Simposium Internasional Persatuan Pelajar Indonesia se-Dunia akan segera diselenggarakan pada 24 Juli sampai dengan 28 Juli 2016. Acara ini...
Simposium Internasional Persatuan Pelajar Indonesia se-Dunia akan segera diselenggarakan pada 24 Juli sampai dengan 28 Juli 2016. Acara ini merupakan puncak dari seluruh kegiatan PPI se-Dunia selama 1 periode masa jabatan. Tujuan dari diadakannya acara ini adlaah untuk “Mempererat silaturahmi antar pelajar dan mahasiwa Indonesia lintas Negara, menjalin persahabatan yang kokoh antar sesama mahasiswa Indonesia di mancanegara, menumbuhkan identitas kebangsaan dari pelbagai aspek dan sudut pandangnya, mengoptimalkan peran dan sinergitas pelajar dan mahasiswa Indonesia di luar negeri.
Selain berbagai tujuan yang telah dijabarkan tersebut, Simposium Internasional setiap tahunnya juga memiliki misi khusus tersendiri. Setiap pelajar yang sedang menuntut ilmu di berbagai belahan dunia sungguh sangat menyadari bahwa walaupun mereka jauh dari Indonesia, namun mereka tetaplah para kaum muda bangsa yang diharapkan mampu membawa perubahan positif bagi kemajuan Indonesia. Oleh sebab itu, dengan payung organisasi PPI, mereka ingin memberikan kontribusi nyata kepada negara melalui ide-ide dan gagasan yang mereka bahas setiap agenda Simposium Internasional.
Dalam Simposium Internasional PPI Dunia ke-8 ini bertemakan “Memperteguh Identitas Bangsa Indonesia”, panitia yang diketuai oleh saudara Imdad Azizy telah mempersiapkan materi-materi penting yang akan menjadi santapan semua delegasi yang akan menghadiri SI di Kairo nanti. Materi-materi tersebut adalah:
Materi Panel 1 (Ekonomi) : Memperjelas Sistem Perekonomian Indonesia
a. Mencari bentuk sistem perekonomian Indonesia; Neo Kapitalis-Sosialis- Islam.
• Peta ekonomi / tawaran konsep tiga aliran ekonomi; Neokapitalis- sosialis-islam.
• Perbedaan, kelebihan dan kekurangan masing-masing konsep aliran tersebut.
• Perjalanan Ekonomi Indonesia.
• Posisi Indonesia di tengah perdebatan aliran ekonomi.
b. Membangun sistem ekonomiyang mensejahterakan rakyat.
• Pemetaan kesejahteraan di seluruh wilayah Indonesia.• Krisis ekonomi internasional dan pegaruhnya terhadap Indonesia.
• Sikap Indonesia terhadap lembaga donor dunia: IMF, Bank dunia, dll.
• Mempertanyakan konsep „ekonomi kerakyatan‟
• Penguatan hukum yang berkenaan dengan Undang- undang perekonomian.
c. Mengukur kesiapan sistem ekonomi Indonesia terhadap tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
• Indonesia dalam percaturan ekonomi global.
• Barometer ekonomi MEA
Materi Panel 2 (Agama) : Agama dan Keutuhan Bangsa
a. Memperkokoh Toleransi umat beragama.
• Konflik antar pemeluk agama dan ancaman disintegrasi bangsa.
• Latar belakang bentrok antar pemeluk agama di akar rumput.
b. Menjawab tantangan radikalisasi dan disintegrasi bangsa.
• Fenomena indoktrinasi kelompok-kelompok garis keras dan strategi mereka.
c. Memperteguh nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
• Sikap negara terhadap gerakan radikalisme agama.
• Posisi negara terhadap agama terkait dengan pasal 29 dalam undang- undang dasar 1945.
Materi Panel 3 (Politik): Kedaulatan Bangsa dan Konsep Negara Bangsa
a. Meneguhkan kembali indentitas negara Indonesia
• Indonesia sebagai negara bangsa antara wacana dan kenyataan
• NKRI dan masalah disintegrasi
• Tragedi 65 dan kekaburan ideologi negara
b. Melihat demokrasi Indonesia hari ini
• Perjalanan politik Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang
• Demokrasi dan masalah kedaulatan hukum
c. Memperkokoh empat pilar kebangsaan: Pencasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, UUD 45
• Kedaulatan bangsa dalam pandangan rakyat
Materi Panel 4 (Pendidikan dan budaya): Menjaga Integrirtas Bangsa melalui Pendidikan dan Budaya Lokal
a. Peran dan hubungan antara agama, budaya dan pendidikan di Indonesia.
