Energik dan ramah, begitulah sosok perempuan yang akrab disapa Yoni ini. Bisa berangkat ke Kanada dan kuliah di sana menjadi sebuah pengalam...
Energik dan ramah, begitulah sosok perempuan yang akrab disapa Yoni ini. Bisa berangkat ke Kanada dan kuliah di sana menjadi sebuah pengalaman yang berharga bagi Yoni. Mahasiswi jurusan Public Relation ini mengaku nyaman dan senang sekaligus bangga bisa kuliah di Kanada tepatnya di Humber College. Berikut ini kisah singkat Yoni Erawati selama berkuliah dan merantau di Kanada.
Mari kenalan dulu biar sayang...
Halo, perkenalkan nama aku Yoni Erawati biasa dipanggil Yoni. Aku berasal dari Bali dan sekarang aku kuliah di Humber College jurusan Public Relations masuk tahun 2015 program advanced atau diploma.
Pertimbangan-pertimbangan yang dibuat sampai akhirnya memilih Kanada!
Pertimbangan aku adalah keamanan negaranya (kriminalitas yang rendah), lingkungannya yang multicultural, dan biaya. Biaya hidupnya memang mahal tetapi kalau dibandingkan dengan Amerika, London, Sydney, biaya hidup di Toronto lebih murah. Biaya kuliahnya juga jauh lebih rendah namun kualitas pendidikannya tidak kalah dengan Australia, Singapura, dan negara lain.
Dari sekian banyak jurusan, kenapa mbak Yoni memilih Public Relation?
Aku suka sekali mengutak-atik (nulis, fotografi, edit video) di social media, blogging, youtube video, dll. Aku melihat bahwa social media itu berpeluang besar dalam bisnis karena consumer social media banyak dan global. Aku research ternyata itu bagian dalam Public Relation atau PR. Jadi aku memilih PR deh.
Hal apa saja yang dipelajari dalam jurusan Public Relation?
Di PR aku mempelajari attitude dalam berkomunikasi dengan banyak orang, membangun reputasi perusahaan, membuat ide-ide baru dalam bisnis, dan yang paling bikin challenging adalah menulis news release. Paling challenging karena menulis dalam PR itu harus singkat tapi to the point, menarik, terhindar dari grammar error dan sesuai ya sebut saja EYD versi Kanada. Dituntut untuk sesempurna mungkin. Aku yang baru lulus SMA dan tidak terbiasa menulis tulisan formal dalam bahasa Inggris jadi lumayan challenging buat aku, apalagi EYD versi Kanada kan aku tidak banyak tahu. Tapi untungnya profesornya bersedia untuk membantu aku kalau aku sedang kesulitan.
Nah, bicara tentang Profesor, bagaimana sih karakter Profesor di sana?
Dosennya terbuka banget. Apapun ide dan jawaban kalian akan selalu diterima dan dihargai. Dosennya juga ramah jadi kalau aku kebingungan ya aku tidak segan atau takut untuk bertanya kepada mereka.
Siapakah dosen favorit mbak Yoni, dan bagaimanakah beliau?
Dosen favorit aku namanya Daniel Schneider. Beliau mengajar pelajaran social media & writing. Favorit menurut aku karena beliau ngajarnya asyik. Aku selalu ada banyak pertanyaan dan dia selalu sabar membantuku. Apalagi kalau urusan writing yang aku bilang challenging tadi. Dia bersedia bantu aku sampai aku benar-benar mengerti.
Selama di Kanada, dimanakah mbak Yoni tinggal? Bagaimana kekurangan dan kelebihan tinggal di sana?
Aku tinggal di Dufferin dekat Downtown. Aku tinggal di homestay, jadi aku tinggal bersama host parents.
Aku nggak tahu sih kurangnya dimana. Aku senang tinggal bersama host family karena mereka membantu banget aku untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Dan yang pasti nggak bakal merasa kesepian karena ada mereka. Rasanya seperti keluarga.
Setiap orang dari suatu negara pasti memiliki kebiasaan yang berbeda, nah bagaimana cara kita bisa bergaul dengan orang-orang dengan latar belakang yang berbeda?
