Cornell Univeristy didirikan pada tahun 1865. Berlokasi di New York City, ia lahir sebagai salah satu universitas tertua di Amerika dan me...
Cornell Univeristy didirikan pada tahun 1865. Berlokasi di New York City, ia lahir sebagai salah satu universitas tertua di Amerika dan menjadi bagian dari Ivy League. Ivy League sendiri merupakan asosiasi berisikan 8 universitas prestisius di Amerika Serikat yang seringkali disebut sebagai ‘Ancient Eight’ (Delapan Sekolah Lama). Pendiri universitas ini adalah Ezra Cornell dan Andrew Dickson White. Hingga saat ini Cornell Univeristy termasuk sebagai salah satu top universities dengan ranking dunia nomor 19. Tak mengherankan memang, karena tercatat telah ada sebanyak 31 mahasiswanya menerima beasiswa Marshall, 28 lainnya menerima beasiswa Rhodes, dan yang tak kalah mengagumkan adalah adanya sejumlah lulusannya yang menerima penghargaan Nobel, serta sejumlah keunggulan dan keistimewaan lain yang dapat ditemukan di kampus ini.
image credit |
Universitas ini memiliki sejumlah gedung kampus di daerah yang berbeda. Kampus utamanya berada di Ithaca, New York di mana sebanyak 7 jurusan sarjana, 4 pascasarjana, dan profesi berada di sini. Dua program pascasarjana kedokteran dan profesi dilaksanakan di New York dan satu program lagi dilaksanakan di Doha, Qatar. Pada tahun berdirinya, kampus Cornell University didirikan di atas lahan pertanian milik Ezra Cornell seluas 0.85 km² dari total lahan seluas 1.2 km². Sementara itu, kampus utama Cornell University di Ithaca ini memiliki luas wilayah 745 hektar. Di kampus Ithaca tercatat ada kurang lebih 20 ribu siswa yang mewakili setiap negara bagian di Amerika dan 120 negara.
Sebagai universitas tertua di Amerika, Cornell University juga merupakan pemilik dan yang mengoperasikan sejumlah fasilitas luar biasa di seluruh dunia. Secara umum, fasilitas-fasilitas tersebut difokuskan kepada upaya konservasi dan ekologi. Beberapa di antaranya adalah The Arecibo Observatory di Puerto Rico yang merupakan radio teleskop terbesar di dunia, The Shoals Marine Laboratory sebagai stasiun kelautan musiman, The New York State Agricultural Experiment Station sebagai tempat penelitian hortikultura, The Animal Science Teaching and Research Center di wilayah Harford dan The Duck Research Laboratory di wilayah Eastport sebagai sumber informasi untuk pengendalian penyakit hewan dan peternakan. Cornell University juga mengoperasikan laboratorium biodeversitas di Amazon yang diberi nama Cornell University Esbaran Amazon Field Laboratory. Laboratorium serupa dapat ditemukan pula di Punta Cana, Republik Dominika.
Salah satu hal membanggakan yang dimiliki Cornell University adalah kampus ini menerima peringkat A dari College Sustainability Report Card pada tahun 2011. Penghargaan ini diterima sebagai langkah inisiatif yang dilakukan Cornell University atas perhatiannya terhadap keberlanjutan lingkungan. Sejumlah langkah nyata sudah dilakukan kampus ini sebagai bentuk kepeduliannya terhadap lingkungan. Cornell University sudah mengadopsi perencanaan aksi keberlanjutan komprehensif yang diperlihatkan dengan adanya gedung-gedung di kampus Itacha yang memiliki sertifikat Leadership in Energy and Environmental Design (LEED). Selain itu, pada tahun 2009 Cornell University pun sudah membantu penurunan emisi karbon hingga 7% dibandingkan dengan level emisi pada tahun 1990 dan menurunkan emisi karbon dioksida sebanyak 75 ribu ton setiap tahunnya.
Asrama kampus
Kalau tentang gedung asrama atau tempat tinggal bagi warga Cornell University, kampus ini menyediakan fasilitas tempat tinggal di 3 wilayah berbeda, yaitu: di North Campus, West Campus, dan Collegetown. Dari ketiga wilayah tersebut, North Campus merupakan wilayah yang paling banyak dihuni oleh para mahasiswa tahun pertama. Area tempat tinggal lainnya di mana kamu bisa menemukan para mahasiswa pasarjana dan profesi adalah di Schuyler House, Hughes Hall, Maplewood Apartments, Hasbrouck Apartments, dan Thurston Court Apartments. Untuk bangunan Maplewood Apartments, Hasbrouck Apartments, dan Thurston Court Apartments, ketiganya didirikan dengan gaya apartemen pada umumnya dimana keluarga para mahasiswa bahkan diperbolehkan pula untuk tinggal di sana.
