Halo, semuanya, terkhusus buat teman-teman di berkuliah.com! Salam kenal nih. Saya Rizki Darmadi. Sebenarnya saya berkuliah di Progr...
Halo, semuanya, terkhusus buat teman-teman di berkuliah.com! Salam kenal nih. Saya Rizki Darmadi. Sebenarnya saya berkuliah di Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Padjadjaran, Bandung. Kebetulan saja saya mendapatkan beasiswa dari Erasmus Mundus Action II Panacea untuk belajar selama 1 semester di University of Warsaw, Poland.
Saya memilih University of Warsaw karena letak universitasnya yang berada di kota besar, Warsawa. Saya pernah ke Leipzig, satu kota kecil di Jerman. Di sana sangat sepi, jam 5 sore, toko-toko sudah tutup dan jalan-jalan pun sepi. Padahal, perpustakaan universitasnya buka sampai malam. Jadi bakalan sulit sekali kalau malam-malam kelaparan, pingin beli cemilan, atau sekedar membeli kopi. Waktu itu, universitas yang sesuai dengan program pilihan saya ada 3, yaitu universitas di Polandia, Italia, dan Finlandia. Sayangnya, universitas yang berada di negara Italia dan Finlandia berada di kota-kota kecil yang saya pikir pasti bakalan sepi sekali. Jadilah saya pilih Polandia.
Menurut kamu, apa saja kelebihan dari University of Warsaw dan apa menariknya jurusan yang Rizki ambil di sana?
University of Warsaw merupakan universitas terbaik di Polandia. Selain itu, mereka juga memiliki banyak mata kuliah yang menarik, unik, dan belum tentu saya dapatkan di tempat lain, misalnya Psychology of Love; Fashion, Beauty and Fame : The Psychology of Being Fabulous; Football in Europe : Political and Social Aspects; dan lain-lain.
Semua mata kuliah yang saya pilih menggunakan bahasa pengantar Bahasa Inggris, sehingga saya bukan hanya belajar bersama dengan mahasiswa lokal Polandia, namun juga beberapa mahasiswa asing baik dari Eropa, Amerika atau Asia. University of Warsaw menjadi tempat bagi mahasiswa Eropa untuk belajar karena biayanya yang murah. Bahkan, mungkin bisa jadi lebih murah dari biaya kuliah di negaranya sendiri. Bukan hanya mahasiswa Eropa Barat, banyak mahasiswa dari Eropa Tengah dan Timur seperti Belarus, Kazakstan, dan lainnya yang memilih belajar di Polandia. Saya jadi tahu banyak bagaimana kebiasaan belajar para mahasiswa dari beberapa negara. Selain tentu saja keuntungan punya banyak teman dari berbagai negara. Bukan hanya mahasiswa, di kelas yang saya ikuti, mereka juga memiliki kelas internasional dengan dosen dari luar Polandia, misalnya dari Belgia, Inggris, atau AS.
Bagaimanakah karakter dosen di sana dalam menyampaikan mata kuliah? Bagaimana keterbukaan mereka dengan mahasiswa baik di dalam dan di luar kelas?
Dosen di sana sangat terbuka dengan pertanyaan dan kritik mahasiswa. Sebagian besar kelas yang saya ambil lebih menonjolkan diskusi. Bukan sekali dua kali, dosen mendapatkan kritik dari mahasiswa terkait dengan materi yang disampaikan. Selama mahasiswa memiliki landasan ilmiah akan pendapatnya, kebanyakan dosen dapat menerima masukan tersebut. Bahkan pernah di satu kelas, dosen yang bersangkutan (yang kebetuan dari Polandia) mendapatkan kritik dari semua mahasiswa karena kebijakan Polandia yang berniat untuk membangun reaktor nuklir, padahal di kelas kami belajar tentang bahaya nuklir. Di luar kelas pun, kebanyakan dosen bersedia meluangkan waktu untuk diskusi di luar kelas atau menerima pertanyaan mahasiwa melalui email.
Selama di Polandia, Rizki pernah nggak ngrasain Falling in love, baik sama bule disana atau teman dari Indonesia?
Wah, sayangnya enggak. Hehehehe..Waktu itu niat saya, karena saya hanya memiliki waktu 6 bulan saja, ini waktu yang sangat singkat, saya berniat untuk benar-benar belajar serius memanfaatkan sumber-sumber yang ada di sana yang mungkin tidak saya dapatkan ketika kembali ke Indonesia. Misalnya beberapa mata kuliah tertentu yang tidak mungkin ada Indonesia, fasilitas perpustakaannya, atau lainnya. Jadi ya, saya fokus kuliah, selain juga jalan-jalan di waktu libur. Mumpung saya di Eropa, kan?! Hehe…
Adakah cara unik yang pernah Rizki lakukan untuk mengirit pengeluaran selama di Polandia?
