Tanggal 20 Oktober 2014, Indonesia akan memulai babak baru dengan resminya Bapak Joko Widodo atau sering dikenal dengan panggilan Jokowi dil...
Tanggal 20 Oktober 2014, Indonesia akan memulai babak baru dengan resminya Bapak Joko Widodo atau sering dikenal dengan panggilan Jokowi dilantik sebagai orang nomor satu di Indonesia. Istilah RI-1 akan resmi melekat mulai tanggal 20 Oktober 2014 nanti sampai dengan lima tahun ke depan. Sebagai presiden Indonesia yang akan menjabat sampai tahun 2019 nanti, tentunya Jokowi akan dihadapkan dengan berbagai masalah yang sudah menanti dan harus segera diselesaikan. Perbaikan-perbaikan di sana-sini juga harus segera dilakukan, terlebih lagi dalam bidang pendidikan.
Banyak yang mengatakan bahwa pendidikan yang baik akan menciptakan sebuah negara yang hebat. Jika ingin Indonesia hebat maka perbaikan pada sistem, kurikulum, dan aturan-aturan lainnya dalam pendidikan haruslah segera direalisasikan. Negara-negara maju di luaran sana sudah menerapkan sistem pendidikan yang lebih tertata, baik, berkualitas, dan menarik. Hal inilah yang membuat banyak sekali mahasiswa asal Indonesia lebih memilih berkuliah di luar negeri daripada di negeri sendiri, ya walaupun masih lebih banyak yang kuliah di dalam negeri, tapi lebih banyak juga yang tidak kuliah. Banyaknya beasiswa yang di tawarkan juga menjadi salah satu yang membuat kuliah di luar negeri lebih diminati oleh para pemburu ilmu.
Nah, kali ini berkuliah.com telah mewawancarai mahasiswa yang kuliah di luar negeri dari berbagai negara. Ingin tahu bagaimana harapan mereka tentang pendidikan di Indonesia? Mari kita simak bersama hasil wawancara selengkapnya di bawah ini.
Apa harapan mahasiswa Indonesia di luar negeri terhadap pendidikan di Indonesia pada masa yang akan datang di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo?
Veri Ferdiansyah, S2 di Toyohashi University of Technology, Jepang
Bimo Murti, S2 di University of Vaasa, Finlandia
Menurut saya, terkait soal pendidikan di Indonesia di kedepannya, baik itu 5 ataupun 10 tahun mendatang, ada harapan untuk menjadi lebih baik. And having hope is one of the important elements to have progress for the better. Harapan saya berbasis dari beberapa hal terkait kesadaran pada proses pendidikan :
Begitu SMA keatas, itu akan dibalik dimana 80% pengajaran adalah berupa ilmu praktikal dunia kerja dan pengetahuan, dan 20% pendidikan karakter.
Poin kedua, secara umum, sudah mulai muncul berbagai ikon dan program inspiratif untuk anak muda di bidang pendidikan, baik dari sisi pengetahuan maupun karakter (e.g Anies Baswedan dengan Indonesia Mengajar, ataupun Abraham Samad/ KPK dengan program Budaya Antikorupsi Berbasis Keluarga).
Poin ketiga, semakin terbukanya pemerintah dan masyarakat Indonesia dengan pembaharuan sistem pendidikan dan penerapan nilai-nilai baru dalam pendidikan. Laporan OECD tahun 2014 menetapkan Indonesia di peringkat kedua dalam hal inovasi di bidang pendidikan. Peningkatan kerjasama pendidikan (baik dalam hal pertukaran pelajar/ staff, seminar pendidikan, ataupun kunjungan studi banding) antara Finlandia dan Indonesia semakin tinggi dalam dekade terakhir. Berbagai nilai-nilai pendidikan Finlandia yang dinilai cukup unorthodox, tidak biasa, dan seringkali bertentangan dengan nilai tradisi pendidikan di Asia, sudah mulai masuk dan bisa diterima oleh berbagai kalangan masyarakat dan pemerintah.
Dengan semakin terbukanya pemerintah dan kalangan masyarakat terkait berbagai prinsip, program dan nilai-nilai pendidikan seperti wacana diatas, menurut saya itu adalah satu langkah yang cukup konkrit menuju perbaikan sistem pendidikan.
Terkait apakah wacana diatas akan terealisasikan dan tereksekusi secara baik di program pendidikan pemerintah di kedepannya, itu merupakan hal yang masih harus kita lihat dan perjuangkan. Akan tetapi, dengan menggaungnya poin-poin diatas secara menyeluruh di berbagai media massa, hal tersebut mungkin bisa mempercepat proses perbaikan.
Harapan tetap harus dipertahankan, tetapi kerja keras, contoh baik, kesadaran tinggi dan aksi konkrit harus ditingkatkan lebih oleh berbagai kalangan dan individu masyarakat Indonesia untuk bisa mendapatkan sistem pendidikan yang lebih baik di masa pemerintahan depan dan selanjutnya.
Devindra, Prince of Songkla University, Thailand
Kalau bertambah itu bagus, dan mohon untuk soal pendidikan lebih diperhatikan terutama sarana dan prasarana, karena peningkatan kualitas suatu negara ditentukan oleh tingkat kecerdasan, pendidikan dan ketanggapan masyarakatnya terhadap lingkungan, serta kedewasaan masyarakat dapat dibentuk salah satunya melalui pendidikan. Soal wawasan kenegaraan salah satunya menjadikan tari tradisional sebagai kegiatan intrakurikuler seperti pramuka. Sebenarnya pramuka itu kan dari luar negeri tapi di Indonesia bener-bener di kembangkan, masak tari-tarian, lagu-lagu daerah, dan paduan suara, yang dari dalam negeri nggak dikembangkan, kan sayang banget.