Perpustakaan
Bagi kamu yang terbilang kutu buku, tergila-gila pada buku, dan sangat suka menghabiskan waktu di perpustakaan, Corell University akan menjadi tak ubahnya surga dunia. Universitas ini memiliki perpustakaan yang merupakan perpustakaan akademik terluas ke-11 di Amerika Serikat. Bisa dibayangkan betapa besar, luas, dan kayanya perpustakaan ini sehingga bisa memanjakan kamu para bookworms. Jika suatu saat mampir ke sini, kamu akan menemukan 7.5 juta volume buku, 8.2 juta mikrofilm dan microfiche, serta total 440 ribu peta, gambar gerak, DVD, rekaman suara, dan file komputer dalam koleksinya. Berdasarkan The Princeton Review, pada tahun 2011 perpustakan Corell University menerima peringkat ke-6 sebagai perpustakaan universitas terbaik yang pernah ada. Peringkat ini sudah naik dari sebelumnya yakni peringkat 11 pada tahun 2006.
Kantin kampus
Untuk urusan makanan, Cornell University benar-benar memperhatikan kualitas kafe dan ruang makan di kampus ini. Makan di kafe dan ruang makan Cornell Univeristy akan memberikan kamu pengalaman kuliner yang berbeda dan setaraf dengan sepuluh pengalaman terbaik di New York sebagaimana penghargaan yang diterima kampus ini dalam hal kafe dan tempat makannya. Kafe di kampus ini menawarkan banyak pilihan dan tentunya kenyamanan bagi para vegetarian, umat muslim yang harus memastikan makanannya halal, para anti gluten dan yang alergi terhadap makanan tertentu. Di sini kamu juga akan menemukan beberapa event acara makan dengan suasana yang berbeda seperti makan malam Diwali dan acara makan malam tahunan bernama Harvest Dinner.
Alumni
Lalu, siapa saja para lulusan dari Cornell University? Hingga bulan Agustus 2008 Cornell University sudah memiliki sebanyak 245.027 alumni. Para alumni tersebut umumnya pun bukan orang-orang sembarangan. Mereka telah menunjukkan keberhasilannya di berbagai bidang, dikenal di seluruh dunia, bahkan mungkin ada pula yang tak asing bagi kita. Para alumni tersebut antara lain adalah Lee Teng-hui yang merupakan mantan presiden Taiwan, mantan presiden Kuba bernama Mario GarcÃa Menocal, Paul Wolfowitz sebagai Presiden Bank Dunia, dan Hu Shih yang merupakan salah satu perwakilan China di PBB. Lulusan lainnya adalah Irene Rosenfeld yang merupakan CEO dari Kraft Foods, kepala perusahaan Chevron bernama Kenneth T. Derr, dan Fisk Johnson sebagai CEO S.C. Johnson & Son. Ada pula lulusan Cornell University yang merupakan bintang Hollywood. Mereka adalah Christopher Reeve yang pernah menjadi bintang di film Superman, Frank Morgan membintangi film The Wizard of Oz, dan Jimmy Smits di film Star Wars.
image credit |
Cornell University telah mencatat pula sejumlah tokoh bersejarah yang berperan penting dalam perjalanan universitas ini. Pada tahun 1933 hingga 1935, Kurt Lewin yang dijuluki sebagai "father of social psychology" pernah mengajar di sini. Selanjutnya, pada tahun 1982 hingga 1988, Norman Borlaug sebagai "father of the Green Revolution" dan peraih penghargaan Nobel Perdamaian pun pernah menjadi salah satu pengajar di Cornell University. Dengan tokoh hebat dunia yang sudah tak terhitung jumlahnya sebagai para lulusan dan orang yang berkontribusi dalam perjalanan pendidikan di Cornell University, tentunya akan ada dari kamu yang terbayangkan untuk menjadi bagian kampus ini. Nah, jika beberapa waktu mendatang kamu tercatat sebagai salah satu mahasiswa Cornell University, maka kamu sudah mengikuti jejak beberapa orang Indonesia lainnya yang juga merupakan lulusan Cornell Unversity. Mereka adalah Umar Kayam dan George Aditjondroyang merupakan sosiolog Indonesia, dan Taufik Abdullah sebagai sejarawan Indonesia. Bahkan, salah satu orang Indonesia juga berhasil mencatatkan namanya sebagai direktur pascasarjana Cornell University yaitu Iwan Djaya Azis. Luar biasa membanggakan, bukan?!
