Wayan Linggawa menjadi salah satu mahasiswa asal Indonesia yang menempuh program master di Auckland University of Technology, New Zealand. W...
Wayan Linggawa menjadi salah satu mahasiswa asal Indonesia yang menempuh program master di Auckland University of Technology, New Zealand. Waktu yang ia habiskan selama menempuh kuliah di New Zealand telah memberinya banyak pengalaman berharga. Berikut ini pengalaman yang Wayan bagikan selama ia tinggal di New Zealand.
Kenalan sama Mas Wayan yuuuukkk!!
Halo nama saya I Wayan Sathya Linggawa, saya dari Jakarta (tapi orang tua asli dari Bali). Saat ini saya sedang kuliah di Auckland University of Technology program Master in Computer and Information Sciences dan mulai kuliah tahun 2015.
Sklumit tentang Beasiswa NZAS
Iya, beasiswa saya namanya New Zealand ASEAN Scholars (NZAS) Awards. Beasiswa ini diberikan oleh pemerintah New Zealand melalui Ministry of Foreign Affairs and Trade (MFAT). Secara umum, peluang beasiswa ini terbuka untuk kita yang ingin melanjutkan studi S2 dan S3, tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk program-program sertifikasi. Tuition fees, living cost dan transportasi dari daerah asal ke New Zealand dicover. Yang menarik adalah setelah lulus, kita harus berkontribusi di Indonesia selama minimal 2 tahun, sehingga kita bisa mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari selama kuliah disini. Lebih lengkapnya ada disini.
Why New Zealand?
Sebetulnya karena pengaruh dari pengalaman masa kecil juga. Dulu saya sering dibelikan es krim New Zealand Natural oleh orang tua ketika kami mampir ke toko buku. Es krimnya enak banget. Saya berpikir mungkin kalo makan di tempatnya langsung lebih enak. Ternyata, alam dan kegiatan outdoornya juga sangat menarik. Selain itu, New Zealand juga memiliki riwayat historis yang panjang melalui kebudayaan Maori yang tetap mereka jaga disini.
Persiapan yang harus dilakukan untuk mendapatkan beasiswa NZAS
Saya ikut persiapan IELTS sebelum melakukan tesnya. Kemudian setelah skor IELTS-nya keluar, saya lengkapi semua persyaratan yang diminta beasiswa NZAS. Mereka akan membantu memproses semua dokumennya langsung ke kampus. Seleksi untuk beasiswa NZAS sendiri yang dulu saya alami adalah screening awal dan wawancara.
Tentang kuliah Master di kampus Auckland University of Technology
Sebagai mahasiswa S2, saya dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri dan menggali informasi sendiri. Apabila ada kendala di dalam tugas, saya bisa langsung berdiskusi dengan dosen atau teman di kelas. Yang saya senang adalah semua fasilitas yang ada di kampus sangat menunjang dalam belajar. Misalnya, banyak spot untuk diskusi kelompok dan mengerjakan tugas di luar kelas. Perpustakaannya relatif lengkap. Wi-fi tersedia di hampir seluruh area kampus dan cepat.
Dosen favorit selama kuliah di New Zealand
Saya pernah mendapatkan mata kuliah Geocomputation yang intinya tentang perpaduan antara geografi dengan IT. Dosen saya, yang biasa saya panggil Jacqui, sangat care terhadap mahasiswanya. Kebetulan saya pernah ada project yang langsung di supervise olehnya. Learning progress saya, termasuk dalam struktur konten saat menulis report dan tata bahasa di dalamnya, banyak diberikan feedback yang membangun dan detil.
Cara bergaul ala Mas Wayan
Disini sangat multi-cultural: banyak sekali orang dari berbagai suku bangsa tinggal disini, terutama di Auckland dan Wellington. Secara umum tipikal masyarakat disini adalah laid-back, santai dan berimbang antara sosialisasi dengan kolega maupun keluarga. Mereka cukup terbuka di dalam pertemanan. Sebagian besar juga cukup toleran terhadap lingkungan sekitarnya.