Kiki Wirianto, S2 di Delft University of Technology, Belanda
Seperti yang kita tahu, universitas-universitas unggulan di Indonesia hampir semuanya terletak di pulau Jawa. Saya punya mimpi di mana setiap daerah di Indonesia memiliki sekolah dan universitas yang baik sehingga mampu menjadi sarana pengembangan diri bagi anak-anak di daerah tersebut. Dengan demikian, tidak perlu ada lagi yang namanya urbanisasi besar-besaran karena di daerah 'terpencil' sekalipun terdapat fasilitas yang sama baiknya dengan di kota-kota besar. Jadi intinya, saya berharap pemerintah membangun banyak sekolah dan universitas di pelosok-pelosok Indonesia. Percayalah, bahwa hal ini akan menjadi investasi yang sangat berharga bagi Indonesia di masa depan.
Twindania Namiesyva, Wellington, New Zealand
1) Terjadi pemerataan kualitas pendidikan dasar-menengah di seluruh daerah Indonesia (nasional).
Atalya Ticoalu, University of Auckland, New Zealand
Saya percaya bahwa sebuah sistem pendidikan yang baik adalah salah satu kunci terbesar untuk merubah masa depan negara Indonesia.
Berikanlah kepada Guru/ Dosen/ Sekolah-sekolah/ Universitas dan semua dukungan yang dibutuhkan mereka untuk tumbuh, jadi generasi muda kita mampu memimpin negara ini di kemudian hari memiliki pendidikan yang sama dengan generasi muda dari seluruh dunia.
Ibnu Asqori Pohan, S2 di De La Salle University, Filipina
Sehingga nantinya Indonesia menjadi negara yang bebas buta huruf dan aksara.
Seno Aditya Putra, S1 di Queensland University of Technology dan S2 di James Cook University, Australia
Betul nilai adalah sebuah tolak ukur, akan tetapi tujuan utama pendidikan adalah agar kita meresapi ilmu bukan menghafal. Saya mengharapkan pendidikan di Indonesia dapat merata hingga pelosok dan mampu mengangkat potensi anak bangsa yang bertalenta untuk memajukan negara, khususnya di masa pemerintahan yang baru ini di bawah Presiden Jokowi.
Ajimufti Azhari, S2 Double Degree di Technische Universiteit Eindhoven (Belanda) dan Aalto University (Finlandia)
Ditambah pemugaran sektor riset yang kalau kata saya potensinya besar di Indonesia, tapi masih ter-cluster akibat adanya konflik kepentingan (belum ada skema kerjasama riset antara pemerintah, industri dan institusi pendidikan yang utuh).
Ananda Putri Widayanti, S1 di University of Groningen dan S2 di Erasmus University Rotterdam , Belanda
Karena saya ingin jadi dosen dan berkarir di dunia akademik, saya peduli sekali dengan kurikulum dan terutama sistem belajar-mengajar.
Terutama untuk pendidikan dasar yang fundamental buat perkembangan Indonesia.
Saya mau Indonesia bisa seperti itu nantinya, sehingga bisa melahirkan generasi yang cerdas. Saya percaya, pendidikan adalah hal yang paling fundamental untuk membentuk kepribadian dan arah bangsa Indonesia.
Ramadhona Saville, S-3 di Tokyo University of Agriculture (TUA), Jepang
Saya rasa saya bukan orang yang pas untuk memprediksi pemerintahan baru dalam bidang pendidikan. Namun saya memiliki banyak sekali harapan. Harapan untuk bidang pendidikan pada masa kepemimpinan baru di era Presiden Joko Widodo, diantaranya adalah :
1. Sudah bukan rahasia lagi bahwa pendidikan di Indonesia kebanyakan adalah tentang "menghafal", banyak pelajar di Indonesia yang bisa menghafal dengan baik, namun kurang memahami konsep dari pelajaran tersebut, sehingga cenderung kurang berkembang.
2. Biaya pendidikan di sekolah menengah dan pendidikan tinggi yang relatif mahal, pertanyaanya, bagaimana orang kurang mampu bisa mengenyam pendidikan dengan biaya semahal itu?
3. Lebih memperkuat dana riset, dan saya rasa bukan rahasia lagi dana tersebut banyak yang hilang di perut para pejabat. Ambil lah contoh konkret, negara maju mana yang risetnya jelek? Saya rasa tidak ada, negara-negara maju risetnya sangatlah baik, bahkan peneliti berkebangsaan Indonesia banyak yang berkiprah di negara maju untuk riset. Kalau negara kita tidak membenahi diri, kita akan makin terjajah oleh negara lain.
4. Aplikasikan riset dari para peneliti Indonesia, peneliti berkebangsaan Indonesia banyak yang berkiprah di negara orang adalah hal yang lumrah saat ini. Salah satu sebabnya adalah karena hasil risetnya hanya menjadi tumpukan kertas yang tidak diaplikasikan di negara sendiri. Saya harap di kepemerintahan baru, riset yang ada bisa diaplikasikan step by step.
