Hidup di sebuah negara yang damai, aman, nyaman, penduduknya ramah, situasi kotanya sejuk, pastinya menjadi impian semua orang. Jika kamu in...
Hidup di sebuah negara yang damai, aman, nyaman, penduduknya ramah, situasi kotanya sejuk, pastinya menjadi impian semua orang. Jika kamu ingin mengetahui negara manakah yang memiliki tingkat keamanan, kedamaian, dan kenyamanan yang tinggi, maka jawabannya adalah New Zealand atau Selandia Baru. Walaupun terkadang suhunya bisa berubah ekstrim dan menjadi benar-benar dingin. Jika kamu hidup di negara ini maka kamu benar-benar akan dimanjakan oleh berbagai macam hal. Mulai dari alat trasportasi, kesejukan udara, keramahan penduduknya, kualitas pendidikannya, dan tentunya segala kelengkapan lainnya.
Kali ini tim berkuliah.com akan menampilkan hasil wawancara dengan salah satu ibu rumah tangga yang dengan setia turut serta bersama suaminya tinggal di New Zealand untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi. Siapakah dia? Penasaran? Oke, kita simak selengkapnya di bawah ini.
Halo, salam kenal. Supaya kita bisa lebih akrab dan saling mengenal, bisakah diceritakan tentang profil diri? Bisa dimulai dari nama, asal, tempat kuliah dan jurusan yang diambil, dan apakah kuliah menggunakan beasiswa atau biaya pribadi?
Nama lengkap saya Twindania Namiesyva, dan biasa dipanggil Syva. Sebelum tinggal di New Zealand, saya tinggal di Bandung. Pekerjaan saya sebagai ibu rumah tangga. Saya tinggal di New Zealand bersama suami saya tercinta Muhammad Ghifary (Ghifar), dan putri kesayangan kami Farzana Rumaisha Fathimah, yang saat ini berumur 2 tahun 4 bulan. Suami saya kuliah menggunakan beasiswa Victoria University of Wellington Postgraduate scholarship, dan saat ini terdaftar sebagai mahasiswa PhD Student, School of Engineering and Computer Science di Victoria University of Wellington (VUW), Wellington, New Zealand. Saat ini kami berdomisili di Wellington City, SUB URB Karori, New Zealand.
Bisakah bercerita tentang Victoria University of Wellington tempat suami berkuliah? Hal-hal apa yang paling disukai dan menarik dari universitas tersebut?
VUW adalah salah satu universitas tertua di New Zealand. VUW juga termasuk at least top 5 di New Zealand. Salah satu yang paling membuat suami saya tertarik untuk kuliah di VUW adalah supervisornya (dosen pembimbing) banyak yang berpengalaman di bidang kuliah yang suami saya tekuni. Kedua, profesor yg men-supervise suami saya bisa dibilang "terkenal" di bidangnya, dan punya good track record dalam riset-riset, citated papernya.
Kalau dari saya pribadi, dari pihak luar (bukan mahasiswa), yang saya kagumi bahwa VUW memiliki sistem yang matang, baik dalam hal manajemen universitas, perkuliahan, dan yang terkait dengan kemahasiswaan. Saya lihat suami saya dengan mudah bisa mengurusi segala yang berhubungan dengan perkuliahan, tanpa birokrasi yang ribet. Semua yang berhubungan dengan perkuliahan juga sudah integrated dengan baik secara digital dan online (misal dari daftar ulang, daftar perkuliahan, sampai submit, koreksi tugas dan melihat nilai akhir semua bisa via online). VUW juga memperhatikan situasi kondisi mahasiswanya. Misal diberikan layanan klinik medis gratis, juga ada financial support untuk mahasiswa, yang bisa memberi bantuan keuangan dengan syarat-syarat tertentu.
Secara fisik, bangunan VUW untuk Kelburn campus (tempat suami saya kuliah) sebagian ada bangunan tua, sebagian ada yang baru. Tapi, walaupun tua tetap full maintenance dengan desain interior yang sangat nyaman, khususnya di student lounge. Desain interiornya kalau tidak salah memenangkan lomba desain kampus terbaik se-New Zealand.
Apakah Victoria University of Wellington menyediakan beasiswa untuk mahasiswa dari Indonesia? Jika ada, bolehkah diceritakan detailnya?