Tempat tinggal dan biayanya
Saya tinggal di Auckland Central, salah satu suburb di Auckland. Kebetulan kampus saya di sana juga. Untuk tempat tinggal, saya mengeluarkan biaya sekitar $200 per minggunya, termasuk sewa kamar dan berlangganan akses internet.
Management keuangan saat kuliah di New Zealand
Selain tempat tinggal, biasanya saya belanja bahan makanan untuk dimasak di rumah. Ini membuat pengeluaran untuk makan menjadi jauh lebih hemat. Untuk di kampus, saya keluarkan biaya untuk print dan alat tulis saja. Belanja baju dan sepatu jarang sekali karena saya sudah bawa semuanya dari Indonesia. Diluar itu, biasanya uang tabungan saya gunakan untuk traveling di New Zealand dengan teman-teman.
Segala fasilitas dan keunikannya
Fasilitas di kampus yang saya sangat suka adalah layanan IT-nya. Kita bisa melakukan scan dan print dari mana saja, selama menggunakan komputer kampus (dengan sistem free-seat: bisa gunakan komputer mana saja di seluruh kampus asal memasukkan user ID dan password yang benar). Printer juga kita operasikan sendiri dan biaya printnya memotong langsung dari deposit dana yang kita punya. Ini sangat mudah, murah dan tidak perlu ada orang yang standby di setiap printer.
Fasilitas yang saya suka di kota Auckland adalah kemudahan untuk transportasinya. Rute bus jelas, haltenya layak dan biasanya selalu menaikkan dan menurunkan penumpang di tempatnya. Kita hanya perlu satu kartu (namanya AT Hop) yang bisa di top-up untuk bisa menggunakan seluruh jenis transportasi di Auckland (bus, kereta dan ferry).
Tenang makanan di New Zealand
Di sini untungnya ada Asian supermarket yang menjual bumbu dan barang-barang dari negara di Asia, termasuk Indonesia. Jadi saya bisa beli beberapa bumbu seperti nasi goreng atau rendang. Daging di sini (terutama lamb untuk saya) rasanya enak dan kualitasnya bagus. Dan karena banyak etnis dari berbagai negara, banyak pilihan makanan yang bisa saya coba seperti masakan Thai, Vietnam, Brazil, Turki dan sebagainya. Sejauh ini yang saya suka adalah lamb-diced bumbu kecap yang teman saya sempat ajarkan untuk dimasak sendiri. Ada beberapa restoran Indonesia juga di Auckland. Biasanya ketika saya kangen rumah, saya juga mampir untuk makan nasi kuning atau sekedar sate ayam.
Tenang Perhimpunan Pelajar Indonesia di New Zealand
Saya kebetulan dipercaya oleh teman-teman di Auckland untuk menjadi ketua PPI hingga akhir tahun 2016 ini. Kegiatan yang kami lakukan biasanya adalah piknik dan BBQ untuk menyambut pelajar baru, diskusi (kami namakan Lingkar Diskusi Indonesia), nonton bareng, berpartisipasi di event kebudayaan kampus hingga membuat event olahraga dan perayaan kemerdekaan Indonesia. Lebih lengkapnya bisa dilihat di website kami disini.
Sistem Ujian di Auckland University of Technology
Untuk ujian biasanya tergantung mata kuliahnya. Ada mata kuliah yang hanya mewajibkan untuk membuat report (biasanya tengah dan akhir periode pembelajaran) tapi ada juga yang mengadakan ujian. Di semester 1 dan 2 kemarin, 1 mata kuliah yang saya ambil memiliki ujian tertulis. Sisanya saya membuat project dan menulis reportnya.
Untuk teman-teman Indonesia yang ingin kuliah di New Zealand
Saya rasa ke depannya, New Zealand akan menjadi salah satu destinasi studi favorit selain dalam hal tourism. Keadaan ekonomi dan keamanan disini relatif stabil. Tipsnya, apabila ada hal yang ingin kalian tanyakan untuk cari tahu tentang studi disini, maupun persiapan berangkat, silakan kontak PPI dari kota tempat kalian studi. Terus, siapkan gear favorit kalian untuk bisa menikmati apapun yang disajikan oleh New Zealand, terutama alamnya dan kegiatan outdoornya. It’s an adventure in a lifetime!
