Alat transportasi yang umum dipakai di Jepang adalah kereta. Transportasi ini umumnya dipakai ketika mereka bekerja atau pergi ke sekolah. ...
Alat transportasi yang umum dipakai di Jepang adalah kereta. Transportasi ini umumnya dipakai ketika mereka bekerja atau pergi ke sekolah. Alasan orang Jepang konsisten memakai transportasi ini adalah karena “punctuality” atau ketepatan waktunya serta beberapa ketentuan yang diberlakukan selama menjadi penumpang.
image credit |
Peraturan yang dimaksud bukanlah peraturan resmi dibawah naungan hukum negara, melainkan peraturan tidak tertulis yang telah disepakati secara massal dan hendaknya dipatuhi baik oleh penumpang Jepang maupun penumpang non-jepang. Mereka yang melanggar, akan mendapat sanksi sosial atas kesepakatan bersama. Ingin tahu apa saja yang menjadi tata cara penumpang selama naik kereta? Mari Kita simak beberapa poin di bawah ini, mudah-mudahan bisa menjadi ispirasi untuk bisnis perkereta-apian di Indonesia.
Peraturan yang berlaku bagi penumpang secara umum:
Jika orang Indonesia, terutama seperti suku Jawa, memegang adagium “jangan makan di tengah pintu, karena itu tabu”, sedikit mirip dengan adagium yang ada di Jepang. Masyarakat Jepang sepakat untuk melarang penumpang berdiri di depan pintu meskipun pada saat teramat penuh. Alasannya adalah, lalu lalang penumpang yang turun dan naik akan mengalami kemacetan. Jikapun terpaksa demikian, penumpang yang bersangkutan wajib minggir ketika penumpang lain meminta.
Peraturan ini terkait dengan barang bawaan penumpang. Sungguh, masyarakat Jepang mempertimbangkan secara seksama terkait kenyamanan dan toleransi terhadap penumpang lain. Penumpang kereta dilarang untuk membawa tas ransel yang amat besar di punggung, meletakkan barang bawaan di lantai atau menaruhnya di kursi. Alasannya sangat manusiawi, mencangklong tas ransel di punggung mengakibatkan penumpang lain tidak mendapat ruang atau tempat yang lebih. Jika meletakkannya di lantai akan mengakibatkan penumpang lain tersandung, dan jika meletakkan di kursi kosong di dekatnya pun, mengakibatkan hak orang lain untuk duduk dikursi tersebut hilang. Jadi, disarankan tas besar untuk diletakan di Luc. Jika bisa, diletakkan di bawah kursi akan jauh lebih baik dengan catatan jangan sampai lupa untuk mengambilnya kembali saat akan turun.
Jika kita akan naik kereta bersamaan dengan penumpang yang bersiap turun dari kereta tersebut, terutama di stasiun-stasiun besar seperti Shinjuku, Shibuya, Ikebukuro, dan lainnya, alangkah baiknya jika Kita memberi kesempatan kepada Mereka untuk turun terlebih dahulu, sebab pada jam-jam sibuk akan banyak sekali orang yang turun di statiun-stasiun besar itu.
Pasti Kita semua tidak akan mau berada di kereta yang penuh sesak orang bukan? Jika dari luar terlihat kereta yang melaju ke arah kita tampak sesak, demi keamanan pribadi urungkanlah niat Kamu untuk naik kereta tersebut dan menunggu kereta selanjutnya. Alasannya adalah kereta dengan penumpang penuh, pintunya tidak dapat ditutup serapat mungkin. Jika kita jatuh? Lalu bagaimana?
Penumpang diberi kesempatan yang cukup lama untuk beristirahat ketika kereta berhenti di stasiun. Namun, ini tidak berarti pihak kereta memperkenankan penumpang untuk sangat bersantai ria hingga mengulur waktu keberangkatan kereta. Jika penumpang tidak kembali ke kereta tepat waktu, bisa dipastikan waktu kereta untuk datang di stasiun selanjutnya akan mundur.
Di era modern seperti ini, telepon genggam atau HP sudah tidak lagi menjadi barang yang mewah. Barang yang satu ini sudah menjadi bagian dari kebutuhan manusia dan akan dibawa kemana-mana untuk mempermudah komunikasi. Sayangnya, bagi penumpang yang naik kereta Jepang, harap sedikit lebih disiplin terkait penggunaan benda ini. Handphone harus berada dalam kondisi silent dan sebisa mungkin penumpang tidak menerima panggilan selama kereta berjalan. Jika duduk di kursi prioritas, maka penumpang wajib mematikan ponselnya.