Sama saja sih dengan cara bergaul di Indonesia. Bedanya lawakan mereka berbeda dengan lawakan kita, hehehe. Tapi tetap asyik kok. Di sini bisa berteman dengan siapa saja, tidak mengenal umur, walaupun beda umur 10 tahun kita tetap saling memanggil nama jadi lebih akrab.
Tentang kerja Part Time..
Ya, boleh. Tapi ada syaratnya yaitu harus memiliki study permit (bekerja tidak boleh lebih dari 20 jam). Kalau untuk sekarang sih aku masih kuliah saja mungkin semester depan baru mulai kerja part time.
Tentang fasilitas yang ada di Kanada
Fasilitas umumnya sangat bagus. Aku paling suka library. Buku-buku di perpustakaan di sini lengkap dan wifi-nya juga kenceng banget. Pokoknya nyamanlah.
Kalau untuk transportasi, Aku biasa naik bus, street car, dan subway.
About living cost
Aku di sini biaya homestay termasuk breakfast dan dinner $780. Kalau lunch aku biasa di kampus kurang lebih $4-$8 sekali makan. Oh iya di sini susah sekali mencari makanan Indonesia karena orang Indonesia sedikit di sini. Ada sih satu dan itu perlu 1-2 jam dari tempat tinggal aku, rasanya juga beda banget.
Best experience ever
Pengalaman yang nggak pernah aku lupakan ada banyak. Tapi yang berpengaruh banget adalah pertama kali aku presentasi. Aku sangat gugup, aku malu takut bahasa Inggrisku salah karena satu kelas hanya aku yang bukan Canadian. Tapi teman-teman di sini semua supportive, menyemangati aku seperti “Yoni, I know you can! You are my favourite person in this class!” Akhirnya aku merasa sedikit percaya diri dan akhirnya aku bisa presentasi dengan baik. Walaupun hanya ngomong begitu, berpengaruh banget sama emosi aku. Lingkungan memang sangat berpengaruh ya. Kalau kita berada di lingkungan positive dan supportive, kita juga jadi berpikir positive dan jadi semangat untuk maju.
Tips untuk teman-teman di Indonesia yang ingin kuliah ke luar negeri!
Banyak-banyak latihan bahasa Inggris saja. Tidak harus belajar dari buku. Supaya tidak bosan, aku biasa belajar lewat film dengan subtitle bahasa Inggris atau tanpa subtitle sama sekali, nonton youtube, dll. Belajar harus fun!
Reporter: Adelina Mayang
Mari kenalan dulu biar sayang...
Halo, perkenalkan nama aku Yoni Erawati biasa dipanggil Yoni. Aku berasal dari Bali dan sekarang aku kuliah di Humber College jurusan Public Relations masuk tahun 2015 program advanced atau diploma.
Pertimbangan-pertimbangan yang dibuat sampai akhirnya memilih Kanada!
Pertimbangan aku adalah keamanan negaranya (kriminalitas yang rendah), lingkungannya yang multicultural, dan biaya. Biaya hidupnya memang mahal tetapi kalau dibandingkan dengan Amerika, London, Sydney, biaya hidup di Toronto lebih murah. Biaya kuliahnya juga jauh lebih rendah namun kualitas pendidikannya tidak kalah dengan Australia, Singapura, dan negara lain.
Dari sekian banyak jurusan, kenapa mbak Yoni memilih Public Relation?
Aku suka sekali mengutak-atik (nulis, fotografi, edit video) di social media, blogging, youtube video, dll. Aku melihat bahwa social media itu berpeluang besar dalam bisnis karena consumer social media banyak dan global. Aku research ternyata itu bagian dalam Public Relation atau PR. Jadi aku memilih PR deh.
Hal apa saja yang dipelajari dalam jurusan Public Relation?
Di PR aku mempelajari attitude dalam berkomunikasi dengan banyak orang, membangun reputasi perusahaan, membuat ide-ide baru dalam bisnis, dan yang paling bikin challenging adalah menulis news release. Paling challenging karena menulis dalam PR itu harus singkat tapi to the point, menarik, terhindar dari grammar error dan sesuai ya sebut saja EYD versi Kanada. Dituntut untuk sesempurna mungkin. Aku yang baru lulus SMA dan tidak terbiasa menulis tulisan formal dalam bahasa Inggris jadi lumayan challenging buat aku, apalagi EYD versi Kanada kan aku tidak banyak tahu. Tapi untungnya profesornya bersedia untuk membantu aku kalau aku sedang kesulitan.
