Agenda tahunan terbesar Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia akan segera terselengara pada tanggal 24 Juli hingga 28 Juli 2016. Acara in...
Agenda tahunan terbesar Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia akan segera terselengara pada tanggal 24 Juli hingga 28 Juli 2016. Acara ini menjadi puncak seluruh kegiatan PPI se-Dunia selama 1 periode masa jabatan. Acara yang bernama Simposium Internasional ini memiliki berbagai tujuan yakni Mempererat silaturahmi antar pelajar dan mahasiswa Indonesia lintas Negara, menjalin persahabatan yang kokoh antar sesama mahasiswa Indonesia di mancanegara, menumbuhkan identitas kebangsaan dari pelbagai aspek dan sudut pandangnya, mengoptimalkan peran dan sinergitas pelajar dan mahasiswa Indonesia di luar negeri.
Selain berbagai tujuan yang telah dijabarkan tersebut, Simposium Internasional setiap tahunnya juga memiliki misi khusus tersendiri. Setiap pelajar yang sedang menuntut ilmu di berbagai belahan dunia sungguh sangat menyadari bahwa walaupun mereka jauh dari Indonesia, namun mereka tetaplah para kaum muda bangsa yang diharapkan mampu membawa perubahan positif bagi kemajuan Indonesia. Oleh sebab itu, dengan payung organisasi PPI, mereka ingin memberikan kontribusi nyata kepada negara melalui ide-ide dan gagasan yang mereka bahas setiap agenda Simposium Internasional.
Simposium ke-8 kali ini akan terselenggara di Kairo Mesir. “Pemilihan tuan rumah simposium adalah salah satu agenda dalam sidang ppi dunia. Tahun lalu di Singapura, yang menajdi kandidat tuan rumah adalah tiongkok, manila dan kairo. Lalu, setelah presentasi dan voting, Kairo meraih suara terbanyak dan ditetapkan sebagai tuan rumah Simposisum Internasional PPI Dunia 2016. Setelah sebelumnya berturut-turut pada setiap tahunnya digelar di Den Hagg-Belanda, London-Inggris, Kuala Lumpur-Malaysia, Bangkok-Thailand, Tokyo-Jepang. Hal itu bukan hanya sebuah kehormatan besar yang perlu disyukuri, namun sebuah momen yang diharapkan melahirkan gagasan-gagasan baru untuk Indonesia dari bumi para nabi ini.” Ungkap Imdad Azizy selaku ketua panitia acara Simposium Internasional.
Dalam acara Simposium Internasional tersebut, akan ada berbagai narasumber yang menjadi pembicara dalam diskusi panel yang akan membahas berbagai bidang antara lain: Agama, pembicaranya yakni Imam Nachrowi, Tito Karnavian, Zainul Majdi, dan Setyo Wibowo; dalam bidang Politik yakni Mahfud MD, Anhar Gonggong, dan Jay Kristiadi; dalam bidang Ekonomi akan hadir Faishal Basri, Syafii Antonio, dan Mukhlis Yusuf; serta dalam bidang Pendidikan, diskusi akan di pimpin oleh Anies Baswedan, M. Nasir, Karlina Supeli, dan Bima Arya. Kehadiran semua narasumber yang sangat berkompeten dalam masing-masing bidang tersebut akan menambah value lain akan acara yang mengambil tema utama ‘Memperteguh Identitas Bangsa Indonesia’ ini.
Menurut Imdad, tema ini di ambil karena kesadaran para anggota PPI Dunia tentang isu Identitas bangsa Indonesia yang kian hari kian dilupakan oleh para pemuda bangsa sendiri yang cenderung memilih untuk mengkiblatkan budaya dan identitas negara lain. “Pelunturan identitas bangsa itu tentu membawa persoalan tersendiri yang kian hari kian besar. Belum lagi konteks globalisasi dunia makin mengarah kepada medan perebutan pengaruh dan kekuasaan di pelbagai lahan potensialnya. Tanda-tanda kehilangan jati diri bangsa mulai terlihat dan makin kentara di lima bidang di atas: budaya, pendidikan, agama, ekonomi, dan politik. Padahal kelimanya merupakan inti sari kemajuan suatu bangsa” tutur Imdad.