5. Benahi lembaga pemerintah yang bergerak di bidang pendidikan, yang sepertinya tidak usah saya sebut namanya. Banyak orang baik di lembaga tersebut, namun tidak bisa juga ditampih bahwa banyak juga oknum yang "tidak baik" yang memanfaatkan kacaunya birokrasi negara kita. Saya harap pemerintah juga bertindak lebih tegas dalam membenahi hal tersebut.
6. Saya juga berharap adanya upaya pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia, bukan hanya di daerah pulau Jawa.
8. Perhatikan juga anak-anak jalanan yang sudah sangat banyak jumlahnya terutama di daerah kota besar dan di pulau Jawa. Didik dan berilah pelatihan keterampilan untuk mereka dengan baik, sehingga mereka dapat mencari uang dengan lebih baik, bukan pemalak dan pemeras berkedok pembawa gitar. Dimanakah aplikasi Undang-Undang negara kita yang bunyinya sangat indah "Fakir miskin dan anak terlantar DIPELIHARA OLEH NEGARA" ?
Steffi Melinda, Universite Libre de Bruxelles, Belgia
Pendidikan indonesia bisa lebih merata lagi. Kurikulum dirancang sesuai dengan kebutuhan Indonesia 5-10 tahun ke depan, dan kinerjanya dimonitor setiap tahun, tetapi tidak mengubah banyak variabel sekaligus. Pendidikan lanjutan untuk guru dan pengajar (dosen) diperbaharui supaya kesempatannya lebih besar. Sehingga kuantitas dan kualitas pengajar meningkat.
Pada pendidikan lanjut dibuat lebih fokus, detail, dan memicu mahasiswa lebih aktif.
Vanessa Sunggono, Melbourne University, Australia
Untuk sarana dan prasana dalam kegiatan belajar dan mengajar sebaiknya di perbanyak dan diperlengkap, serta diberi kemudahan dalam akses penggunaannya. Mungkin untuk alat peraga, komputer, dan perpustakaan untuk sekolah-sekolah dasar sampai menengah, dan laboratorium untuk perguruan tinggi.
Suhendy Lie, Oxford Brookes University, Singapura
Kemudian kembali pada seorang guru. Seorang guru harus mau di debat/ dikritik ketika dia salah. Selama ini menurut pengalaman di Indonesia, untuk mengkritik atau mendebat seorang guru merupakan hal yang jarang terjadi. Guru tidak mau disalahkan, dan hal ini membuat takut para siswa, tentunya takut kalau nanti nilainya menjadi jelek.
Joanne Widjaja, Otago University, New Zealand
Selain itu, aku juga berharap kesejahteraan guru dan kualitas pengajaran akan lebih baik lagi demi meningkatkan kemampuan siswa. Bukan hanya kemampuan akademis, tapi juga nilai-nilai moral seperti bersifat jujur, berani, hormat dan berpikiran terbuka.
Abdur Rohman, S3 di Tokyo University of Agriculture and Technology (TUAT), Jepang
Harapan saya untuk pendidikan di Indonesia ada empat :
Pertama, titik tekan pendidikan di Indonesia hendaknya bagaimana membentuk karakter yang unggul pada peserta didik : berpikir positif, kejujuran, kedisiplinan, ketekunan, dan kreativitas.
Kedua, ada sistem peningkatan mutu, imbalan dan sanksi yang jelas dan menarik untuk para guru di semua jenjang pendidikan.
Keempat, ada dukungan dana lebih besar untuk riset-riset yang strategis bagi hajat hidup orang banyak.
Muhammad Mahrus, Universitas Seikh Ahmad Kuftaro Damascus, Syria
Harapan saya agar Presiden Jokowi nantinya mampu :
1. Mengetahui apa yang diinginkan rakyat, kemudian dapat membantu anak-anak Indonesia mewujudkan cita-citanya untuk sekolah dan kuliah, sehinggadapat tercipta generasi bangsa yang tangguh, bukan malah banyak orang dibawah standar karena sekolahnya tidak sampai ke jenjang yang lebih tinggi.
3, Dapat menyediakan lapangan kerja yang besar dan mengajarkan ketrampilan untuk rakyatnya agar ketika mengirim tenaga kerja keluar negara pun penuh dengan ketrampilan/ skill. Hal ini juga dapat dijadikan sebuah jalan keluar untuk mengurangi pengiriman TKW yang kurang memiliki keterampilan, atau TKW ilegal ke luar negeri.
Lidya Lee, S2 di Chung Yuan Christian University, Taiwan
Karena moral yang baik akan membuat masyarakat berkembang lebih baik lagi sehingga dapat menunjang kemajuan bangsa.
Risa Santoso, S1 di UC Berkeley dan S2 di Harvard University, USA
Akses untuk menuju lokasi sekolah-sekolah yang ada di pedalaman juga harus diperbaiki, agar guru atau pendidik tidak kesulitan dan tidak menhabiskan banyak waktu diperjalanan. Harapan lainnya adalah agar pemerintahan yang baru dapat meningkatkan kualitas para pendidik untuk memberikan materi pembelajaran yang lebih tepat guna untuk kedepannya.
Idham Badruzaman, Universitat Jaume I (Primero), Spanyol
Banyak hal harus mulai senada dengan atmosfer pendidikan internasional. Misalnya saja hal yang paling mendasar, Indonesia harusnya sudah memiliki visa pelajar untuk mahasiswa asing. Selama ini kita tidak punya, sehingga menyusahkan mahasiswa asing untuk datang ke Indonesia. Padahal itu adalah kesempatan mahasiswa kita untuk belajar dan membiasakan dengan atmosfer internasional. Ini adalah satu dari sekian banyak harapan saya tentang kemajuan pendidikan Indonesia ke depan.