Wah, yang ini sih banyak. Ada beberapa cara yang saya lakukan, diantaranya : (1). Saya masak sendiri untuk kebutuhan sehari-hari. Sebenarnya ini juga untuk mengobati kerinduan akan makanan Indonesia, karena jarang ada restoran Indonesia di Polandia, kalaupun nyari yang rasanya hampir mirip, adanya Restoran Vietnam. Harganya pun mahal. Jadi, memang lebih irit masak sendiri. Lagipula, saya nggak terlalu doyan hamburger, salad, pizza, dan lainnya. Jadi ya, memang harus masak sendiri.
(2). Coba banding-bandingkan harga. Misalnya kalo mau beli sepatu untuk musim dingin, akan lebih murah ke pasar Vietnam. Kalo mau beli baju sehari-hari, lebih baik pergi ke mall sekalian, harganya bisa jadi sama dengan di Pasar Vietnam. Kalo beli buah, kalo strawberry, lebih murah di Carrefour, kalo beli pisang atau apel, lebih murah beli di pedagang buah di pinggir jalan. Wah, saya emak-emak sekali ya? Tapi nggak apa-apa kok, lagi pula transportasi umum di Polandia murah, jadi ngga masalah juga kalo saya banyak jalan-jalan.
(3). Biasanya saya membeli baju-baju winter di toko-toko baju bekas yang jual baju per kilo. Ini beneran. Pikir saya, toh baju-baju tersebut nggak akan mungkin dibawa balik ke Indonesia, karena di Indonesia panas. Jadi ya, lebih baik saya beli bekas saja, lagi pula saya kan butuh baju-baju semacam ini banyak untuk keperluan sehari-hari. Di Polandia, pada musim dingin, suhu rata-rata -7˚C. (4). Saya mendapatkan beasiswa dalam Euro, sedangkan mata uang yang dipakai di Polandia Zloty. Saya dan beberapa teman sering bagi-bagi info tempat penukaran uang yang kurs-nya bagus. Kadang-kadang lumayan loh selisihnya. Bisa buat beli beras, Hehe…
Rizki pernah nggak nglakuin hal unik atau seru-seruan bareng teman atau sendiri ketika di Polandia? Atau mungkin pernah mengalami kejadian lucu, unik, atau menyebalkan selama disana?
Di Polandia, saya tinggal di asrama mahasiswa universitas. Di sana, selain mahasiswa Polandia, banyak juga mahasiswa asing yang tinggal di sana. Jadi hafal kebiasaan-kebiasaan mahasiwa di sana, karena kamar saya dekat dapur, saya sering main ke dapur kalau ada teman-teman dari India atau Pakistan yang masak, masakan mereka enak-enak. Ada juga mahasiswa yang doyan pesta, dan pernah jam 12 malam tiba-tiba masuk ke kamar saya, ngundang saya dan teman sekamar saya untuk pesta bersama di kamar dia. Lah, waktu itu kami sudah siap tidur malah diajak pesta. Kalau untuk anak-anak Asia, kami setiap bulan sekali mengadakan international dinner. Awalnya hanya anak-anak Asia, tapi lama-lama banyak penghuni asrama lain yang ikutan dan acaranya jadi makin rame.
Berapakah biaya hidup minimal di Polandia? Seperti transport, makan, tempat tinggal, dan dimana sajakah kota yang aman dan nyaman untuk dijadikan tempat tinggal disana?
Biaya hidup di Polandia jauh lebih murah dibandingkan dengan negara Eropa lainnya. Mata uang yang digunakan di Polandia adalah Zloty yang kira-kira 1 Euro = 4 zloty. Untuk satu bulan, kalo tinggal di asrama, biaya hanya sekitar 400 Zloty. Kalo memilih apartemen, rata-rata harga apartemen di atas 600 Zloty, tergantung fasilitas yang didapatkan.
Transportasi di Polandia sangat murah. Mahasiswa mendapatkan potongan 50% dari harga tiket transportasi. Jika tinggal lama di Polandia, bisa membeli kartu ZTM yang bisa digunakan sebagai tiket untuk bis, trem, atau metro untuk jangka waktu 3 bulan. Harga ZTM 3 bulan untuk mahasiwa pada awal tahun kemarin kalau tidak salah sekitar 140 Zloty.
