Swedia merupakan salah satu negara maju di Eropa, yang dalam hal pelayanan publiknya tentu juga maju. Nera ini juga menjadi salah satu nega...
Swedia merupakan salah satu negara maju di Eropa, yang dalam hal pelayanan publiknya tentu juga maju. Nera ini juga menjadi salah satu negara tujuan kuliah karena memang memiliki sistem pendidikan yang baik. Masyarakat Swedia dikenal memiliki keterbukaan yang tinggi dengan warga pendatang, terlebih lagi para mahasiswa. Namun, ketika warga negara asing ingin menjalani studinya di Swedia, satu hal yang seringkali menjadi masalah adalah cukup sulitnya untuk mencari tempat tinggal, dan memang biaya hidup di Swedia tergolong mahal. Untuk itu, jika kamu ingin kuliah di Swedia memang harus pintar mengatur berbagai hal dengan begitu baik, demi menudahan selama di sana.
Nah, berkenaan dengan Swedia, kali ini tim dari berkuliah.com telah berhasil menginterview salah satu mahasiswa Indonesia yang saat ini menjalani studinya di negara ini. Kamu penasaran, dengan bagaimana pengalaman dan kisah dia selama di sana? Simak ulasan berikut ini.
1. Hallo. Bisakah perkenalkan diri kamu, dan mengapa memilih Swedia menjadi tempat untuk studi?
Nama saya Putri Sarah Sembiring, dan berasal dari Medan, Sumatera Utara. Di Swedia, saya menjalani kuliah di Stockholm University, jurusan International and Comparative Education.
Alasan saya memilih kuliah di Swedia adalah jurusan yang saya ambil, yaitu Department of Education di Stockholm University terintegrasi dengan Institute of International Education (IIE), yang merupakan institusi peletak dasar pilar-pilar pendidikan di dunia.
2. Apakah Putri kuliah melalui jalur beasiswa? jika iya, apa beasiswanya, dan bagaimana cara apply sesuai dengan pengalaman Puteri sendiri?
Ya, saya mendapatkan beasiswa full dari pemerintah Indonesia melalui Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Dan beberapa tahapan yang saya lalui untuk mendapatkan beasiswa ini yaitu:
- mendapatkan LoA (Letter of Acceptance) dari Stockholm University
- mendaftar BPI secara online melalui situs www.lpdp.depkeu.go.id
- mengisi formulir
- melengkapi persyaratan lain berupa:
- sertifikat TOEFL ITP
- ijazah
- transkrip nilai
- essay (dengan 3 tema berbeda, yaitu: Peranku Untuk Indonesia, Sukses Terbesar dalam Hidupku, Rencana Studi)
- surat pernyataan
- surat ijin dari atasan
- surat rekomendasi belajar dari atasan
- wawancara (jika seleksi dokumen dinyatakan lolos)
- mengikuti Program Kepemimpinan selama satu minggu (jika seleksi wawancara dinyatakan lolos).
3. Bagaimana dengan biaya hidup di sana? Kira-kita untuk perbulannya berapa biaya yang dibutuhkan? Mungkin dari biaya makan, transport, dan tempat tinggal?
Kebetulan, saya baru berada di Swedia 2 minggu ini. Jadi, belum melakukan pengeluaran yang terlalu besar. Tapi, yang namanya tinggal di negara Skandinavia memang biayanya relatif mahal. Untungnya, untuk transportasi ada diskon khusus bagi pelajar dengan syarat menunjukkan kartu anggota Student Union dari kampus. Dan dalam hal untuk menyiasati biaya makan yang mahal, harus membuat sendiri. Jadi, intinya kamu harus masak sendiri, dan membawa makan siang ke kampus. Di kampus sendiri, sudah disediakan microwave yang bisa digunakan untuk memanaskan makanan. Karena harga makan siang dan makan malam di Stockholm itu berbeda. Harga untuk makan malam (dinner) lebih mahal daripada makan siangnya.
Nah, untuk tempat tinggal, di Stockholm terkenal dengan susahnya untuk mendapatkan tempat tinggal untuk pelajar. Bahkan, banyak mahasiswa yang terpaksa tinggal di hostel dulu karena belum mendapatkan akomodasi untuk ditempati. Hal ini akan sangat menguras biaya. Jadi, jauh-jauh hari setelah mendapatkan LoA, silahkan mencari akomodasi di Stockholm melalui website-website yang menawarkan kamar atau apartemen untuk disewa. Perlu diingat untuk tidak mengirimkan uang dalam kondisi apapun sebelum kesepakatan tercapai atsebelumu melihat kondisi apartemen atau kamar yang hendak disewa. Karena ada banyak penyedia iklan yang menawarkan iklan palsu. Makanya, harus bijak dan teliti sebelum memutuskan.
3. Apa kelebihan dari kampus kamu di Stockholm University? Mungkin dari segi fasilitas, kurikulum, birokrasi, dan suasananya?
