Halo, sobat berkuliah.com! Pada kesempatan kali ini, berkuliah.com kembali hadir di hadapan kamu untuk menyajikan sejumlah artikel menarik ...
Halo, sobat berkuliah.com! Pada kesempatan kali ini, berkuliah.com kembali hadir di hadapan kamu untuk menyajikan sejumlah artikel menarik yang akan memperkaya informasimu tentang hal-hal yang berhubungan dengan ‘sekolah’. Dan sekarang, yang akan kita bahas adalah tentang pengalaman ber’sekolah’ kuliah dari salah satu pelajar mahasiswa Indonesia yang menjalani studinya di Kairo, Mesir. Siapakah dia? Kamu penasaran dengan ceritanya? Simak ulasannya berikut ini.
Halo, Sheila. Supaya bisa lebih mengenal, bisakah diceritakan tentang profil diri kamu?
Halo. Salam kenal, ya. Nama saya Sheila Ardiana asal dari Kediri. Sekarang kuliah di Al-Azhar University Kairo, Fakultas Ushuludin Jurusan Tafsir. Saya baru merampungkan S1 saya, dan insya Allah akan melanjutkan S2 di kampus yang sama. Selama di Mesir, saya tinggal di asrama al-Azhar putri Madinah Buuts el-Islamiyah.
Menurut kamu, apa kelebihan yang dimiliki kampus Al-Azhar itu sendiri? Mungkin dari segi fasilitas, kenyamanan, birokrasi, atau hal lainnya?
Kalau ditinjau dari segi birokrasi dan fasilitas, Al-Azhar bisa dibilang sangat rendah dan kalah sekali dalam hal tersebut. Birokrasi di sini dibilang hal paling menyebalkan. Hehe. Faktornya mungkin banyak, tapi hal yang sangat mendasar adalah karena semua birokrasi masih dilakukan secara manual, alias tidak menggunakan komputer.
Kelebihannya, menurut pribadi saya terletak pada ilmunya. Di Mesir, ilmu tidak hanya diambil di bangku kuliah, namun di masjid Al-Azhar juga banyak sekali setiap harinya ulama yang duduk membacakan sebuah kitab. Para murid dipersilahkan datang, siapapun, bebas dan gratis. Sehingga benarlah statemen yang menyatakan bahwa, al-Azhar adalah kiblatnya ilmu. Kalau ingin mencari keilmuan Islam dari sumbernya, ya datangnya ke sini.
Alasan apa yang membuat Sheila untuk mengambil jurusan Tafsir yang ditekuni saat ini? Apakah pernah mengalami kesulitan? Jika pernah, lalu bagaimana cara kamu mengatasinya?
Saya mengambil Fakultas Ushuludin jurusan Tafsir dan Ulumul Quran,karena ingin mendalami pokok-pokok dan dasar-dasar agama Islam. Tentunya ingin menjadi orang yang bermanfaat dengan menjadi Ahlu Qur'an ahlu Tafsir. خيركم من تعلم القرآن وعلمه . “Sebaik-baiknya manusia adalah yang mempelajari al-Quran dan mengamalkannya.” Karena al-Quran adalah pedoman hidup kita umat muslim.
Bagaimana sistem perkuliahan dan kurikulum pendidikan di Mesir, apakah ada perbedaan yang mencolok dengan Indonesia?
Perbedaan yang sangat mencolok selain urusan birokrasi yang agak ribet dan manual tadi adalah sistemnya. Jika perkuliahan di Indonesia menggunakan sistem SKS, di Azhar tidak. Penjelasannya, di Al-Azhar tidak ada yg namanya semester, adanya tingkat. Tiap satu tingkat masanya 1 tahun, namun tetap ada 2 kali ujian awal tahun dan akhir tahun. Di awal tahun, rata-rata kita menjalani 5-6 materi ujian (tiap fakultas berbeda jumlah materi). Di akhir tahun, kita menjalani 9-12 materi ujian.