Kalau untuk makan sehari-hari, kalau masak sendiri sih, bisa 400 Zloty sebulan sudah termasuk susu, roti, coklat, dan buah. Jadi untuk keperluan sehari-hari sebulan, saya rasa sekitar 400 Euro itu minimalnya dengan estimasi masak sendiri, termasuk untuk keperluan pulsa dan keperluan kuliah lainnya.
Rata-rata semua kota di Polandia cukup aman dan nyaman dijadikan tempat tinggal. Di Polandia, saya pernah ke Krakow, Poznan, Wroclaw, Gdansk, dan Torun. Transportasi di semua kota di Polandia sangat mudah. Tapi untuk mahasiswa internasional, setahu saya, beberapa kota yang banyak memiliki universitas dengan program internasional untuk mahasiswa asing yaitu Warsaw, Lublin, dan Krakow.
Bagaimana dengan kebiasaan pemuda disana khususnya yang masih sebaya dengan kamu? Apa saja yang mereka lakukan di sela waktu luang? Dan bahasa apa yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari?
Kebiasaan pemuda di Polandia, wah beda-beda sih tergantung siapa orangnya. Tapi yang membedakan dengan Indonesia, beberapa mahasiswa Polandia teman saya banyak yang mengambil dua major yang berbeda, misalnya Psikologi dan Bahasa Inggris. Saya pernah bertanya, dan mereka menjelaskan bahwa mereka akan kesulitan mencari pekerjaan kalau hanya memiliki satu gelar sarjana. Jadi pada akhirnya mereka kuliah di 2 bidang yang berbeda untuk menunjang karier mereka di masa depan.
Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Polandia. Tapi jangan khawatir, mahasiswa internasional akan mendapatkan kursus intensif Bahasa Polandia sebelum perkuliahan dimulai. Kursus ini berguna untuk memahami instruksi sederhana di jalan, menawar dagangan di pasar, atau berbicara dengan pengurus asrama. Selain mahasiswa, banyak masyarakat Polandia yang tidak bisa berbahasa Inggris. Saya punya pengalaman harus mengantar teman sekamar saya yang sakit ke klinik universitas. Karena takut petugas klinik tidak bisa berbahasa Inggris, akhirnya saya mengetuk pintu kamar tetangga asrama yang orang Polandia dan meminta dia untuk menuliskan gejala-gejala penyakit teman saya berikut kata-kata yang harus saya ucapkan kepada petugas di sana.
Apa Rizki punya tips untuk pelajar Indonesia yang ingin kuliah di Polandia? Tips nya berdasarkan pengalaman kamu (step by step saat mendaftar kuliah sampai diterima akan lebih bagus)
Saya hanya mendaftar melalui Erasmus Mundus, selanjutnya, pihak Erasmus Mundus yang memutuskan apakah saya diterima atau tidak. Jadi saya tidak mendaftar langsung ke University of Warsaw. Sebaiknya sih, langsung saja lihat website universitas untuk program internasional yang mereka miliki. Jika ada kesulitan, bisa ditanyakan langsung ke fakultasnya langsung atau ke kantor urusan internasionalnya.
Salam berkuliah.com!
================================================================================================================================================Berminat mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri, khususnya buat kamu mahasiswa Unpad? Baca rahasianya secara mendetail, dikupas tuntas dalam buku "Jurus Kuliah ke Luar Negeri" (JKLN). Di sini ada banyak "bocoran" dan "trik-trik rahasia", untuk mahasiswa yang ingin mendapatkan beasiswa ke luar negeri, seperti Rizki Darmadi di atas. Paket JKLN terdiri dari satu buku setebal 300 halaman, 9 ebook setebal 4.367 halaman, serta 219 video interview dengan mahasiswa Indonesia di luar negeri. Bahkan buku ini juga mendapat testimoni langsung dari Merry Riana. Baca buku ini, kamu PASTI dijamin kuliah ke luar negeri. Dijamin 100%.
Bagaimana cara pemesanannya?
Silakan transfer dengan format: JKLN (spasi) Harga + 2 digit terakhir HP kamu. Misalkan nomorhandphone kamu 085123456789, maka transfernya Rp 147.089. Rekening di bawah ini semuanya atas nama Sri Rahmawati:
- Bank BCA 8610292250
- Bank BNI 0165318957
- Bank BRI 1056-01-004593-50-2
- Bank Mandiri 132-00-1465845-5
Setelah transfer, silakan konfirmasi ke: PIN BB: 57BDE2AC | Telp / WA / SMS / Line: 0821 3700 8000
Dan jangan lupa, selalu update informasi di berkuliah.com, ya! Salam sukses dan sampai jumpa!