Muhammad Ghifary, Victoria University of Wellington, New Zealand
2) Sebaiknya Jokowi mulai memikirkan hal perbaikan kesejahteraan guru & dosen.
Megah Andriany, S3 di Prince of Songkla University, Thailand
Slogan ini seharusnya bisa diejawantahkan dalam kurikulum hingga proses evaluasi. Harapan yang lain adalah meneruskan program standarisasi lulusan pendidikan melalui ujian kompetensi, meningkatkan kesejateraan pendidik khususnya daerah terpencil, dan peningkatan supervise materi pendidikan yang beredar dengan membuat standarisasi materi pendidikan.
Azizah Rahma, S2 di Universitat Politecnica de Valencia, Spanyol
Sebenernya saya inginnya bukan hanya di pemerintahan pak Jokowi saja, tapi siapapun presidennya di masa depan.
Saat ini, kenyataannya masih banyak anak Indonesia yang kadang putus sekolah sejak SD atau SMP karena nggak ada uang dan kasus yang lainnya.
Brian Yogie Prasetya, S1 di Fontys University of Applied Science (Belanda) dan University of Central Oklahoma (USA), S2 di Peking University (China)
Semoga kedepannya sistem pemerataan kualitas pendidikannya bisa lebih baik dan bisa dirasakan teman-teman yang ada di pelosok-pelosok Indonesia. Jadi tidak ada lagi gap yang terlalu tinggi antara pendidikan di kota besar dan di daerah. Begitupula dengan bantuan finansial pendidikan, semoga kedepannya pemerintah dapat menambah dan memperluas cakupan pemberian beasiswa bagi para pelajar dan mahasiswa agar mereka bisa menuntut ilmu setinggi-tingginya tanpa harus ada kesulitan finansial. Karena menurut saya, pemberian beasiswa ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia sekaligus mempersiapkan diri untuk Indonesia Emas di tahun 2045.
Ok sobat berkuliah.com, di atas adalah harapan dari beberapa mahasiswa yang kuliah di luar negeri tentang pendidikan di Indonesia untuk kedepannya. Tentunya masih banyak sekali harapan dari berjuta-juta mahasiswa yang masih belum terdengar oleh para pejabat di atas sana. Harapan kita pada umumnya adalah pendidikan di Indonesia lebih baik dari sekarang dengan kurikulum yang pas dan tepat guna, serta biaya pendidikan yang terjangkau untuk semua kalangan. Semoga dengan ini, Jokowi mampu merenungkan, memikirkan, menyusun rencana, dan bertindak menggunakan posisi serta kapasitasnya sebagai seorang presiden untuk memperbaiki sistem dan kurikulum pendidikan di Indonesia. Salam sukses dan sampai jumpa.
Banyak yang mengatakan bahwa pendidikan yang baik akan menciptakan sebuah negara yang hebat. Jika ingin Indonesia hebat maka perbaikan pada sistem, kurikulum, dan aturan-aturan lainnya dalam pendidikan haruslah segera direalisasikan. Negara-negara maju di luaran sana sudah menerapkan sistem pendidikan yang lebih tertata, baik, berkualitas, dan menarik. Hal inilah yang membuat banyak sekali mahasiswa asal Indonesia lebih memilih berkuliah di luar negeri daripada di negeri sendiri, ya walaupun masih lebih banyak yang kuliah di dalam negeri, tapi lebih banyak juga yang tidak kuliah. Banyaknya beasiswa yang di tawarkan juga menjadi salah satu yang membuat kuliah di luar negeri lebih diminati oleh para pemburu ilmu.
Nah, kali ini berkuliah.com telah mewawancarai mahasiswa yang kuliah di luar negeri dari berbagai negara. Ingin tahu bagaimana harapan mereka tentang pendidikan di Indonesia? Mari kita simak bersama hasil wawancara selengkapnya di bawah ini.
Apa harapan mahasiswa Indonesia di luar negeri terhadap pendidikan di Indonesia pada masa yang akan datang di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo?
Veri Ferdiansyah, S2 di Toyohashi University of Technology, Jepang
Semoga pendidikan di Indonesia bisa lebih merata di bawah pimpinan Presiden baru, Pak Jokowi.
Kalau bisa nggak gonta-ganti kurikulum terus seperti yang sudah terjadi, dan jadi lebih terjangkau dalam urusan biaya pendidikan terutama untuk pendidikan tinggi/ universitas.
Bimo Murti, S2 di University of Vaasa, Finlandia
Menurut saya, terkait soal pendidikan di Indonesia di kedepannya, baik itu 5 ataupun 10 tahun mendatang, ada harapan untuk menjadi lebih baik. And having hope is one of the important elements to have progress for the better. Harapan saya berbasis dari beberapa hal terkait kesadaran pada proses pendidikan :
Dengan adanya wacana yang didengungkan terkait 80-20 rules dalam program pendidikan, yaitu dimana saat anak masih usia dini, 80% pengajaran adalah berbentuk pendidikan karakter dan 20% ilmu praktikal dan pengetahuan.
Begitu SMA keatas, itu akan dibalik dimana 80% pengajaran adalah berupa ilmu praktikal dunia kerja dan pengetahuan, dan 20% pendidikan karakter.