VUW menyediakan full post graduate scholarship, dan first 1 year under graduate scholarship untuk mahasiswa international (saya kurang tahu detailnya), termasuk mahasiswa Indonesia. Beasiswa full post graduate scholarship ini yang didapat oleh suami saya. Beasiswanya (yang post graduate) terdiri dari free tuition fee (bebas uang sekolah selama 3-3,5 tahun), dan scholarship untuk hidup sehari-hari,yang alhamdulillaah sejauh ini besar biayanya bisa cukup untuk hidup berkeluarga.
Berapakah biaya hidup minimal di kota tempat tinggal sekarang? Berapakah biaya hidup jika mengajak keluarga?
Biaya hidup besarnya tergantung gaya hidup yang diambil. Yang paling "membebani" itu adalah biaya akomodasi. Kalau tinggal sendirian, minimal setidaknya butuh $150 per week hanya untuk biaya sewa rumah. Kalau minimal banget sih, hidup sendiri mungkin sekitar $1000-1200 sebulan (misal akomodasi $600-700, transportasi monthly bus $150, makan $250, kebutuhan lain2 optional $100). Untuk minimal berkeluarga (suami-istri-1anak balita) sekitar $1400-1600. Tap, sangat mungkin angka tersebut bervariasi untuk tiap-tiap orang dan keluarga.
Jika sudah memiliki anak, kira-kira di manakah tempat yang rekomended untuk menyekolahkan anak? Baik untuk usia play group, elementary, junior, and senior?
Di New Zealand, jenjang sekolah itu kindergarten (di bawah 5 tahun), SD sekaligus SMP (mulai umur 5 tahun, jenjangnya year 1 sampai year 8), college setara SMA (year 9 – year 12). Untuk kindergarten, umumnya orang tua akan mencari sekolah terdekat, sesuai kebutuhan orang tua dan anak. Ada 3 jenis sekolah yang bisa disebut kindergarten:
1. Kindergarten pada umumnya, di mana ada guru formal, masuk jam 9am-3pm, maksimal 4 hari dalam seminggu, bisa kurang untuk anak yang msh agak muda.
2. Playcentre, kindergarten di bawah pemerintah. tidak ada guru formal tetapi diasuh atau ajar oleh orang tua.
3. Daycare kindergarten, yang sekaligus sebagai tempat penitipan anak. Ada guru formal, masuk jam 8.30am-5pm.
Untuk pemilihan SD-SMP (public school) menggunakan sistem rayon. Jadi, umumnya anak masuk ke SD di daerah alamat rumah orang tua yang digunakan. Tapi, terkadang jika ada permintaan khusus dari orang tua bisa saja sih, bersekolah bukan di daerah alamat tempat tinggal orang tuanya.
Untuk pemilihan SMA biasanya tergantung kebutuhan orang tua dan anak. Ada 3 macam SMA: 1) Public school: sekolah umum. 2) Girls/boys College: sekolah khusus perempuan dan khusus laki-laki. Umumnya dipilih oleh orang Indonesia yang tinggal di NZ, karena public school pergaulan teenagenya lebih bebas. Lebih aman di sekolah khusus perempuan/laki-laki. 3) Private school: contohnya Catholic School.
Kalau untuk anak-anak, kira-kira bagaimana prosedur pengurusan visanya?
Anak saya dulu seperti saya, ambil jalur "family stream" based on student visa (suami saya student visa). Kalau saya dapat ‘work visa’, anak saya dapatnya ‘multiple entry visitor visa’ dengan masa berlaku sama dengan student visa ayahnya. Cukup membuka website kedutaan NZ, semua informasi lengkap ada di sana. Penuhi semua requirementnya, pembuatan visa tidak sampai satu minggu Insya Allah jadi.
Apa perbedaan budaya yang paling terasa antara New Zealand dengan Indonesia? Bagaimana sikap Syva atas perbedaan tersebut?
Secara visual, dengan mudah bisa dilihat bahwa cara berpakaian orang timur, Indonesia khususnya lebih sopan, lebih tertutup. Namun yang menarik adalah, masyarakat New Zealand tidak seperti masyarakat perkotaan di Indonesia, tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan. Mereka tidak peduli kita memakai baju bermerk, secondhand, atau pakai kaos oblong dan tanpa alas kaki untuk kuliah sekalipun. Masyarakat NZ cuek, tidak gengsian, mereka tidak malu belanja di toko secondhand. Orang tua tidak perlu dandan dari kepala sampai kaki untuk jemput anaknya sekolah atau ke parent meeting. Cukup kaos, jeans, dan sepatu flat. Mereka lebih mementingkan attitude daripada penampilan. Budaya seperti ini cocok buat saya.