Kenalan sama Mas Wayan yuuuukkk!!
Halo nama saya I Wayan Sathya Linggawa, saya dari Jakarta (tapi orang tua asli dari Bali). Saat ini saya sedang kuliah di Auckland University of Technology program Master in Computer and Information Sciences dan mulai kuliah tahun 2015.
Sklumit tentang Beasiswa NZAS
Iya, beasiswa saya namanya New Zealand ASEAN Scholars (NZAS) Awards. Beasiswa ini diberikan oleh pemerintah New Zealand melalui Ministry of Foreign Affairs and Trade (MFAT). Secara umum, peluang beasiswa ini terbuka untuk kita yang ingin melanjutkan studi S2 dan S3, tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk program-program sertifikasi. Tuition fees, living cost dan transportasi dari daerah asal ke New Zealand dicover. Yang menarik adalah setelah lulus, kita harus berkontribusi di Indonesia selama minimal 2 tahun, sehingga kita bisa mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari selama kuliah disini. Lebih lengkapnya ada disini.
Why New Zealand?
Sebetulnya karena pengaruh dari pengalaman masa kecil juga. Dulu saya sering dibelikan es krim New Zealand Natural oleh orang tua ketika kami mampir ke toko buku. Es krimnya enak banget. Saya berpikir mungkin kalo makan di tempatnya langsung lebih enak. Ternyata, alam dan kegiatan outdoornya juga sangat menarik. Selain itu, New Zealand juga memiliki riwayat historis yang panjang melalui kebudayaan Maori yang tetap mereka jaga disini.
Persiapan yang harus dilakukan untuk mendapatkan beasiswa NZAS
Saya ikut persiapan IELTS sebelum melakukan tesnya. Kemudian setelah skor IELTS-nya keluar, saya lengkapi semua persyaratan yang diminta beasiswa NZAS. Mereka akan membantu memproses semua dokumennya langsung ke kampus. Seleksi untuk beasiswa NZAS sendiri yang dulu saya alami adalah screening awal dan wawancara.
Tentang kuliah Master di kampus Auckland University of Technology
Sebagai mahasiswa S2, saya dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri dan menggali informasi sendiri. Apabila ada kendala di dalam tugas, saya bisa langsung berdiskusi dengan dosen atau teman di kelas. Yang saya senang adalah semua fasilitas yang ada di kampus sangat menunjang dalam belajar. Misalnya, banyak spot untuk diskusi kelompok dan mengerjakan tugas di luar kelas. Perpustakaannya relatif lengkap. Wi-fi tersedia di hampir seluruh area kampus dan cepat.
Dosen favorit selama kuliah di New Zealand
Saya pernah mendapatkan mata kuliah Geocomputation yang intinya tentang perpaduan antara geografi dengan IT. Dosen saya, yang biasa saya panggil Jacqui, sangat care terhadap mahasiswanya. Kebetulan saya pernah ada project yang langsung di supervise olehnya. Learning progress saya, termasuk dalam struktur konten saat menulis report dan tata bahasa di dalamnya, banyak diberikan feedback yang membangun dan detil.
Cara bergaul ala Mas Wayan
Disini sangat multi-cultural: banyak sekali orang dari berbagai suku bangsa tinggal disini, terutama di Auckland dan Wellington. Secara umum tipikal masyarakat disini adalah laid-back, santai dan berimbang antara sosialisasi dengan kolega maupun keluarga. Mereka cukup terbuka di dalam pertemanan. Sebagian besar juga cukup toleran terhadap lingkungan sekitarnya.
Tempat tinggal dan biayanya
Saya tinggal di Auckland Central, salah satu suburb di Auckland. Kebetulan kampus saya di sana juga. Untuk tempat tinggal, saya mengeluarkan biaya sekitar $200 per minggunya, termasuk sewa kamar dan berlangganan akses internet.
