Jepang, dari negara ini kita tidak akan pernah habis dan kehilangan topik untuk mengupas hal apapun yang berkenaannya. Negara yang memang s...
Jepang, dari negara ini kita tidak akan pernah habis dan kehilangan topik untuk mengupas hal apapun yang berkenaannya. Negara yang memang sudah ditakdirkan untuk menjadi bangsa yang besar, tangguh, dan berpendidikan. Jepang adalah bangsa yang benar-benar memiliki karakter yang kuat. Karakter yang dihasilkan dari pembinaan serta didikan masyarakat sejak dari usia dini. Karakter yang paling menonjol dari masyarakat Jepang adalah sikap disiplin serta etos kerja yang tinggi. Maka dari itu, sebuah bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki karakter yang kuat dan selalu menjaga karakter tersebut dari waktu ke waktu. Dan itulah Jepang.
Baiklah, kali ini kita kembali akan mengulas tentang berbagai hal dari pengalaman serta kisah menarik dari salah satu pemuda Indonesia yang telah berhasil membawa dirinya untuk menuntut ilmu jauh ke luar negeri, salah satunya Jepang ini. Kali ini, tim berkuliah.com telah berhasil mendapatkan beberapa informasi tentang perkuliahan di Jepang dari Robert. Ingin tahu bagaimana serunya kuliah di Jepang? Simak ulasannya berikut ini.
1. Hallo, Robert. Bisakah dijelaskan profil tentang diri kamu? Apa alasan yang membuat kamu memilih Jepang sebagai tujuan studimu?
Nama saya Robert Dwiputra, dan saat ini sedang menjalani kuliah di Chiba University, jurusan arsitek, yang didapat dari beasiswa pemerintah Jepang (MEXT) . Saya berasal dari Jakarta.
Alasan saya memilih Jepang sebagai tujuan studi, karena negara ini terkenal dengan teknologi arsiteknya dalam hal penanganan gempanya. Saya begitu penasaran dan ingin mempelajari lebih banyak mengenai teknologi yang ada di Jepang. Selain itu, lantaran saya memang sejak kecil cukup ‘maniak’ dan sangat menyukai berbagai hal tentang Jepang, itulah yang kemudian meyakinkan saya untuk mengambil studi di sini.
2. Mengenai kampus Robert saat ini, apa keunikan atau kesan yang kamu dapat selama kuliah di Universitas Chiba? Apa saja yang menjadi jurusan favorit di sana?
Universitas Chiba merupakan salah satu kampus yang memiliki banyak jurusan. Hal ini yang cukup membedakan antara kampus ini dengan kampus lainnya yang ada di Jepang. Kebanyakan kampus lainnya hanya memiliki jurusan teknik saja.
Jurusan favorit di sini adalah Arsitek, desain, dan pendidikan keguruan.
3. Mengapa kamu mengambil jurusan arsitek? Apa kelebihannya yang kamu dapatkan?
Ada beberapa kelebihan yang saya rasakan. Pertama, bidang arsitek di Jepang berbeda dengan yang ada di Indonesia. Di sini, bidang arsitek merupakan perpaduan antara arsitek sekaligus bidang sipil yang ilmunya berkenaan dengan desain, sekaligus matematik. Sedangkan di Indonesia sendiri, arsitek hanya mempelajari tentang desain saja. Selain itu, sejak lama Jepang begitu terkenal sebagai negara dengan paling majunya dalam hal pendidikan gempa, ditambah dengan berbagai mesin yang dimiliki untuk percobaan serta teknologinya yang begitu maju, yang sangat bagus untuk digunakan dalam melakukan riset.
4. Dari penjelasan sebelumnya, kamu mengatakan memperoleh beasiswa dari pemerintah Jepang. Bagaimana sifat beasiswa tersebut? Bagaimana cara applynya, dan di mana harus mengurus persyaratannya?
Untuk pendaftarannya dilakukan ketika masih di Indonesia. Dulunya, saya mendaftar untuk program Diplomat 3 (D3), dan untuk D2, D3, S1, S2, dan S3 juga ada. Untuk D2, D3 serta S1 memiliki syarat minimal untuk nilai SMA dan UN. Dan untuk S2, ada syarat lainnya yang harus dipenuhi.
Jika sudah memenuhi berbagai syarat yang ada, barulah bisa mendapat formulirnya, lalu mengisi, dan mengirimkan berkasnya. Setelah itu, kamu akan dihubungi oleh pihak yang bersangkutan, untuk mengikuti tes. Setelah tes, dan jika lolos, kamu akan dihubungi lagi untuk dilakukan wawancara. Setelah itu, Jepang telah menunggu! Untuk D3, dari pendaftar se-Indonesia, yang akan dipilih dan berangkat hanya sekitar 10 sampai 20 orang saja.