Apakah di Wellington bisa ditemui komunitas Indonesia? Jika iya, apa saja kegiatannya?
Ya. Secara umum ada 3 komunitas Indonesia terbesar di sini.
1. KAMASI. Keluarga Masyarakat Indonesia Wellington. Secara garis besar, semua warga Indonesia Wellington adalah anggota KAMASI. Kegiatannya dari bazar makanan Indonesia, piknik bersama, olahraga bersama, dan lainnya.
2. UMI Wellington. Umat Muslim Indonesia. Ini adalah komunitas muslim Indonesia di Wellington. Kita ada pengajian rutin bulanan, taraweh keliling ramadhan, occasional pesantren kilat anak-anak.
3. Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Wellington. Kegiatannya olahraga bersama, sharing pengetahuan anggota rutin mingguan, fundraising jualan makanan, dan lainnya.
Apakah ada tips yang sebaiknya dilakukan bagi mahasiswa Indonesia setelah selesai kuliah di sana? Misalnya terkait peluang kerja di sana, dan lainnya?
Kalau betah dan tidak ada kebutuhan untuk pulang ke Indonesia, mungkin bisa dipertimbangkan mencari pekerjaan dan menjadi resident (bukan warga negara ya). Saya rasa,peluang kerja masih cukup banyak, baik yang sesuai pendidikan formal maupun pekerjaan casual seperti waitress atau cleaning service. Bisa memasukkan cv melalui semacam agent job seeker, yang nantinya pekerjaannya dicarikan agentnya. Bisa juga dengan memperbanyak network, baik orang Indonesia maupun orang NZ. Karena tidak jarang pekerjaan didapat dari teman-teman yang telah dikenal sebelumnya.
Oke, sobat berkuliah.com! Itu tadi cerita dari sahabat kita yang sangat setia untuk selalu menemani suami dan anaknya tinggal di New Zealand demi menimba berbagai ilmu dan pengalaman. Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu tertarik juga untuk kuliah di New Zealand? Nah, tunggu apa lagi! Cepat cari informasi tentang dunia perkuliahan di New Zealand, salah satunya bisa kamu kunjungi dan pantau terus berkuliah.com. Oke, tetap semangat ya, salam sukses dan sampai jumpa!
Kali ini tim berkuliah.com akan menampilkan hasil wawancara dengan salah satu ibu rumah tangga yang dengan setia turut serta bersama suaminya tinggal di New Zealand untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi. Siapakah dia? Penasaran? Oke, kita simak selengkapnya di bawah ini.
Halo, salam kenal. Supaya kita bisa lebih akrab dan saling mengenal, bisakah diceritakan tentang profil diri? Bisa dimulai dari nama, asal, tempat kuliah dan jurusan yang diambil, dan apakah kuliah menggunakan beasiswa atau biaya pribadi?
Nama lengkap saya Twindania Namiesyva, dan biasa dipanggil Syva. Sebelum tinggal di New Zealand, saya tinggal di Bandung. Pekerjaan saya sebagai ibu rumah tangga. Saya tinggal di New Zealand bersama suami saya tercinta Muhammad Ghifary (Ghifar), dan putri kesayangan kami Farzana Rumaisha Fathimah, yang saat ini berumur 2 tahun 4 bulan. Suami saya kuliah menggunakan beasiswa Victoria University of Wellington Postgraduate scholarship, dan saat ini terdaftar sebagai mahasiswa PhD Student, School of Engineering and Computer Science di Victoria University of Wellington (VUW), Wellington, New Zealand. Saat ini kami berdomisili di Wellington City, SUB URB Karori, New Zealand.
Bisakah bercerita tentang Victoria University of Wellington tempat suami berkuliah? Hal-hal apa yang paling disukai dan menarik dari universitas tersebut?
