Well , 4 tahun yang lalu, aku beruntung sekali bisa memiliki kesempatan untuk melakukan summer program di Gold Coast, Australia. Tidak hany...
Well, 4 tahun yang lalu, aku beruntung sekali bisa memiliki kesempatan untuk melakukan summer program di Gold Coast, Australia. Tidak hanya mencicipi bagaimana kurikulum di negara kangguru itu saja, namun juga tinggal selama 2 minggu dengan keluarga lokal disana. Melalui pengalaman summer program ini, aku mendapatkan banyak sekali pengetahuan baru seputar budaya, bahasa, ilmu pengetahuan, sampai teman baru. Pengalaman unik, suka dan duka telah aku rasakan seluruhnya selama summer program dan ingin kuceritakan pada kalian, agar kalian termotivasi untuk mengikuti exchange atau summer program dalam waktu dekat!
Fakta unik seputar Australia:
1. Mall sudah tutup pada jam 5 sore
Berbeda sekali dengan negara Indonesia yang mallnya tutup pada jam 10, bahkan sampai 11 malam, di Gold Coast Australia, mall sudah tutup jam 5 sore. Hal ini disebabkan oleh penduduk Australia percaya bahwa setiap warganya membutuhkan waktu khusus bersama keluarga dirumah, dan waktu paling tepat adalah saat malam hari, diatas jam 5 sore ketika semua anggota keluarga selesai beraktivitas. Selain itu, setiap penduduk tidak memiliki seorang pembantu rumah tangga, jadi mereka memerlukan waktu untuk menyiapkan makanan, membersihkan rumah, dan lain sebagainya.
2. Bebas jam bertamu
Sedangkan di Australia, para tamu bebas dalam memilih jam untuk berkunjung kerumah. Pernah suatu hari, saat aku masih tinggal bersama dengan orang lokal di Gold Coast bernama Zenny serta dua anaknya yaitu Rachel dan Moey, pacar Rachel datang pada saat malam hari, sekitar jam 9 malam dan langsung menuju kamar Rachel untuk mengobrol berdua disana. Hal tersebut sudah sangat lazim dan wajar di negara maju tersebut. Sedangkan di Indonesia, tentu saja para orang tua akan melarang pacar anaknya untuk bertamu malam-malam, apalagi sampai berkunjung ke dalam kamar.
3. Kamar mandi dipisah antara shower dan toilet
Ini juga sangat berbeda sekali dari Indonesia. Toilet untuk buang air kecil serta buang air besar berada di ruangan sendiri di Gold Coast. Aku tidak tahu soal kondisi di tempat atau rumah lainnya, namun di tempat tinggalku selama di Gold Coast seperti itu. Apalagi, didalam toilet tidak ada air sama sekali, hanya wastafel, tisu dan toilet duduk saja. Awalnya, aku sangat kerepotan dan bingung, terutama jika hendak buang air besar. Namun, perlahan aku beradaptasi dan hal itu sudah sangat biasa sekali bagiku.
4. Mandi hanya 5 menit
Hal yang paling membuatku heran, orang Australia ini kalau mandi sangat cepat. Seperti Zoey, Rachel, Moey, hanya mandi 5 menit saja dan sudah selesai. Mereka justru bingung denganku dan teman-teman summer program lainnya mengapa kalau mandi lama. Hal ini dikarenakan jumlah air bersih di Australia sangat susah didapatkan dan harga airnya pun otomatis sangat mahal. Oleh karena itu terdapat kebijakan yaitu harus menggunakan air sehemat mungkin dan mandi secepat mungkin. Sejak itulah, aku sangat bersyukur menjadi warga negara Indonesia yang tidak pernah dibatasi jatah mandinya dan memiliki sumber air bersih yang banyak.
5. Jarang terdapat air putih di rumah, mereka lebih suka jus
Harga air yang mahal membuat orang Gold Coast juga jarang membeli air minum. Seperti Zenny, dia biasanya memasak air dari keran untuk diminum. Lagipula, Zenny berkata bahwa air keran di Australia sudah cukup layak untuk dikonsumsi, jadi tidak perlu membeli air botolan yang harganya mahal itu. Harga jus buah lebih murah daripada harga air. Jadi, di rumah Zenny banyak sekali terdapat jus, tetapi jarang terdapat air mineral. Sama seperti banyak orang Australia di sekolah, mereka juga suka mengkonsumsi jus daripada air. Selain harga lebih murah, jus juga dianggap lebih bergizi.