Tradisi kampus
Hal menarik lainnya dari universitas ini adalah adanya sejumlah tradisi yang dilaksanakan setiap tahunnya. Pertama, Dragon Day. Setiap tahun tepatnya pada akhir bulan Maret para mahasiswa arsitektur, seni, dan perencanaan (Architecture, Art, and Planning) yang berada di tingkat pertama membuat naga dengan ukuran super besar. Naga akan dipamerkan lewat pawai yang dilakukan sepanjang kampus Cornell Univeristy, lalu dibuat terbakar. Para mahasiswa arsitektur ini akan membuat naga secara rahasia dan tanpa diketahui siapa pun, kemudian meninggalkan pesan-pesan yang mengejek kepada para mahasiswa teknik. Tradisi ini sendiri telah ada sejak tahun 1901.
Selanjutnya ada tradisi bernama Homecoming alias pulang kampung. Tradisi ini ditandai dengan permainan sepak bola dimana pada waktu itu semua siswa, alumni, dan staf Cornell Univeristy akan berkumpul. Pada perayaan tradisi Homecoming beberapa waktu terakhir ditemukan pula karnaval dan pertunjukan kembang api serta laser. Tradisi keempat yang bisa kamu temukan di Cornell Univeristy adalah tradisi bernama ‘New Student Reading Project’. Pada tradisi ini, para mahasiswa tahun pertama yang baru menginjakkan kakinya di kampus ini akan disambut dengan sebuah buku. Perayaan pemilihan buku ini mungkin dirasakan dipenuhi dengan unsur-unsur intelektual. Meski begitu, New Student Reading Project sebenarnya dimaksudkan sebagai cara yang menyenangkan untuk menstimulasi atau mendorong para siswa membangun kedekatan dengan buku, professor, dan bahkan dengan temannya sesama mahasiswa. Perayaan ini dipandang sebagai simbol dimulainya kehidupan kampus di Cornell Univeristy.
Tradisi ketiga adalah Chimes Concerts. Tradisi membunyikan lonceng-lonceng ini berusia nyaris sama dengan usia Cornell Univeristy sendiri karena pertama kali dilakukan pada tanggal 7 Oktober 1868, tepatnya pada pelaksanaan upacara pembukaan Cornell Univeristy. Tradisi lain yang akan sangat disayangkan untuk dilewatkan kalau kamu merupakan bagian dari civitas akademik Cornell Univeristy adalah ‘Slope Day’. Sama seperti perayaan-perayaan sebelumnya, tradisi Slope Day sudah dilakukan sepanjang abad dan dilaksanakan setiap tahun di semester musim semi pada hari terakhir kegiatan akademik di kampus. Salah satu keistimewaan dari perayaan ini adalah adanya penampilan musik secara langsung.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan Cornell University. Salah satu hal kurang menyenangkan yang menjadi bagian sejarah perjalanan Cornell University terjadi pada tahun ajaran 2009-2010. Sepanjang tahun tersebut, terjadi serangkaian kasus bunuh diri yang dilakukan oleh 6 orang mahasiswa Cornell University. Pada tahun itu pula seluruh mata terutama kalangan akademisi di dunia tertuju pada kampus yang termasuk ke dalam universitas terkemuka di dunia ini. Hal ini disebabkan oleh kasus bunuh diri tersebut terbilang abnormal, di mana sebelumnya angka bunuh diri di Cornell University berada pada tingkat yang sama atau bahkan di bawah universitas-universitas lain di Amerika. Bahkan, pada tahun 2005 dan 2008 tidak tercatat satupun kasus bunuh diri oleh mahasiswa di kampus ini.
