Aussie … Oh… Aussie… Halo sobat berkuliah.com. Lama sudah kita tak jumpa dengan cerita ya. So, sekarang kita mau kasih satu cerita yang b...
Aussie … Oh… Aussie…
Halo sobat berkuliah.com. Lama sudah kita tak jumpa dengan cerita ya. So, sekarang kita mau kasih satu cerita yang bener-bener bikin air mata netes. Bukan karena sedih tapi karena cerita ini berasal dari salah satu orang paling inspiratif di Inspira Book. Semoga teman-teman menikmatinya!
Perkenalkan nama saya Eri Yanuar Akhmad Budi Sunaryo. Saya asli kelahiran kota kecil di Jawa Timur di kaki Gunung Kelud tempat dimakamnya Proklamator pertama kita yaitu Blitar. Saat ini saya sedang diamanahi menjadi salah satu staf pengajar di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Saya dulu S1 di UGM, lalu S2 di The University of Adelaide di Master of Nursing Science (Intensive Care Nursing) dengan beasiswa Australia Awards Scholarships.
Saya memilih Australia karena saya pernah beberapa kali bertemu perawat ICU dari Australia. Saya lihat dunia keperawatan terutama perawat ICU di Australia sangat berkembang akhirnya saya tertarik memilih Australia sebagai negara tujuan. Untuk memilih jurusan, saya mencari jurusan yang sesuai dengan jurusan yang saya cari, lalu saya juga sempat kontak dengan orang di University tersebut untuk mendapat pengalaman lebih yaitu clinical placement atau pengalaman klinis dan ternyata hanya the University of Adelaide yang menawarkan clinical placement bagi mahasiswa Internasional. Saya pilih AAS karena jujur saja saat itu saya hanya terbayang bahwa AAS satu-satunya beasiswa yang syaratnya bisa saya penuhi dan juga setelah lolos baru sadar bahwa AAS adalah salah satu beasiswa bergengsi yang diminati banyak orang.
Mental Itu Penting!
Banyak persiapan untuk kuliah ke luar negeri. Kalau masalah dokumen dan persyaratan universitas atau beasiswa itu mudah diketahui dan sudah banyak tipsnya. Menurut saya pribadi selain dokumen dan persyaratan univ/beasiswa yang perlu kita siapkan adalah MENTAL. Mental untuk berani gagal dan berani mencoba lagi saat gagal. Ditambah lagi PENGALAMAN KERJA atau APLIKASI LAPANGAN akan sangat berguna saat mendaftar beasiswa karena saat mengisi aplikasi akan lebih aplikatif dan lebih mudah dipahami.
Mindset is Everything!
Selain MENTAL, masih ada satu lagi hal yang perlu dimiliki oleh setiap pejuang beasiswa, yaitu MINDSET. Mindset yang harus ditanamkan adalah “gagal sekali harus coba lagi dan siapkan amunisi”. Saya dulu ingin mendaftar beasiswa DIKTI namun ternyata harus memiliki NIDN (Nomer Induk Dosen Nasional). Nah, untuk memiliki NIDN harus sudah minimal jenjang S2. Saya jadi bingung saat itu. Akhirnya saya tetapkan hati mending saya kejar ADS (jaman dulu sebelum jadi AAS). Saya persiapkan hal-hal yang menurut saya kurang yaitu TOEFL/IELTS. Dulu TOEFL saya kurang dari 500 hanya 490. Namun tidak menyurutkan langkah untuk memperbaiki diri dan mengejar impian saya. Saya belajar via apps di HP dan juga beberapa ebook serta aplikasi di komputer untuk mengejar ketertinggalan saya.
Mendaftar Beasiswa AAS!
Beasiswa lain seperti LPDP mensyaratkan untuk apply universitas dulu, baru setelah mendapat LoA bisa digunakan untuk melamar beasiswa. Bedanya kalau untuk AAS, yang perlu kita lakukan adalah mendaftar beasiswa dulu karena untuk proses aplikasi ke universitasnya akan dibantu oleh pihak AAS seperti LoA, Visa dan lain-lain akan dibantu oleh pihak AAS. Cara mendaftar beasiswanya adalah mengisi aplikasi lalu dikirimkan. Jika lolos, maka kita akan diwawancara setelah itu akan diadakan test IELTS. Kita akan difasilitasi untuk PDT (Pre-Departure Training) dan English Training bagi yang lolos beasiswa namun bahasa Inggrisnya masih belum memenuhi syarat yang diharapkan oleh universitas.