Penumpang akan dinilai lebih sopan jika tidak makan dan minum di dalam kereta. Untuk itu, bagi mereka yang akan naik kereta, lebih baik makan dan minum terlebih dahulu. Hal yang sangat dikhawatirkan dari kebiasaan makan dan minum di dalam kereta adalah bungkus sampah yang dibuang sembarangan.
Satu hal yang agak sedikit kurang enak dipandang juga dilarang di dalam kereta Jepang. Hal tersebut ialah duduk dengan kaki terbuka lebar sehingga memakan space atau tempat pagi penumpang lain.
Di dalam kereta umum, laki-laki dilarang memandang lawan jenis secara terus-menerus. Jika sampai terjadi pelecehan seksual, pihak kereta tidak canggung-canggung untuk melaporkannya ke pihak kepolisian.
Jika masih tersedia kursi kosong, penumpang tidak diijinkan untuk duduk di lantai dengan alasan mengganggu kenyamanan mata orang yang melihat, juga dimungkinkan memakan tempat bagi penumpang lain.
Jika Kita merasa kurang sehat pada hari itu, jangan lupa membawa masker agar virus yang kita bawa tidak tertular pada orang lain. Jika Anda khawatir penumpang lain membawa virus dalam kereta itu, bagi yang sedang dalam kondisi fit tidak perlu khawatir akan tertular dengan memakai masker.
Selain itu, baru-baru ini di Jepang diluncurkan kereta khusus perempuan demi kenyamanan mereka. Nama kereta tersebut adalah Saikyou Line dan Chuo Line. Dan lagi-lagi ada aturan-aturan yang berlaku di kereta ini.
Secara garis besar, beberapa peraturan untuk kereta perempuan adalah sebagai berikut:
Sangat disarankan bagi para perempuan yang naik kereta ini untuk mematikan ponselnya jika dirasa mengganggu ketika ponsel tersebut dalam keadaan on.
Perempuan yang pada dasarnya agak berisik, saat naik kereta ini diwajibkan untuk tidak ngobrol satu sama lain. jika terpaksa ada kepentingan untuk mengatakan sesuatu dianjurkan untuk berkata lirih terhadap orang yang dituju. Saat mendengarkan musik menggunakan ear phone, para perempuan dilarang untuk membunyikan suara musik tersebut terlampau keras sehingga suara tersebut bocor atau terdengar dan mengganggu kenyamanan orang lain.
Penumpang disarankan untuk tidak memaksakan naik kereta yang sudah penuh, hendaknya mereka menunggu keberangkatan kereta selanjutnya agar keamanan diri mereka terjaga.
Perempuan pada umumnya bepergian dengan membawa seperangkat alat rias. jika mereka menjadi penumpang kereta, diharapkan untuk tidak merias diri saat kereta berjalan. Ini dianggap mengganggu penumpang disekitarnya.
Kereta Jepang menyediakan Courtesy Seat atau kursi prioritas. Kursi ini dikhususkan bagi orang tua, orang-orang cacat, ibu hamil, dan orang yang menjaga bayi. Pihak kereta mengharap para penumpang akan mematuhi courtesy seat ini. Poster kursi prioritas juga ditempel ditempat bersangkutan sebagai pengingat bahwa tidak semua penumpang punya hak untuk duduk di kursi tersebut kecuali yang sudah disebutkan.
Jepang juga memiliki Woman-only-car yang difungsikan ketika jam-jam sibuk berlangsung. Pria-pria tertentu diijinkan untuk memakai fasilitias ini dengan syarat balita, cacat fisik beserta pengasuhnya. Selain yang diijinkan, penumpang pria akan malu jika naik kereta tersebut karena kereta ini sudah ditempeli label “woman-car-only”. Umumnya, tidak ada sanksi yang ketat terkait pria yang memaksa memilih kereta ini sebagai alternatif, tapi mereka secara sendirinya akan malu berada diantara mayoritas perempuan.
Negara ini cukup respect terhadap kesehatan ibu hamil. Perempuan yang usia kehamilannya dibawah 4 bulan umumnya masih belum begitu tampak. Disarankan bagi ibu-ibu yang hamil muda ini untuk memberi simbol khusus sehingga mereka bisa duduk di kursi prioritas dan lebih diperhatikan.
Jika Anda memiliki rencana untuk pergi ke Jepang, membaca tulisan ini akan cukup bermanfaat sebagai referensi ketika naik kereta di negeri sakura ini. Arigatou gozaimasu!