Halo sobat berkuliah.com! kali ini ada kisah menarik dari Gifu, Jepang . Cerita ini berasal dari alumni Universitas Sebelas Maret, Surakart...
Halo sobat berkuliah.com! kali ini ada kisah menarik dari Gifu, Jepang. Cerita ini berasal dari alumni Universitas Sebelas Maret, Surakarta yang saat ini sedang menempuh studi masternya di Gifu University, Jepang. Kayak apa sih ceritanya?
Halo Sobat berkuliah.com! kenalin nih nama saya Cahyo Wisnu Rubiyanto. Kalau asli saya dari Jakarta, tapi kemarin waktu S1 saya kuliahnya di Universitas Sebelas Maret Surakarta, pastilah kalian tahu itu dimana, soalnya universitasnya terkenal, hehehe. Saat ini saya sedang menempuh studi master saya di Gifu University, Jepang. Jurusan yang saya ambil adalah Field Ecology dan masuk dalam Applied Biological Science Faculty.
Memilih Tempat Kuliah
Biasanya teman-teman lain memilih kuliah berdasarkan jurusan, universitas, terus negaranya. Nah, untuk saya sendiri punya cara berbeda. Hal yang paling mendasari saya memilih tempat kuliah adalah lingkungan di sekitar kita nantinya. Saya memilih bagaimana saya nanti bisa hidup. Maksudnya, bagaimana ketersediaan tempat ibadah dimana saya bisa berdoa dan mengadu kepada Allah SWT dan adakah makanan halal di sekitar tempat tinggal saya yang bisa saya makan. Setelah itu saya dapatkan, baru saya mencari peluang beasiswa dan memilih professor dengan jurusan yang sesuai keinginan saya.
Jurusan dan Peluang di Masa Depan
Tentunya pada saat memilih kampus ataupun jurusan, saya melakukan riset terlebih dahulu. Setiap mahasiswa atau pelajar yang sudah kuliah di luar negeri sebelumnya pasti melakukan hal ini. Dalam riset ini, saya mencari sebanyak-banyaknya info baik negara, cuaca, lokasi, akses transportasi, keadaan masyarakat, makanan, jurusan yang bagus, fasilitas kampus, materi kuliah, dan lain sebagainya.
Selain itu, di tempat ini saya bisa kuliah sambil memperdalam ilmu agama karena di sekitaran kampus terdapat masjid. Minimal untuk saya sendiri tidak ketinggalan solat jumat.
Sampai saat ini saya selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah kepada saya. Kali ini saya benar-benar merasa beruntung sekali karena berhasil mendapatkan 2 program beasiswa sekaligus. Beasiswa ini memiliki sifat yang berbeda. Satu beasiswa menanggung uang masuk dan kuliah + SPP Gratis untuk memulai Master di bulan April 2017. Beasiswa ini dari BWEI (Basin Water Environmental Leader). Untuk beasiswa kedua, saya dapat dari International Program Gifu University. Sifat dari beasiswa ini mengcover biaya hidup sebesar 30.000 yen setiap bulannya dan dimulai dari Oktober 2016 kemarin.
Menerima beasiswa dari 2 program ini sempat membuat saya dilema karena saya juga harus menjalankan 2 program yang saling beriringan. Namun saya tetap berusaha semaksimal mungkin karena semua ini memudahkan saya dalam menuntut ilmu dan tinggal di Jepang, dengan biaya hidup dan kuliah semua sudah di tanggung sejak Oktober 2016.
Untuk mendapatkan beasiswa ini saya melalui perjalanan yang cukup panjang. Saya harus datang 2x ke Jepang untuk sekalian mencari professor dan untungnya saya dibantu oleh teman saya sampai dengan pembuatan research plan sambil bekerja fulltime saat itu. Jika dihitung-hitung saya membutuhkan waktu 3-4 bulan untuk mempersiapkan research plannya.