Tips Memilih Jurusan!
Banyak kasus mahasiswa sudah kuliah namun merasa salah jurusan. Nah, sebenarnya kesalahan-kesalahan apa yang sering terjadi saat memilih jurusan, serta bagaimana solusi/ tips dalam memilih jurusan? Di sini saya akan membagikan tips dalam memilih jurusan!
Hal ini adalah yang pertama karena dengan mengikuti passion maka akan lebih mudah dalam mengikuti proses pembelajaran karena sesuai dengan keinginan kita. Namun, hal ini bisa menjadi tantangan berat jika ternyata passion kamu berbeda dengan background pendidikamu, namun saya yakin jika memiliki passion maka keinginannya juga akan kuat sehingga harapannya bisa mengatasi semua hambatan yang muncul.
Hal ini biasanya untuk kamu yang sudah bekerja. Jadi kebutuhan tempatmu membutuhkan seseorang dengan posisi apa atau dengan syarat apa. Hal ini memang agak berat karena kadang tidak sesuai atau agak melenceng dari passion tapi saat kamu selesai kuliah maka akan bisa bermanfaat di tempatmu bekerja atau daerah tempatmu bekerja
Hal ini yang paling umum karena dengan background pendidikan yang linier maka akan lebih mudah saat mengikuti perkuliahan. Hal ini dikarenakan level S2 (master) adalah proses membuat seseorang menjadi lebih expert atau ahli di bidangnya. Sehingga saat memiliki pondasi keilmuan yang sama dengan ilmu yang dimiliki saat S1 maka akan lebih mudah mengikuti proses pembelajaran.
Kesalahan dan Solusi!
Setiap periode pendaftaran AAS dibuka memang banyak yang melamar namun banyak juga yang gagal. Mereka yang gagal biasanya melakukan beberapa kesalahan. Di sini saya akan memberikan 2 contoh kesalahan dan 2 tipsnya!
Kesalahan yang pertama adalah saat proses mengisi form aplikasi. Kebanyakan adalah tidak pas antara pertanyaan dan jawaban yang diberikan oleh aplikan. Tips saya adalah baca contoh dari awardee terdahulu yang lolos beasiswa dan jika anda kenal maka anda bisa minta masukan kepada yang bersangkutan.
Kesalahan kedua adalah pengisian aplikasi yang kurang mudah dipahami aplikasinya. Tips saya adalah buatlah isian yang ringkas, padat dan jelas.
Menikmati Tantangan!
Hampir setiap proses yang saya lewati dalam meraih beasiswa AAS itu adalah tantangan. Hmmmm… kalau ngomongin yang paling menantang berarti ada pada bagian proses wawancara. Hal ini dikarenakan proses wawancara sangat menentukan apakah kita akan diterima atau tidak. Sehingga saat proses wawancara jujur saya takut, gugup namun saya bisa mengatasi karena berlatih dan juga selalu menyiapkan jawaban yang tulus dari dalam diri saya tanpa perlu berpura-pura.
Tips Memilih Universitas!
Australia memiliki banyak sekali universitas berkualitas. Untuk Australia jika bisa pilihlah universitas yang tergabung dalam Group of Eight. Namun, jika tidak pun tidak apa-apa anda bisa memilih yang sesuai dengan minat dan jurusan yang anda minati karena tidak semua universitas group of eight memiliki jurusan yang anda minati. Selanjutnya adalah cek reputasi via website atau via rekan anda yang pernah kuliah disana. PPI bisa menjadi sumber referensi yang baik untuk hal ini.
PENTING!
Poin paling penting ini benar-benar harus kamu kuasai dengan baik dan benar, juga harus dipersiapkan untuk menghadapi seleksi beasiswa AAS!
Mental dan bagaimana menghadapi wawancara adalah hal yang penting. Seingat saya, interviewer AAS sangat menekankan pada hal-hal yang aplikatif dibandingkan hanya konsep saja. Jadi pengalamanmu di kegiatan kemasyarakatan, NGO, LSM akan sangat membantu dalam lolos beasiswa AAS. Jadi perbanyaklah pengalamanmu dan perkaya pengalaman hidupmu dengan banyak terlibat di NGO atau LSM di sela waktu luangmu.
