Arab Saudi merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang terkenal dengan tingkat kesejahteraan penduduknya yang tinggi. Selain itu bagi ...
Arab Saudi merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang terkenal dengan tingkat kesejahteraan penduduknya yang tinggi. Selain itu bagi para umat muslim, negara ini dikenal karena memiliki 2 kota suci yaitu Mekah dan Madinah yang merupakan ‘kiblat’ tempat ibadah haji yang selalu ramai setiap tahunnya oleh orang-orang dari seluruh dunia. Arab Saudi juga menjadi tujuan bagi mereka yang ingin melanjutkan kuliah. Salah satunya ada Miftah, teman kita asal Indonesia yang saat ini menempuh studi di King Saud University (KSU) di ibukota Riyadh. Dari ulasan berikut ini, ia akan berbagi pengalamannya selama berkuliah di sana.
Saat ini Miftah mengambil jurusan di bidang Fiqih Islam untuk studinya. Ia mendapat beasiswa untuk bisa sekolah di sana. Setiap mahasiswa asing yang memperoleh beasiswa, artinya segala bentuk biaya pendidikan dan tempat tinggal sudah ditanggung oleh pihak universitas. Selain itu, disediakan juga asrama beserta fasilitas sehari-hari untuk para mahasiswanya. Menyenangkan bukan?
Tentang sistem pendidikan di Arab Saudi dan biaya hidup di sana
Di Arab Saudi, semua universitas memang gratis untuk orang asing. Jadi, ketika kita mendapat beasiswa, otomatis kita tidak akan mengeluarkan uang satu peserpun! Setiap bulan kita akan mendapatkan apa yang dinamakan mukafaah. Mukafaah adalah semacam uang tunjangan untuk mahasiswa. Jumlahnya 840 Real, kurang lebih sebesar 3 juta Rupiah jika dikurskan.
Untuk biaya hidup, meskipun Arab Saudi termasuk negara yang tinggi standar hidupnya, jangan khawatir karena segala kebutuhan pokok nantinya sudah ditanggung oleh universitas. Jadi, dengan uang tunjangan tersebut sangat cukup untuk biaya sehari-hari.
Prosesnya sampai mendapatkan beasiswa ke Arab Saudi
Bagi kamu yang ingin sekolah di KSU, ketika akan mendaftar untuk program beasiswa prosesnya ada 2 cara, yaitu: Muqabalah dan murasalah. Muqabalah artinya semacam tes langsung, bisa mengikuti tes di Indonesia dimana biasanya terdapat program-program khususnya. Sedangkan Muralasah, proses dimana kita mengajukan berkas-berkas, via internet ke situs resmi milik universitas yang bersangkutan. Setelah itu tahap selanjutnya menunggu pengumuman diterima atau ditolak kira-kira 1 tahun lamanya. Intinya, jika mengikuti proses ini kamu harus banyak berdoa supaya hasilnya sesuai dengan apa yang diinginkan.
Karakter Penduduk Arab Saudi dan pengalaman menarik
Untuk orang-orang Arab Saudi seperti orang-orang pada umumnya. Dari segi sifatnya,ada yang baik dan ada yang jelek. Tapi, menurut Miftah, dinilai secara umum orang Saudi baik-baik. Hukum yang diterapkan di Arab Saudi yaitu hukum Islam. Jadi, laki-laki dan perempuan tidak bisa bertindak secara bebas, seperti yang ada di Barat.
Ada hal menarik jika kamu adalah seorang muslim yang ingin menyempurnakan Rukun Islam yang ke-5, yaitu ibadah haji. Jika menjadi mahasiswa di Arab Saudi, kita akan mendapat fasilitas haji dan umroh dengan biaya yang sangat terjangkau untuk mahasiswa. Kamu bisa melaksanakan ibadah haji setiap tahunnya atau bahkan jika ingin, kamu bisa umroh setiap bulannya! Perjalanan dari Riyadh ke Mekah dan Madinah bisa ditempuh selama 10 jam melalui jalur darat, atau 1 jam jika kamu memilih jalur udara. Namun sayang, anggota keluarga yang bisa diajak beribadah hanya istri atau anak bagi mereka yang sudah berkeluarga. Artinya, kamu tidak bisa menggunakan fasilitas kampus untuk beribadah haji dan umroh dengan mengajak keluarga yang ada di Indonesia.
Orang-orang Indonesia di Arab Saudi
Jika dihitung, kira-kira ada sekitar 70 orang mahasiswa asal Indonesia yang berkuliah di Arab Saudi. Semuanya terbagi rata berdasarkan program pendidikan yang disediakan yaitu S1, S2 dan S3. Orang-orang Indonesia, terutama mahasiswanya sering berkumpul, bersilaturahmi dan mengadakan acara di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Kesan-kesan kuliah di Arab Saudi
Banyak sekali kesan Miftah ketika berkuliah di Arab Saudi. Negeri ini terkenal dengan kondisi cuacanya yang sangat ekstrim jika dibandingkan dengan Indonesia. Jadi, untuk kamu yang tertarik belajar ke Arab Saudi harus mempersiapkan kemungkinan untuk kondisi ini. Dari segi kebudayaan, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat di Arab Saudi, Miftah mengaku tidak mengalami kendala karena sebelumnya ia pernah menuntut ilmu di pondok pesantren.
Untuk sistem pendidikan dan kesan belajar di luar negeri, Miftah mengaku tidak ada perbedaan berarti. Karena, pada dasarnya sama saja dimanapun tempat kita belajar. Akan tetapi menurutnya, belajar di luar negeri memiliki nilai tambah yaitu pengalaman. Apalagi, menurut penuturannya sebagai mahasiswa di Arab Saudi, ia sangat bersyukur karena bisa sekaligus menunaikan ibadah haji dan umroh di tanah suci.
Tips untuk kamu yang tertarik kuliah di Arab Saudi
Ada beberapa tips dari Miftah tentang apa saja persiapan jika kamu ingin kuliah di Arab Saudi, diantaranya:
- Paling utama harus dipersiapkan adalah doa.
- Restu sama orang tua, mintalah doa dari mereka untuk kesuksesanmu.
- Khususnya di universitas tempat Miftah belajar yaitu KSU, kamu perlu memperdalam Bahasa Arab dan Inggris. Karena dua bahasa ini adalah bahasa utama yang digunakan selama perkuliahan.
- Tingkatkan hafalan Al Qur’an kamu serta perdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai agama Islam.