Pepatah mengatakan, “Banyak jalan menuju Roma.” Sejauh dan setinggi apa pun keinginan dan impian kita gantungkan, ia pasti akan menemukan j...
Pepatah mengatakan, “Banyak jalan menuju Roma.” Sejauh dan setinggi apa pun keinginan dan impian kita gantungkan, ia pasti akan menemukan jalannya untuk menjadi kenyataan.
Artinya, tidak ada yang mustahil selama kita yakin dan berusaha untuk mencapainya. Klise memang, tapi bukti-bukti nyata yang ada menunjukkan begitulah adanya. Sama pula halnya dengan impian untuk pergi ke luar negeri, entah untuk tujuan bersekolah, bekerja, atau sekedar jalan-jalan.
Image Credit |
Rasa-rasanya pergi ke luar negeri memang tidak pernah kekurangan penggemarnya, akan selalu ada orang yang menyelipkan keinginan ini di setiap doanya dan menantikan hari terwujudnya.
Untuk urusan sekolah ke luar negeri, Jepang pastinya tak asing lagi. Jepang sudah terkenal sebagai salah satu negara favorit di Benua Asia yang menjadi tujuan para pelajar khususnya setingkat mahasiswa. Terdapat lebih dari 700 universitas di sepenjuru Jepang dengan kualitas yang tentunya tidak bisa dipandang sebelah mata mengingat jumlah peraih penghargaan nobel terbanyak se-Asia berasal dari negara ini.
Sebagai negara maju, Jepang pun menawarkan fasilitas yang luar biasa dan lingkungan yang kondusif bagi proses belajar. Kekayaan budayanya baik budaya tradisional maupun modern juga menjadi magnet tersendiri bagi segelintir orang di seluruh dunia untuk menginjakkan kaki di Jepang. Selain itu, latar belakang sejarah Jepang yang terbilang mengagumkan karena berhasil bangkit dari keterpurukan pengeboman sebanyak dua kali dan etos kerja serta kedisiplinan para warga negaranya menguatkan posisi Jepang sebagai salah satu laboratorium pendidikan terbaik yang pernah ada.
Kini, bertambah satu lagi beasiswa yang membuka jalan untuk mencapai Negeri Sakura bagi mahasiswa yang tergila-gila pada segala hal tentang Jepang, tertarik mendalami Bahasa Jepang, dan berkeinginan terbang langsung ke Jepang.
Menggunakan nama sang donatur yang asli orang Jepang—Okamatsu—beasiswa Okamatsu Kimura-Steven setiap tahunnya hadir untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa pascasarjana lokal ataupun Internasional di University of Canterbury, Selandia Baru untuk mempelajari Bahasa Jepang beserta kebudayaannya.
Beasiswa Okamatsu Kimura-Steven, bersama dengan Kenji OGAWA Memorial Prize in Japanese dan The Mr. and Mrs. SATO Prize in Asian Studies, merupakan bagian dari sekian banyak beasiswa yang disediakan University of Canterbury,
Selandia Baru di bawah naungan Department of Asian Studies, Faculty of Arts’ Departments and Schools tepatnya di Japanese Studies. Beasiswa ini hadir sebagai bentuk kontribusi bagi kualitas para mahasiswa pascasarjana di universitas tersebut. Melalui program pendanaan Graduate Support Initiative (GSI) para mahasiswa pascasarjana diharapkan dapat meningkatkan daya saingnya di antara lulusan lain di seluruh dunia.
Pendanaan GSI juga dialokasikan bagi mahasiswa dalam bentuk hibah konferensi dan hibah penyelesaian penulisan disertasi. Kedua hibah ini dikompetisikan pada akhir September setiap tahunnya.
Lalu, apa saja yang akan diperoleh penerima beasiswa Okamatsu Kimura-Steven? Mahasiswa pascarsajana University of Canterbury yang telah ditetapkan sebagai penerima akan memperoleh beasiswa sebesar $1,500 selama 12 bulan. Selain itu, melalui beasiswa ini pula penerima bisa terbang ke Jepang untuk langsung mempelajari bahasa dan budaya Jepang dengan lebih dalam selama kurang lebih 2 minggu. Tentu sebuah kesempatan yang sayang untuk dilewatkan.
Mungkin sebagian dari kita sudah pernah mendengar kalimat, “There’s no free lunch” atau yang jika diterjemahkan berarti “Tidak ada makan siang gratis”. Tapi, apa kaitannya dengan beasiswa Okamatsu Kimura-Steven?
Tak jauh berbeda dengan banyak hal di dunia ini yang tidak tersedia secara cuma-cuma alias gratis. Pepatah tadi bahkan menguatkan bahwa tidak ada yang namanya makan siang gratis dan akan selalu ada harga yang ditukarkan untuk memperoleh sesuatu.