Yap, sudah sobat simak kan satu cerita dari Mas Eri di atas? Kalau masih kurang, nantikan seri 2 nya ya. Kamu bakalan termotivasi deh dengan cerita mas Eri ini. Semangat berjuang sobat berkuliah!
Narasumber:
Eri Yanuar
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Reporter: Imam Sultan Assdiq
Halo sobat berkuliah.com. Lama sudah kita tak jumpa dengan cerita ya. So, sekarang kita mau kasih satu cerita yang bener-bener bikin air mata netes. Bukan karena sedih tapi karena cerita ini berasal dari salah satu orang paling inspiratif di Inspira Book. Semoga teman-teman menikmatinya!
Perkenalkan nama saya Eri Yanuar Akhmad Budi Sunaryo. Saya asli kelahiran kota kecil di Jawa Timur di kaki Gunung Kelud tempat dimakamnya Proklamator pertama kita yaitu Blitar. Saat ini saya sedang diamanahi menjadi salah satu staf pengajar di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Saya dulu S1 di UGM, lalu S2 di The University of Adelaide di Master of Nursing Science (Intensive Care Nursing) dengan beasiswa Australia Awards Scholarships.
Saya memilih Australia karena saya pernah beberapa kali bertemu perawat ICU dari Australia. Saya lihat dunia keperawatan terutama perawat ICU di Australia sangat berkembang akhirnya saya tertarik memilih Australia sebagai negara tujuan. Untuk memilih jurusan, saya mencari jurusan yang sesuai dengan jurusan yang saya cari, lalu saya juga sempat kontak dengan orang di University tersebut untuk mendapat pengalaman lebih yaitu clinical placement atau pengalaman klinis dan ternyata hanya the University of Adelaide yang menawarkan clinical placement bagi mahasiswa Internasional. Saya pilih AAS karena jujur saja saat itu saya hanya terbayang bahwa AAS satu-satunya beasiswa yang syaratnya bisa saya penuhi dan juga setelah lolos baru sadar bahwa AAS adalah salah satu beasiswa bergengsi yang diminati banyak orang.
Mental Itu Penting!
Banyak persiapan untuk kuliah ke luar negeri. Kalau masalah dokumen dan persyaratan universitas atau beasiswa itu mudah diketahui dan sudah banyak tipsnya. Menurut saya pribadi selain dokumen dan persyaratan univ/beasiswa yang perlu kita siapkan adalah MENTAL. Mental untuk berani gagal dan berani mencoba lagi saat gagal. Ditambah lagi PENGALAMAN KERJA atau APLIKASI LAPANGAN akan sangat berguna saat mendaftar beasiswa karena saat mengisi aplikasi akan lebih aplikatif dan lebih mudah dipahami.
Mindset is Everything!
Selain MENTAL, masih ada satu lagi hal yang perlu dimiliki oleh setiap pejuang beasiswa, yaitu MINDSET. Mindset yang harus ditanamkan adalah “gagal sekali harus coba lagi dan siapkan amunisi”. Saya dulu ingin mendaftar beasiswa DIKTI namun ternyata harus memiliki NIDN (Nomer Induk Dosen Nasional). Nah, untuk memiliki NIDN harus sudah minimal jenjang S2. Saya jadi bingung saat itu. Akhirnya saya tetapkan hati mending saya kejar ADS (jaman dulu sebelum jadi AAS). Saya persiapkan hal-hal yang menurut saya kurang yaitu TOEFL/IELTS. Dulu TOEFL saya kurang dari 500 hanya 490. Namun tidak menyurutkan langkah untuk memperbaiki diri dan mengejar impian saya. Saya belajar via apps di HP dan juga beberapa ebook serta aplikasi di komputer untuk mengejar ketertinggalan saya.
Mendaftar Beasiswa AAS!