Poin kedua, secara umum, sudah mulai muncul berbagai ikon dan program inspiratif untuk anak muda di bidang pendidikan, baik dari sisi pengetahuan maupun karakter (e.g Anies Baswedan dengan Indonesia Mengajar, ataupun Abraham Samad/ KPK dengan program Budaya Antikorupsi Berbasis Keluarga).
Poin ketiga, semakin terbukanya pemerintah dan masyarakat Indonesia dengan pembaharuan sistem pendidikan dan penerapan nilai-nilai baru dalam pendidikan. Laporan OECD tahun 2014 menetapkan Indonesia di peringkat kedua dalam hal inovasi di bidang pendidikan. Peningkatan kerjasama pendidikan (baik dalam hal pertukaran pelajar/ staff, seminar pendidikan, ataupun kunjungan studi banding) antara Finlandia dan Indonesia semakin tinggi dalam dekade terakhir. Berbagai nilai-nilai pendidikan Finlandia yang dinilai cukup unorthodox, tidak biasa, dan seringkali bertentangan dengan nilai tradisi pendidikan di Asia, sudah mulai masuk dan bisa diterima oleh berbagai kalangan masyarakat dan pemerintah.
Dengan semakin terbukanya pemerintah dan kalangan masyarakat terkait berbagai prinsip, program dan nilai-nilai pendidikan seperti wacana diatas, menurut saya itu adalah satu langkah yang cukup konkrit menuju perbaikan sistem pendidikan.
Terkait apakah wacana diatas akan terealisasikan dan tereksekusi secara baik di program pendidikan pemerintah di kedepannya, itu merupakan hal yang masih harus kita lihat dan perjuangkan. Akan tetapi, dengan menggaungnya poin-poin diatas secara menyeluruh di berbagai media massa, hal tersebut mungkin bisa mempercepat proses perbaikan.
Harapan tetap harus dipertahankan, tetapi kerja keras, contoh baik, kesadaran tinggi dan aksi konkrit harus ditingkatkan lebih oleh berbagai kalangan dan individu masyarakat Indonesia untuk bisa mendapatkan sistem pendidikan yang lebih baik di masa pemerintahan depan dan selanjutnya.
Devindra, Prince of Songkla University, Thailand
Presiden boleh ganti berapa kali, tapi pendidikan karakter, wawasan kenegaraan, kecintaan pada ibu pertiwi tak boleh berubah-ubah.
Kalau bertambah itu bagus, dan mohon untuk soal pendidikan lebih diperhatikan terutama sarana dan prasarana, karena peningkatan kualitas suatu negara ditentukan oleh tingkat kecerdasan, pendidikan dan ketanggapan masyarakatnya terhadap lingkungan, serta kedewasaan masyarakat dapat dibentuk salah satunya melalui pendidikan. Soal wawasan kenegaraan salah satunya menjadikan tari tradisional sebagai kegiatan intrakurikuler seperti pramuka. Sebenarnya pramuka itu kan dari luar negeri tapi di Indonesia bener-bener di kembangkan, masak tari-tarian, lagu-lagu daerah, dan paduan suara, yang dari dalam negeri nggak dikembangkan, kan sayang banget.
Kiki Wirianto, S2 di Delft University of Technology, Belanda
Kalau untuk harapan dari saya sendiri adalah, sebaiknya pemerintah merealisasikan pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia.
Seperti yang kita tahu, universitas-universitas unggulan di Indonesia hampir semuanya terletak di pulau Jawa. Saya punya mimpi di mana setiap daerah di Indonesia memiliki sekolah dan universitas yang baik sehingga mampu menjadi sarana pengembangan diri bagi anak-anak di daerah tersebut. Dengan demikian, tidak perlu ada lagi yang namanya urbanisasi besar-besaran karena di daerah 'terpencil' sekalipun terdapat fasilitas yang sama baiknya dengan di kota-kota besar. Jadi intinya, saya berharap pemerintah membangun banyak sekolah dan universitas di pelosok-pelosok Indonesia. Percayalah, bahwa hal ini akan menjadi investasi yang sangat berharga bagi Indonesia di masa depan.
Twindania Namiesyva, Wellington, New Zealand
1) Terjadi pemerataan kualitas pendidikan dasar-menengah di seluruh daerah Indonesia (nasional).
2) Tersedia kemudahan akses pendidikan serta fasilitas yang berkualitas, baik secara lokasi, birokrasi maupun finansial.
Atalya Ticoalu, University of Auckland, New Zealand
Saya sendiri tidak yakin berapa besar Jokowi akan mengalokasikan dana pemerintah dalam bidang pendidikan, tapi saya harap dapat membuat pertimbangan yang baik untuk meningkatkan jumlah dananya dan membuat pendidikan Indonesia lebih maju dan baik.
Saya percaya bahwa sebuah sistem pendidikan yang baik adalah salah satu kunci terbesar untuk merubah masa depan negara Indonesia.
Berikanlah kepada Guru/ Dosen/ Sekolah-sekolah/ Universitas dan semua dukungan yang dibutuhkan mereka untuk tumbuh, jadi generasi muda kita mampu memimpin negara ini di kemudian hari memiliki pendidikan yang sama dengan generasi muda dari seluruh dunia.
Ibnu Asqori Pohan, S2 di De La Salle University, Filipina
Harapan saya terhadap pemerintahan baru nanti di bawah pemerintahan Presiden Jokowi, khususnya dibidang pendidikan adalah Presiden Jokowi dapat menjamin bahwa seluruh masyarakat Indonesia dapat memperoleh pendidikan dasar sesuai dengan amanah Undang-undang Dasar 45.