6. Orang Australia suka makan Indomie, loh!!
Soal yang satu ini, sepertinya hanya berlaku bagi Zenny dan keluarganya. Tidak tahu apakah penduduk Australia juga menyukai Indomie apa tidak, karena aku hanya berkesempatan tinggal bersama Zenny. Ya, Zenny dan keluarganya adalah fans berat dari Indomie! Mereka memiliki stok Indomie di rumah sampai satu dus. Kata mereka, Indomie sangat enak untuk dimasak melalui berbagai cara, serta harganya murah sekali. Awalnya, mereka kira Indomie adalah produk milik Malaysia. Setelah aku memberi tahu bahwa itu merk Indonesia, mereka agak kaget dan terheran-heran. Wah, ternyata produk Indonesia dikenal bahkan menjadi favorit orang mancanegara loh!
6 hal tersebut dijamin mengubah pandangan kamu terhadap negara Australia. Australia memang sangat berbeda sekali ya dengan Indonesia! Menurutku, orang Indonesia ini sangat dimanjakan sekali oleh para pemerintahnya. Hidup kita di Indonesia lebih enak dan nyaman daripada diluar negeri. Nah, setelah membahas hal-hal unik selama aku menjalani summer program, saatnya untuk beralih ke suka duka selama di Australia.
Pengalaman menyenangkan saat di Australia:
1. Ada pesta barbeque bersama
Saat di sekolah, para pengajar disana sempat mengajak kita semua untuk pesta barbeque. Jadi, di negara Australia ini, pesta tidak hanya diselenggarakan oleh para murid saja, tetapi guru juga ikut bergabung di dalamnya. Tidak seperti di Indonesia yang seperti memisahkan jarak antar guru dan murid, disini semua berbaur menjadi satu. Sangat menyenangkan sekali rasanya bisa menikmati momen barbeque bersama-sama.
Barbeque ini diadakan di tepi danau dekat sekolahku selama di Gold Coast. Dengan suasana sejuk, kita menjadi lebih akrab dengan acara barbeque ini. Ketika barbeque, aku juga sempat mencicipi rasa daging kangguru asli juga lho! Ya, ternyata daging kangguru dijual di Australia, tentunya dengan harga cukup mahal. Rasa daging kangguru ini mirip dengan rasa daging sapi, hanya terasa lebih keras sedikit saja.
2. Mengenal lebih dalam budaya barat, terutama Australia
Hal paling berharga, aku bisa mengenal secara langsung budaya barat, tidak hanya melalui televisi saja. Budaya barat begitu terbuka, dan sangat berbeda dengan Indonesia yang memperdulikan status, tingkat, dan lainnya. Disini, bahkan murid-murid bisa memanggil guru dengan nama langsung. Bahkan, para guru sendirilah yang tidak mau apabila para murid memanggil sebutan Sir atau Miss. Melalui pembelajaran budaya barat ini, pikiranku semakin terbuka terhadap berbagai perbedaan dan aku dapat mengambil beberapa budaya yang menurutku bagus untuk diimplementasikan kepada kehidupan pribadiku sendiri. Perbedaan itu indah!
3. Bertemu secara langsung dengan koala dan kangguru, serta memberi makan mereka
Selama ini, aku hanya bisa membayangkan seperti apa bentuk koala serta kangguru yang asli. Pasti sangat lucu sekali, pikirku waktu itu. Setelah sampai di Australia dan memiliki kesempatan untuk berkunjung ke wisata satwa di Gold Coast, akhirnya aku bertemu koala dan kangguru secara langsung! Bahkan, aku berkesempatan untuk memberi makan mereka. Ternyata, kangguru dan koala ini sangat bau sekali. Tidak kusangka juga, lidah kangguru itu sangat panjang dan berair. Memang dua binatang ini lucu sekali, tetapi baunya ... sungguh tak tertahankan.
