Tentunya, kamu tidak akan merasa bosan dengan dunia perkuliahan di Australia, kan? Masih ada banyak sekali hal menarik yang bisa digali ten...
Tentunya, kamu tidak akan merasa bosan dengan dunia perkuliahan di Australia, kan? Masih ada banyak sekali hal menarik yang bisa digali tentang dunia perkuliahan di negeri dengan nama ‘Queen’ ini. Jika Indonesia memiliki lagu kebangsaannya ‘Indonesia Raya’, lalu tahukah kamu apa lagu kebangsaan dari negara Australia? Itulah, ‘Good Save The Queen’.
Nah, berkenaan dengan nama ‘Queen’ tersebut, kali ini tim berkuliah.com akan mengulas informasi dari salah satu universitas yang ada di Australia, yaitu Queensland University of Technology dari salah satu mahasiswa Indonesia yang saat ini menjalani pendidikannya di sana. Ingin tahu cerita selengkapnya? Baiklah. Mari simak ulasan berikut ini.
1. Halo, Salam kenal. Supaya bisa mengenal lebih dekat, bisakah kamu menceritakan sedikit tentang profil diri kamu?
Hallo. Nama saya Agdiosa Manyan, asal dari Bogor, Jawa Barat. Saat ini saya kuliah di Queensland University of Technology (QUT), dan mengambil jurusan Teknik Mesin. Saya tinggal di Brisbane, Queensland, Australia, dan kuliah di sini dengan biaya pribadi.
2. Bisakah diceritakan tentang universitas Queensland University of Technology tempat Agdiosa kuliah? Hal-hal apa yang paling kamu sukai dari universitas tersebut?
QUT adalah salah satu universitas yang ada di Brisbane, didirikan tahun 1989 dan berada di peringkat 12 universitas terbaik di Australia (2013 QS World University Rankings), dan universitas terbaik di Australia dengan usia di bawah 50 tahun (2013 Times Higher Education).
Hal yang saya sukai dari QUT adalah pendekatan terhadap dunia pasca kampus. Pembelajaran QUT lebih banyak terletak di praktik dan aplikasi langsung dunia pasca kampus. QUT tidak menitikberatkan program mereka pada riset, sehingga cocok bagi mahasiswa yang membutuhkan pengalaman langsung pada aplikasi dan dunia kerja. Banyaknya program vacation work, praktikum-praktikum dan tugas kuliah yang langsung mensimulasikan kebutuhan terkini masyarakat.
3. Apakah universitas kamu menyediakan beasiswa untuk mahasiswa dari Indonesia? Jika ada, bolehkah diceritakan detailnya?
QUT memiliki banyak kerjasama dengan negara-negara lain, sebagai usaha mereka untuk meningkatkan kompetensi internasional mereka. Salah satu beasiswa yang ditawarkan adalah International Merit Scholarship yang membutuhkan siswa SMA Indonesia dengan nilai UN rata-rata 9.5, dari 5 mata pelajaran terbaik. Ada juga beasiswa dari pemerintah Australia yang ditujukan untuk jurusan-jurusan tertentu, dengan syarat prestasi akademis dan non-akademis. Semua bisa dicek langsung ke laman atau website milik QUT.
4. Bagaimana Sistem perkuliahan di Australia secara umum?
Sistem perkuliahan di Australia bisa dibilang lebih memusatkan pada mahasiswa aktif yang didukung oleh sistem birokrasi yang rapi. Mahasiswa boleh saja tidak pernah datang ke kelas, selama semua tugas dan ujian yang diberikan dapat dikerjakan dengan baik. Semua material perkuliahanpun diunggah sehingga dapat diakses oleh mahasiswa di rumah masing-masing. Mahasiswa juga didesak untuk aktif dalam tugas-tugas kelompok dan diskusi dengan dosen.
5. Berapa lama waktu minimal yang kita butuhkan untuk persiapan kuliah di Australia? Mulai dari pendaftaran beasiswa sampai persiapan bahasa, dan lainnya?
Saya rasa, sekitar 3 bulan cukup. Di sini juga semua dokumen pendaftaran dan lainnya diurus dengan baik dan rapi, perkembangannyapun dapat diikuti dengan aktif bertanya melalui email. Untuk bahasa, saya dulu ikut kursus IELTS intensif selama 2 minggu demi mencapai IELTS minimum. Begitu sudah mencapai, pembelajaran bahasa dapat dilancarkan begitu di Australia, karena kamu akan dipaksa untuk terus menggunakannya sehingga akan lancar dengan sendirinya.
6. Berapakah biaya hidup minimalis di kota Agdiosa tinggal? Berapakah biaya hidupnya jika kita ingin mengajak keluarga untuk tinggal di sana?
Biaya hidup sekitar 1000 - 1500 AUD per bulan untuk satu orang saya rasa cukup. Tergantung dari gaya hidup orang masing-masing orang juga. Untuk keluarga, saya rasa sekitar 3000 AUD per bulan cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
7. Apa perbedaan budaya yang paling kamu rasakan antara Australia dengan Indonesia? Llau, bagaimana sikap kamu atas perbedaan tersebut?
Perbedaan yang paling terlihat adalah bebasnya budaya masyarakat di sini. Mereka lebih terbuka dalam diskusi dengan dosen atau orang yang lebih tua, dalam pemikiranpun jauh lebih terbuka dan tidak terbatas oleh norma seperti yang ada di Indonesia. Saya mengalami kesulitan saat pertama kali sampai dalam mengikuti keaktifan para mahasiswa di kelas. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah memberanikan diri dalam mengajak bicara orang lain, atau bersuara dalam diskusi. Mereka sangat terbuka pada segala pemikiran sehingga tidak perlu takut akan salah.
8. Adakah tips yang sebaiknya dilakukan bagi mahasiswa Indonesia setelah selesai kuliah di sana? Misalnya dalam peluang kerja, atau hal lainnya?
Tipsnya adalah banyak mengikuti kegiatan di kampus. Ikut dengan kegiatan volunteer, kegiatan workshop atau seminar, kegiatan networking, kegiatan bersenang-senang. Memperbanyak koneksi dan kegiatan di luar kampus akan menambah nilai plus buat kamu setelah lulus. Kesempatan itu selalu ada, selama kamu punya keinginan untuk mencarinya.
Nah, itu tadi sobat semuanya sebuah cerita yang menarik dari sahabat kita Agdiosa. Bagaimana? Apakah kamu terinspirasi? Jangan sia-siakan kesempatan yang ada, jika kamu memiliki impian untuk kuliah di negara Australia, bergegaslah, dan selalu semangat! Jika kamu ingin mencari informasi yang lebih banyak mengenai dunia perkuliahan di luar negeri, baik itu Australia atau negara lain, kamu bisa pantau terus berkuliah.com. Salam sukses!