Gadis yang ramah dan ceria ini memilih cita-cita yang mulia untuk menjadi seorang dokter. Berbekal dengan ilmu berbahasa mandarin, ia kemud...
Gadis yang ramah dan ceria ini memilih cita-cita yang mulia untuk menjadi seorang dokter. Berbekal dengan ilmu berbahasa mandarin, ia kemudian memilih untuk menggali ilmu kedokteran di negerti tirai bambu. Semangat dan keberaniannya untuk menghadapi tantangan di negeri orang membawa gadis yang akrab disapa Stella ini mampu beradaptasi dan belajar dengan baik di Chongqing Medical University. Ingin tahu kisah selengkapnya? Ini dia hasil wawancara dengan Stella Veronika.
Halo, perkenalkan namaku Stella Veronika. Aku berasal dari Tangerang dan sekarang aku berkuliah di Chongqing Medical University jurusan Western Medicine (MBBS) mulai tahun 2014, jadi sekarang aku masuk semester 4 di sini.
Aku tuh sebenarnya sudah dari SMP belajar bahasa mandarin. SMA juga aku hampir full mandarin dan kalau misalkan aku di Indonesia aku merasa akan hilang kemampuanku berbahasa mandarin dan jadi sayang. Ya sudah aku sekalian saja deh kuliah di Tiongkok jadi bisa lebih memperdalam bahasa mandarin juga. Alasan lainnya, karena aku memang ingin kuliah kedokteran dan no offence kalau di Indonesia itu masuk kedokteran negeri susah banget untuk keturunan seperti aku dan kalau swasta mahal. Kemudian di Tiongkok kedokterannya sudah terkenal dengan traditional medicine contohnya. Walaupun aku ambil jurusan western medicine tapi aku juga ada tambahan materi untuk belajar akupuntur. Lagipula di Tiongkok ada program beasiswa juga jadi aku yakin memilih ke Tiongkok.
Karena aku sudah lumayan bisa berbahasa mandarin untuk kehidupan sehari-hari di sini, jadi aku tidak perlu ikut kelas bahasa Mandarin lagi. Tapi ya masih harus dilancarin. Kalau aku di sini ambil pelajaran yang menggunakan bahasa Inggris jadi pelajaran bahasa mandarin berbarengan dengan pelajaran medical. Aku tidak harus belajar bahasa dulu selama satu tahun.
Oh iya, aku tinggal di kota Chongqing di apartemen sekitar kampus bersama dengan teman-teman Indonesia lainnya. Soalnya fasilitas di asrama kampus kurang memadahi menurutku dan lebih enak bareng-bareng karena lumayan kan bisa kumpul belajar bersama. Sewa apartemennya di sini sekitar satu juta per bulan, tidak beda jauh dengan asrama.
Perbedaan Jurusan Western Medicine dengan Jurusan Kedokteran di Indonesia
Soal pelajaran sama saja kok dengan program kedokteran di Indonesia. Hanya saja perbedaannya di gelar. Jadi nanti kalau di Indonesia kan gelarnya dr. Nah, kalau aku nanti gelarnya MBBS. Ini gelar-gelar yang dipakai negara Inggris dan jajahannya begitu.
Untuk sistem pendidikan yang berlaku hampir sama sebetulnya dengan di Indonesia. Tapi kalau di Indonesia kan program kedokteran itu sistemnya per blok sedangkan di sini per semester jadi tidak bisa ambil percepatan. Nanti pas koas, kalau di Indonesia kan harus pindah-pindah kota kalau di sini hanya di rumah sakit kerja sama kampus saja tidak harus berpindah-pindah. Kegiatan kuliahnya di sini lebih banyak perkuliahan dari dosen dan praktikum. Di sini dengan keterbatasan bahasa juga antara guru dan murid jadi memang murid benar-benar dituntut untuk mandiri belajar. Kalau ujian sama saja, modelnya ada pilihan ganda, isian, essay, dan case study.