4. Bisa bermain ke Movie World & Dream World
Selain mencicipi sekolah serta kehidupan di Gold Coast, aku juga berkesempatan mengunjungi Movie World serta Dream World di Gold Coast. Movie World sendiri adalah tempat bermain seperti Dufan kalau di Jakarta. Bedanya, movie world mengadaptasi karakter-karakter dari film superhero seperti Superman, Batman, dan lainnya. Sedangkan Dream World juga permainan, namun terdapat wisata lain seperti atraksi pertunjukan, kangguru, dan juga koala. Bermain di dua tempat tersebut sungguh menyenangkan dan bisa dikatakan 10 kali lipat lebih seram dan seru daripada Dufan. Aku menghabiskan waktu disini selama seharian penuh dengan teman-teman lainnya.
5. Menjelajah Sydney
Selain menjalani summer program di Gold Coast, aku juga sempat berkunjung ke Sydney selama 3 hari. Sydney sendiri memiliki tata kota berbeda dengan Gold Coast. Sydney memiliki penduduk lebih padat, serta gedung-gedung lebih tinggi pula. Aku juga berkesempatan untuk mengelilingi Sydney Harbor Bridge serta melihat Sydney Opera House dari kapal boat. Pemandangan di Sydney sangat indah sekali dan membuatku merasa betah selama berada disana. Kejadian tak terlupakan lainnya, aku sempat menemukan kapal yang namanya sama dengan namaku, yaitu Megan.
Setelah bercerita tentang pengalaman yang menyenangkan, tentu saja terdapat pengalaman kurang menyenangkan selama disana. Tetapi pengalaman ini merupakan sebuah pelajaran berharga untukku agar aku lebih siap lagi dalam menjalani kehidupan sesungguhnya kedepan nanti. Summer program adalah suatu pengalaman yang tentunya merubah hidup serta memperluas cara pandangku terhadap segala hal di dunia, terutama di kehidupanku ini.
Pengalaman kurang menyenangkan saat di Australia:
1. Awal datang tidak begitu siap karena ternyata dingin
Ketika aku diberitahu bahwa Australia akan mengalami musim dingin sekitar bulan Juni, aku bersantai saja dan hanya berkata ya, aku akan siap-siap. Ternyata begitu sampai di Australia, udaranya sangat dingin, bahkan ketika di siang hari. Aku yang tidak terlalu siap dan meremehkan nasihat dari mentor selama di Indonesia pun merasa menyesal. Badanku terasa sakit semua dan menjadi mudah lelah. Untungnya, aku masih membawa jaket, sarung tangan, serta topi untuk menyesuaikan iklim di Australia. Lihat saja, ekspresiku ketika awal datang di Australia sangat pucat karena kedinginan. Perlahan, setelah beberapa hari di Australia, badanku pun sudah dapat menyesuaikan dengan perubahan iklim disana.
2. Pas kasih hadiah, ditolak langsung dan dibiarkan begitu saja
Untuk menghargai jasa Zenny selama aku tinggal dirumahnya selama 2 minggu, aku memberikan Zenny sebuah sarung tangan untuk memasak. Hal ini kuberikan karena aku tahu Zenny suka sekali memasak. Tetapi, Zenny menolak hadiah itu secara langsung dan mengembalikannya padaku. Zenny bilang, aku terlalu boros dan seharusnya membawa oleh-oleh tersebut pulang ke Indonesia karena dia tidak membutuhkannya.
Budaya orang Australia memang sangat terbuka dan mereka berkata secara blak-blakan didepan. Namun, aku tidak terbiasa dengan hal itu dan sempat merasa sakit hati. Apalagi, barang pemberianku diletakkan begitu saja di tepi meja. Setelah aku merenung, sebetulnya perkataan Zenny ada benarnya juga. Tentu Zenny sudah memiliki peralatan memasak lengkap, apalagi aku beli sarung tangan tersebut di Australia. Oleh karena itulah Zenny merasa tidak memerlukannya. Melalui penolakan dari Zenny inilah, aku sangat belajar banyak mengenai budaya Australia yang sesungguhnya.