Organisasi dan kegiatan kampus
Lupakan kasus bunuh diri itu dan kita beralih pada kehidupan non-akademik mahasiwa Cornell University. Sebagai mahasiswa, apalagi di jaman sekarang ini, tuntutan kita bertambah. Kita tidak saja diharuskan untuk belajar segiat mungkin dan mendapat nilai sebaik mungkin di bangku kuliah. Ada hal lain yang penting dari sekedar menjadi mahasiswa terbaik dengan nilai nyaris sempurna. Apa itu? Jawabannya adalah ‘softskill’. Kamu pasti sudah mengetahui dan bersepakat bahwa di dunia pasca kuliah nanti, nilai-nilai sempurna tidak menjamin keberhasilan kamu di dunia kerja kalau selama kuliah kamu tidak memperkaya diri dengan berbagai pengalaman, memperluas jaringan, dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain serta bentuk softskill lainnya.
Dalam hal menjamin mahasiswanya agar bisa mengasah softskill, minat, bakat, dan potensinya, Corell University menawarkan lebih dari 1000 organisasi kemahasiswaan. Dengan jumlah sebanyak itu, dijamin mahasiswa akan menemukan nyaris semua bidang yang diminatinya mulai dari klub olahraga, seni, teater, keagamaan, komunitas video game, klub politik, dan masih banyak lagi. Kalaupun mahasiswa menemukan masih ada organisasi yang belum terbentuk, maka pihak universitas dalam hal ini adalah Student Leadership, Engagement & Campus Activities (SLECA) akan memberikan keleluasaan dan kemudahan bagi mahasiswa untuk melakukan pembentukan.
Untuk bidang keagamaan, organisasi terbesar yang ada di Cornell University bernama The Cornell Catholic Community. Ada pula organisasi yang dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupan para mahasiswa di kampus bernama Student Innovation Group. Sementara itu, Cornell University pun memiliki grup marching band yang dikenal dengan nama Big Red Marching Band. Big Red Marching Band akan selalu ditemukan di setiap pertandingan sepak bola dan acara kampus lainnya. Dari 1000 organisasi kemahasiswaan di kampus ini, yang tertua adalah Cornell University Glee Club yang sudah dibentuk sejak tahun 1868.
Fakultas dan bidang studi
Jika kamu tertarik, memimpikan, atau bahkan sudah merencakan untuk menjadi salah satu mahasiswa di Cornell University, kamu bisa mempertimbangkan sejumlah fakultas dan jurusan yang tersedia di kampus ini. Untuk tingkat sarjana terdapat tujuh fakultas sedangkan sebanyak enam fakultas bisa kamu pilih untuk program pascasarjana dan profesional. Fakultas-fakultas di program sarjana adalah College of Agriculture and Life Sciences (Pertanian dan Ilmu Hayat), College of Architecture, Art, and Planning (Arsitektur, Seni, dan Perencanaan), College of Arts and Sciences (Seni dan Ilmu-ilmu Pengetahuan), College of Engineering (Teknik/Teknologi), College of Human Ecology (Ekologi Manusia), School of Hotel Administration (Administrasi Perhotelan), dan School of Industrial and Labor Relations.
Sementara itu, untuk program pascasarjana dan profesional kamu bisa bergabung di salah satu dari fakultas berikut ini: Cornell University College of Veterinary Medicine (Kedokteran Hewan), Cornell University Graduate School (Pascasarjana), Cornell University Law School (Hukum), Joan and Sanford I. Weill Medical College (Kedokteran, NYC dan Qatar), S.C. Johnson Graduate School of Management (Manajemen), dan Weill Cornell Graduate School of Medical Sciences (Ilmu-ilmu Kedokteran).
Beasiswa
Mungkin kamu mulai bertanya, apa ada program beasiswa agar bisa melanjutkan studi di Cornell University? Jangan khawatir, tentu saja ada. Cornell University menyediakan program bantuan dana pendidikan baik yang berasal dari universitas ini sendiri maupun dari program beasiswa di luar kampus atau yang berasal dari instansi tertentu. Satu hal yang perlu kamu ketahui sebagai bahan persiapan untuk menjadi mahasiswa Cornell University adalah kemampuan berbahasa Inggris. Sebagai universitas yang berada di wilayah dengan bahasa pengantarnya Bahasa Inggris, kamu harus memastikan diri untuk memiliki skor TOEFL iBT minimum sebesar 100 dan/atau skor IELTS minimum sebesar 7.
image credit |
Nah, demikian ulasan tentang Cornell University. Kamu tertarik? Ayo, segera persiapkan dirimu dengan sebaik-baiknya!