Culture shock di Malaysia bukan merupakan masalah yang besar dalam proses adaptasi orang-orang asing yang baru pindah ke negara tersebut. M...
Culture shock di Malaysia bukan merupakan masalah yang besar dalam proses adaptasi orang-orang asing yang baru pindah ke negara tersebut. Malaysia adalah negara yang menawarkan berbagai kenyamanan di era modern. Negara ini memiliki masyarakat yang sangat multikultural dan penduduk setempat yang bersahabat menyambut pendatang baru.
Meski demikian, akan ada aspek kehidupan baru yang harus disesuaikan saat tinggal di sini. Bagi sebagian orang asing yang beragama tidak Islam, aspek terbesar tersebut adalah agama. Mayoritas populasi Malaysia adalah Muslim yang mematuhi tradisi Islam konservatif. Unsur lain utama culture shock di Malaysia adalah iklim tropis yang panas dan lembab. Di bawah ini adalah beberapa culture shock yang mungkin dialami orang asing saat berada di Malaysia.
1. Keberagaman penduduk di Malaysia
Malaysia adalah negara yang memiliki beragam imigran dan populasi etnis. Hal ini menimbulkan berbagai hal yang berlainan di antara orang-orang dari latar belakang budaya berbeda-beda. Tiga kelompok etnis utama di Malaysia adalah Melayu, Cina dan India. Bersama dengan banyak kelompok etnis pribumi, mereka berbaur untuk membentuk kebudayaan unik yang menghasilkan keberagaman seni, budaya, masakan dan tradisi.
2. Agama di Malaysia
Meskipun Malaysia tidak hanya memiliki satu agama resmi, hampir setengah dari populasi di negara ini adalah pemeluk agama Islam. Pengaruh agama Islam jelas berdampak pada kehidupan sehari-hari di negara ini. Kadang-kadang pengaruh tersebut dapat dirasakan dengan adanya hal-hal kecil seperti panggilan untuk salat di masjid setempat atau yang lebih ekstrim adalah tatapan benci dan diskriminasi saat perempuan mengenakan pakaian yang sedikit lebih terbuka.
Orang-orang asing di Malaysia tidak diwajibkan untuk mematuhi tradisi Islam dan bebas menjalankan agama mereka sendiri. Namun mereka harus selalu menghormati adat istiadat setempat dengan bertindak dan berpakaian konservatif untuk menghindari persinggungan budaya di masyarakat lokal. Hal-hal tersebut terutama sangat penting diterapkan pada saat bulan-bulan suci umat Muslim seperti Ramadhan.
3. Iklim di Malaysia
Iklim di Malaysia sangat ideal untuk menikmati liburan di pantai atau di pegunungan. Namun tinggal dan bekerja di iklim yang sangat lembab dan panas dapat menguras energi. Orang-orang asing yang memiliki gaya hidup aktif di luar ruangan biasanya memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dan harus menghabiskan hampir sepanjang hari di dalam bangunan ber-AC untuk menghindari panas. Sangat penting untuk memberikan waktu bagi tubuh seseorang untuk menyesuaikan diri dengan iklim dan cuaca di Malaysia.
4. Menjaga kehormatan di Malaysia
Menjaga kehormatan merupakan aspek penting dalam budaya dan kehidupan sosial di Malaysia. Pada umumnya orang Malaysia berusaha untuk membangun hubungan sosial yang harmonis dan sangat penting bagi mereka untuk menghindari rasa malu di hadapan publik. Orang-orang asing harus selalu memperlakukan rekan-rekan mereka di Malaysia dengan hormat. Oleh karena itu, hindari berdebat atau menunjukkan kemarahan terhadap orang lain di depan umum. Apabila ada masalah, lebih baik membicarakannya secara pribadi dengan orang yang bersangkutan.
Terkait dengan soal menjaga kehormatan, gaya komunikasi orang Malaysia biasanya sopan dan cukup halus. Orang-orang Malaysia tidak selalu memberikan jawaban langsung untuk pertanyaan-pertanyaan tertentu agar tidak menyinggung siapapun. Hal ini mungkin dapat menimbulkan rasa frustasi bagi orang-orang asing yang terbiasa dengan gaya komunikasi yang lebih tegas dan langsung. Sebaiknya orang-orang asing di lingkungan perusahaan perlu belajar untuk melatih kesabaran sebaik mungkin saat menghadapi rekan kerja dari Malaysia.
5. Kendala bahasa di Malaysia
Bahasa resmi Malaysia adalah Bahasa Malaysia. Penulisan bahasa Malaysia biasanya ditulis dalam alfabet Latin dan huruf Arab. Akibat warisan masa lalu dari kolonialisme bangsa Inggris, banyak orang Malaysia yang fasih berbahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Inggris pada umumnya dianggap sebagai bahasa bisnis di Malaysia. Bahasa lain yang digunakan di Malaysia berasal dari berbagai warisan lain seperti bahasa Kanton, Mandarin dan Tamil.
6. Pertemuan dan salam di Malaysia
Menunjukkan rasa hormat kepada orang lain merupakan aspek penting dari kehidupan sehari-hari di Malaysia. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyapa orang lain dengan baik dan sopan. Jabat tangan adalah ucapan salam standar di Malaysia yang biasanya dilakukan para laki-laki. Perempuan Muslim biasanya tidak merasa nyaman berjabat tangan atau membuat kontak fisik di depan umum dengan seorang laki-laki yang bukan bagian dari keluarga mereka.
Jadi ketika menyapa seorang perempuan sebaiknya membiarkan perempuan tersebut menjadi orang yang pertama mengulurkan tangan. Apabila ia tidak mau berjabat tangan, menganggukkan kepala dan tersenyum akan cukup menjadi ucapan salam yang sopan. Kontak mata langsung biasanya juga dihindari orang-orang Malaysia. Mereka biasanya menurunkan pandangan mata mereka saat menyapa orang lain sebagai tanda hormat.
7. Masakan Malaysia
Jenis-jenis masakan Malaysia mencerminkan warisan budaya yang beragam. Ada berbagai masakan tradisional dengan rasa India, Cina dan Melayu yang mendominasi seni kuliner di seluruh wilayah Malaysia. Sebagian makanan akan terasa cukup akrab bagi orang-oarang asing yang berasal dari negara-negara Asia. Ada sangat banyak pilihan masakan lezat yang tersedia di berbagai restoran maupun gerai-gerai makanan di pinggir jalan. Masakan Malaysia banyak menggunakan bahan-bahan makanan yang halal karena sebagian besar penduduk di negara ini memeluk agama Islam.
Jika pendatang berasal dari Indonesia, tentu tidak banyak mengalami kesulitan ketika berkunjung ke Malaysia. Malaysia sudah seperti saudara dengan Indonesia dari segi budaya. Di sana banyak pula yang memeluk agama Islam, masjid banyak, banyak perempuan yang menggunakan jilbab, dan dari segi kuliner pun sama. Selain itu, ras dan akar rumpun bahasa sama-sama berasal dari Melayu. Tidak banyak perbedaan antara Indonesia dengan Malaysia. Hal ini tentunya berbeda jika yang berkunjung ke sana merupakan orang Eropa atau Australia. Demikianlah sedikit informasi mengenai culture shock di Malaysia. Semoga bisa membantu mengenal Malaysia lebih dekat.