Siapa sih yang sekarang tak kenal sosok yang satu ini. Ia adalah salah satu penyanyi wanita yang lagi “hits” di Indonesia. Yap, kemunculan I...
Siapa sih yang sekarang tak kenal sosok yang satu ini. Ia adalah salah satu penyanyi wanita yang lagi “hits” di Indonesia. Yap, kemunculan Isyana Sarasvati di dunia hiburan tanah air memang langsung menyedot perhatian publik. Ia kerap disandingkan dengan Raisa. Keduanya sama-sama cantik, berbakat, dan penyanyi yang hebat. Tapi mungkin ada satu keunggulan dari Isyana, yaitu ia telah berhasil menyelesaikan gelar sarjananya di Royal College of Music, Inggris.
Perjalanan Isyana dalam menempuh perkuliahannya itu mempunyai cerita yang cukup panjang lho. Apalagi ia bisa masuk ke kampus tersebut dengan beasiswa penuh. Hal ini memang tidak terlalu mengherankan, apalagi jika mengingat cita-cita gadis kelahiran 1993 ini adalah untuk menjadi maestro musik.
Perjalanan Isyana sampai akhirnya bisa diterima di Royal College of Music, Inggris memang cukup panjang. Bermula dari waktu kelulusannya di sekolah menengah. Isyana yang sejak kecil telah menekuni bidang music ini mendapatkan beasiswa diploma di Nanyang Academy of Fine Arts Singapura (NAFA). Beasiswa ini tak begitu saja datang padanya. Beasiswa ini ia dapatkan setelah rajin mengikuti kompetisi di sana-sini.
Di NAFA, perkuliahan Isyana tak berlangsung mulus begitu saja. Ia harus menemui guru yang cukup galak. Bahkan ia mengibaratkan guru tersebut seperti Terence Fletcher (J.K. Simmons) di film Whiplash (2014). Bedanya, guru yang dimaksud ini tidak mengajarkan instrumen drum tapi mengajar vokal.
Tapi menurutnya, sikap gurunya ini cukup wajar. Ia juga berpendapat bahwa guru-guru di NAFA galak karena demi kebaikan para muridnya. Ia juga menceritakan bahwa dirinya selama berkuliah di NAFA tidak pernah kena marah sang guru. Ia menjelaskan bahwa murid-murid yang kena “semprot” adalah murid yang kurang giat berlatih.
Saat kuliah di NAFA inilah, Isyana mulai melirik dunia entertaimen. Saat itu ia merilis sebuah single yang yang diberi judul “Keep Being You”. Single ini bahkan sempat ditayangkan di TV NAFA lho! Selain itu, single ini juga menjadi perbincangan hangat di kalangan mahasiswa dan pengajar di sana. Apresiasi yang sangat besar ini membuat Isyana sangat bahagia.
Namun sepertinya Isyana tak puas hanya seperti itu saja. Berbekal pengalamannya mendapatkan beasiswa karena kompetisi, saat berkuliah di NAFA pun Isyana tetap rajin mengikuti kompetisi. Berkat kompetisi pulalah, Isyana kembali mendapatkan tawaran beasiswa. Kali ini tawaran tersebut berasal dari Royal College of Music, Inggris untuk program sarjana. Kesempatan ini tentu tidak disia-siakan oleh Isyana. Terlebih lagi ia memang ingin memperdalam ilmunya dalam musik klasik, opera, dan komposisinya.
Di RCM, Isyana mengambil jurusan performance. Kali ini bisa dibilang kuliahnya cukup lancar. Bahkan kemudian ia bisa menyelesaikan studinya dengan predikan cum laude. Tak tanggung-tanggung, ia juga menyabet penghargaan best scholarship graduate dari kampusnya tersebut. Penghargaan ini diperolehnya karena ia adalah mahasiswi dengan beasiswa yang mampu lulus dengan predikat cum laude.
Penghargaan yang diterimanya saat itu ternyata takhanya itu saja namun ia juga mendapatkan awards dari Peru. Yaitu ia terpilih sebagai among asia students paling berprestasi. Menurutnya, peghargaan-penghargaan yang diperolehnya ini adalah karena ia mengambil jurusan performance, sehingga keseluruhan penampilannya dinilai dan ia dianggap sebagai siswi yang berprestasi.
Disinggung mengenai predikat cum laudenya, ia berpendapat bahwa hal tersebut hanyalah bonus. Hal ini ia anggap bonus karena ia memang menyukai kuliah di bidang music. Meski begitu, ia juga tak menampik bahwa hal ini adalah buah dari kerja kerasnya selama ini.