3. Waktu terlalu pendek
Duka yang terakhir adalah, waktu summer program yang sangat singkat. Mungkin berapapun waktu yang diberikan, tidak akan pernah cukup. Aku ingin kembali lagi ke Australia untuk kembali melanjutkan pendidikan master ataupun sekedar menjelajah kota-kota seperti Perth yang tidak sempat kukunjungi sebelumnya, serta menengok kabar Zeny, Rachel dan Moey kembali. Australia, I miss you!!
Megan Faustine
Fakta unik seputar Australia:
1. Mall sudah tutup pada jam 5 sore
Berbeda sekali dengan negara Indonesia yang mallnya tutup pada jam 10, bahkan sampai 11 malam, di Gold Coast Australia, mall sudah tutup jam 5 sore. Hal ini disebabkan oleh penduduk Australia percaya bahwa setiap warganya membutuhkan waktu khusus bersama keluarga dirumah, dan waktu paling tepat adalah saat malam hari, diatas jam 5 sore ketika semua anggota keluarga selesai beraktivitas. Selain itu, setiap penduduk tidak memiliki seorang pembantu rumah tangga, jadi mereka memerlukan waktu untuk menyiapkan makanan, membersihkan rumah, dan lain sebagainya.
2. Bebas jam bertamu
Sedangkan di Australia, para tamu bebas dalam memilih jam untuk berkunjung kerumah. Pernah suatu hari, saat aku masih tinggal bersama dengan orang lokal di Gold Coast bernama Zenny serta dua anaknya yaitu Rachel dan Moey, pacar Rachel datang pada saat malam hari, sekitar jam 9 malam dan langsung menuju kamar Rachel untuk mengobrol berdua disana. Hal tersebut sudah sangat lazim dan wajar di negara maju tersebut. Sedangkan di Indonesia, tentu saja para orang tua akan melarang pacar anaknya untuk bertamu malam-malam, apalagi sampai berkunjung ke dalam kamar.
3. Kamar mandi dipisah antara shower dan toilet
Ini juga sangat berbeda sekali dari Indonesia. Toilet untuk buang air kecil serta buang air besar berada di ruangan sendiri di Gold Coast. Aku tidak tahu soal kondisi di tempat atau rumah lainnya, namun di tempat tinggalku selama di Gold Coast seperti itu. Apalagi, didalam toilet tidak ada air sama sekali, hanya wastafel, tisu dan toilet duduk saja. Awalnya, aku sangat kerepotan dan bingung, terutama jika hendak buang air besar. Namun, perlahan aku beradaptasi dan hal itu sudah sangat biasa sekali bagiku.
4. Mandi hanya 5 menit
Hal yang paling membuatku heran, orang Australia ini kalau mandi sangat cepat. Seperti Zoey, Rachel, Moey, hanya mandi 5 menit saja dan sudah selesai. Mereka justru bingung denganku dan teman-teman summer program lainnya mengapa kalau mandi lama. Hal ini dikarenakan jumlah air bersih di Australia sangat susah didapatkan dan harga airnya pun otomatis sangat mahal. Oleh karena itu terdapat kebijakan yaitu harus menggunakan air sehemat mungkin dan mandi secepat mungkin. Sejak itulah, aku sangat bersyukur menjadi warga negara Indonesia yang tidak pernah dibatasi jatah mandinya dan memiliki sumber air bersih yang banyak.
5. Jarang terdapat air putih di rumah, mereka lebih suka jus
Harga air yang mahal membuat orang Gold Coast juga jarang membeli air minum. Seperti Zenny, dia biasanya memasak air dari keran untuk diminum. Lagipula, Zenny berkata bahwa air keran di Australia sudah cukup layak untuk dikonsumsi, jadi tidak perlu membeli air botolan yang harganya mahal itu. Harga jus buah lebih murah daripada harga air. Jadi, di rumah Zenny banyak sekali terdapat jus, tetapi jarang terdapat air mineral. Sama seperti banyak orang Australia di sekolah, mereka juga suka mengkonsumsi jus daripada air. Selain harga lebih murah, jus juga dianggap lebih bergizi.
