Muda dan bersemangat, inilah dia Nicholas Harry Santoso. Cowok asal Jakarta ini sedang menempuh program S1 di Unitec Institute of Technolog...
Muda dan bersemangat, inilah dia Nicholas Harry Santoso. Cowok asal Jakarta ini sedang menempuh program S1 di Unitec Institute of Technology, Auckland. Sempat malu-malu untuk bercerita, Nicholas akhirnya mau membagikan pengalaman kepada tim Berkuliah.com. Ingin tahu bagaimana cerita Nicholas selengkapnya? Simak hasil wawancara dengan Nicholas berikut ini.
Mari kenalan...
Hallo guys, nama aku Nicholas Harry Santoso dari Jakarta. Saat ini aku kuliah di Unitec Institute of Technology yang berada di Auckland. Aku menempuh program bachelor degree atau S1 jurusan business double major in accounting and finance. Aku masuk pada tahun 2015 dan akan lulus pada tahun 2018.
Hal yang Dipelajari di Jurusan
Karena Unitec bukan university jadi aku dituntut untuk lebih banyak melakukan practical works dibandingkan paper works. Lalu kebanyakan kami menggunakan akses komputer dan internet dibandingkan buku dan soal-soal accounting yang diberikan oleh Unitec lebih sering menggunakan perusahaan asli New Zealand sebagai contoh soal.
Beasiswa
Saya tidak mendapatkan beasiswa meski sebenarnya berencana untuk mencari beasiswa. Beasiswa yang saya lihat peluangnya lebih banyak untuk orang yang mengambil gelar master degree jadi untuk saat ini saya lebih berpikir untuk mengoptimalkan nilai-nilai saya agar bisa mendapat beasiswa master degree nantinya.
Tentang New Zealand
Yang saya sangat sukai dari New Zealand adalah keramahan orang-orangnya dan keindahan alam yang sangat dipelihara dengan baik oleh pemerintah New Zealand maupun masyarakatnya. Saya berkali-kali mengalami kesulitan saat pertama kali ke sini karena saya tidak punya kenalan satupun di kota yang saya datangi ini. Bergaul di New Zealand itu mudah-mudah gampang karena orang-orang di NZ itu mudah bergaul tetapi mereka hanya bergaul untuk have fun saja terutama kaum pria. Cara saya mengatasinya itu dengan mulai sering ikut dan mencari tahu komunitas-komunitas di Auckland baik yang Indonesia atau yang memiliki relasi dengan kehidupan saya contohnya saya sekarang ini mengikuti perkumpulan salah satu umat Kristen Indonesia di Auckland yaitu House of Praise (HOP) Auckland, lalu ada juga PPIA (Perhimpunan Pelajar Indonesia Auckland) dan saya yakin masih banyak lagi lainnya. Saya dengar dari teman muslim saya yang dari Indonesia juga bahwa ada perkumpulan umat Islam Indonesia di Auckland, umat Katolik memiliki KKIA (Komunitas Katholik Indonesia Auckland) juga dan ada banyak student advocates yang bisa kita ikuti juga di universitas di sini.
Teman Dekat Selama Kuliah
Kalau boleh jujur teman baik saya tidak ada yang selain orang Indonesia. Mungkin karena keterbatasan bahasa dan budaya yang dimana Kiwi / New Zealanders yang saya kenal di sini hampir jarang membicarakan tentang perasaan kita. Teman-teman dari Kiwi yang cukup dekat dengan saya adalah Olivia Isbey, Riti A Topo, dan Harry Taylor. Mereka adalah teman-teman yang saya temui dari komunitas yang berbeda-beda. Ada yang dari tempat kerja part time saya dan perkumpulan gereja yang saya sebutkan. Untuk teman-teman kuliah walau saya memiliki beberapa teman New Zealanders di universitas tetapi karena kita semua sibuk dengan pelajaran jadi kami lebih sering membicarakan tentang pelajaran saja dibanding hal lain. Saya melihat pergaulan New Zealander yang saya kenal sangat ramah, banyak bercanda, dan menceritakan tentang kejadian yang mereka alami. Namun, mereka mostly tidak mau ambil pusing jika ada masalah which is sometimes good but not at all the time hahaha.