Beasiswa Okamatsu Kimura-Steven pun tidak disediakan untuk diperoleh dengan begitu mudah tetapi memerlukan perjuangan dan orang-orang terpilihlah yang berhak mendapatkannya.
Orang-orang terpilih yang dinobatkan sebagai penerima beasiswa ini harus mampu memenuhi sejumlah kriteria yang telah ditentukan. Kriteria pertama yang harus dipenuhi ialah standar kemampuan berbahasa Jepang. Karena beasiswa ini berada di bawah naungan Japanese Studies dan ditujukan untuk mendalami bahasa serta budaya Jepang, maka para pendaftar harus memiliki kemampuan berbahasa Jepang setingkat 200 atau 300.
Kriteria ini bisa dibilang tidak mengherankan dan merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Jepang memang termasuk negara yang tidak mempopulerkan penggunaan Bahasa Inggris secara luas. Artinya, para pendatang yang sama sekali buta Bahasa Jepang akan mendapat kesulitan berkomunikasi dengan penduduk setempat. Tentunya beasiswa Okamatsu Kimura-Steven tidak diberikan untuk mereka yang memang belum siap untuk menghadapi kesulitan semacam itu.
Selain membatasi penerima dengan kemampuan bahasa, mahasiswa yang mengajukan diri sebagai penerima pun akan dinilai dari aspek lainnya. Aspek pertama adalah kontribusinya terhadap masyarakat termasuk potensi kontribusinya di masa depan. Aspek ini merupakan poin yang umum dalam setiap seleksi beasiswa ataupun bantuan pendanaan pendidikan lainnya.
Melalui aspek ini pula penerima dapat dinilai mengenai seberapa besar nantinya kontribusi yang mungkin diberikan melalui pencapaian-pencapaian yang diperoleh berkat beasiswa tersebut. Dalam hal beasiswa Okamatsu Kimura-Steven, calon penerima yang nantinya diberangkatkan ke Jepang diharapkan dapat berkontribusi bagi negara dan tempat tinggalnya asalnya berdasarkan pengalaman dan wawasan yang diterima selama hidup di negeri orang.
Aspek selanjutnya adalah kualitas kepemimpinan dan kepribadian serta tentunya kemampuan akademik. Kita tidak bisa menutup mata dari kenyataan bahwa kemampuan akademik sedikit banyak akan memberikan gambaran tentang prestasi seseorang yang sekaligus menjadi tolak ukur pantas-tidaknya ia menerima bantuan pendanaan bagi pendidikannya.
Sementara itu, karena pada dasarnya setiap orang adalah pemimpin paling tidak untuk dirinya sendiri, maka kepemimpinan dan kepribadian menjadi sangat penting untuk dinilai. Poin ini kurang lebih akan memberikan gambaran kemampuan penerima beasiswa untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan bertahan dalam berbagai kondisi.
Aspek lain yang akan diperhitungkan dalam seleksi beasiswa Okamatsu Kimura-Steven adalah ketersediaan jadwal ke Jepang. Karena nantinya penerima beasiswa akan berkesempatan untuk tinggal di Jepang selama 2 minggu, maka ketersediaan waktu keberangkatan dari penerima yang bersangkutan harus menjadi perhatian.
Sebelumnya sudah disebutkan bahwa beasiswa ini pun terbuka bagi mahasiswa internasional University of Canterbury. Namun, dalam hal ini ada kriteria lain yang ditambahkan bagi calon penerima beasiswa dari kalangan mahasiswa internasional.
Mahasiswa berkebangsaan Jepang atau mahasiswa yang sudah pernah tinggal di Negeri Sakura selama lebih dari tiga bulan akan menjadi kandidat yang tidak berhak menerima beasiswa ini. Jadi, beasiswa ini memang dikhususkan bagi mereka yang belum pernah berkesempatan ke Jepang.
Untuk dapat mengikuti seleksi penerimaan beasiswa Okamatsu Kimura-Steven, mahasiswa tentunya perlu memenuhi persyaratan administrasi termasuk formulir registrasi. Formulir dan detil informasi mengenai beasiswa ini dapat diakses langsung di website University of Canterbury. Setiap tahunnya, aplikasi pengajuan beasiswa harus sudah diterima tanggal 1 Oktober selambat-lambatnya pukul 5 sore waktu setempat.
Bagi kamu yang berkesempatan mengikuti beasiswa ini atau mungkin sedang menempuh jalan lain mencapai Jepang, selamat berjuang ya!
Salam berkuliah.com