Nah, bagi yang mengambil D3, lama studinya 3 tahun, dan 1 tahunnya harus lulus bahasa Jepang. Fasilitas yang disediakan hampir dari segala hal, mulai dari tiket berangkat-pulang, biaya hidup, dan biaya pendidikan. Jadi, kamu tidak perlu mengeluarkan biaya sama sekali selama tinggal di Jepang, bahkan bisa digunakan untuk menabung. Hampir semuanya tersedia, dan yang perlu kamu lakukan hanya fokus untuk belajar.
Untuk yang awalnya mengambil D1, D2, D3, dan S1 dan ingin meneruskan ke jenjang berikutnya seperti S2, atau S3, kamu harus mempertahankan nilai selama studi di jenjang sebelumnya. Nilai yang di dapat harus 2,8 dari nilai 3. Jadi, intinya harus mendapat nilai A di semua pelajaran selama menjalani lamanya masa studi. Kebetulah, karena saya mengambil D3 selama 3 tahun, maka sayapun harus mempertahankan nilai selama masa tersebut. Hanya bagian ini memang yang cukup sulit.
Dan mengenai cara untuk mengurus beasiswanya, semuanya dilakukan di kantor Kedubes Jepang yang ada di Jakarta. Dan jika kamu orang luar Jakarta, bisa dilakukan di Konsulat Jepang di kota terdekat, misanya seperti yang ada di Medan, atau Surabaya, dan daerah lainnya.
5. Bagaimana karakteristik dosen dan teman-teman asli Jepang, baik di luar dan di dalam kelas?
Dosen-dosen yang ada di sini kelihatan lebih cuek terhadap muridnya jika di dalam kelas. Tapi, kalau sudah masuk lab saat melakukan penelitian, mereka sangat ok sekali! Mereka akan sangat dengan senang hati membantumu jika dalam kesulitan.
6. Apakah ada perbedaan budaya yang sangat mencolok antara Jepang dan Indonesia? jika iya, seperti apa misalnya?
Menurut saya ada banyak perbedaan dalam berbagai hal. Tapi, semakin lama kamu tinggal di sini, maka kamu akan semakin mengerti dan biasa saja, rasanya sama saja tidak ada yang berbeda. Cuma yang membedakannya dalam hal bahasa, mereka menggunakan bahasa Jepang, sedangkan kita Indonesia. Orang Jepang pada dasarnya pemalu, tidak seperti orang Indonesia yang cukup berani dan seringkali blak-blakan. Jadinya, kalau mereka melihat orang asing, biasanya mereka belum berani untuk menyapa duluan. Tapi, kalau sudah kenal akrab dan berteman justru sangat asyik. Mereka pada dasarnya sangat ramah.
7. Bagaimana dengan biaya hidup? Apakah di sana mahal? Kira-kira, untuk satu bulan bisa menghabiskan berapa rupiah, mulai dari makan, tempat tinggal, dan transport?
Untuk biaya memang di sini mahal. Kalau hidup sendiri di daerah Tokyo dan sekitarnya, kira-kira biaya yang dibutuhkan dalam sebulannya 100 sampai 120 ribu Yen.
8. Adakah tempat-tempat belanja dan makan yang harganya mungkin sesuai dengan kantong para mahasiswa?
Tempat yang murah ada. Tapi, jika dibandingkan dengan Indonesia tetap masih lebih mahal di Jepang. Dan untuk menghemat dan murah, solusi terbaiknya masak sendiri.
9. Apakah Robert aktif di dunia PPI? Jika iya, kegiatan terbesar apa yang pernah dilakukan PPI di Jepang?
Saya sendiri tidak begitu aktif di PPI Jepang. Hanya terkadang membantu sedikit saja, atau hanya melihat teman-teman saya yang aktif di sana.
10. Adakah tips-tips yang Robert bisa bagikan tentang bagaimana cara belajar bahasa asing, khusunya Inggris dan Jepang, agar kita mudah berkomunikasi saat berada di Jepang?
Untuk bahasa Inggris, di sini tidak terlalu digunakan, karena orang Jepang sendiri hanya sedikit dari mereka yang bisa menggunakan bahasa Inggris. Mereka sangat mencintai bahasa ibu mereka, yaitu Jepang. Dan kalau ingin mempelajari bahasa dengan cepat, intinya harus berani berbicara, banyak mendengar, dan membaca. Semuanya tergantung dari individu masing-masing. Intinya harus berani dan aktif.
Nah, demikian ulasan tentang pengalaman menarik serta tips yang bisa dibagikan oleh Robert, salah satu mahasiswa Indonesia yang menjalani studinya di Jepang. Bagaimana? Cukup banyak bukan, informasi yang sudah ia bagikan mengenai Jepang tadi? Kamu tertarik untuk mengikuti jejak Robert? Terus semangat dan selalu pantau berkuliah.com. Salam sukses dan sampai jumpa.
