Sepertinya, jika kita mengulas tentang Russia tidak akan ada habisnya. Negara yang begitu luas ini memiliki daya tarik yang begitu mengesan...
Sepertinya, jika kita mengulas tentang Russia tidak akan ada habisnya. Negara yang begitu luas ini memiliki daya tarik yang begitu mengesankan di mata para pendatang. Terlebih lagi, di mata para kaum muda yang masih memiliki semangat untuk berkelana, mencari berbagai pengalaman di usia mudanya. Untuk bisa ke luar negeri memang tidak harus kuliah, liburanpun bisa dilakukan namun tentunya harus memiliki waktu dan keuangan yang ekstra. Banyak cara lain yang bisa digunakan untuk kamu yang ingin pergi ke luar negeri, khususnya Russia salah satunya. Kamu mungkin bisa mengikuti jejak teman-teman kita yang sudah lebih dahulu menginjakkan kaki mereka ke Russia melalui program lain selain kuliah.
Kali ini sahabat berkuliah.com akan berkenalan dan mendengarkan sedikit cerita dari sahabat kita yang ingin berbagi pengalamannya di luar negeri khususnya Russia. Interseliger, sebuah program yang mengantarkannya hingga menginjakkan kaki di negara yang terkenal super dingin, Russia. Mari kita simak selengkapnya berikut ini:
1. Hallo kak. Mungkin bisa diceritakan secara singkat tentang profil kak Athifa?
Saya Athifa Sri Ismiranti, dan merupakan mahasiswa S1 di Institut Teknologi Bandung (ITB). Saya mengambil Jurusan Desain Interior, beasiswa half-funded. Pengalaman saya sering mengikuti kegiatan-kegiatan pertukaran pelajar ke luar negeri. Saya merupakan mahasiswa angkatan 2011 dan berasal dari Bandung.
2. Program apa yang pernah kakak ikuti, sehingga bisa sampai ke Russia?
Nama programnya adalah International Youth Forum Seliger. Untuk bisa apply, harus online ke www.interseliger.com dan pendaftarannya biasanya mulai dibuka sejak bulan April dan batas akhirnya Mei.
Program di Russia yang saya ikuti namanya Interseliger, acaranya berupa summer camp di daerah Danau Seliger, Tver, Russia. Dalam program ini, panitia penyelenggara mengumpulkan sekitar 1000 anak muda dari sekitar 200 negara. Acaranya terdiri dari summer class, global village (international night), lomba traditional performance antar negara, outbond, permainan-permainan lain di alam bebas. Kita seminggu dicamp di alam bebas, dengan perlengkapan 'totally camping'.
3. Bagaimana dengan biayanya?
Untuk makan dan semuanya dibiayai panitia kecuali flight atau tiket pesawat terbang ke Moscownya. Visanya juga gratis. Tapi bisa cari sponsor untuk dana flight. Harga flight itu sekitar 700-1200 USD, tergantung jika ada promo mungkin bisa lebih murah. Kemudian, kalau setelah acara ingin jalan-jalan ke St. Petersburg, biasanya habis sekitar 5 juta rupiah dengan catatan backpacking disananya. Saya mendapat sponsor full, jadi saya nggak ngeluarin biaya sepeser pun untuk kesana termasuk jalan-jalannya pun terhitung gratis.
4. Ketika merasa kangen dengan Indonesia, entah itu masakannya, orang-orangnya, apa yang biasa kakak lakukan?
Saya pasti bawa bekal Indomie, tapi kalau indomienya habis terasa tersiksa banget. Kalau kangen masakan Indonesia nggak ada cara lain selain masak sendiri atau ke KBRI.
5. Bagaimana tentang biaya hidup disana?
Untuk biaya hidup di Russia tergolong sangat tinggi sekali! Untuk setiap kali makan minimal hitungannya sekitar 50-60 ribu rupiah, dan itu makanan yg paling murah. Sedangkan transportasi, harganya standar Eropa, sekitar 10 ribu rupiah one way metro.