Kalau Kangen Indonesia
Hahaha, kalau bilang kangen pasti kangen banget makanya saya pulang satu tahun sekali setidaknya walau inginnya lebih haha. Biasanya cara menghilangkan kangen saya dengan keluarga di rumah pastinya dengan langsung menghubungi mereka namun terkadang berhubung mereka sibuk kerja saya pasti pergi bersama teman-teman baik saya dari Indonesia. Saya di sini selalu bahu membahu satu sama lain dan karena kami mengerti bahwa kami semua perantau, kami sudah menganggap diri kami semua sebagai saudara satu sama lain.
Biaya Hidup Nicholas di New Zealand
Biaya kehidupan sehari-hari di NZ sebenarnya sama saja seperti anak kos pada umumnya di Indonesia hanya dengan currency yang berbeda hahaha. Umumnya tempat tinggal di Auckland untuk di daerah suburb seperti saya memiliki biaya 160-200 NZD per minggu, biaya groceries untuk masak untuk saya sendiri biasanya 25 NZD per minggu, biaya transport saya biasanya 30 NZD per minggu.
Tempat Favorit
Kalau untuk ngumpul dengan teman-teman Indoensia saya yang satu perkumpulan di gereja biasanya di Ngopi Café yang berlokasi di 79 Anzac Avenue, Auckland CBD yaitu sebuah restaurant dan café Malaysia yang dibangun oleh gereja House of Praise. Saya juga ikut berpartisipasi sebagai volunteer di Ngopi Café ini sebagai table service dan barista untuk menambah experience dan mengisi waktu luang saya. Kalau di university saya suka ngumpul di The Hub atau perpustakaan universitas yang dibuka sampai jam 9 malam. Kalau The Hub sendiri bagi Unitec itu seperti student central dimana ada beberapa restaurant yang buka sampai jam 6 sore, ada banyak komputer yang dapat dipakai 24 jam, free wifi, dan banyak tempat duduk untuk chill out dan bermain untuk merelaksasikan pikiran yang jenuh.
Persiapan Berangkat ke New Zealand
Karena saya kesini untuk kuliah yang pertama saya siapkan pastinya peralatan dan perlengkapan kuliah. New Zealand memiliki cuaca yang sangat berbeda dengan Indonesia maka diharapkan membawa jaket tebal namun yang mudah dibawa karena pada musim winter dan autumn di Auckland bisa sangat dingin tapi bisa juga tiba-tiba cerah dan panas karena kecepatan angin di Auckland cukup cepat yang membuat perubahan drastis pada cuaca. Bawa payung yang kuat karena angin di sini sangat cepat seperti yang saya katakan, lalu banyak bawa sepatu olahraga dibanding sepatu casual, tetapi yang sangat comfortable untuk dipakai karena jalanan di Auckland ini banyak naik turunnya yang cukup tinggi.
Fasilitas Kampus
Di Unitec kita memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Komputer besar untuk tiap study group yang seperti projector. Internet cepat karena kerja sama dengan perusahaan besar di bagian IT. Staff yang mostly student jadi mudah menjelaskan masalah kita karena mereka pernah mengalaminya. Lalu ada banyak kegiatan yang mengarah ke pekerjaan.
Buku Kuliah
Pelajaran di Unitec mostly menggunakan e-book yang dapat didownload secara gratis. Mereka juga memiliki banyak buku yang dapat dipinjam gratis dari perpustakaan dan universitas sendiri menyediakan buku-buku yang wajib dibeli untuk mata kuliah tertentu.
Makanan Favorit
Makanan favorit saya sih char koey tiaw milik Ngopi Café. Itu adalah makanan Malaysia yang mirip dengan makanan Indonesia kalau masalah taste. Kalau makanan Indonesia sendiri di sini terdapat banyak restaurant Indonesia dan makanan Indonesia yang dapat dipesan lewat catering.