Dalam proses mendapatkan beasiswa pasti ada hal-hal yang menjadi tantangan, hambatan, dan masalah. Tapi sebagai pemuda Indonesia yang memiliki mimpi lebih kuat daripada segalanya, saya terus mencoba-mencoba dan berusaha sebaik mungkin. Dari semua tantangan yang ada, dua hal yang paling menantang, pertama pada saat mencari profesor yang sesuai dan mau menerima saya sebagai calon mahasiswanya serta membuat rencana penelitannya. Hal inilah yang menurut saya paling krusial untuk apply beasiswa di Jepang. Setelah itu dipegang, Insya Allah kedepannya lancar dan mudah.
Tantangan yang kedua adalah permintaan dari profesor untuk membuat research plan yang baru, karena research plan saya menurut profesor tidak menarik. Hal ini membuat saya harus berpikir ulang dan keras untuk dapat menemukan ide. Perlu diketahui bahasa untuk kuliah di Jepang, tidak terlalu mementingkan bisa bahasa Inggris. Saya di sini dituntut bisa bahasa Jepang, dan sekarang sedang disekolahkan bahasa Jepang seminggu 4 kali pertemuan. Jadi saya hanya mengikuti persyaratan yang diminta dari pihak beasiswa, yaitu TOEFL.
Bahasa ini sangat penting, karena sehari-hari kita selalu bergaul baik mahasiswa, dosen, atau teman-teman lainnya. Salah satu cara saya untuk beradaptasi adalah dengan banyak bergaul teman dari Jepang agar dapat berkomunikasi, mengikuti bagaimana mereka belajar, berbicara, jika kesulitan saya pasti bicara sama Sensei (dosen) karena sensei yang selalu bisa membantu atau sama senior orang Indonesia yang lebih berpengalaman. Nah enaknya kalau di sini itu, teman-teman Jepang atau anak muda di Jepang mereka friendly. Terus kalau mahasiswa asing mereka juga baik banget, karena kita di sini sama-sama sebagai perantau dan merasa satu nasib. Perbedaan budaya itu yang membuat kita semakin kenal dan dekat.
Ada satu hal yang harus kamu tahu juga sebelum kuliah dan tinggal di Jepang, yaitu tempat tinggal. Nah, sebaiknya kamu mencari tempat tinggal terlebih dahulu. Saya bisa terbilang beruntung karena bisa mendapatkan asrama di kampus, tepatnya di international house yang mirip dengan apartemen. Selain itu, semua prosedur sudah diurus ketika saya sudah menerima beasiswa. Jadi ketika saya datang ke Jepang tinggal ambil kunci saja.
Kemudian sekarang masuk ke biaya hidup selama kuliah di Jepang. Kalau menurut pengalaman, biaya paling besar ada di internet dan tempat tinggal. Kalau untuk urusan makan bisa disiasati dengan memasak, transportasi disiasati dengan sepeda. Selain itu, kita jusa bisa kerja part time biar punya pemasukan tambahan. Tips dari saya buat temen-temen yang mau kerja part time mungkin bisa bekerja sesuai dengan kemampuan atau keahlian yang dimiliki saja. Misalnya kayak saya, sekarang bekerja mengajar part time untuk anak-anak.
Bekerja part time merupakan salah satu cara untuk kita belajar lebih banyak tentang Jepang. Bisa juga menjadi sarana menyamarkan rasa kangen kita sama Indonesia. Buat temen-temen yang udah kuliah di luar negeri pasti pernah merasakan hal ini, dan buat yang mau kuliah ke luar negeri harus siap-siap ngerasain hal kayak gini. Nah, saya sendiri kalau ngerasa kangen sama masakan Indonesia biasanya sering mencoba belajar masak masakan Indonesia, kalau kangen sama keluarga atau teman biasanya telepon pakai video call lewat LINE. Selain itu juga, saya aktif mengikuti acara PPI, setiap jumat malam kami mengaji bersama di masjid, selain membuat pikiran dan hati tenang, kangen pun terobati.
Oh iya tips lagi buat temen-temen yang merasa bosan dengan kegiatan sehari-hari mungkin bisa menjadikan traveling sebagai obat penawarnya. Karena saya masih belum banyak waktu luang, sampai saat ini saya baru berkeliling sekitar kota Gifu saja.
Peran “Memiliki pengalaman kuliah di luar negeri” Dalam Dunia Kerja!
