |
1. Kota Yogyakarta dalam bahasa Jawa disebut sebagai Hanacaraka.
2. Yogyakarta meruakan ibukota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sekaligus tempat pendudukan bagi Sultan Yogyakarta dan Adipati Pakualam.
3. Pada tahun 1575 hingga 1640, Kotagede, salah satu kecamatan di Yogyakarta, pernah menjadi pusat Kesultanan Mataram.
4. Karaton Ngayogyakarta dan Puro Pakualam merupakan keraton yang masih berfungsi dan merupakan pecahan dari Mataram.
5. Nama “Yogyakarta” sendiri diambil dari dua kata, yaitu “Ayogya” atau “Ayodhya” yang berarti “kedamaian” atau “tanpa perang”, dan “Karta” yang berarti “baik”.
6. Kotagede merupakan cikal bakal kota Yogyakarta.
7. Sejak Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwono I) mengakhiri pemberontakan yang dipimpinnya, mendapat wilayah kekuasaan separuh Mataram yang tersisa, dan diizinkan mendirikan keraton di tempat yang dikenal sekarang, Yogyakarta resmi berdiri sebagai pusat pemerintahan politik baru.
8. Tanggal 7 Oktober 1756 yang merupakan tanggal wisuda dari keraton yang dibangun oleh Pangeran Mangkubumi kini dijadikan sebagai hari jadi Kota Yogyakarta.
9. Ketika terjadi perluasan kota, perkampungan-perkampungan di luar tembok keraton dinamakan menurut kesatuan pasukan keraton.
10. Dulu, Kotabaru dibangun sebagai kawasan untuk orang-orang non-pribumi dari Belanda dan Pecinan untuk orang-orang Tionghoa.
11. Pasar Beringharjo, sejak keraton berdiri hingga sekarang, dikenal sebagai tempat transaksi dagang.
12. Masa pemodernan kota terjadi pada paruh kedua abad ke-19.
13. Stasiun Lempuyangan selesai dibangun pada tahun 1872.
14. Stasiun Yogyakarta (Tugu) mulai beroperasi pada tanggal 2 Mei 1887.
15. Dengan tersedianya jaringan listrik, jalan untuk kereta kuda dan mobil cukup panjang, serta berbagai hotel serta pusat perbelanjaan (Jalan Malioboro dan Pasar Beringharjo), Yogyakarta merupakan kota yang terbilang cukup maju pada awal abad ke-20.
16. PSIM, perkumpulan sepak bola lokal Yogyakarta, didirikan pada tanggal 5 September 1929 dengan nama Perserikatan Sepak Raga Mataram.
17. Yogyakarta pernah menjadi ibu kota Indonesia pada tanggal 4 Januari 1946 ketika Pemerintah Republik Indonesia memindahkan ibu kotanya dari Jakarta setelah Belanda dengan Sekutu melancarkan serangan ke Indonesia.
18. Yogyakarta, selain ikut memainkan percaturan politik Indonesia pada masa perebutan kemerdekaan, juga menjadi saksi atas terjadinya Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948—yang akhirnya dapat diduduki Belanda—dan Serangan Umum 1 Maret 1949 yang berhasil menguasai Yogyakarta selama 6 jam.
19. Tombak Kyai Wijoyo Mukti dibuat semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII (1921) dan merupakan Pusaka Pemberian Raja Kraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.
20. Tombak Kyai Wijoyo Mukti melambangkan kemenangan sejati di masa depan, di mana seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan kesenangan lahir dan batin karena tercapainya tingkat kesejahteraan yang benar-benar merata.
Image Credit |
21. Yogyakarta terletak di lembah tiga sungai, yaitu Sungai Winongo, Sungai Code (yang membelah kota dan kebudayaan menjadi dua), dan Sungai Gajahwong.
22. Jika dilihat dari Jakarta, kota ini berjarak 600 kilometer dan 65 kilometer dari Surakarta.
23. Yogyakarta memiliki ketinggian sekitar 112 meter di atas permukaan laut.
24. Sistem drainase yang tertata rapi (yang dibangun oleh pemerintah kolonial) ditambah dengan giatnya penambahan saluran air (yang dikerjakan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta) membuat kota ini jarang mengalami banjir meskipun terletak di lembah.
25. Untuk menjaga keberlangsungan pengembangan kawasan ini, dibentuklah sekretariat bernama Kartamantul (singkatan dari Yogyakarta, Sleman, dan Bantul) yang mengurusi semua jal yang berkaitan dengan kawasan aglomerasi Yogyakarta dan daerah-daerah penyangga (Depok, Mlati, Gamping, Kasihan, Sewon, dan Banguntapan).
26. Kota Yogyakarta terdiri dari empat belas kecamatan, yaitu Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Umbulharjo, Kotagede, Gondokusuman, Dannurejan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan, Wirobrajan, Gedongtengen, Jetis, dan Tegalrejo.
27. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010, terdapat 388.088 jiwa di Kota Yogyakarta dengan proporsi pria dan wanita yang hampir setara.
28. Masyarakat Yogyakarta mayoritas adalah pemeluk agama Islam. Jika dibandingkan dengan masyarakat yang menganut agama Kristen dan Katolik, terdapat jumlah yang relatif signifikan.
29. Muhammadyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indoneia, didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kauman, Ngupasan, Gondoman, Yogyakarta, pada tahun 1912.
30. Muhammadyah, hingga saat ini, masih berpusat di Yogyakarta.
31. Kota yang dikenal sebagai kota pelajar ini memiliki 137 perguruan tinggi dengan 20% penduduk produktifnya merupakan pelajar.
32. Beberapa perguruan tinggi negeri yang ada di Yogyakarta, yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
33. Salah satu yang menjadikan Yogyakarta salah satu kota wisata adalah lokasinya yang strategis. Yogyakarta terletak di jalur-jalur utama, yaitu Jalan Lintas Selatan yang menghubungkan Yogyakarta, Bandung, Surakarta, Surabaya, dan kota-kota di selatan Jawa, serta jalur Yoyakarta Semarang yang menghubungkan Yogyakarta, Magelang, Semarang, dan kota-kota di lintang tengah Pulau Jawa.
34. Tidak ada transportasi air di kota ini karena Yogyakarta memiliki jarak yang cukup jauh dari laut, yaitu sekitar 27 hingga 30 kilometer.
35. Sebagai kota yang tidak mengenal istilah angkutan kota seperti angkot dan armada minubus, Yogyakarta melayani masyarakatnya dedngan menyediakan sejumlah bus kota.
36. Trans Jogja merupakan sistem transportasi bus yang terbilang baru—sejak Maret 2008—dan bertugas melayani masyarakat sebagai transportasi massal yang cepat, aman, dan nyaman.
37. Untuk mencapai Yogyakarta dengan menggunakan tranportasi udara, Anda akan dilayani oleh Bandara Internasional Adisutjipto yang terletak di Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
38. Kota Yogyakarta memiliki 17 buah stasiuin televisi, di mana 12 diantaranya merupakan siaran nasional dan sisanya merupakan siaran lokal.
39. Dari 11 koran yang terbit di Yogyakarta, 6 diantaranya merupakan koran nasional dan 5 diantaranya merupakan koran lokal.
40. Untuk radio, Yogyakarta memiliki 6 stasiun radio dengan frekuensi AM dan 28 stasiun radio dengan frekuensi FM.
41. Sejak tahun 1947 hingga sekarang (2014), terdapat sembilan orang yang pernah—dan sedang—menjabat sebagai Wali Kota Yogyakarta.