• Peran pendidikan formal dalam pembangunan karakrter anak didik.
• Neraca keseimbangan kemajuan dan tradisi dalam sistem pendidikan.
• Relasi agama, budaya serta pendidikan dan pengejawantahannya dalam materi ajar.
b. Mengurai problematika sistem pendidikan Indonesia dari masa ke masa.
• Problem perubahan kurikulum pendidikan dan pengaruhnya terhadap pendidikan dan kebudayaan.
• Pengaruh perkembangan media dan teknologi terhadap kebudayaan lokal.
c. Meneguhkan sistem pendidikan Indonesia yang membangun moral bangsa.
• Pelestarian tradisi yang baik dalam memupuk rasa kemanusiaan sebagai makhluk sosial.
• Memupuk kesadaran mahasiswa Indonesia di lingkup internasional sebagaimana terkandung dalam sumpah pemuda.
Menurut Imdad, tema dan materi ini di ambil karena kesadaran para anggota PPI Dunia tentang isu Identitas bangsa Indonesia yang kian hari kian dilupakan oleh para pemuda bangsa sendiri yang cenderung memilih untuk mengkiblatkan budaya dan identitas negara lain. “Pelunturan identitas bangsa itu tentu membawa persoalan tersendiri yang kian hari kian besar. Belum lagi konteks globalisasi dunia makin mengarah kepada medan perebutan pengaruh dan kekuasaan di pelbagai lahan potensialnya. Tanda-tanda kehilangan jati diri bangsa mulai terlihat dan makin kentara di lima bidang di atas: budaya, pendidikan, agama, ekonomi, dan politik. Padahal kelimanya merupakan inti sari kemajuan suatu bangsa” tutur Imdad.
Salah satu media partner yang dipercaya oleh PPI Dunia guna menjadi jembatan mereka agar acara Simposium Internasional ini benar-benar diketaui seluruh masyarakat Indonesia (khususnya para pemudanya) dan benar-benar membawa manfaat yang kongkrit guna membangun kemajuan negara yakni ialah Inspira dan Berkuliah. “Ketika mendapat tawaran kerja sama dengan inspira, kami melihat Inspira adalah partner yang ideal karna kita memiliki satu goal yang sama yaitu berbagi inspirasi, dan gagasan-gagasan briliant untuk sama sama membangun Indonesia. Dan kami melihat Inspira di kelola secara professional dan humble. Dari interaksi yang kami bangun, kami dapat melihat bahwasanya mereka muda dan tentunya menginspirasi” lanjut Imdad.
Selain berbagai tujuan yang telah dijabarkan tersebut, Simposium Internasional setiap tahunnya juga memiliki misi khusus tersendiri. Setiap pelajar yang sedang menuntut ilmu di berbagai belahan dunia sungguh sangat menyadari bahwa walaupun mereka jauh dari Indonesia, namun mereka tetaplah para kaum muda bangsa yang diharapkan mampu membawa perubahan positif bagi kemajuan Indonesia. Oleh sebab itu, dengan payung organisasi PPI, mereka ingin memberikan kontribusi nyata kepada negara melalui ide-ide dan gagasan yang mereka bahas setiap agenda Simposium Internasional.
Dalam Simposium Internasional PPI Dunia ke-8 ini bertemakan “Memperteguh Identitas Bangsa Indonesia”, panitia yang diketuai oleh saudara Imdad Azizy telah mempersiapkan materi-materi penting yang akan menjadi santapan semua delegasi yang akan menghadiri SI di Kairo nanti. Materi-materi tersebut adalah:
Materi Panel 1 (Ekonomi) : Memperjelas Sistem Perekonomian Indonesia
a. Mencari bentuk sistem perekonomian Indonesia; Neo Kapitalis-Sosialis- Islam.
• Peta ekonomi / tawaran konsep tiga aliran ekonomi; Neokapitalis- sosialis-islam.
• Perbedaan, kelebihan dan kekurangan masing-masing konsep aliran tersebut.
• Perjalanan Ekonomi Indonesia.
• Posisi Indonesia di tengah perdebatan aliran ekonomi.
b. Membangun sistem ekonomiyang mensejahterakan rakyat.
• Pemetaan kesejahteraan di seluruh wilayah Indonesia.• Krisis ekonomi internasional dan pegaruhnya terhadap Indonesia.