Menurut saya, dengan saya kuliah ke Jepang ini akan memiliki dampak yang besar kedepannya. Terlebih lagi, Jepang merupakan negara dimana teknologi mampu berkembang berdampingan dengan budaya. Selain itu pastilah nanti kita bisa berbahasa Jepang, atau jika di negara lain pasti bisa bahasa asing minimal bahasa Inggris. Nah, kalau sudah memiliki kemampuan bahasa yang notabene penting untuk komunikasi, pasti banyak yang siap menerima kita menjadi karyawan, ditambah lagi ilmu yang kita dapatkan dari dunia perkuliahan. Jika nantinya membangun bisnis pun bisa mencari investor dari Jepang.
Untuk hal positif yang didapatkan ketika kuliah di Jepang, jika kita mendasarkan hal ini pada keadaan di Indonesia yang masih menganggap bahwa lulusan luar negeri itu punya nilai plus, otomatis bisa menjadi lebih percaya diri. Namun kepercayaan diri ini tetap didukung dengan kerja keras, disiplin tinggi, dan bertanggung jawab. Saya suka sekali dengan attitude-nya Jepang. Selain itu, ketika pulang nanti saya bisa berbagi ilmu yang saya pelajari dengan mengajar, kemudian bisa menjadi peneliti, dan membuka usaha.
Tips Buat Teman-teman di Indonesia yang Ingin Kuliah di Jepang!
Semangat dan fokus! Buat yang baru lulus jika fokus mau kuliah lagi fokuslah, yang sudah terlanjur kerja, ingin sekolah lagi bagus, tp jangan keluar kerjaan jika belum pasti dapat. Karena experience kerja di sini juga bisa jadi pertimbangan untuk menerima beasiswa. Paling tidak 1 – 2 tahun pengalaman. Konsekuensi harus bisa bagi waktu kerja dan belajar. Professional. Hal yang paling penting adalah berusaha terus pantang menyerah. Masalah hasil harus tawakal. Semangat.
Oke..Terima kasih banyak Cahyo sudah mau berbagi bersama berkuliah.com ! Semoga studinya lancar sampai lulus nanti :)
Narasumber : Cahyo Wisnu Rubiyanto
Reporter : Anisa Obstetriana
Editor : Imam Sulton Assidiq
*Jangan lupa Follow LINE@ Berkuliah.com ya....
Memilih Tempat Kuliah
Biasanya teman-teman lain memilih kuliah berdasarkan jurusan, universitas, terus negaranya. Nah, untuk saya sendiri punya cara berbeda. Hal yang paling mendasari saya memilih tempat kuliah adalah lingkungan di sekitar kita nantinya. Saya memilih bagaimana saya nanti bisa hidup. Maksudnya, bagaimana ketersediaan tempat ibadah dimana saya bisa berdoa dan mengadu kepada Allah SWT dan adakah makanan halal di sekitar tempat tinggal saya yang bisa saya makan. Setelah itu saya dapatkan, baru saya mencari peluang beasiswa dan memilih professor dengan jurusan yang sesuai keinginan saya.
Jurusan dan Peluang di Masa Depan
Tentunya pada saat memilih kampus ataupun jurusan, saya melakukan riset terlebih dahulu. Setiap mahasiswa atau pelajar yang sudah kuliah di luar negeri sebelumnya pasti melakukan hal ini. Dalam riset ini, saya mencari sebanyak-banyaknya info baik negara, cuaca, lokasi, akses transportasi, keadaan masyarakat, makanan, jurusan yang bagus, fasilitas kampus, materi kuliah, dan lain sebagainya.
Selain itu, di tempat ini saya bisa kuliah sambil memperdalam ilmu agama karena di sekitaran kampus terdapat masjid. Minimal untuk saya sendiri tidak ketinggalan solat jumat.
Pada awalnya, saya meihat peluang yang baik untuk saya ke depannya ada di Gifu University. Kenapa? Di Gifu University, saya tidak hanya akan menempuh studi master saja, namun juga bisa lanjut ke jenjang PhD. Setelah itu saya ingin menjadi dosen.Perjuangan Mendapatkan Beasiswa!