VUW adalah salah satu universitas tertua di New Zealand. VUW juga termasuk at least top 5 di New Zealand. Salah satu yang paling membuat suami saya tertarik untuk kuliah di VUW adalah supervisornya (dosen pembimbing) banyak yang berpengalaman di bidang kuliah yang suami saya tekuni. Kedua, profesor yg men-supervise suami saya bisa dibilang "terkenal" di bidangnya, dan punya good track record dalam riset-riset, citated papernya.
Kalau dari saya pribadi, dari pihak luar (bukan mahasiswa), yang saya kagumi bahwa VUW memiliki sistem yang matang, baik dalam hal manajemen universitas, perkuliahan, dan yang terkait dengan kemahasiswaan. Saya lihat suami saya dengan mudah bisa mengurusi segala yang berhubungan dengan perkuliahan, tanpa birokrasi yang ribet. Semua yang berhubungan dengan perkuliahan juga sudah integrated dengan baik secara digital dan online (misal dari daftar ulang, daftar perkuliahan, sampai submit, koreksi tugas dan melihat nilai akhir semua bisa via online). VUW juga memperhatikan situasi kondisi mahasiswanya. Misal diberikan layanan klinik medis gratis, juga ada financial support untuk mahasiswa, yang bisa memberi bantuan keuangan dengan syarat-syarat tertentu.
Secara fisik, bangunan VUW untuk Kelburn campus (tempat suami saya kuliah) sebagian ada bangunan tua, sebagian ada yang baru. Tapi, walaupun tua tetap full maintenance dengan desain interior yang sangat nyaman, khususnya di student lounge. Desain interiornya kalau tidak salah memenangkan lomba desain kampus terbaik se-New Zealand.
Apakah Victoria University of Wellington menyediakan beasiswa untuk mahasiswa dari Indonesia? Jika ada, bolehkah diceritakan detailnya?
VUW menyediakan full post graduate scholarship, dan first 1 year under graduate scholarship untuk mahasiswa international (saya kurang tahu detailnya), termasuk mahasiswa Indonesia. Beasiswa full post graduate scholarship ini yang didapat oleh suami saya. Beasiswanya (yang post graduate) terdiri dari free tuition fee (bebas uang sekolah selama 3-3,5 tahun), dan scholarship untuk hidup sehari-hari,yang alhamdulillaah sejauh ini besar biayanya bisa cukup untuk hidup berkeluarga.
Berapakah biaya hidup minimal di kota tempat tinggal sekarang? Berapakah biaya hidup jika mengajak keluarga?
Biaya hidup besarnya tergantung gaya hidup yang diambil. Yang paling "membebani" itu adalah biaya akomodasi. Kalau tinggal sendirian, minimal setidaknya butuh $150 per week hanya untuk biaya sewa rumah. Kalau minimal banget sih, hidup sendiri mungkin sekitar $1000-1200 sebulan (misal akomodasi $600-700, transportasi monthly bus $150, makan $250, kebutuhan lain2 optional $100). Untuk minimal berkeluarga (suami-istri-1anak balita) sekitar $1400-1600. Tap, sangat mungkin angka tersebut bervariasi untuk tiap-tiap orang dan keluarga.
Jika sudah memiliki anak, kira-kira di manakah tempat yang rekomended untuk menyekolahkan anak? Baik untuk usia play group, elementary, junior, and senior?
Di New Zealand, jenjang sekolah itu kindergarten (di bawah 5 tahun), SD sekaligus SMP (mulai umur 5 tahun, jenjangnya year 1 sampai year 8), college setara SMA (year 9 – year 12). Untuk kindergarten, umumnya orang tua akan mencari sekolah terdekat, sesuai kebutuhan orang tua dan anak. Ada 3 jenis sekolah yang bisa disebut kindergarten:
1. Kindergarten pada umumnya, di mana ada guru formal, masuk jam 9am-3pm, maksimal 4 hari dalam seminggu, bisa kurang untuk anak yang msh agak muda.
2. Playcentre, kindergarten di bawah pemerintah. tidak ada guru formal tetapi diasuh atau ajar oleh orang tua.
3. Daycare kindergarten, yang sekaligus sebagai tempat penitipan anak. Ada guru formal, masuk jam 8.30am-5pm.
Untuk pemilihan SD-SMP (public school) menggunakan sistem rayon. Jadi, umumnya anak masuk ke SD di daerah alamat rumah orang tua yang digunakan. Tapi, terkadang jika ada permintaan khusus dari orang tua bisa saja sih, bersekolah bukan di daerah alamat tempat tinggal orang tuanya.