Management keuangan saat kuliah di New Zealand
Selain tempat tinggal, biasanya saya belanja bahan makanan untuk dimasak di rumah. Ini membuat pengeluaran untuk makan menjadi jauh lebih hemat. Untuk di kampus, saya keluarkan biaya untuk print dan alat tulis saja. Belanja baju dan sepatu jarang sekali karena saya sudah bawa semuanya dari Indonesia. Diluar itu, biasanya uang tabungan saya gunakan untuk traveling di New Zealand dengan teman-teman.
Segala fasilitas dan keunikannya
Fasilitas di kampus yang saya sangat suka adalah layanan IT-nya. Kita bisa melakukan scan dan print dari mana saja, selama menggunakan komputer kampus (dengan sistem free-seat: bisa gunakan komputer mana saja di seluruh kampus asal memasukkan user ID dan password yang benar). Printer juga kita operasikan sendiri dan biaya printnya memotong langsung dari deposit dana yang kita punya. Ini sangat mudah, murah dan tidak perlu ada orang yang standby di setiap printer.
Fasilitas yang saya suka di kota Auckland adalah kemudahan untuk transportasinya. Rute bus jelas, haltenya layak dan biasanya selalu menaikkan dan menurunkan penumpang di tempatnya. Kita hanya perlu satu kartu (namanya AT Hop) yang bisa di top-up untuk bisa menggunakan seluruh jenis transportasi di Auckland (bus, kereta dan ferry).
Tenang makanan di New Zealand
Di sini untungnya ada Asian supermarket yang menjual bumbu dan barang-barang dari negara di Asia, termasuk Indonesia. Jadi saya bisa beli beberapa bumbu seperti nasi goreng atau rendang. Daging di sini (terutama lamb untuk saya) rasanya enak dan kualitasnya bagus. Dan karena banyak etnis dari berbagai negara, banyak pilihan makanan yang bisa saya coba seperti masakan Thai, Vietnam, Brazil, Turki dan sebagainya. Sejauh ini yang saya suka adalah lamb-diced bumbu kecap yang teman saya sempat ajarkan untuk dimasak sendiri. Ada beberapa restoran Indonesia juga di Auckland. Biasanya ketika saya kangen rumah, saya juga mampir untuk makan nasi kuning atau sekedar sate ayam.
Tenang Perhimpunan Pelajar Indonesia di New Zealand
Saya kebetulan dipercaya oleh teman-teman di Auckland untuk menjadi ketua PPI hingga akhir tahun 2016 ini. Kegiatan yang kami lakukan biasanya adalah piknik dan BBQ untuk menyambut pelajar baru, diskusi (kami namakan Lingkar Diskusi Indonesia), nonton bareng, berpartisipasi di event kebudayaan kampus hingga membuat event olahraga dan perayaan kemerdekaan Indonesia. Lebih lengkapnya bisa dilihat di website kami disini.
Sistem Ujian di Auckland University of Technology
Untuk ujian biasanya tergantung mata kuliahnya. Ada mata kuliah yang hanya mewajibkan untuk membuat report (biasanya tengah dan akhir periode pembelajaran) tapi ada juga yang mengadakan ujian. Di semester 1 dan 2 kemarin, 1 mata kuliah yang saya ambil memiliki ujian tertulis. Sisanya saya membuat project dan menulis reportnya.
Untuk teman-teman Indonesia yang ingin kuliah di New Zealand
Saya rasa ke depannya, New Zealand akan menjadi salah satu destinasi studi favorit selain dalam hal tourism. Keadaan ekonomi dan keamanan disini relatif stabil. Tipsnya, apabila ada hal yang ingin kalian tanyakan untuk cari tahu tentang studi disini, maupun persiapan berangkat, silakan kontak PPI dari kota tempat kalian studi. Terus, siapkan gear favorit kalian untuk bisa menikmati apapun yang disajikan oleh New Zealand, terutama alamnya dan kegiatan outdoornya. It’s an adventure in a lifetime!