6. Bagaimana karakter orang asli Russia, hal-hal menarik yang kakak ditemui disana, dan ‘culture shock’ ketika sampai di Russia?
Orang Russia memiliki karakter yang kaku, cenderung pemalu dan tertutup, tetapi sebenarnya mereka baik. Di Russia, tidak ada pendidikan formal bahasa Inggris seperti yang ada di Indonesia, jadi tidak semua orang bisa berbahasa Inggris. Hal yang membuat saya terkejut ketika pertama kali sampai ke Moscow adalah, ketika saya tidak menemukan tulisan latin sama sekali. Di Russia, semua tulisan baik itu penunjuk jalan menggunakan tulisan Cyrilik, dan orang Moscow sangat sedikit yang bisa bahasa Inggris. Saya sendiripun waktu itu ‘ngebut’ untuk mempelajarinya, dan akhirnya bisa membaca Cyrilik hanya dalam waktu 1 hari.
Sedangkan di kota St. Petersburg ada banyak orang yang bisa menggunakan bahasa Inggris. Mereka juga merupakan orang yang lebih ramah dan welcome karena itu kota pariwisatanya mereka. Tulisan latin juga selalu ada dimana-mana. Kemudian, hal lain yang juga membuat saya kaget, di Moscow waktu itu sedang musim panas (summer), tapi suhunya berada di 17-19 derajat, di Tver 9-11 derajat. Bahkan, ada yang mengatakan ketika saat winter bisa sampai -40 derajat. Waktu itu, ketika saya pertama kali ke Russia sedang dalam masa bulan puasa. Dan jam puasanya yang ada disana berkisar dari jam 3 pagi sampai 10 malam! Karena kegiatan saya baru selesai jam 1 pagi, saya sampai tidak pernah sempat untuk makan sahur. Alhasil, setelah pulang ke Indonesia berat badan saya turun sampai 5 kg!
7. Bagaiman makanan khas yang ada di sana? Kemudian, tempat wisata menarik yang pernah dikunjungi selama di Russia ada di mana aja? Pengalaman apa yang paling tidak bisa dilupakan kakak selama di sana?
Disana, kebanyakan jenis makanannya terbuat dari bubur-bubur gandum, tapi saya lupa namanya. Sedangkan minuman, disana mereka terbiasa minum Vodka dan minuman ekstrak buah, yang saya juga lupa namanya. Selama di Russia, saya sudah ke Kremlin, St. Basil, Arbat di Moscow. Hermitage, Blue Mosque, Spilblood, Gedung parlemen di St Peter, dan sudah berkeliling di St. Petersburg tapi tidak semua tempatnya dimasuki. Di Tver ke gereja dekat dengan Danau Seliger. Dan untuk pengalaman yang tidak bisa saya lupakan yaitu ketika saya pernah salah masuk stasiun kereta di St. Peter, sampai hampir ketinggalan kereta waktu pulang ke Moscow. Selain itu, menjalani Puasa selama 21 itu merupakan pengalaman yang sangat luar biasa! Dan moment yang pernah membuat saya bahagia ketika pernah memenangkan juara 2 lomba performanc ketika di sana. Bertemu dan berkenalan dengan teman-teman yang berasal dari berbagai negara juga tidak terlupakan bagi saya.
8. Adakah pesan-pesan atau motivasi yang ingin kakak sampaikan untuk adik-adik kita yang ingin kuliah di luar negeri?
Pesan buat adik-adik yang ingin ikut program-program ke luar negeri, pertama tingkatkan kemampuan bahasa Inggris dan menulis esai bahasa Inggris, karena itu adalah modal utama. Kemudian, rajin-rajinlah mencari peluang program ke luar negeri di internet atau bertanya dengan teman atau orang yang mengetahui informasi tentang program beasiswa. Yang terpenting adalah adanya keberanian dan kemauan yang kuat dari diri sendiri. Tetap semangat!