Halo! Saya Prildy, asalnya dari Jakarta. Sekarang lagi menyelesaikan S2 jurusan Computational Logic di Universidade Nova Lisboa, Lis...
Halo! Saya Prildy, asalnya dari Jakarta. Sekarang lagi menyelesaikan S2 jurusan Computational Logic di Universidade Nova Lisboa, Lisbon. Saya kuliah dari beasiswa Uni Eropa, program Erasmus Mundus. Oh iya, sbelumnya saya pernah berkuliah di Jerman dan Italia juga (semester 1 dan semester 2). Baru pada tahun ajaran ini saya pindah ke Portugal untuk menyelesaikan S2 saya.
Apa kelebihan dari kampus kamu di Portugal? Mungkin dari segi fasilitas, kenyamanan, birokrasi, atau hal lainnya.
Kelebihannya lebih terletak pada hubungan antara professor dan mahasiswa. Di sini saya dekat banget sama professor yang menjadi supervisor saya. Kami selalu ngobrol di saat coffee break. Beliaupun tidak segan membantu kesulitan teknis yang saya alami. Selain itu, di kampus ini saya menemukan banyak sekali topik riset practical yang menarik.
Apa alasan yang membuat kamu tertarik untuk mengambil bidang studi Computational Logic yang kamu geluti tersebut?
Saya pernah mendapatkan kuliah yang serupa di bidang Computational Logic pada saat saya masih masih kuliah S1. Namun, pada saat itu kuliah yang diberikan hanya bersifat perkenalan. Saya cukup tertarik dengan jurusan ini sehingga saya coba apply Erasmus Mundus. Kesulitannya yaitu pada awal-awal saya kuliah, materi yang diajarkan merupakan teori-teori matematik yang amat mendasar. Saya mengalami kesulitan untuk memahami karena background matematik saya yang kurang kuat. Solusi yang saya ambil adalah dengan belajar kelompok. Dengan belajar kelompok, kami bisa saling mengajarkan dan termotivasi untuk belajar lebih.
Apa sih, kelebihan negara Portugal menurut kamu?
Negara Portugal adalah salah satu negara di Eropa yang orang-orangnya ramah. Pernah saya tersesat mencari alamat sebuah gedung di kampus, ketika saya tanyakan, orang tersebut mengantarkan saya sampai ke gedung tersebut.
Sebagai mahasiswa perantauan, seperti apa suka duka yang kamu rasakan ketika jauh dari tanah air?
Suka dukanya adalah menyangkut budaya. Saya bisa melihat berbagai macam budaya yang ada, karena program saya ini adalah program internasional, jadi teman-teman satu jurusan saya sangat beragam. Dukanya adalah untuk beradaptasi dengan budaya baru, karena budaya yang berbeda jadi lebih sulit untuk adaptasi dengan lingkungan, mendapatkan teman, dan lainnya.
Seperti apa pengalaman menarik, unik, dan membosankan yang kamu alami selama di Portugal, dan mungkin tidak bisa dilupakan?
Pengalaman paling membosankan adalah ketika menunggu bus. Sistem transportasi di sini masih buruk, meskipun fasilitasnya sudah tersedia, namun penjadwalan dan managementnya masih buruk. Bus yang saya gunakan untuk pergi ke kampus hanya ada 1x/jam. Saya bahkan pernah menunggu lebih dari 1 jam karena bus tersebut tidak datang pada jam itu.
Bagaimana dengan makanan khas Portugal? Apakah cocok dengan lidah orang Indonesia, dan kamu khususnya?
Kalau soal makanan, saya lebih suka untuk masak sendiri ketimbang beli makanan di luar. Selain bisa berhemat, saya jadi bisa menyesuaikan rasa makanan dengan selera saya. Di Portugal termasuk mudah untuk menyesuaikan. Mereka banyak menjual beras dengan harga yang relatif murah dibanding Jerman dan Italia. Untuk mendapatkan rempah-rempah pun sangat mudah di Lisbon, banyak terdapat toko Asia disini.
Bagimana kebudayaan pemuda disana? Khususnya yang masih sebaya dengan kamu?
Sejauh pengamatan saya, ada 2 tipe pemuda disini. Pertama, pemuda yang suka party, mereka lebih suka menghabiskan malam dan akhir pekan mereka di luar dan bersosialisasi dengan teman-teman mereka. Kedua adalah yang tidak terlalu suka party, mereka kebanyakan menghabiskan waktu mereka di rumah dan hampir setiap akhir pekan pulang ke kota asal mereka untuk menemui orang tua mereka.
Bagaimana gambaran biaya hidup di Portugal dari biaya transportasi, makan, tempat tinggal, kuliah, buku-buku, dan hiburannya?
Untuk biaya hidup di Portugal tergolong murah dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa. Hanya saja, biaya transportasi di Lisbon lebih mahal dibanding dengan kota lain di Eropa.
Sebagai gambaran biaya sewa tempat tinggal disini yang standard 200-300 Euro. Langanan bulanan transportasi di kota 30-50 Euro. Sekali makan di kantin kampus 2-4 euro. Sekali makan di restoran standard 5-10 Euro. Satu karcis nonton bioskop disini berkisar 8-10 Euro. Untuk buku-buku kuliah, saya sih nggak pernah beli, lebih suka cari bahannya di internet dan belajar dari slide-slide yang diberikan. Kalaupun perlu buku, saya rasa cukup pinjam di perpustakaan, biasanya selalu tersedia dengan stok yang cukup.
Adakah pesan-pesan atau motivasi yang ingin kamu sampaikan untuk pembaca berkuliah.com yang ingin kuliah di Portugal?
Pesan-pesannya dari saya, jangan pernah merasa minder. Jika memang ingin kuliah ke Portugal atau negara manapun. Mulailah melangkah, cari tahu tentang jurusan yang diminati, bagaimana cara mendaftar, kalau perlu kirim-kirim email ke professor yang bersangkutan.
Semoga menginspirasi. Salam berkuliah.com!