Sebelum acara Simposium Internasional ini terselenggara, panitia dari PPI Dunia pihak PPI Dunia juga telah mengadakan kegiatan jelang Simposium, yakni dengan mengadakan lomba pra-events. Lomba ini dirancang guna menyemarakkan event besar Simposium Internasional ke-8 ini. Melalui lomba ini pula, pihak PPI Dunia ingin merangkul seluruh pelajar dan mahasiswa Indonesia agar mereka juga dapat ikut serta dalam kegiatan PPI Dunia, ini juga dapat menjadi sarana agar pelajar dan mahasiswa Indonesia dapat mengetaui keberadaan PPI Dunia dan akhirnya tertarik untuk menuntut ilmu sampa ke luar negeri hingga akhirnya dapat bergabung dengan organisasi bertaraf internasional ini. Lomba ini berbentuk lomba esai da pothography, dimana keduanya juga mengangkat tema serupa. Tujuannya juga sama, ingin menumbuhkan rasa cinta tanah air dan memperkuat identitas bangsa Indonesia. Adapun pemenang dari lomba ini dapat pula mengikuti acara Simposium Internasional di Mesir.
Panitia juga mengungkapkan bahwa momen ini diharapkan dapat menjadi ajang dialektika wawasan dan gagasan yang kelak bisa direkomendasikan untuk kemajuan Indonesia di masa yang akan datang. Bersama para ahli di bidangnya, simposium internasioanl ini juga diharapkan menambah ‘daya gedor’ perubahan yang terus harus selalu diupayakan bagi seluruh pelajar dan mahasiswa Indonesia di dalam dan luar negeri khususnya.
Salah satu media partner yang dipercaya oleh PPI Dunia guna menjadi jembatan mereka agar acara Simposium Internasional ini benar-benar diketaui seluruh masyarakat Indonesia (khususnya para pemudanya) dan benar-benar membawa manfaat yang kongkrit guna membangun kemajuan negara yakni ialah Inspira. “Ketika mendapat tawaran kerja sama dengan inspira, kami melihat Inspira adalah partner yang ideal karna kita memiliki satu goal yang sama yaitu berbagi inspirasi, dan gagasan-gagasan briliant untuk sama sama membangun Indonesia. Dan kami melihat Inspira di kelola secara professional dan humble. Dari interaksi yang kami bangun, kami dapat melihat bahwasanya mereka muda dan tentunya menginspirasi” lanjut Imdad.
Selain berbagai tujuan yang telah dijabarkan tersebut, Simposium Internasional setiap tahunnya juga memiliki misi khusus tersendiri. Setiap pelajar yang sedang menuntut ilmu di berbagai belahan dunia sungguh sangat menyadari bahwa walaupun mereka jauh dari Indonesia, namun mereka tetaplah para kaum muda bangsa yang diharapkan mampu membawa perubahan positif bagi kemajuan Indonesia. Oleh sebab itu, dengan payung organisasi PPI, mereka ingin memberikan kontribusi nyata kepada negara melalui ide-ide dan gagasan yang mereka bahas setiap agenda Simposium Internasional.
Simposium ke-8 kali ini akan terselenggara di Kairo Mesir. “Pemilihan tuan rumah simposium adalah salah satu agenda dalam sidang ppi dunia. Tahun lalu di Singapura, yang menajdi kandidat tuan rumah adalah tiongkok, manila dan kairo. Lalu, setelah presentasi dan voting, Kairo meraih suara terbanyak dan ditetapkan sebagai tuan rumah Simposisum Internasional PPI Dunia 2016. Setelah sebelumnya berturut-turut pada setiap tahunnya digelar di Den Hagg-Belanda, London-Inggris, Kuala Lumpur-Malaysia, Bangkok-Thailand, Tokyo-Jepang. Hal itu bukan hanya sebuah kehormatan besar yang perlu disyukuri, namun sebuah momen yang diharapkan melahirkan gagasan-gagasan baru untuk Indonesia dari bumi para nabi ini.” Ungkap Imdad Azizy selaku ketua panitia acara Simposium Internasional.