Sehingga nantinya Indonesia menjadi negara yang bebas buta huruf dan aksara.
Seno Aditya Putra, S1 di Queensland University of Technology dan S2 di James Cook University, Australia
Harapan saya terhadap pendidikan Indonesia setelah saya mengalami studi di dua negara berkembang (Jepang dan Australia) yaitu diharapkan adanya refleksi dan rombakan kritis terhadap sistem edukasi yang terlalu mementingkan nilai dan melupakan nilai utama sebuah pendidikan.
Betul nilai adalah sebuah tolak ukur, akan tetapi tujuan utama pendidikan adalah agar kita meresapi ilmu bukan menghafal. Saya mengharapkan pendidikan di Indonesia dapat merata hingga pelosok dan mampu mengangkat potensi anak bangsa yang bertalenta untuk memajukan negara, khususnya di masa pemerintahan yang baru ini di bawah Presiden Jokowi.
Ajimufti Azhari, S2 Double Degree di Technische Universiteit Eindhoven (Belanda) dan Aalto University (Finlandia)
Mimpi saya untuk dunia pendidikan di Indonesia kedepannya sih agar pemerintah bisa menjamin pendidikan hingga jenjang S1 terjangkau untuk semua kalangan, terutama kalau memang kita mau mulai bersiang ke pasar ASEAN.
Ditambah pemugaran sektor riset yang kalau kata saya potensinya besar di Indonesia, tapi masih ter-cluster akibat adanya konflik kepentingan (belum ada skema kerjasama riset antara pemerintah, industri dan institusi pendidikan yang utuh).
Ananda Putri Widayanti, S1 di University of Groningen dan S2 di Erasmus University Rotterdam , Belanda
Karena saya ingin jadi dosen dan berkarir di dunia akademik, saya peduli sekali dengan kurikulum dan terutama sistem belajar-mengajar.
Saya harap Presiden Jokowi bisa lebih sensitif dalam menyikapi masalah-masalah dalam dunia pendidikan.
Terutama untuk pendidikan dasar yang fundamental buat perkembangan Indonesia.
Kalau dibandingkan dengan Belanda, semua anak-anak di Belanda pasti bersekolah dan hampir sekitar 80-90% melanjutkan ke universitas.
Saya mau Indonesia bisa seperti itu nantinya, sehingga bisa melahirkan generasi yang cerdas. Saya percaya, pendidikan adalah hal yang paling fundamental untuk membentuk kepribadian dan arah bangsa Indonesia.
Ramadhona Saville, S-3 di Tokyo University of Agriculture (TUA), Jepang
Saya rasa saya bukan orang yang pas untuk memprediksi pemerintahan baru dalam bidang pendidikan. Namun saya memiliki banyak sekali harapan. Harapan untuk bidang pendidikan pada masa kepemimpinan baru di era Presiden Joko Widodo, diantaranya adalah :
1. Sudah bukan rahasia lagi bahwa pendidikan di Indonesia kebanyakan adalah tentang "menghafal", banyak pelajar di Indonesia yang bisa menghafal dengan baik, namun kurang memahami konsep dari pelajaran tersebut, sehingga cenderung kurang berkembang.
Saya harap di kepemerintahan baru, diadakan kajian yang baik sehingga sistem pendidikan kita dapat dibenahi, bukan membentuk "penghafal", tetapi membentuk pelajar yang mengerti akan konsep.
2. Biaya pendidikan di sekolah menengah dan pendidikan tinggi yang relatif mahal, pertanyaanya, bagaimana orang kurang mampu bisa mengenyam pendidikan dengan biaya semahal itu?
Cap "sekolah negeri" sekarang rasanya juga kurang begitu berarti karena kenyataanya banyak sekolah negeri yang lebih mahal dari "sekolah swasta". Saya harap pemerintah dan pengambil kebijakan bisa membenahi hal ini dengan baik, tanpa ada keinginan politik atau keinginan memperkaya diri sendiri.
3. Lebih memperkuat dana riset, dan saya rasa bukan rahasia lagi dana tersebut banyak yang hilang di perut para pejabat. Ambil lah contoh konkret, negara maju mana yang risetnya jelek? Saya rasa tidak ada, negara-negara maju risetnya sangatlah baik, bahkan peneliti berkebangsaan Indonesia banyak yang berkiprah di negara maju untuk riset. Kalau negara kita tidak membenahi diri, kita akan makin terjajah oleh negara lain.
4. Aplikasikan riset dari para peneliti Indonesia, peneliti berkebangsaan Indonesia banyak yang berkiprah di negara orang adalah hal yang lumrah saat ini. Salah satu sebabnya adalah karena hasil risetnya hanya menjadi tumpukan kertas yang tidak diaplikasikan di negara sendiri. Saya harap di kepemerintahan baru, riset yang ada bisa diaplikasikan step by step.
5. Benahi lembaga pemerintah yang bergerak di bidang pendidikan, yang sepertinya tidak usah saya sebut namanya. Banyak orang baik di lembaga tersebut, namun tidak bisa juga ditampih bahwa banyak juga oknum yang "tidak baik" yang memanfaatkan kacaunya birokrasi negara kita. Saya harap pemerintah juga bertindak lebih tegas dalam membenahi hal tersebut.
6. Saya juga berharap adanya upaya pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia, bukan hanya di daerah pulau Jawa.