Tantangan dan Cara Menyikapinya
Hmm…caraku sederhana saja sih, dibawa enjoy saja tetapi harus tetap serius. Namanya kan di negeri orang ya harus banget untuk kita beradaptasi. Terus kalau sudah bisa beradaptasi pasti ada perasaan ingin berpetualang dan merasa bebas karena jauh dari orang tua. Boleh sih have fun sesekali tetapi harus tetap ingat saja apa tujuanku ke sini.
Kalau dibilang kaget dengan kehidupan di Tiongkok itu pasti. Dan bahkan aku juga bingung, ‘aku sekarang ada dimana dan tempat apa ini’. Cuma dibawa santai saja dan pelan-pelan beradaptasi. Kalau aku dulu sih mencoba untuk masuk ke lingkungan itu sendiri, cari-cari teman juga orang lokal di sini dan pastinya mereka akan welcome dan memperkenalkan kebudayaan mereka. Aku dulu sempat diajak makan dan jalan bareng sama mereka jadi aku tahu bagaimana cara hidup mereka di sini. Ditambah lagi aku orangnya suka jalan-jalan jadi lama-lama aku terbiasa. Oh iya, di sini senior dari Indonesia juga lumayan banyak dan welcome, terlebih lagi dengan adanya PPIT jadi sangat membantu.
Traveling di Tiongkok
Tempat aku tinggal terkenal dengan kota gunung jadi semua pemandangan di sini itu gunung dan tebing-tebing. Kotaku juga luas sekali jadi belum sempat semua aku jelajahi, hehehe. Di sini ada tempat-tempat menarik seperti daerah dengan gedung-gedung tradisional dan night view river side yang luar biasa kerennya. Terlebih lagi kalau kita ke tempat-tempat yang benar-benar di atas gunung dengan melihat tebing-tebing di antara gunung-gunungnya. Kalau penasaran teman-teman bisa lihat di google, nama tempatnya Wulong, di kota Chongqing. Kalau untuk aku, aku lebih suka melihat pemandangan dari ketinggian begitu jadi biar semuanya bisa kelihatan.
Festival di Tiongkok
Hmm, di sini ada sih festival-festival begitu hanya saja kalau orang-orang di sini saat ada festival mereka lebih suka pulang ke kota mereka dan kumpul bersama keluarga. Jadi aku sendiri merasakan festival mereka cuma pernah satu kali ketika aku mengikuti program student exchange ke Tiongkok waktu SMA. Selama aku di sini sendiri aku belum pernah melihat festival karena teman-teman lokal di sini kebanyakan orang kota lain jadi pada pulang.
PPI Tiongkok
Iya, aku aktif di PPI. Sekarang aku jadi pengurus di divisi acara. Jadi kalau anak-anak divisi acara, seperti namanya, kita akan membuat acara-acara untuk anak-anak Indonesia di sini dan juga untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke orang-orang di Tiongkok. Kemarin kita membuat acara untuk menyambut murid-murid baru dengan mengajak mereka keliling beberapa tempat di sini, makan-makan bareng, lalu ada lagi kumpul olahraga bareng, dan donor darah. Kita juga sekaligus memperkenalkan makanan-makanan Indonesia ke masyarakat sekitar. Intinya kita mengadakan acara-acara yang bisa mempererat pertemanan sesama anak Indonesia dan juga memperkenalkan budaya Indonesia.
Belanja di Tiongkok
Di sini ada Carrefour terus ada Wallmart tapi biasanya sih aku belanja di tempat namanya Yonghui Store. Kalau tidak ya aku belanja di pasar atau belanja di Taobao online shopping begitu.
Pengalaman Paling Menarik
Pengalaman paling lucu sekaligus agak menyebalkan sih ketika aku mencoba untuk menjelaskan sesuatu ke orang lokal di sini. Aku sudah berusaha menjelaskan dengan panjang lebar menggunakan bahasa mandarin tetapi ternyata dia menyahut dengan logat lokal dan dia tidak mengerti apa yang aku jelaskan sampai aku akhirnya harus menggunakan bahasa tubuh.
Motivasi Untuk Teman-teman di Indonesia yang Ingin Kuliah di Tiongkok!
