Culture Shock bisa saja terjadi buat kamu yang ingin berkuliah di luar negeri. Tapi tenang, Culture Shock bukan hal yang menakutkan untuk d...
Culture Shock bisa saja terjadi buat kamu yang ingin berkuliah di luar negeri. Tapi tenang, Culture Shock bukan hal yang menakutkan untuk dihadapi. Namun, Culture Shock ini bisa mempengaruhi proses adaptasi kamu terhadap lingkungan baru yang memiliki budaya dan kebisaan yang berbeda tentunya. Nah, untuk mengatasi culture shock akan ada beberapa tips di dalam artikel ini yang bisa menjadi bahan rujukanmu. Berikut ulasannya:
Pertama, yang perlu kamu sadari adalah saat berpergian keluar negeri, baik dalam rencana liburan ataupun berkuliah. Kamu pastinya otomatis akan membawa semua kebiasaan atau gaya hidup di Indonesia, kan? Dan semua hal itu sudah biasa terjadi dalam keseharian orang – orang di Indonesia. Nah, semua masyarakat di negara lainpun juga mengalami hal itu. Jadi, sebaiknya kamu bisa mencoba untuk memulai adaptasi dengan mengamati norma dan budaya sosial masyarakat di negara mana kamu berada. Hal ini diperlukan agar kamu bisa belajar untuk memahami dan menerima kebiasaan yang ada di kehidupan sosial di sana, karena salah satu penyebab terjadinya culture shock adalah di saat seseorang yang baru berada di tempat asing tidak dapat menerima cara kehidupan di tempatnya tersebut.
Hal ini cukup berbahaya karena tidak hanya mengganggu kamu dalam beraptasi, namun gagalnya seseorang untuk beraptasi dengan lingkungan baru dapat menyebabkan kesedihan, stress bahkan depresi. Semua hal itu timbul karena dipicu perasaan yang menyangka bahwa kamu sedang diasingkan, sendirian. Inipun membuat emosi kamu menjadi labil alias temperamental. Karena ciri – ciri lain dari orang yang sedang mengalami culture shock adalah mudah marah, kesal bahkan ada yang tidak mau berinteraksi dengan lingkungan juga.
Jangan sampai hal itu terjadi sama kamu, karena pasti bakalan menyebabkan masalah, bukan? Dan ternyata culture shock sendiri juga bisa menyebabkan penyakit pada tubuh. nah loh?! Penyakit yang biasa menyerang tubuh karena culture shock adalah demam, flu dan diare.
Nah, untuk mempermudah kamu semua saat mengahadapi culture shock, kamupun perlu tahu bahwa culture shock itu memiliki fase – fase perkembangannya. Jadi, begitu ada sebuah gejala yang terjadi pada kamu seperti apa yang ada di dalam penjelasan fase – fase culture shock ini, kamu bisa langsung melakukan langkah pencegahan secepatnya.
Fase pertama dari culture shock adalah ‘fase bulan madu’. Di fase ini orang tidak akan menyangka bahwa ia sedang diserang oleh culture shock, karena biasanya orang akan merasa sangat senang, optimis berlebihan dan menganggap semuanya akan berlangsung lancar tanpa hambatan. Nah, untuk mengatasi hal ini selalu ingat ya, tentang apa alasan kamu datang keluar negeri, juga tentunya tujuan kamu.
Kemudian, ketika fase pertama dari culture shock gagal untuk diatasi, orang yang terkena efek ini akan memasuki fase kedua yang disebut ‘fase penolakan’. Di dalam fase ini orang akan merasa adanya ketidaknyamanan dalam keseharian, dimulai dari menggunakan fasilitas umum seperti transportasi, hingga sampai orang itu ingin membeli kebutuhannya, entah itu makanan atau apapun. Nah, ketika memasuki fase ini, orang akan menderita “home sick” karena terlalu sering membandingkan dirinya yang sudah biasa dengan keadaan di negara asal dengan keadaan dia di negeri orang. Setelahnya dalam waktu 2 sampai 3 bulan, orang yang sudah masuk ke dalam culture shock ini akan belajar untuk berkompromi dengan segala ketidaknyamanannya dalam melakukan aktifitas sehari – hari. Namun, kompromi di sini terjadi karena orang tersebut mulai menyerah atau pasrah akan situasi dan keadaan lingkungan barunya itu.
Kemudian ada ‘fase keempat’ di mana orang yang menderita culture shock mulai kehilangan identitas akan dia berasal dari negara mana. Orang ini akan meniru semua kebiasaan yang ada di lingkungannya di luar negeri, bahkan ketika orang ini pulang ke negara asal akan timbul rasa rindu kepada negara tempat ia pergi. Rasa rindu itu bisa dikatakan hampir mirip dengan rasa “home sick”.
Nah, berikut ini ada tips sederhana untuk mengatasi hal – hal tersebut. Pertama, sebelum kamu pergi ke luar negeri, sempatkanlah diri kamu untuk mencari informasi selengkap mungkin tentang negara yang akan dituju. Kemudian ketika kamu sudah tiba di negara tujuan, kamu jangan menutup diri akan sebuah hal baru, namun belajar untuk menerima hal itu dari bekal informasi yang sudah kamu kumpulkan sebelum berangkat.
Selanjutnya, ketika ada kebiasaan masyarakat di sana yang kurang bisa kamu terima, jangan cepat merasa kesal atau risih, karena bagaimanapun semua budaya memiliki sisi positif dan negatif, kan? Karena jika kamu langsung merasa kesal atau risih, kamu akan sering memikirkan negara asal dan membanding – bandingkannya. Hal ini kurang baik dalam sebuah proses adaptasi.
Kemudian pastinya sebagai seseorang yang merantau ke negeri orang, pastinya kamu akan timbul rasa rindu kepada keluarga dan sahabat di negara asal. Nah, agar hal ini tidak menganggu kamu dalam beraktifitas di negeri orang, kamu bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi masa kini untuk berkomunikasi dengan orang – orang terdekat di negara asal. Hal ini sangat disarankan, karena dengan hal ini kamupun bisa sekaligus menceritakan kejadian – kejadian yang sudah kamu alami selama berada di luar negeri. Selain itu, masukan dan dukungan secara rutin dari orang-orang terdekat akan membuat kamu lebih termotivasi untuk beradaptasi dan menggapai tujuan kamu juga yang menjadi alasan mengapa kamu datang keluar negeri.
Nah, sekian tips untuk kamu yang ingin berkuliah di luar negeri dan terhindar dari gangguan dari culture shock. Selamat mencoba, and good luck, guys!