Tips Untuk Pelajar Indonesia yang Ingin Kuliah di New Zealand
Daftar ke PPI New Zealand dimana kalian akan didaftarkan juga ke imigrasi Indonesia di NZ. Cari komunitas yang mencerminkan diri kamu, ada PPI, KKIA, HOP, komunitas muslim, dan agama lain, komunitas dari kuliah masing-masing, kalau tidak kalian juga dapat menghubungi saya di Auckland melalui nomor +64211720391 atau FB saya Nicholas Harry Santoso.
Mari kenalan...
Hallo guys, nama aku Nicholas Harry Santoso dari Jakarta. Saat ini aku kuliah di Unitec Institute of Technology yang berada di Auckland. Aku menempuh program bachelor degree atau S1 jurusan business double major in accounting and finance. Aku masuk pada tahun 2015 dan akan lulus pada tahun 2018.
Hal yang Dipelajari di Jurusan
Karena Unitec bukan university jadi aku dituntut untuk lebih banyak melakukan practical works dibandingkan paper works. Lalu kebanyakan kami menggunakan akses komputer dan internet dibandingkan buku dan soal-soal accounting yang diberikan oleh Unitec lebih sering menggunakan perusahaan asli New Zealand sebagai contoh soal.
Beasiswa
Saya tidak mendapatkan beasiswa meski sebenarnya berencana untuk mencari beasiswa. Beasiswa yang saya lihat peluangnya lebih banyak untuk orang yang mengambil gelar master degree jadi untuk saat ini saya lebih berpikir untuk mengoptimalkan nilai-nilai saya agar bisa mendapat beasiswa master degree nantinya.
Tentang New Zealand
Yang saya sangat sukai dari New Zealand adalah keramahan orang-orangnya dan keindahan alam yang sangat dipelihara dengan baik oleh pemerintah New Zealand maupun masyarakatnya. Saya berkali-kali mengalami kesulitan saat pertama kali ke sini karena saya tidak punya kenalan satupun di kota yang saya datangi ini. Bergaul di New Zealand itu mudah-mudah gampang karena orang-orang di NZ itu mudah bergaul tetapi mereka hanya bergaul untuk have fun saja terutama kaum pria. Cara saya mengatasinya itu dengan mulai sering ikut dan mencari tahu komunitas-komunitas di Auckland baik yang Indonesia atau yang memiliki relasi dengan kehidupan saya contohnya saya sekarang ini mengikuti perkumpulan salah satu umat Kristen Indonesia di Auckland yaitu House of Praise (HOP) Auckland, lalu ada juga PPIA (Perhimpunan Pelajar Indonesia Auckland) dan saya yakin masih banyak lagi lainnya. Saya dengar dari teman muslim saya yang dari Indonesia juga bahwa ada perkumpulan umat Islam Indonesia di Auckland, umat Katolik memiliki KKIA (Komunitas Katholik Indonesia Auckland) juga dan ada banyak student advocates yang bisa kita ikuti juga di universitas di sini.
Teman Dekat Selama Kuliah
Kalau boleh jujur teman baik saya tidak ada yang selain orang Indonesia. Mungkin karena keterbatasan bahasa dan budaya yang dimana Kiwi / New Zealanders yang saya kenal di sini hampir jarang membicarakan tentang perasaan kita. Teman-teman dari Kiwi yang cukup dekat dengan saya adalah Olivia Isbey, Riti A Topo, dan Harry Taylor. Mereka adalah teman-teman yang saya temui dari komunitas yang berbeda-beda. Ada yang dari tempat kerja part time saya dan perkumpulan gereja yang saya sebutkan. Untuk teman-teman kuliah walau saya memiliki beberapa teman New Zealanders di universitas tetapi karena kita semua sibuk dengan pelajaran jadi kami lebih sering membicarakan tentang pelajaran saja dibanding hal lain. Saya melihat pergaulan New Zealander yang saya kenal sangat ramah, banyak bercanda, dan menceritakan tentang kejadian yang mereka alami. Namun, mereka mostly tidak mau ambil pusing jika ada masalah which is sometimes good but not at all the time hahaha.