Sudah ada kan peribasa ‘tuntutlah ilmu sampai ke negeri China’ tapi jangan sampai menjadi ‘kacang yang lupa akan kulitnya’. Ketika kamu sudah sampai di sini, beradaptasilah dengan baik dan bijaksana. Tidak perlu takut untuk beradaptasi, semua manusia mempunyai kemampuan untuk beradaptasi kok. Terus jangan pernah patah semangat dan jangan lupa untuk selalu bersyukur.
Reporter: Adelina Mayang
Halo, perkenalkan namaku Stella Veronika. Aku berasal dari Tangerang dan sekarang aku berkuliah di Chongqing Medical University jurusan Western Medicine (MBBS) mulai tahun 2014, jadi sekarang aku masuk semester 4 di sini.
Aku tuh sebenarnya sudah dari SMP belajar bahasa mandarin. SMA juga aku hampir full mandarin dan kalau misalkan aku di Indonesia aku merasa akan hilang kemampuanku berbahasa mandarin dan jadi sayang. Ya sudah aku sekalian saja deh kuliah di Tiongkok jadi bisa lebih memperdalam bahasa mandarin juga. Alasan lainnya, karena aku memang ingin kuliah kedokteran dan no offence kalau di Indonesia itu masuk kedokteran negeri susah banget untuk keturunan seperti aku dan kalau swasta mahal. Kemudian di Tiongkok kedokterannya sudah terkenal dengan traditional medicine contohnya. Walaupun aku ambil jurusan western medicine tapi aku juga ada tambahan materi untuk belajar akupuntur. Lagipula di Tiongkok ada program beasiswa juga jadi aku yakin memilih ke Tiongkok.
Karena aku sudah lumayan bisa berbahasa mandarin untuk kehidupan sehari-hari di sini, jadi aku tidak perlu ikut kelas bahasa Mandarin lagi. Tapi ya masih harus dilancarin. Kalau aku di sini ambil pelajaran yang menggunakan bahasa Inggris jadi pelajaran bahasa mandarin berbarengan dengan pelajaran medical. Aku tidak harus belajar bahasa dulu selama satu tahun.
Oh iya, aku tinggal di kota Chongqing di apartemen sekitar kampus bersama dengan teman-teman Indonesia lainnya. Soalnya fasilitas di asrama kampus kurang memadahi menurutku dan lebih enak bareng-bareng karena lumayan kan bisa kumpul belajar bersama. Sewa apartemennya di sini sekitar satu juta per bulan, tidak beda jauh dengan asrama.
Perbedaan Jurusan Western Medicine dengan Jurusan Kedokteran di Indonesia
Soal pelajaran sama saja kok dengan program kedokteran di Indonesia. Hanya saja perbedaannya di gelar. Jadi nanti kalau di Indonesia kan gelarnya dr. Nah, kalau aku nanti gelarnya MBBS. Ini gelar-gelar yang dipakai negara Inggris dan jajahannya begitu.
Untuk sistem pendidikan yang berlaku hampir sama sebetulnya dengan di Indonesia. Tapi kalau di Indonesia kan program kedokteran itu sistemnya per blok sedangkan di sini per semester jadi tidak bisa ambil percepatan. Nanti pas koas, kalau di Indonesia kan harus pindah-pindah kota kalau di sini hanya di rumah sakit kerja sama kampus saja tidak harus berpindah-pindah. Kegiatan kuliahnya di sini lebih banyak perkuliahan dari dosen dan praktikum. Di sini dengan keterbatasan bahasa juga antara guru dan murid jadi memang murid benar-benar dituntut untuk mandiri belajar. Kalau ujian sama saja, modelnya ada pilihan ganda, isian, essay, dan case study.
Tantangan dan Cara Menyikapinya
Hmm…caraku sederhana saja sih, dibawa enjoy saja tetapi harus tetap serius. Namanya kan di negeri orang ya harus banget untuk kita beradaptasi. Terus kalau sudah bisa beradaptasi pasti ada perasaan ingin berpetualang dan merasa bebas karena jauh dari orang tua. Boleh sih have fun sesekali tetapi harus tetap ingat saja apa tujuanku ke sini.