Setelah menyelesaikan studi sarjananya ini Isyana kembali ke Indonesia dan berkiprah di dunia music seperti sekarang ini. Namun ketika ia disinggung mengenai keinginan untuk melanjutkan kuliah ke jenjang S2, ia menjawab bahwa ia memang mempunyai keinginan tersebut, namun saat ini ia ingin fokus berkarya terlebih dahulu. Ia juga mengatakan bahwa hal ini merupakan komitmennya sejak awal setelah menyelesaikan program sarjananya.
ditulis dari berbagai sumber: rollingstone.co.id, tempo.co, liputan6.com
Perjalanan Isyana dalam menempuh perkuliahannya itu mempunyai cerita yang cukup panjang lho. Apalagi ia bisa masuk ke kampus tersebut dengan beasiswa penuh. Hal ini memang tidak terlalu mengherankan, apalagi jika mengingat cita-cita gadis kelahiran 1993 ini adalah untuk menjadi maestro musik.
Perjalanan Isyana sampai akhirnya bisa diterima di Royal College of Music, Inggris memang cukup panjang. Bermula dari waktu kelulusannya di sekolah menengah. Isyana yang sejak kecil telah menekuni bidang music ini mendapatkan beasiswa diploma di Nanyang Academy of Fine Arts Singapura (NAFA). Beasiswa ini tak begitu saja datang padanya. Beasiswa ini ia dapatkan setelah rajin mengikuti kompetisi di sana-sini.
Di NAFA, perkuliahan Isyana tak berlangsung mulus begitu saja. Ia harus menemui guru yang cukup galak. Bahkan ia mengibaratkan guru tersebut seperti Terence Fletcher (J.K. Simmons) di film Whiplash (2014). Bedanya, guru yang dimaksud ini tidak mengajarkan instrumen drum tapi mengajar vokal.
Tapi menurutnya, sikap gurunya ini cukup wajar. Ia juga berpendapat bahwa guru-guru di NAFA galak karena demi kebaikan para muridnya. Ia juga menceritakan bahwa dirinya selama berkuliah di NAFA tidak pernah kena marah sang guru. Ia menjelaskan bahwa murid-murid yang kena “semprot” adalah murid yang kurang giat berlatih.
Saat kuliah di NAFA inilah, Isyana mulai melirik dunia entertaimen. Saat itu ia merilis sebuah single yang yang diberi judul “Keep Being You”. Single ini bahkan sempat ditayangkan di TV NAFA lho! Selain itu, single ini juga menjadi perbincangan hangat di kalangan mahasiswa dan pengajar di sana. Apresiasi yang sangat besar ini membuat Isyana sangat bahagia.
Namun sepertinya Isyana tak puas hanya seperti itu saja. Berbekal pengalamannya mendapatkan beasiswa karena kompetisi, saat berkuliah di NAFA pun Isyana tetap rajin mengikuti kompetisi. Berkat kompetisi pulalah, Isyana kembali mendapatkan tawaran beasiswa. Kali ini tawaran tersebut berasal dari Royal College of Music, Inggris untuk program sarjana. Kesempatan ini tentu tidak disia-siakan oleh Isyana. Terlebih lagi ia memang ingin memperdalam ilmunya dalam musik klasik, opera, dan komposisinya.
Di RCM, Isyana mengambil jurusan performance. Kali ini bisa dibilang kuliahnya cukup lancar. Bahkan kemudian ia bisa menyelesaikan studinya dengan predikan cum laude. Tak tanggung-tanggung, ia juga menyabet penghargaan best scholarship graduate dari kampusnya tersebut. Penghargaan ini diperolehnya karena ia adalah mahasiswi dengan beasiswa yang mampu lulus dengan predikat cum laude.
Penghargaan yang diterimanya saat itu ternyata takhanya itu saja namun ia juga mendapatkan awards dari Peru. Yaitu ia terpilih sebagai among asia students paling berprestasi. Menurutnya, peghargaan-penghargaan yang diperolehnya ini adalah karena ia mengambil jurusan performance, sehingga keseluruhan penampilannya dinilai dan ia dianggap sebagai siswi yang berprestasi.
Disinggung mengenai predikat cum laudenya, ia berpendapat bahwa hal tersebut hanyalah bonus. Hal ini ia anggap bonus karena ia memang menyukai kuliah di bidang music. Meski begitu, ia juga tak menampik bahwa hal ini adalah buah dari kerja kerasnya selama ini.
Setelah menyelesaikan studi sarjananya ini Isyana kembali ke Indonesia dan berkiprah di dunia music seperti sekarang ini. Namun ketika ia disinggung mengenai keinginan untuk melanjutkan kuliah ke jenjang S2, ia menjawab bahwa ia memang mempunyai keinginan tersebut, namun saat ini ia ingin fokus berkarya terlebih dahulu. Ia juga mengatakan bahwa hal ini merupakan komitmennya sejak awal setelah menyelesaikan program sarjananya.
ditulis dari berbagai sumber: rollingstone.co.id, tempo.co, liputan6.com