Dalam acara Simposium Internasional tersebut, akan ada berbagai narasumber yang menjadi pembicara dalam diskusi panel yang akan membahas berbagai bidang antara lain: Agama, pembicaranya yakni Imam Nachrowi, Tito Karnavian, Zainul Majdi, dan Setyo Wibowo; dalam bidang Politik yakni Mahfud MD, Anhar Gonggong, dan Jay Kristiadi; dalam bidang Ekonomi akan hadir Faishal Basri, Syafii Antonio, dan Mukhlis Yusuf; serta dalam bidang Pendidikan, diskusi akan di pimpin oleh Anies Baswedan, M. Nasir, Karlina Supeli, dan Bima Arya. Kehadiran semua narasumber yang sangat berkompeten dalam masing-masing bidang tersebut akan menambah value lain akan acara yang mengambil tema utama ‘Memperteguh Identitas Bangsa Indonesia’ ini.
Menurut Imdad, tema ini di ambil karena kesadaran para anggota PPI Dunia tentang isu Identitas bangsa Indonesia yang kian hari kian dilupakan oleh para pemuda bangsa sendiri yang cenderung memilih untuk mengkiblatkan budaya dan identitas negara lain. “Pelunturan identitas bangsa itu tentu membawa persoalan tersendiri yang kian hari kian besar. Belum lagi konteks globalisasi dunia makin mengarah kepada medan perebutan pengaruh dan kekuasaan di pelbagai lahan potensialnya. Tanda-tanda kehilangan jati diri bangsa mulai terlihat dan makin kentara di lima bidang di atas: budaya, pendidikan, agama, ekonomi, dan politik. Padahal kelimanya merupakan inti sari kemajuan suatu bangsa” tutur Imdad.
Sebelum acara Simposium Internasional ini terselenggara, panitia dari PPI Dunia pihak PPI Dunia juga telah mengadakan kegiatan jelang Simposium, yakni dengan mengadakan lomba pra-events. Lomba ini dirancang guna menyemarakkan event besar Simposium Internasional ke-8 ini. Melalui lomba ini pula, pihak PPI Dunia ingin merangkul seluruh pelajar dan mahasiswa Indonesia agar mereka juga dapat ikut serta dalam kegiatan PPI Dunia, ini juga dapat menjadi sarana agar pelajar dan mahasiswa Indonesia dapat mengetaui keberadaan PPI Dunia dan akhirnya tertarik untuk menuntut ilmu sampa ke luar negeri hingga akhirnya dapat bergabung dengan organisasi bertaraf internasional ini. Lomba ini berbentuk lomba esai da pothography, dimana keduanya juga mengangkat tema serupa. Tujuannya juga sama, ingin menumbuhkan rasa cinta tanah air dan memperkuat identitas bangsa Indonesia. Adapun pemenang dari lomba ini dapat pula mengikuti acara Simposium Internasional di Mesir.
Panitia juga mengungkapkan bahwa momen ini diharapkan dapat menjadi ajang dialektika wawasan dan gagasan yang kelak bisa direkomendasikan untuk kemajuan Indonesia di masa yang akan datang. Bersama para ahli di bidangnya, simposium internasioanl ini juga diharapkan menambah ‘daya gedor’ perubahan yang terus harus selalu diupayakan bagi seluruh pelajar dan mahasiswa Indonesia di dalam dan luar negeri khususnya.
Salah satu media partner yang dipercaya oleh PPI Dunia guna menjadi jembatan mereka agar acara Simposium Internasional ini benar-benar diketaui seluruh masyarakat Indonesia (khususnya para pemudanya) dan benar-benar membawa manfaat yang kongkrit guna membangun kemajuan negara yakni ialah Inspira. “Ketika mendapat tawaran kerja sama dengan inspira, kami melihat Inspira adalah partner yang ideal karna kita memiliki satu goal yang sama yaitu berbagi inspirasi, dan gagasan-gagasan briliant untuk sama sama membangun Indonesia. Dan kami melihat Inspira di kelola secara professional dan humble. Dari interaksi yang kami bangun, kami dapat melihat bahwasanya mereka muda dan tentunya menginspirasi” lanjut Imdad.