Dari seluruh materi 1 tingkat ini, jika seorang mahasiswa tidak lulus 3 materi, maka ia harus mengulangi 1 tahun lagi masa belajarnya hanya di 3 materi tersebut. Namun, jika ia hanya tidak lulus 1-2 materi, ia bisa melanjutkan ke tingkat selanjutnya dan menjalani ujian di materi yang tidak lulus itu saja. Jadi, progam S1 dijalani selama 4 tahun/4 tingkat. Progam S2 terlebih dahulu menjalani kuliah persiapan selama 2 tahun, baru bisa mengajukan dan menulis tesis.
Bagaimana dengan kegiatan UKM kampus? UKM di sana disebut dengan apa? Dan ada berapa macam UKM?
Di al-Azhar tidak ada kegiatan apapun selain belajar di bangku kuliah. Tidak ada KKN, atau skripsi di studi S1 nya. Tesis baru diwajibkan bagi mahasiswa S2. Oleh karena itu, selain mengeyam pendidikan di bangku kuliah, para mahasiswa di sini mempunyai kegiatan yang bermacam-macam. Ada yang menghafal al-Quran, memperbaiki bacaan al-Quran/tahsin bersama syeikh, ikut majlis ilmu di masjid Al-Azhar yang ada setiap hari, kajian ilmiah, sampai berorganisasi dan bekerja. Oleh karena itu, menuntut ilmu di sni dilakukan karena kesadaran, yang mau belajar ya monggo, dan yang mau males-malesan juga ya silahkan.
Pengalaman menarik apa yang tidak pernah bisa dilupakan selama di Mesir?
Hm...pengalaman apa ya. Ya, saya rasa tidak jauh-jauh dari menuntut ilmu. Dengan menuntut ilmu membuat saya jadi betah di sini. Dulu, waktu pertama saya tiba di Mesir, rombongan saya datang terlambat sehingga tidak bisa mengikuti kuliah tahun itu. Ya, memang al-Azhar nggak kenal ampun, padahal telat bukan karena kesalahan kita, lagi-lagi birokrasi. Tapi, dengan itu ternyata banyak hikmahnya, kami lebih bisa beradaptasi di Mesir. Mempersiapkan diri lebih matang sebelum masuk bangku kuliah. Kalau saya pribadi, mengikuti kajian-kajian ilmiah. Di situ saya dibiasakan untuk membaca buku-buku, berdiskusi, menganalisa dan bertukar pikiran. Walhasil, ketika masuk kuliah saya menjadi lebih matang. Salah satu manfaatnya adalah saya berhasil meraih prestasi yang sangat memuaskan di setiap tahunnya. Dan alhamdulillah, saya juga bisa menyelesaikan studi S1 dengan prestasi yang sangat memuaskan, Mumtaz bi Syarf!
Adakah pesan spesial atau motivasi yang ingin Sheila sampaikan untuk teman-teman di Indonesia yang ingin kuliah di Mesir? Tentang apa saja yang harus dipersiapkan mungkin?
Kalau pesan untuk kamu yang mempunyai niat untuk kuliah di sini, pertama adalah pasang niat dahulu, kuatkan tekad. Setibanya kamu di Mesir, carilah komunitas yang mendukung kamu untuk belajar, berdiskusi, hafalan Quran, mengikuti majlis ilmu, dan hal-hal positif lainnya. Karena mahasiswa baru yang belum tahu apa-apa cenderung terbawa arus. Jika kamu telah memasang tekad kuat untuk belajar, maka sekuat itulah nanti kamu akan menjalani hidup di sini. Ingat selalu tekad itu, ke Mesir apa yang kamu cari?!
Well, demikian uraian pengalaman kisah dari Sheila Ardiana mengenai studinya selama di Mesir. Keren, bukan? Kamu juga ingin menjadi seperti Sheila? Pupuk selalu semangatmu dalam menuntut ilmu, ya! Salam berkuliah.com.