Kalau dibilang kaget dengan kehidupan di Tiongkok itu pasti. Dan bahkan aku juga bingung, ‘aku sekarang ada dimana dan tempat apa ini’. Cuma dibawa santai saja dan pelan-pelan beradaptasi. Kalau aku dulu sih mencoba untuk masuk ke lingkungan itu sendiri, cari-cari teman juga orang lokal di sini dan pastinya mereka akan welcome dan memperkenalkan kebudayaan mereka. Aku dulu sempat diajak makan dan jalan bareng sama mereka jadi aku tahu bagaimana cara hidup mereka di sini. Ditambah lagi aku orangnya suka jalan-jalan jadi lama-lama aku terbiasa. Oh iya, di sini senior dari Indonesia juga lumayan banyak dan welcome, terlebih lagi dengan adanya PPIT jadi sangat membantu.
Traveling di Tiongkok
Tempat aku tinggal terkenal dengan kota gunung jadi semua pemandangan di sini itu gunung dan tebing-tebing. Kotaku juga luas sekali jadi belum sempat semua aku jelajahi, hehehe. Di sini ada tempat-tempat menarik seperti daerah dengan gedung-gedung tradisional dan night view river side yang luar biasa kerennya. Terlebih lagi kalau kita ke tempat-tempat yang benar-benar di atas gunung dengan melihat tebing-tebing di antara gunung-gunungnya. Kalau penasaran teman-teman bisa lihat di google, nama tempatnya Wulong, di kota Chongqing. Kalau untuk aku, aku lebih suka melihat pemandangan dari ketinggian begitu jadi biar semuanya bisa kelihatan.
Festival di Tiongkok
Hmm, di sini ada sih festival-festival begitu hanya saja kalau orang-orang di sini saat ada festival mereka lebih suka pulang ke kota mereka dan kumpul bersama keluarga. Jadi aku sendiri merasakan festival mereka cuma pernah satu kali ketika aku mengikuti program student exchange ke Tiongkok waktu SMA. Selama aku di sini sendiri aku belum pernah melihat festival karena teman-teman lokal di sini kebanyakan orang kota lain jadi pada pulang.
PPI Tiongkok
Iya, aku aktif di PPI. Sekarang aku jadi pengurus di divisi acara. Jadi kalau anak-anak divisi acara, seperti namanya, kita akan membuat acara-acara untuk anak-anak Indonesia di sini dan juga untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke orang-orang di Tiongkok. Kemarin kita membuat acara untuk menyambut murid-murid baru dengan mengajak mereka keliling beberapa tempat di sini, makan-makan bareng, lalu ada lagi kumpul olahraga bareng, dan donor darah. Kita juga sekaligus memperkenalkan makanan-makanan Indonesia ke masyarakat sekitar. Intinya kita mengadakan acara-acara yang bisa mempererat pertemanan sesama anak Indonesia dan juga memperkenalkan budaya Indonesia.
Belanja di Tiongkok
Di sini ada Carrefour terus ada Wallmart tapi biasanya sih aku belanja di tempat namanya Yonghui Store. Kalau tidak ya aku belanja di pasar atau belanja di Taobao online shopping begitu.
Pengalaman Paling Menarik
Pengalaman paling lucu sekaligus agak menyebalkan sih ketika aku mencoba untuk menjelaskan sesuatu ke orang lokal di sini. Aku sudah berusaha menjelaskan dengan panjang lebar menggunakan bahasa mandarin tetapi ternyata dia menyahut dengan logat lokal dan dia tidak mengerti apa yang aku jelaskan sampai aku akhirnya harus menggunakan bahasa tubuh.
Motivasi Untuk Teman-teman di Indonesia yang Ingin Kuliah di Tiongkok!
Sudah ada kan peribasa ‘tuntutlah ilmu sampai ke negeri China’ tapi jangan sampai menjadi ‘kacang yang lupa akan kulitnya’. Ketika kamu sudah sampai di sini, beradaptasilah dengan baik dan bijaksana. Tidak perlu takut untuk beradaptasi, semua manusia mempunyai kemampuan untuk beradaptasi kok. Terus jangan pernah patah semangat dan jangan lupa untuk selalu bersyukur.
Reporter: Adelina Mayang