Korea memang gak akan pernah habis menawarkan pesona negaranya yang indah. Pendidikan di Korea yang maju juga banyak menarik perhatian mah...
Korea memang gak akan pernah habis menawarkan pesona negaranya yang indah. Pendidikan di Korea yang maju juga banyak menarik perhatian mahasiswa Internasional untuk kuliah di Negeri Ginseng tersebut. Ingin tahu bagaimana asyiknya pendidikan di Korea ? Yuk, simak cerita Gregorius Rionugroho Harvianto, sang ketua PERPIKA menikmati asyiknya dunia pendidikan Korea berikut ini !
Gregorius Rionugroho Harvianto, asal Solo, sekarang di Yeungnam University, S3 Teknik Kimia di bidang proses desain. Perkembangan teknologi Korea dan menjamurnya industry Korea di Indonesia menjadi alasan bagi saya untuk transfer ilmu dan teknologi dari Korea untuk Indonesia, dengan harapan mampu membangun perusahaan sendiri di negeri sendiri.
Untuk kuliah di Korea Selatan ini, saya mendapatkan beasiswa penuh untuk tuition fee dari kampus sebagai research assistant, serta biaya hidup dari PSDC Laboratory, yang di mana umber dananya bersumber dari BK21 PLUS (Program Leading University and Student) yang dimiliki oleh pemerintah Korea, serta proyek-proyek dari perusahaan.
Langkahnya simple banget, berani email ke Professor dengan modal pengalaman riset sebelumnya dan CV yang lengkap. Selanjutnya hanya memenuhi persyaratan dari pihak kampus, seperti Bahasa inggris, ijazah, dll.
Untuk kegiatan kampus dan kampusnya sendiri dilihat dari fasilitas jelas jauh berbeda, pada dasarnya spesialisasi saya saat ini adalah proses desain yang menggunakan program-program simulasi. Di Indonesia, belum banyak lab riset yang menggunakan ini dikarenakan lisensi program-program tersebut yang terbilang sangat mahal. Selain itu, di laboratorium ini juga ada lab eksperimen yang jika butuh sesuatu (reagent, alat), dalam waktu singkat akan segera datang.
Kampus saya juga merupakan kampus terbesar nomor dua di Korea Selatan, banyak spot menarik untuk bersantai bersama teman-teman. Ada “love road”, museum, bahkan Korean House Village , danau, hutan-hutan kecil juga tersedia.
Terlebih yang menjadi penting di sini adalah banyaknya foreigner yang bersekolah dan bekerja baik undergraduate – professor. Itu menjadi alasan tersendiri mendapatkan suasana belajar internasional di sini.
Saya sampaikan di awal tadi bahwa saya di Korea selatan menekuni bidang teknik kimia. Teknik Kimia adalah ilmu yang berguna bagi kehidupan kita sehari-hari, mengubah bahan baku menjadi produk dengan memiliki keuntungan dari sisi ekonomi. Semua produk sehari-hari yang kita gunakan tidak lepas dari peran serta insinyur teknik kimia, hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri saya mengambil jurusan ini.
Peluang ini memberikan peluang kerja yang cukup luas di masa mendatang. Kesulitan fasilitas yang dulu di Indonesia cukup bisa teratasi dengan baik saat ini. Jurusan favorit di Yeungnam University adalah Teknik Kimia, Teknik Metalurgi, Teknik Mesin, IT, Biotechnology, Bisnis.Ada yang istimewa di Yeungnam, yaitu adanya Park Chung Hee School of Policy and Semaeul (PSPS). PSPS merupakan departemen yang mempelajari kebijakan pemerintahan dan kondisi sosial-ekonomi-politik Korea. Seluruh mahasiswa PSPS adalah mahasiswa non-Korean yang berasal dari Negara-negara berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Mahasiswa-mahasiswa ini mendapatkan beasiswa dari pemerintah Korea.
Mahasiswa Korea
Pada umumnya mahasiswa Korea sangat baik dan mendukung aktivitas mahasiswa internasional, terlebih pada masa awal, kendala Bahasa dalam aktivitas sehari-hari cukup bisa teratasi berkat bantuan teman-teman mahasiswa korea.
Sistem Pendidikan dan Kurikulum di Korea Selatan
Pada dasarnya kurikulum akademis perkuliahan tidak jauh berbeda dengan Indonesia, hanya berbeda gradenya saja, maksimal 4.5 di sini. Hal-hal yang menjadi perbedaan mendasar adalah iklim riset di bidang sains dan teknologi dimana selain kuliah, riset pendukung selama menjalani pendidikan master dan doctoral yang sangat aplikatif dan bermanfaat untuk mahasiswa itu sendiri.
