Tasya Oka, gadis asal Bali ini memilih New Zealand sebagai negara tempat ia melanjutkan kuliah. Gadis yang menganggap perjalanan hidupnya ...
Tasya Oka, gadis asal Bali ini memilih New Zealand sebagai negara tempat ia melanjutkan kuliah. Gadis yang menganggap perjalanan hidupnya sebagai pengalaman yang berharga ini tengah menempuh program bachelor di Christchurch Polytechnic Insistute of Technology, New Zealand. Berikut ini kisah yang Tasya bagikan kepada tim Berkuliah.com seputar pengalamannya selama tinggal di New Zealand.
Halo, saya Tasya Oka mahasiswa NZ berasal dari Bali. Saat ini saya sedang menempuh program bachelor di CPIT (Christchurch Polytechnic Institute of Technology), dengan jurusan Applied Management (Management Terapan) kebetulan saya diberi kesempatan untuk mengambil double major in Operation and Production Management & Project Management. Saya memulai studi Februari 2013 dan berencana untuk lulus tahun ini.
Banyak orang bertanya apakah alasan saya untuk melanjutkan study di luar Indonesia dan kenapa saya memilih New Zealand (3 tahun lalu New Zealand bukan destinasi study yang populer jika dibandingkan dengan Australia atau Amerika). Salah satu alasan yang membuat saya memilih untuk melakukan study di luar Indonesia adalah pada saat saya lulus SMA saya memiliki passion untuk merancang Event. Sayangnya, sekitar 3 tahun yang lalu saya belum bisa menemukan institusi di Indonesia yang mengajarkan tentang Event management secara spesifik. Salah satu institusi yang saya temukan adalah CPIT-New Zealand.
PROSES APPLY
Untuk proses aplikasinya saya dibantu oleh agent, sayangnya pada saat itu tidak ada beasiswa yang ditujukan untuk International student dari CPIT untuk Event Management. Namun, saya yang pada saat itu baru lulus SMA berkurikulum nasional sangat bersyukur diterima untuk menempuh program bachelor tanpa harus melalukan foundation dengan bantuan hasil test IELTS yang kebetulan lebih tinggi dari syarat masuk. Setidaknya saya bisa meringankan sedikit beban orangtua.
Belajar di Selandia Baru
Secara teknis, selama 3 tahun masa study ini saya mempelejari 3 Majors; Event Management, Operation and Production management dan juga Project Management. Sayangnya, Department of Business di CPIT memiliki peraturan yang menjelaskan bahwa pelajar hanya boleh memiliki 2 majors yang digunakan sebagai dasar untuk final report. Setelah banyak pertimbangan, dengan terpaksa saya harus melepaskan salah satu major, yaitu Event Management. Untuk Operation and Production management saya belajar bagaimana cara meningkatkan efisiensi di pabrik dalam memproses suatu product yang akan membantu peningkatan profitability. Untuk Project management saya mempelajari cara untuk merencanakan, memanage dan engeksekusi suatu project, event merupakan salah satu tipe project itu sendiri.
Untuk mendukung semua aktifitas perkuliahan mahasiswa, CPIT memberikan fasilitas yang baik. CPIT menyediakan bahan kuliah per minggu melalui website jadi setiap mahasiswa bisa dengan mudah mengakses meteri kuliah sebelum kelas dimulai. Di library, CPIT juga menyediakan computer room, penyewaan laptop dan juga buku-buku hard copy dan juga soft copy yang mudah diakses oleh mahasiswa. Tidak lupa, CPIT juga menyediakan jasa tutoring dan seminar untuk beberapa mata pelajaran.
Untuk buku kuliah, saya selalu meminjam dari perpustakaan atau membeli buku bekas dari teman. Saya mendapatkan buku bekas dari Department of Business FB page dan juga website jual-beli. Saya mencoba untuk tidak membeli buku yang baru karena harganya jauh berbeda dari yang second-hand.
Berkumpul dengan Teman Indonesia
Saya berkumpul dengan teman Indonesia setidaknya seminggu sekali, biasanya kita berkumpul untuk memasak masakan ala tanah air, hehe ayam betutu contohnya.
Agenda ngumpul dan masak bareng ini juga merupakan salah satu tips untuk memanage pengeluaran, karena kalau masak bareng sama teman-teman kan bisa iuran.
Untuk biaya hidup, saya menghabiskan 300NZD untuk satu minggu, itu termasuk biaya sewa kost, bahan makanan, bensin dan sisanya untuk hal lain.
Pengalaman Unik
Untuk saya, setiap detik dari journey ini merupakan pengalaman unik yang tidak terlupakan. Mulai dari, proses adaptasi menggunakan Bahasa Inggris untuk berbicara sehari-hari, mencoba hidup mandiri, perjuangan untuk menganggung biaya hidup sendiri, bagaimana cara membagi waktu untuk belajar, bekerja dan menyisihkan waktu untuk teman.
Jika teman-teman memiliki pertanyaan, silahkan E-mail saya di tasya.sanjivani.oka@gmail.com.
Sukses ya!
Reporter: Adelina Mayang