Menurut saya, kelebihan yang dimiliki oleh Stockholm University adalah area hijau yang sangat luas dan dilestarikan, suasana belajar yang akrab, di mana mahasiswa bisa memanggil dosen dan staf kampus dengan hanya nama depannya saja, jadi seperti teman sendiri, serta diperbolehkan jika makan dan minum di dalam kelas. Selain itu, di setiap perkuliahan di sini memiliki kegiatan diskusi yang aktif. Kampus ini memiliki Departemen Pendidikan yang terintegrasi dengan Institute of International Education.
4. Apakah Putri pernah menemukan kesulitan dalam belajar di jurusan yang diambil? jika iya, bagaimana cara kamu mengatasinya?
Yang dihadapi mungkin seperti dalam tugas membaca buku, artikel dan jurnal yang ternyata super banyak! Hal ini membuat saya harus bisa mengatur waktu dengan lebih efisien. Jadi, sebelum masuk perkuliahan, saya harus sudah membaca materi terkait tema pada hari tersebut. Dan sesudah jam kuliah, saya harus mereview hasil perkuliahan dan membaca materi pengayaan yang terkait. Tapi, semua kesibukan ini tetap saya nikmati.
5. Apakah Putri pernah mengalami Culture Shock? jika iya, seperti apa, dan bagaimana cara kamu mengatasinya?
Masyarakat Swedia cukup terbuka untuk pendatang baru. Dan saat ini, kebetulan saya juga tinggal di rumah milik orang Indonesia yang sudah lama tinggal di sini. Lantaran saya juga belum lama di sini, jadi belum menemukan culture shock yang berarti.
6. Menurut Putri, bagaimana karakter dosen dalam menyampaikan mata kuliah? Dan bagaimana sikap mahasiswa asli Swedia terhadap mahasiswa asing?
Dosen dari jurusan saya sangat berwawasan luas, ramah dan bersahabat. Bahkan, banyak dari mereka yang berasal dari luar Swedia, tapi merupakan dosen senior di Stockholm University. Dalam menyampaikan perkuliahan, mereka aktif memberikan waktu untuk berdiskusi dan bertanya. Jadi, kita harus banyak membaca agar bisa mengimbangi teman-teman lainnya dalam proses diskusi. Karena program yang saya ambil adalah International and Comparative Education, jadi teman-teman sekelas saya sangat multinasional. Jadi, setiap benua memiliki perwakilan mahasiwanya di sini. Mahasiwa Swedia bahkan hanya ada 2 atau 3 orang saja. Dan sama seperti yang saya kemukakan tadi, mereka sangat terbuka dan ramah.
7. Bagaimana dengan kurikulum di Swedia? Apa perbedaannya dengan kurikulum di Indonesia?
Saya tidak tahu begitu banyak tenyang sistem perkuliahan untuk S2 di Indonesia. Tapi di Stockholm University, kita banyak diberikan tugas individu maupun tugas kelompok, termasuk tugas membaca jurnal, buku dan artikel terkait yang terbilang banyak. Perkuliahan teori dengan dosenpun diselingi dengan diskusi kelompok kecil dan sesi tanya jawab yang cukup. Yang menarik adalah, suasana yang di dalam kelas yang sangat rileks. Kita boleh memanggil dosen hanya dengan nama depannya saja, dan bebas untuk makan, minum dan duduk dengan gaya semaunya. Menyenangkan, bukan?
8. Apakah Putri sudah bertemu dengan teman-teman PPI? Jika iya, dimanakah letak sekretariatnya, dan apa saja kegiatannya?
Sejauh ini, saya baru sekali bertemu dengan teman-teman PPI, dikarenakan saya yang seringkali berhalangan hadir di kegiatan-kegiatan PPI Stockholm. Kegiatan PPI banyak sekali, dan sangat membantu dalam memberikan informasi mengenai perkuliahan dan hala-hal yang perlu dipersiapkan sebelum berangkat ke Swedia. Dan ketika mahasiswa baru sampai di Stockholm, biasanya dijemput oleh teman-teman PPI, acara penyambutan mahasiswa baru, berkumpul bersama minimal seminggu sekali, dan kegiatan lainnya.
9. Apakah Putri mempunyai tips untuk teman-teman di Indonesia, tentang apa saja yang harus dipersiapkan ketika hendak kuliah di luar negeri? Mungkin dari segi dokumen, keterampilan bahasa, dan mental.
Kamu harus mempersempit bidang apa yang ingin digeluti. Dan urusan bahasa, merupakan hal yang sangat penting. Hal ini karena ada banyak sekali kegiatan perkuliahan yang meminta kita untuk menulis laporan, essay, presentasi dan juga mengasah kemampuan berpikir yang kritis.
Demikian pengalaman mengesankan dari salah satu mahasiswa Indonesia yang saat ini sedang menjalani pendidikan kuliahnya di Swedia. Apakah kamu tertarik untuk mengikuti jejak keberhasilan Puteri ini? Lihatlah, betapa bersemangatnya ia menuntut ilmu, dan kamu juga harus seperti itu tentunya.