Sampai saat ini saya selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah kepada saya. Kali ini saya benar-benar merasa beruntung sekali karena berhasil mendapatkan 2 program beasiswa sekaligus. Beasiswa ini memiliki sifat yang berbeda. Satu beasiswa menanggung uang masuk dan kuliah + SPP Gratis untuk memulai Master di bulan April 2017. Beasiswa ini dari BWEI (Basin Water Environmental Leader). Untuk beasiswa kedua, saya dapat dari International Program Gifu University. Sifat dari beasiswa ini mengcover biaya hidup sebesar 30.000 yen setiap bulannya dan dimulai dari Oktober 2016 kemarin.
Menerima beasiswa dari 2 program ini sempat membuat saya dilema karena saya juga harus menjalankan 2 program yang saling beriringan. Namun saya tetap berusaha semaksimal mungkin karena semua ini memudahkan saya dalam menuntut ilmu dan tinggal di Jepang, dengan biaya hidup dan kuliah semua sudah di tanggung sejak Oktober 2016.
Untuk mendapatkan beasiswa ini saya melalui perjalanan yang cukup panjang. Saya harus datang 2x ke Jepang untuk sekalian mencari professor dan untungnya saya dibantu oleh teman saya sampai dengan pembuatan research plan sambil bekerja fulltime saat itu. Jika dihitung-hitung saya membutuhkan waktu 3-4 bulan untuk mempersiapkan research plannya.
Dalam proses mendapatkan beasiswa pasti ada hal-hal yang menjadi tantangan, hambatan, dan masalah. Tapi sebagai pemuda Indonesia yang memiliki mimpi lebih kuat daripada segalanya, saya terus mencoba-mencoba dan berusaha sebaik mungkin. Dari semua tantangan yang ada, dua hal yang paling menantang, pertama pada saat mencari profesor yang sesuai dan mau menerima saya sebagai calon mahasiswanya serta membuat rencana penelitannya. Hal inilah yang menurut saya paling krusial untuk apply beasiswa di Jepang. Setelah itu dipegang, Insya Allah kedepannya lancar dan mudah.
Tantangan yang kedua adalah permintaan dari profesor untuk membuat research plan yang baru, karena research plan saya menurut profesor tidak menarik. Hal ini membuat saya harus berpikir ulang dan keras untuk dapat menemukan ide. Perlu diketahui bahasa untuk kuliah di Jepang, tidak terlalu mementingkan bisa bahasa Inggris. Saya di sini dituntut bisa bahasa Jepang, dan sekarang sedang disekolahkan bahasa Jepang seminggu 4 kali pertemuan. Jadi saya hanya mengikuti persyaratan yang diminta dari pihak beasiswa, yaitu TOEFL.
Bahasa ini sangat penting, karena sehari-hari kita selalu bergaul baik mahasiswa, dosen, atau teman-teman lainnya. Salah satu cara saya untuk beradaptasi adalah dengan banyak bergaul teman dari Jepang agar dapat berkomunikasi, mengikuti bagaimana mereka belajar, berbicara, jika kesulitan saya pasti bicara sama Sensei (dosen) karena sensei yang selalu bisa membantu atau sama senior orang Indonesia yang lebih berpengalaman. Nah enaknya kalau di sini itu, teman-teman Jepang atau anak muda di Jepang mereka friendly. Terus kalau mahasiswa asing mereka juga baik banget, karena kita di sini sama-sama sebagai perantau dan merasa satu nasib. Perbedaan budaya itu yang membuat kita semakin kenal dan dekat.
Ada satu hal yang harus kamu tahu juga sebelum kuliah dan tinggal di Jepang, yaitu tempat tinggal. Nah, sebaiknya kamu mencari tempat tinggal terlebih dahulu. Saya bisa terbilang beruntung karena bisa mendapatkan asrama di kampus, tepatnya di international house yang mirip dengan apartemen. Selain itu, semua prosedur sudah diurus ketika saya sudah menerima beasiswa. Jadi ketika saya datang ke Jepang tinggal ambil kunci saja.