6. Orang Australia suka makan Indomie, loh!!
Soal yang satu ini, sepertinya hanya berlaku bagi Zenny dan keluarganya. Tidak tahu apakah penduduk Australia juga menyukai Indomie apa tidak, karena aku hanya berkesempatan tinggal bersama Zenny. Ya, Zenny dan keluarganya adalah fans berat dari Indomie! Mereka memiliki stok Indomie di rumah sampai satu dus. Kata mereka, Indomie sangat enak untuk dimasak melalui berbagai cara, serta harganya murah sekali. Awalnya, mereka kira Indomie adalah produk milik Malaysia. Setelah aku memberi tahu bahwa itu merk Indonesia, mereka agak kaget dan terheran-heran. Wah, ternyata produk Indonesia dikenal bahkan menjadi favorit orang mancanegara loh!
6 hal tersebut dijamin mengubah pandangan kamu terhadap negara Australia. Australia memang sangat berbeda sekali ya dengan Indonesia! Menurutku, orang Indonesia ini sangat dimanjakan sekali oleh para pemerintahnya. Hidup kita di Indonesia lebih enak dan nyaman daripada diluar negeri. Nah, setelah membahas hal-hal unik selama aku menjalani summer program, saatnya untuk beralih ke suka duka selama di Australia.
Pengalaman menyenangkan saat di Australia:
1. Ada pesta barbeque bersama
Saat di sekolah, para pengajar disana sempat mengajak kita semua untuk pesta barbeque. Jadi, di negara Australia ini, pesta tidak hanya diselenggarakan oleh para murid saja, tetapi guru juga ikut bergabung di dalamnya. Tidak seperti di Indonesia yang seperti memisahkan jarak antar guru dan murid, disini semua berbaur menjadi satu. Sangat menyenangkan sekali rasanya bisa menikmati momen barbeque bersama-sama.
Barbeque ini diadakan di tepi danau dekat sekolahku selama di Gold Coast. Dengan suasana sejuk, kita menjadi lebih akrab dengan acara barbeque ini. Ketika barbeque, aku juga sempat mencicipi rasa daging kangguru asli juga lho! Ya, ternyata daging kangguru dijual di Australia, tentunya dengan harga cukup mahal. Rasa daging kangguru ini mirip dengan rasa daging sapi, hanya terasa lebih keras sedikit saja.
2. Mengenal lebih dalam budaya barat, terutama Australia
Hal paling berharga, aku bisa mengenal secara langsung budaya barat, tidak hanya melalui televisi saja. Budaya barat begitu terbuka, dan sangat berbeda dengan Indonesia yang memperdulikan status, tingkat, dan lainnya. Disini, bahkan murid-murid bisa memanggil guru dengan nama langsung. Bahkan, para guru sendirilah yang tidak mau apabila para murid memanggil sebutan Sir atau Miss. Melalui pembelajaran budaya barat ini, pikiranku semakin terbuka terhadap berbagai perbedaan dan aku dapat mengambil beberapa budaya yang menurutku bagus untuk diimplementasikan kepada kehidupan pribadiku sendiri. Perbedaan itu indah!
3. Bertemu secara langsung dengan koala dan kangguru, serta memberi makan mereka
Selama ini, aku hanya bisa membayangkan seperti apa bentuk koala serta kangguru yang asli. Pasti sangat lucu sekali, pikirku waktu itu. Setelah sampai di Australia dan memiliki kesempatan untuk berkunjung ke wisata satwa di Gold Coast, akhirnya aku bertemu koala dan kangguru secara langsung! Bahkan, aku berkesempatan untuk memberi makan mereka. Ternyata, kangguru dan koala ini sangat bau sekali. Tidak kusangka juga, lidah kangguru itu sangat panjang dan berair. Memang dua binatang ini lucu sekali, tetapi baunya ... sungguh tak tertahankan.
4. Bisa bermain ke Movie World & Dream World
Selain mencicipi sekolah serta kehidupan di Gold Coast, aku juga berkesempatan mengunjungi Movie World serta Dream World di Gold Coast. Movie World sendiri adalah tempat bermain seperti Dufan kalau di Jakarta. Bedanya, movie world mengadaptasi karakter-karakter dari film superhero seperti Superman, Batman, dan lainnya. Sedangkan Dream World juga permainan, namun terdapat wisata lain seperti atraksi pertunjukan, kangguru, dan juga koala. Bermain di dua tempat tersebut sungguh menyenangkan dan bisa dikatakan 10 kali lipat lebih seram dan seru daripada Dufan. Aku menghabiskan waktu disini selama seharian penuh dengan teman-teman lainnya.
