Malaysia banyak dipilih sebagai negara tujuan kuliah karena wilayahnya yang cukup dekat dengan Indonesia. Negara ini sering disebut sebagai...
Malaysia banyak dipilih sebagai negara tujuan kuliah karena wilayahnya yang cukup dekat dengan Indonesia. Negara ini sering disebut sebagai negeri yang serumpun dengan Indonesia, mengingat berbagai persamaan yang dimiliki oleh kedua negara ini. Biaya hidup dan kuliah di negeri Jiran ini juga tidak terlalu tinggi. Tidak percaya? Simak cerita dari Sabil berikut ini.
Sabil berkuliah di International Islamic University di Malaysia, dengan jurusan yang ia ambil adalah Akuntansi. Sekarang Sabil telah memasuki tahun ke-3 dari keseluruhan masa studi yang ia jalani di negeri Jiran tersebut.
Alasan memilih Malaysia sebagai negara tujuan berkuliah adalah, disamping dekat dengan kota tempat tinggalnya, Sabil juga merasa perlu menjadikan Malaysia sebagai ajang pengenalan kehidupan kuliah di luar negeri. Jadi, untuk ke depannya setelah lulus kuliah di Malaysia ia masih punya harapan untuk bisa melanjutkan studi ke universitas di Eropa.
Malaysia di mata seorang mahasiswa
Perbedaan mendasar antara kehidupan Indonesia dan Malaysia dari kacamata mahasiswa seperti Sabil, terutama adalah dari segi subsidi dan bantuan-bantuan pemerintah untuk mahasiswa. Terlebih untuk mahasiswa yang tinggal di asrama, mereka hanya dikenakan biaya 600 Ringgit per semester, atau sekitar 2 juta Rupiah. Dengan tarif ringan yang dikenakan, kamu sudah bisa menikmati segala fasilitas yang ada, seperti air dan listrik tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.
Untuk biaya hidup sehari-hari tidak jauh beda dengan Indonesia apabila kamu tidak tinggal di kota-kota besar atau menetap di lingkungan kampus. Menurut Sabil, biaya hidup di Malaysia dengan tempat tinggalnya di Medan hampir sama. Semua jenis kebutuhan pokok termasuk makanan juga telah mendapatkan subsidi dari universitas yang bersangkutan. Dengan subsidi tersebut, untuk biaya makan hanya dikenakan 4-5 Ringgit atau sekitar 15 ribu Rupiah.
Kehidupan akademik di negeri Jiran
Biaya kuliah di Malaysia memang cukup tinggi, bisa mencapai 3.500 Ringgit atau Rp 12.000.0000. Bagi kamu yang merasa sebagai siswa berprestasi seperti Sabil, pihak kampus menyediakan potongan biaya jadi kamu hanya wajib membayar 500 Ringgit saja. Bagi kamu yang ingin menambah penghasilan sendiri juga sangat mungkin untuk kuliah sembari bekerja part time. Kamu bisa mengambil waktu setelah jam kuliah atau di akhir pekan, seperti yang teman-teman Sabil lakukan. Jenis pekerjaannya macam-macam, mulai dari yang informal seperti usaha catering atau pelayan restoran, sampai yang informal seperti teller bank juga mungkin untuk kamu lakukan.
Bahasa pengantar yang digunakan di universitas tempat Sabil berkuliah adalah bahasa Inggris, karena universitas tersebut adalah salah satu universitas internasional. Penting diperhatikan bagi kamu yang tertarik berkuliah di sana, nilai TOEFL yang harus kamu miliki minimal adalah 450. Apabila kamu belum memenuhi standar tersebut akan diadakan program karantina khusus selama satu semester untuk pendidikan bahasa Inggris.
Kesan-kesan selama belajar di Malaysia
Kesan yang diperoleh Sabil selama belajar di sekolah internasional adalah bisa mengenal lebih banyak orang dari berbagai negara. Makanan yang disediakan di wilayah kampus juga beragam. Kamu bisa mencicipi kuliner khas dari banyak daerah seperti Timur Tengah, Afrika, Eropa dan Asia. Apalagi, kita akan menghadapi ASEAN Community yang nantinya akan membuat kita semakin dekat dalam berinteraksi dengan orang-orang dari negara lain di ASEAN.
Tips persiapan kuliah di Malaysia dari Sabil
- Yang perlu dipersiapkan yang penting bahasa inggrisnya.
- Yang kedua, adalah nilai dari mata pelajaran selama SMA. Karena kebanyakan penerimaan beasiswa di Malaysia termasuk kampus tempat Sabil belajar mempertimbangkan nilai dalam ijazah.
- Jika memiliki banyak waktu luang, jangan ragu mengambil pekerjaan paruh waktu untuk tambahan penghasilan.