Nah, bicara tentang Profesor, bagaimana sih karakter Profesor di sana?
Dosennya terbuka banget. Apapun ide dan jawaban kalian akan selalu diterima dan dihargai. Dosennya juga ramah jadi kalau aku kebingungan ya aku tidak segan atau takut untuk bertanya kepada mereka.
Siapakah dosen favorit mbak Yoni, dan bagaimanakah beliau?
Dosen favorit aku namanya Daniel Schneider. Beliau mengajar pelajaran social media & writing. Favorit menurut aku karena beliau ngajarnya asyik. Aku selalu ada banyak pertanyaan dan dia selalu sabar membantuku. Apalagi kalau urusan writing yang aku bilang challenging tadi. Dia bersedia bantu aku sampai aku benar-benar mengerti.
Selama di Kanada, dimanakah mbak Yoni tinggal? Bagaimana kekurangan dan kelebihan tinggal di sana?
Aku tinggal di Dufferin dekat Downtown. Aku tinggal di homestay, jadi aku tinggal bersama host parents.
Aku nggak tahu sih kurangnya dimana. Aku senang tinggal bersama host family karena mereka membantu banget aku untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Dan yang pasti nggak bakal merasa kesepian karena ada mereka. Rasanya seperti keluarga.
Setiap orang dari suatu negara pasti memiliki kebiasaan yang berbeda, nah bagaimana cara kita bisa bergaul dengan orang-orang dengan latar belakang yang berbeda?
Sama saja sih dengan cara bergaul di Indonesia. Bedanya lawakan mereka berbeda dengan lawakan kita, hehehe. Tapi tetap asyik kok. Di sini bisa berteman dengan siapa saja, tidak mengenal umur, walaupun beda umur 10 tahun kita tetap saling memanggil nama jadi lebih akrab.
Tentang kerja Part Time..
Ya, boleh. Tapi ada syaratnya yaitu harus memiliki study permit (bekerja tidak boleh lebih dari 20 jam). Kalau untuk sekarang sih aku masih kuliah saja mungkin semester depan baru mulai kerja part time.
Tentang fasilitas yang ada di Kanada
Fasilitas umumnya sangat bagus. Aku paling suka library. Buku-buku di perpustakaan di sini lengkap dan wifi-nya juga kenceng banget. Pokoknya nyamanlah.
Kalau untuk transportasi, Aku biasa naik bus, street car, dan subway.
About living cost
Aku di sini biaya homestay termasuk breakfast dan dinner $780. Kalau lunch aku biasa di kampus kurang lebih $4-$8 sekali makan. Oh iya di sini susah sekali mencari makanan Indonesia karena orang Indonesia sedikit di sini. Ada sih satu dan itu perlu 1-2 jam dari tempat tinggal aku, rasanya juga beda banget.
Best experience ever
Pengalaman yang nggak pernah aku lupakan ada banyak. Tapi yang berpengaruh banget adalah pertama kali aku presentasi. Aku sangat gugup, aku malu takut bahasa Inggrisku salah karena satu kelas hanya aku yang bukan Canadian. Tapi teman-teman di sini semua supportive, menyemangati aku seperti “Yoni, I know you can! You are my favourite person in this class!” Akhirnya aku merasa sedikit percaya diri dan akhirnya aku bisa presentasi dengan baik. Walaupun hanya ngomong begitu, berpengaruh banget sama emosi aku. Lingkungan memang sangat berpengaruh ya. Kalau kita berada di lingkungan positive dan supportive, kita juga jadi berpikir positive dan jadi semangat untuk maju.
Tips untuk teman-teman di Indonesia yang ingin kuliah ke luar negeri!
Banyak-banyak latihan bahasa Inggris saja. Tidak harus belajar dari buku. Supaya tidak bosan, aku biasa belajar lewat film dengan subtitle bahasa Inggris atau tanpa subtitle sama sekali, nonton youtube, dll. Belajar harus fun!
Reporter: Adelina Mayang