Kalau Kangen Indonesia
Hahaha, kalau bilang kangen pasti kangen banget makanya saya pulang satu tahun sekali setidaknya walau inginnya lebih haha. Biasanya cara menghilangkan kangen saya dengan keluarga di rumah pastinya dengan langsung menghubungi mereka namun terkadang berhubung mereka sibuk kerja saya pasti pergi bersama teman-teman baik saya dari Indonesia. Saya di sini selalu bahu membahu satu sama lain dan karena kami mengerti bahwa kami semua perantau, kami sudah menganggap diri kami semua sebagai saudara satu sama lain.
Biaya Hidup Nicholas di New Zealand
Biaya kehidupan sehari-hari di NZ sebenarnya sama saja seperti anak kos pada umumnya di Indonesia hanya dengan currency yang berbeda hahaha. Umumnya tempat tinggal di Auckland untuk di daerah suburb seperti saya memiliki biaya 160-200 NZD per minggu, biaya groceries untuk masak untuk saya sendiri biasanya 25 NZD per minggu, biaya transport saya biasanya 30 NZD per minggu.
Tempat Favorit
Kalau untuk ngumpul dengan teman-teman Indoensia saya yang satu perkumpulan di gereja biasanya di Ngopi Café yang berlokasi di 79 Anzac Avenue, Auckland CBD yaitu sebuah restaurant dan café Malaysia yang dibangun oleh gereja House of Praise. Saya juga ikut berpartisipasi sebagai volunteer di Ngopi Café ini sebagai table service dan barista untuk menambah experience dan mengisi waktu luang saya. Kalau di university saya suka ngumpul di The Hub atau perpustakaan universitas yang dibuka sampai jam 9 malam. Kalau The Hub sendiri bagi Unitec itu seperti student central dimana ada beberapa restaurant yang buka sampai jam 6 sore, ada banyak komputer yang dapat dipakai 24 jam, free wifi, dan banyak tempat duduk untuk chill out dan bermain untuk merelaksasikan pikiran yang jenuh.
Persiapan Berangkat ke New Zealand
Karena saya kesini untuk kuliah yang pertama saya siapkan pastinya peralatan dan perlengkapan kuliah. New Zealand memiliki cuaca yang sangat berbeda dengan Indonesia maka diharapkan membawa jaket tebal namun yang mudah dibawa karena pada musim winter dan autumn di Auckland bisa sangat dingin tapi bisa juga tiba-tiba cerah dan panas karena kecepatan angin di Auckland cukup cepat yang membuat perubahan drastis pada cuaca. Bawa payung yang kuat karena angin di sini sangat cepat seperti yang saya katakan, lalu banyak bawa sepatu olahraga dibanding sepatu casual, tetapi yang sangat comfortable untuk dipakai karena jalanan di Auckland ini banyak naik turunnya yang cukup tinggi.
Fasilitas Kampus
Di Unitec kita memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Komputer besar untuk tiap study group yang seperti projector. Internet cepat karena kerja sama dengan perusahaan besar di bagian IT. Staff yang mostly student jadi mudah menjelaskan masalah kita karena mereka pernah mengalaminya. Lalu ada banyak kegiatan yang mengarah ke pekerjaan.
Buku Kuliah
Pelajaran di Unitec mostly menggunakan e-book yang dapat didownload secara gratis. Mereka juga memiliki banyak buku yang dapat dipinjam gratis dari perpustakaan dan universitas sendiri menyediakan buku-buku yang wajib dibeli untuk mata kuliah tertentu.
Makanan Favorit
Makanan favorit saya sih char koey tiaw milik Ngopi Café. Itu adalah makanan Malaysia yang mirip dengan makanan Indonesia kalau masalah taste. Kalau makanan Indonesia sendiri di sini terdapat banyak restaurant Indonesia dan makanan Indonesia yang dapat dipesan lewat catering.
Tips Untuk Pelajar Indonesia yang Ingin Kuliah di New Zealand
Daftar ke PPI New Zealand dimana kalian akan didaftarkan juga ke imigrasi Indonesia di NZ. Cari komunitas yang mencerminkan diri kamu, ada PPI, KKIA, HOP, komunitas muslim, dan agama lain, komunitas dari kuliah masing-masing, kalau tidak kalian juga dapat menghubungi saya di Auckland melalui nomor +64211720391 atau FB saya Nicholas Harry Santoso.