• Sikap Indonesia terhadap lembaga donor dunia: IMF, Bank dunia, dll.
• Mempertanyakan konsep „ekonomi kerakyatan‟
• Penguatan hukum yang berkenaan dengan Undang- undang perekonomian.
c. Mengukur kesiapan sistem ekonomi Indonesia terhadap tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
• Indonesia dalam percaturan ekonomi global.
• Barometer ekonomi MEA
Materi Panel 2 (Agama) : Agama dan Keutuhan Bangsa
a. Memperkokoh Toleransi umat beragama.
• Konflik antar pemeluk agama dan ancaman disintegrasi bangsa.
• Latar belakang bentrok antar pemeluk agama di akar rumput.
b. Menjawab tantangan radikalisasi dan disintegrasi bangsa.
• Fenomena indoktrinasi kelompok-kelompok garis keras dan strategi mereka.
c. Memperteguh nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
• Sikap negara terhadap gerakan radikalisme agama.
• Posisi negara terhadap agama terkait dengan pasal 29 dalam undang- undang dasar 1945.
Materi Panel 3 (Politik): Kedaulatan Bangsa dan Konsep Negara Bangsa
a. Meneguhkan kembali indentitas negara Indonesia
• Indonesia sebagai negara bangsa antara wacana dan kenyataan
• NKRI dan masalah disintegrasi
• Tragedi 65 dan kekaburan ideologi negara
b. Melihat demokrasi Indonesia hari ini
• Perjalanan politik Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang
• Demokrasi dan masalah kedaulatan hukum
c. Memperkokoh empat pilar kebangsaan: Pencasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, UUD 45
• Kedaulatan bangsa dalam pandangan rakyat
Materi Panel 4 (Pendidikan dan budaya): Menjaga Integrirtas Bangsa melalui Pendidikan dan Budaya Lokal
a. Peran dan hubungan antara agama, budaya dan pendidikan di Indonesia.
• Peran pendidikan formal dalam pembangunan karakrter anak didik.
• Neraca keseimbangan kemajuan dan tradisi dalam sistem pendidikan.
• Relasi agama, budaya serta pendidikan dan pengejawantahannya dalam materi ajar.
b. Mengurai problematika sistem pendidikan Indonesia dari masa ke masa.
• Problem perubahan kurikulum pendidikan dan pengaruhnya terhadap pendidikan dan kebudayaan.
• Pengaruh perkembangan media dan teknologi terhadap kebudayaan lokal.
c. Meneguhkan sistem pendidikan Indonesia yang membangun moral bangsa.
• Pelestarian tradisi yang baik dalam memupuk rasa kemanusiaan sebagai makhluk sosial.
• Memupuk kesadaran mahasiswa Indonesia di lingkup internasional sebagaimana terkandung dalam sumpah pemuda.
Menurut Imdad, tema dan materi ini di ambil karena kesadaran para anggota PPI Dunia tentang isu Identitas bangsa Indonesia yang kian hari kian dilupakan oleh para pemuda bangsa sendiri yang cenderung memilih untuk mengkiblatkan budaya dan identitas negara lain. “Pelunturan identitas bangsa itu tentu membawa persoalan tersendiri yang kian hari kian besar. Belum lagi konteks globalisasi dunia makin mengarah kepada medan perebutan pengaruh dan kekuasaan di pelbagai lahan potensialnya. Tanda-tanda kehilangan jati diri bangsa mulai terlihat dan makin kentara di lima bidang di atas: budaya, pendidikan, agama, ekonomi, dan politik. Padahal kelimanya merupakan inti sari kemajuan suatu bangsa” tutur Imdad.
Salah satu media partner yang dipercaya oleh PPI Dunia guna menjadi jembatan mereka agar acara Simposium Internasional ini benar-benar diketaui seluruh masyarakat Indonesia (khususnya para pemudanya) dan benar-benar membawa manfaat yang kongkrit guna membangun kemajuan negara yakni ialah Inspira dan Berkuliah. “Ketika mendapat tawaran kerja sama dengan inspira, kami melihat Inspira adalah partner yang ideal karna kita memiliki satu goal yang sama yaitu berbagi inspirasi, dan gagasan-gagasan briliant untuk sama sama membangun Indonesia. Dan kami melihat Inspira di kelola secara professional dan humble. Dari interaksi yang kami bangun, kami dapat melihat bahwasanya mereka muda dan tentunya menginspirasi” lanjut Imdad.