7. Mengutamakan kepentingan kualitas pendidikan sebagai pembentuk generasi penerus bangsa jika ingin maju, dibanding kepentingan PARTAI serta kancah perpolitikan.
8. Perhatikan juga anak-anak jalanan yang sudah sangat banyak jumlahnya terutama di daerah kota besar dan di pulau Jawa. Didik dan berilah pelatihan keterampilan untuk mereka dengan baik, sehingga mereka dapat mencari uang dengan lebih baik, bukan pemalak dan pemeras berkedok pembawa gitar. Dimanakah aplikasi Undang-Undang negara kita yang bunyinya sangat indah "Fakir miskin dan anak terlantar DIPELIHARA OLEH NEGARA" ?
Steffi Melinda, Universite Libre de Bruxelles, Belgia
Pendidikan indonesia bisa lebih merata lagi. Kurikulum dirancang sesuai dengan kebutuhan Indonesia 5-10 tahun ke depan, dan kinerjanya dimonitor setiap tahun, tetapi tidak mengubah banyak variabel sekaligus. Pendidikan lanjutan untuk guru dan pengajar (dosen) diperbaharui supaya kesempatannya lebih besar. Sehingga kuantitas dan kualitas pengajar meningkat.
Yang paling penting adalah metode pengajaran, supaya kurikulum yang dibangun tidak berpaku pada satu pihak (agama/ ras/ sektor) tetapi dibangun lebih menyeluruh untuk semua bidang di pendidikan dasar.
Pada pendidikan lanjut dibuat lebih fokus, detail, dan memicu mahasiswa lebih aktif.
Vanessa Sunggono, Melbourne University, Australia
Harapan aku buat pendidikan Indonesia, tentunya agar pendidikan di negara kita lebih maju, baik secara quality (kualitas) dan quantity (jumlah)-nya.
Untuk sarana dan prasana dalam kegiatan belajar dan mengajar sebaiknya di perbanyak dan diperlengkap, serta diberi kemudahan dalam akses penggunaannya. Mungkin untuk alat peraga, komputer, dan perpustakaan untuk sekolah-sekolah dasar sampai menengah, dan laboratorium untuk perguruan tinggi.
Suhendy Lie, Oxford Brookes University, Singapura
Saya harap anak-anak di Indonesia bisa belajar tentang apa yang mereka inginkan dan tidak perlu belajar terlalu banyak hal dalam akademik, jadi bisa mastering pada bidang yang disukai. Daripada kalau belajar terlalu banyak dan pada akhirnya menjadi master of nothing.
Kemudian kembali pada seorang guru. Seorang guru harus mau di debat/ dikritik ketika dia salah. Selama ini menurut pengalaman di Indonesia, untuk mengkritik atau mendebat seorang guru merupakan hal yang jarang terjadi. Guru tidak mau disalahkan, dan hal ini membuat takut para siswa, tentunya takut kalau nanti nilainya menjadi jelek.
Joanne Widjaja, Otago University, New Zealand
Aku harap pendidikan di Indonesia bisa terjangkau oleh seluruh masyarakat.
Selain itu, aku juga berharap kesejahteraan guru dan kualitas pengajaran akan lebih baik lagi demi meningkatkan kemampuan siswa. Bukan hanya kemampuan akademis, tapi juga nilai-nilai moral seperti bersifat jujur, berani, hormat dan berpikiran terbuka.
Abdur Rohman, S3 di Tokyo University of Agriculture and Technology (TUAT), Jepang
Harapan saya untuk pendidikan di Indonesia ada empat :
Pertama, titik tekan pendidikan di Indonesia hendaknya bagaimana membentuk karakter yang unggul pada peserta didik : berpikir positif, kejujuran, kedisiplinan, ketekunan, dan kreativitas.
Kedua, ada sistem peningkatan mutu, imbalan dan sanksi yang jelas dan menarik untuk para guru di semua jenjang pendidikan.
Ketiga, ada kolaborasi yang baik antara pendidikan, riset, dan industri, terutama industri kecil dan menengah.
Keempat, ada dukungan dana lebih besar untuk riset-riset yang strategis bagi hajat hidup orang banyak.
Muhammad Mahrus, Universitas Seikh Ahmad Kuftaro Damascus, Syria
Harapan saya agar Presiden Jokowi nantinya mampu :
1. Mengetahui apa yang diinginkan rakyat, kemudian dapat membantu anak-anak Indonesia mewujudkan cita-citanya untuk sekolah dan kuliah, sehinggadapat tercipta generasi bangsa yang tangguh, bukan malah banyak orang dibawah standar karena sekolahnya tidak sampai ke jenjang yang lebih tinggi.
2. Memberikan beasiswa penuh untuk anak-anak yang berprestasi yang ingin kuliah di dalam negeri ataupun di luar negeri, termasuk ke negara-negara Islam, baik yang berada di Asia ataupun Afrika.
3, Dapat menyediakan lapangan kerja yang besar dan mengajarkan ketrampilan untuk rakyatnya agar ketika mengirim tenaga kerja keluar negara pun penuh dengan ketrampilan/ skill. Hal ini juga dapat dijadikan sebuah jalan keluar untuk mengurangi pengiriman TKW yang kurang memiliki keterampilan, atau TKW ilegal ke luar negeri.
Lidya Lee, S2 di Chung Yuan Christian University, Taiwan
Harapan saya adalah dengan pemerintahan yang baru ini diharapkan dapat memberikan pendidikan moral yang baik, menanamkan kepedulian terhadap sesama.