5. Menjelajah Sydney
Selain menjalani summer program di Gold Coast, aku juga sempat berkunjung ke Sydney selama 3 hari. Sydney sendiri memiliki tata kota berbeda dengan Gold Coast. Sydney memiliki penduduk lebih padat, serta gedung-gedung lebih tinggi pula. Aku juga berkesempatan untuk mengelilingi Sydney Harbor Bridge serta melihat Sydney Opera House dari kapal boat. Pemandangan di Sydney sangat indah sekali dan membuatku merasa betah selama berada disana. Kejadian tak terlupakan lainnya, aku sempat menemukan kapal yang namanya sama dengan namaku, yaitu Megan.
Setelah bercerita tentang pengalaman yang menyenangkan, tentu saja terdapat pengalaman kurang menyenangkan selama disana. Tetapi pengalaman ini merupakan sebuah pelajaran berharga untukku agar aku lebih siap lagi dalam menjalani kehidupan sesungguhnya kedepan nanti. Summer program adalah suatu pengalaman yang tentunya merubah hidup serta memperluas cara pandangku terhadap segala hal di dunia, terutama di kehidupanku ini.
Pengalaman kurang menyenangkan saat di Australia:
1. Awal datang tidak begitu siap karena ternyata dingin
Ketika aku diberitahu bahwa Australia akan mengalami musim dingin sekitar bulan Juni, aku bersantai saja dan hanya berkata ya, aku akan siap-siap. Ternyata begitu sampai di Australia, udaranya sangat dingin, bahkan ketika di siang hari. Aku yang tidak terlalu siap dan meremehkan nasihat dari mentor selama di Indonesia pun merasa menyesal. Badanku terasa sakit semua dan menjadi mudah lelah. Untungnya, aku masih membawa jaket, sarung tangan, serta topi untuk menyesuaikan iklim di Australia. Lihat saja, ekspresiku ketika awal datang di Australia sangat pucat karena kedinginan. Perlahan, setelah beberapa hari di Australia, badanku pun sudah dapat menyesuaikan dengan perubahan iklim disana.
2. Pas kasih hadiah, ditolak langsung dan dibiarkan begitu saja
Untuk menghargai jasa Zenny selama aku tinggal dirumahnya selama 2 minggu, aku memberikan Zenny sebuah sarung tangan untuk memasak. Hal ini kuberikan karena aku tahu Zenny suka sekali memasak. Tetapi, Zenny menolak hadiah itu secara langsung dan mengembalikannya padaku. Zenny bilang, aku terlalu boros dan seharusnya membawa oleh-oleh tersebut pulang ke Indonesia karena dia tidak membutuhkannya.
Budaya orang Australia memang sangat terbuka dan mereka berkata secara blak-blakan didepan. Namun, aku tidak terbiasa dengan hal itu dan sempat merasa sakit hati. Apalagi, barang pemberianku diletakkan begitu saja di tepi meja. Setelah aku merenung, sebetulnya perkataan Zenny ada benarnya juga. Tentu Zenny sudah memiliki peralatan memasak lengkap, apalagi aku beli sarung tangan tersebut di Australia. Oleh karena itulah Zenny merasa tidak memerlukannya. Melalui penolakan dari Zenny inilah, aku sangat belajar banyak mengenai budaya Australia yang sesungguhnya.
3. Waktu terlalu pendek
Duka yang terakhir adalah, waktu summer program yang sangat singkat. Mungkin berapapun waktu yang diberikan, tidak akan pernah cukup. Aku ingin kembali lagi ke Australia untuk kembali melanjutkan pendidikan master ataupun sekedar menjelajah kota-kota seperti Perth yang tidak sempat kukunjungi sebelumnya, serta menengok kabar Zeny, Rachel dan Moey kembali. Australia, I miss you!!
Megan Faustine