Untuk pemilihan SMA biasanya tergantung kebutuhan orang tua dan anak. Ada 3 macam SMA: 1) Public school: sekolah umum. 2) Girls/boys College: sekolah khusus perempuan dan khusus laki-laki. Umumnya dipilih oleh orang Indonesia yang tinggal di NZ, karena public school pergaulan teenagenya lebih bebas. Lebih aman di sekolah khusus perempuan/laki-laki. 3) Private school: contohnya Catholic School.
Kalau untuk anak-anak, kira-kira bagaimana prosedur pengurusan visanya?
Anak saya dulu seperti saya, ambil jalur "family stream" based on student visa (suami saya student visa). Kalau saya dapat ‘work visa’, anak saya dapatnya ‘multiple entry visitor visa’ dengan masa berlaku sama dengan student visa ayahnya. Cukup membuka website kedutaan NZ, semua informasi lengkap ada di sana. Penuhi semua requirementnya, pembuatan visa tidak sampai satu minggu Insya Allah jadi.
Apa perbedaan budaya yang paling terasa antara New Zealand dengan Indonesia? Bagaimana sikap Syva atas perbedaan tersebut?
Secara visual, dengan mudah bisa dilihat bahwa cara berpakaian orang timur, Indonesia khususnya lebih sopan, lebih tertutup. Namun yang menarik adalah, masyarakat New Zealand tidak seperti masyarakat perkotaan di Indonesia, tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan. Mereka tidak peduli kita memakai baju bermerk, secondhand, atau pakai kaos oblong dan tanpa alas kaki untuk kuliah sekalipun. Masyarakat NZ cuek, tidak gengsian, mereka tidak malu belanja di toko secondhand. Orang tua tidak perlu dandan dari kepala sampai kaki untuk jemput anaknya sekolah atau ke parent meeting. Cukup kaos, jeans, dan sepatu flat. Mereka lebih mementingkan attitude daripada penampilan. Budaya seperti ini cocok buat saya.
Apakah di Wellington bisa ditemui komunitas Indonesia? Jika iya, apa saja kegiatannya?
Ya. Secara umum ada 3 komunitas Indonesia terbesar di sini.
1. KAMASI. Keluarga Masyarakat Indonesia Wellington. Secara garis besar, semua warga Indonesia Wellington adalah anggota KAMASI. Kegiatannya dari bazar makanan Indonesia, piknik bersama, olahraga bersama, dan lainnya.
2. UMI Wellington. Umat Muslim Indonesia. Ini adalah komunitas muslim Indonesia di Wellington. Kita ada pengajian rutin bulanan, taraweh keliling ramadhan, occasional pesantren kilat anak-anak.
3. Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Wellington. Kegiatannya olahraga bersama, sharing pengetahuan anggota rutin mingguan, fundraising jualan makanan, dan lainnya.
Apakah ada tips yang sebaiknya dilakukan bagi mahasiswa Indonesia setelah selesai kuliah di sana? Misalnya terkait peluang kerja di sana, dan lainnya?
Kalau betah dan tidak ada kebutuhan untuk pulang ke Indonesia, mungkin bisa dipertimbangkan mencari pekerjaan dan menjadi resident (bukan warga negara ya). Saya rasa,peluang kerja masih cukup banyak, baik yang sesuai pendidikan formal maupun pekerjaan casual seperti waitress atau cleaning service. Bisa memasukkan cv melalui semacam agent job seeker, yang nantinya pekerjaannya dicarikan agentnya. Bisa juga dengan memperbanyak network, baik orang Indonesia maupun orang NZ. Karena tidak jarang pekerjaan didapat dari teman-teman yang telah dikenal sebelumnya.
Oke, sobat berkuliah.com! Itu tadi cerita dari sahabat kita yang sangat setia untuk selalu menemani suami dan anaknya tinggal di New Zealand demi menimba berbagai ilmu dan pengalaman. Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu tertarik juga untuk kuliah di New Zealand? Nah, tunggu apa lagi! Cepat cari informasi tentang dunia perkuliahan di New Zealand, salah satunya bisa kamu kunjungi dan pantau terus berkuliah.com. Oke, tetap semangat ya, salam sukses dan sampai jumpa!