Karena moral yang baik akan membuat masyarakat berkembang lebih baik lagi sehingga dapat menunjang kemajuan bangsa.
Risa Santoso, S1 di UC Berkeley dan S2 di Harvard University, USA
Tentunya harapan paling besar adalah peningkatan kualitas atau mutu pendidikan di Indonesia, terutama untuk sekolah-sekolah di daerah yang jauh dari jangkauan. Masih banyak sekali anak-anak di daerah pedalaman yang ingin belajar dan meraih cita-citanya namun mereka tak seberuntung anak-anak yang tinggal di kota.
Akses untuk menuju lokasi sekolah-sekolah yang ada di pedalaman juga harus diperbaiki, agar guru atau pendidik tidak kesulitan dan tidak menhabiskan banyak waktu diperjalanan. Harapan lainnya adalah agar pemerintahan yang baru dapat meningkatkan kualitas para pendidik untuk memberikan materi pembelajaran yang lebih tepat guna untuk kedepannya.
Idham Badruzaman, Universitat Jaume I (Primero), Spanyol
Harapan saya, sudah saatnya Indonesia menjadi siap dengan pendidikan internasional dengan segala konsekuensinya.
Banyak hal harus mulai senada dengan atmosfer pendidikan internasional. Misalnya saja hal yang paling mendasar, Indonesia harusnya sudah memiliki visa pelajar untuk mahasiswa asing. Selama ini kita tidak punya, sehingga menyusahkan mahasiswa asing untuk datang ke Indonesia. Padahal itu adalah kesempatan mahasiswa kita untuk belajar dan membiasakan dengan atmosfer internasional. Ini adalah satu dari sekian banyak harapan saya tentang kemajuan pendidikan Indonesia ke depan.
Muhammad Ghifary, Victoria University of Wellington, New Zealand
1) Untuk pendidikan dasar & menengah, cenderung setuju dengan visinya Jokowi yang menekankan pendidikan karakter di awal.
2) Sebaiknya Jokowi mulai memikirkan hal perbaikan kesejahteraan guru & dosen.
Megah Andriany, S3 di Prince of Songkla University, Thailand
Mengingat saat ini bangsa kita mengalami krisis kepribadian, harapan saya terhadap pemerintahan ke depan khususnya bidang pendidikan yang paling utama adalah penekanan pada pendidikan berkarakter yang saat ini sudah menjadi slogan Kemendikbud.
Slogan ini seharusnya bisa diejawantahkan dalam kurikulum hingga proses evaluasi. Harapan yang lain adalah meneruskan program standarisasi lulusan pendidikan melalui ujian kompetensi, meningkatkan kesejateraan pendidik khususnya daerah terpencil, dan peningkatan supervise materi pendidikan yang beredar dengan membuat standarisasi materi pendidikan.
Azizah Rahma, S2 di Universitat Politecnica de Valencia, Spanyol
Sebenernya saya inginnya bukan hanya di pemerintahan pak Jokowi saja, tapi siapapun presidennya di masa depan.
Harapannya, pendidikan Indonesia semakin lebih baik lagi dan merata di seluruh Indonesia, semoga biaya pendidikan di Indonesia juga makin ringan dan fasilitas makin lengkap, bantuan biaya pendidikan untuk orang yang kurang mampu juga diperbanyak,
Saat ini, kenyataannya masih banyak anak Indonesia yang kadang putus sekolah sejak SD atau SMP karena nggak ada uang dan kasus yang lainnya.
Brian Yogie Prasetya, S1 di Fontys University of Applied Science (Belanda) dan University of Central Oklahoma (USA), S2 di Peking University (China)
Kalau dari pandangan saya sebagai pelajar, harapan saya semoga kedepannya pendidikan di Indonesia lebih diberi perhatian khusus baik dari segi kualitas sistem pendidikannya maupun dari segi bantuan finansial.
Semoga kedepannya sistem pemerataan kualitas pendidikannya bisa lebih baik dan bisa dirasakan teman-teman yang ada di pelosok-pelosok Indonesia. Jadi tidak ada lagi gap yang terlalu tinggi antara pendidikan di kota besar dan di daerah. Begitupula dengan bantuan finansial pendidikan, semoga kedepannya pemerintah dapat menambah dan memperluas cakupan pemberian beasiswa bagi para pelajar dan mahasiswa agar mereka bisa menuntut ilmu setinggi-tingginya tanpa harus ada kesulitan finansial. Karena menurut saya, pemberian beasiswa ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia sekaligus mempersiapkan diri untuk Indonesia Emas di tahun 2045.
Ok sobat berkuliah.com, di atas adalah harapan dari beberapa mahasiswa yang kuliah di luar negeri tentang pendidikan di Indonesia untuk kedepannya. Tentunya masih banyak sekali harapan dari berjuta-juta mahasiswa yang masih belum terdengar oleh para pejabat di atas sana. Harapan kita pada umumnya adalah pendidikan di Indonesia lebih baik dari sekarang dengan kurikulum yang pas dan tepat guna, serta biaya pendidikan yang terjangkau untuk semua kalangan. Semoga dengan ini, Jokowi mampu merenungkan, memikirkan, menyusun rencana, dan bertindak menggunakan posisi serta kapasitasnya sebagai seorang presiden untuk memperbaiki sistem dan kurikulum pendidikan di Indonesia. Salam sukses dan sampai jumpa.