Kemudian sekarang masuk ke biaya hidup selama kuliah di Jepang. Kalau menurut pengalaman, biaya paling besar ada di internet dan tempat tinggal. Kalau untuk urusan makan bisa disiasati dengan memasak, transportasi disiasati dengan sepeda. Selain itu, kita jusa bisa kerja part time biar punya pemasukan tambahan. Tips dari saya buat temen-temen yang mau kerja part time mungkin bisa bekerja sesuai dengan kemampuan atau keahlian yang dimiliki saja. Misalnya kayak saya, sekarang bekerja mengajar part time untuk anak-anak.
Bekerja part time merupakan salah satu cara untuk kita belajar lebih banyak tentang Jepang. Bisa juga menjadi sarana menyamarkan rasa kangen kita sama Indonesia. Buat temen-temen yang udah kuliah di luar negeri pasti pernah merasakan hal ini, dan buat yang mau kuliah ke luar negeri harus siap-siap ngerasain hal kayak gini. Nah, saya sendiri kalau ngerasa kangen sama masakan Indonesia biasanya sering mencoba belajar masak masakan Indonesia, kalau kangen sama keluarga atau teman biasanya telepon pakai video call lewat LINE. Selain itu juga, saya aktif mengikuti acara PPI, setiap jumat malam kami mengaji bersama di masjid, selain membuat pikiran dan hati tenang, kangen pun terobati.
Oh iya tips lagi buat temen-temen yang merasa bosan dengan kegiatan sehari-hari mungkin bisa menjadikan traveling sebagai obat penawarnya. Karena saya masih belum banyak waktu luang, sampai saat ini saya baru berkeliling sekitar kota Gifu saja.
Peran “Memiliki pengalaman kuliah di luar negeri” Dalam Dunia Kerja!
Menurut saya, dengan saya kuliah ke Jepang ini akan memiliki dampak yang besar kedepannya. Terlebih lagi, Jepang merupakan negara dimana teknologi mampu berkembang berdampingan dengan budaya. Selain itu pastilah nanti kita bisa berbahasa Jepang, atau jika di negara lain pasti bisa bahasa asing minimal bahasa Inggris. Nah, kalau sudah memiliki kemampuan bahasa yang notabene penting untuk komunikasi, pasti banyak yang siap menerima kita menjadi karyawan, ditambah lagi ilmu yang kita dapatkan dari dunia perkuliahan. Jika nantinya membangun bisnis pun bisa mencari investor dari Jepang.
Untuk hal positif yang didapatkan ketika kuliah di Jepang, jika kita mendasarkan hal ini pada keadaan di Indonesia yang masih menganggap bahwa lulusan luar negeri itu punya nilai plus, otomatis bisa menjadi lebih percaya diri. Namun kepercayaan diri ini tetap didukung dengan kerja keras, disiplin tinggi, dan bertanggung jawab. Saya suka sekali dengan attitude-nya Jepang. Selain itu, ketika pulang nanti saya bisa berbagi ilmu yang saya pelajari dengan mengajar, kemudian bisa menjadi peneliti, dan membuka usaha.
Tips Buat Teman-teman di Indonesia yang Ingin Kuliah di Jepang!
Semangat dan fokus! Buat yang baru lulus jika fokus mau kuliah lagi fokuslah, yang sudah terlanjur kerja, ingin sekolah lagi bagus, tp jangan keluar kerjaan jika belum pasti dapat. Karena experience kerja di sini juga bisa jadi pertimbangan untuk menerima beasiswa. Paling tidak 1 – 2 tahun pengalaman. Konsekuensi harus bisa bagi waktu kerja dan belajar. Professional. Hal yang paling penting adalah berusaha terus pantang menyerah. Masalah hasil harus tawakal. Semangat.
Oke..Terima kasih banyak Cahyo sudah mau berbagi bersama berkuliah.com ! Semoga studinya lancar sampai lulus nanti :)
Narasumber : Cahyo Wisnu Rubiyanto
Reporter : Anisa Obstetriana
Editor : Imam Sulton Assidiq
*Jangan lupa Follow LINE@ Berkuliah.com ya....