PERPIKA
Pastinya dari awal saya sudah bertemu dengan teman-teman Perpika, saya dikenalkan oleh para senior-senior di kampus saya. Saya pernah diamanahi sebagai ketua PPI Korea (Perpika) untuk periode 2014-2015. Kami melakukan berbagai penyambutan kedatangan teman-teman baru. Gathering per wilayah (utara, tengah, selatan) kami adakan setiap awal semester.
Begitu juga adanya berbagai macam kegiatan seperti Leadership Training, Dari Kampus untuk PERPIKA, hingga pendaftaran anggota baru juga kami lakukan untuk menyambut teman-teman yang baru menginjak bumi Korea.
Akomodasi di Korea Selatan
Tempat tinggal terbaik tergantung pada masing-masing individu dan kota tempat tinggal. Jika berkeinginan hidup santai, ga ribet, apa-apa sudah tersedia, dormitory dengan fasilitas lengkap bisa menjadi pilihan. Namun, harganya relative lebih mahal.
Jika ingin makan masakan Indonesia terus, masak sendiri di “one room”. One room ini sejenis apartemen di luar kampus. Namun, kota besar dan kota kecil memiliki perbedaan harga yang bisa menjadi pertimbangan tersendiri.
Makanan di Korea Selatan
Pada dasarnya, secara pribadi saya tidak mengalami masalah dengan makanan korea pada umumnya. Namun, makanan Indonesia tetaplah yang terbaik, maka dari itu, saya masak masakan Indonesia hampir setiap hari. Kalau pengen enak banget, ya langsung ke warung Indonesia yang tersedia di kota-kota tertentu di Korea.
Pemasukan Tambahan
Melalui PERPIKA (Persatuan Pelajar Indonesia di Korea), kita sering mendapatkan informasi part-time job. Kunci untuk mendapatkan pemasukan tambahan adalah mempelajari Bahasa Korea. Dengan Bahasa korea yang baik dan waktu lebih yang kamu miliki, part-time akan sangat banyak didapat.
Untuk teman-teman dengan kemampuan Bahasa Korea yang terbatas, menjadi tour-guide untuk wisatawan Indonesia, menjadi pengurus atau tutor di UT Korea, serta internship di KBRI atau ITPC (Indonesian Trade Promotion Center) bisa menjadi pilihan.
Kalau Kangen Indonesia
Sederhana saja, hampir setiap minggu saya berkumpul dan bermain dengan teman-teman Indonesia. Masak bareng, nonton film bareng, kadang-kadang nonton film Indonesia, dan terkadang diskusi terkait kondisi kebangsaan.
Pengalaman Paling Tidak Dilupakan
Pengalaman tidak terlupakan adalah sebagai ketua PERPIKA, saya berkesempatan mengikuti rangkaian kegiatan Presiden Joko Widodo dalam acara ASEAN-ROK Commemorative Summit, serta menyambut Presiden dalam pertemuan dengan WNI se-Korea.
Kesan Kuliah di Korea Selatan
Saya merasa beruntung menjadi seseorang yang dapat berkuliah di luar negeri tanpa harus merogoh kocek sendiri ataupun uang APBN. Lebih jauh lagi, saya bersyukur, bahwa sampai saat ini saya masih terus berpikir untuk kemajuan Indonesia, masih berpikir untuk memperbaiki Indonesia bersama anak-anak muda yang lain. Dengan banyaknya anak muda Indonesia yang sedang menempuh studi di luar negeri dan ingin kembali berguna untuk tanah air, saya rasa Indonesia akan bisa lebih baik dari hari ini.
Banyak hal positif yang bisa didapatkan dari Korea, semangat berjuang dan disiplin diri warga Korea menjadikan mereka jauh lebih cepat berkembang dibandingkan dengan Indonesia (walaupun kemerdekaan kedua Negara hanya berbeda 2 hari).
Tips Untuk Teman-teman yang Ingin Kuliah di Korea Selatan
Simpel, menyiapkan Bahasa inggris yang baik agar memenuhi persayaratan beasiswa, lebih baik lagi jika memiliki kemampuan Bahasa korea yang lebih sebelumnya. Jangan pernah menyerah untuk apply beasiswa di Korea karena kesempatan yang ada sangat banyak.
Ada beberapa pelajar yang sering mengalami masalah dengan penduduk Korea setempat, terlebih jika mereka sedang dalam kondisi tidak sadar akibat “minum” terlalu banyak. Trik unik dari saya sederhana saja berhadapan dengan orang Korea, “Buat sebel orang Korea dulu sebelum dibuat sebel oleh orang Korea”. Haha.
Sudah Ketemu Artis Korea?
Sudah donk pastinya, nonton festival di kampus aja, setiap semester minimal ada 1 kali di setiap kampus di Korea. Yang paling diingat, akhirnya bisa ketemu BoA di sini. :D
Menarik bukan cerita Rio menempuh pendidikan di Korea? Kamu juga bisa kuliah di Korea !
Salam berkuliah.com
Narasumber : Gregorius Rionugroho Harvianto
Reporter : Andreanyta Erni