Beasiswa lain seperti LPDP mensyaratkan untuk apply universitas dulu, baru setelah mendapat LoA bisa digunakan untuk melamar beasiswa. Bedanya kalau untuk AAS, yang perlu kita lakukan adalah mendaftar beasiswa dulu karena untuk proses aplikasi ke universitasnya akan dibantu oleh pihak AAS seperti LoA, Visa dan lain-lain akan dibantu oleh pihak AAS. Cara mendaftar beasiswanya adalah mengisi aplikasi lalu dikirimkan. Jika lolos, maka kita akan diwawancara setelah itu akan diadakan test IELTS. Kita akan difasilitasi untuk PDT (Pre-Departure Training) dan English Training bagi yang lolos beasiswa namun bahasa Inggrisnya masih belum memenuhi syarat yang diharapkan oleh universitas.
Tips Memilih Jurusan!
Banyak kasus mahasiswa sudah kuliah namun merasa salah jurusan. Nah, sebenarnya kesalahan-kesalahan apa yang sering terjadi saat memilih jurusan, serta bagaimana solusi/ tips dalam memilih jurusan? Di sini saya akan membagikan tips dalam memilih jurusan!
- Pilihlah jurusan berdasarkan passionmu!
Hal ini adalah yang pertama karena dengan mengikuti passion maka akan lebih mudah dalam mengikuti proses pembelajaran karena sesuai dengan keinginan kita. Namun, hal ini bisa menjadi tantangan berat jika ternyata passion kamu berbeda dengan background pendidikamu, namun saya yakin jika memiliki passion maka keinginannya juga akan kuat sehingga harapannya bisa mengatasi semua hambatan yang muncul.
- Bisa berdasarkan pada kebutuhan tempatmu bekerja atau kebutuhan daerah dimana kamu bekerja
Hal ini biasanya untuk kamu yang sudah bekerja. Jadi kebutuhan tempatmu membutuhkan seseorang dengan posisi apa atau dengan syarat apa. Hal ini memang agak berat karena kadang tidak sesuai atau agak melenceng dari passion tapi saat kamu selesai kuliah maka akan bisa bermanfaat di tempatmu bekerja atau daerah tempatmu bekerja
- Bisa berdasarkan pada latar belakang pendidikanmu sebelumnya
Hal ini yang paling umum karena dengan background pendidikan yang linier maka akan lebih mudah saat mengikuti perkuliahan. Hal ini dikarenakan level S2 (master) adalah proses membuat seseorang menjadi lebih expert atau ahli di bidangnya. Sehingga saat memiliki pondasi keilmuan yang sama dengan ilmu yang dimiliki saat S1 maka akan lebih mudah mengikuti proses pembelajaran.
Kesalahan dan Solusi!
Setiap periode pendaftaran AAS dibuka memang banyak yang melamar namun banyak juga yang gagal. Mereka yang gagal biasanya melakukan beberapa kesalahan. Di sini saya akan memberikan 2 contoh kesalahan dan 2 tipsnya!
Kesalahan yang pertama adalah saat proses mengisi form aplikasi. Kebanyakan adalah tidak pas antara pertanyaan dan jawaban yang diberikan oleh aplikan. Tips saya adalah baca contoh dari awardee terdahulu yang lolos beasiswa dan jika anda kenal maka anda bisa minta masukan kepada yang bersangkutan.
Kesalahan kedua adalah pengisian aplikasi yang kurang mudah dipahami aplikasinya. Tips saya adalah buatlah isian yang ringkas, padat dan jelas.
Menikmati Tantangan!
Hampir setiap proses yang saya lewati dalam meraih beasiswa AAS itu adalah tantangan. Hmmmm… kalau ngomongin yang paling menantang berarti ada pada bagian proses wawancara. Hal ini dikarenakan proses wawancara sangat menentukan apakah kita akan diterima atau tidak. Sehingga saat proses wawancara jujur saya takut, gugup namun saya bisa mengatasi karena berlatih dan juga selalu menyiapkan jawaban yang tulus dari dalam diri saya tanpa perlu berpura-pura.
Tips Memilih Universitas!
Australia memiliki banyak sekali universitas berkualitas. Untuk Australia jika bisa pilihlah universitas yang tergabung dalam Group of Eight. Namun, jika tidak pun tidak apa-apa anda bisa memilih yang sesuai dengan minat dan jurusan yang anda minati karena tidak semua universitas group of eight memiliki jurusan yang anda minati. Selanjutnya adalah cek reputasi via website atau via rekan anda yang pernah kuliah disana. PPI bisa menjadi sumber referensi yang baik untuk hal ini.
PENTING!
Poin paling penting ini benar-benar harus kamu kuasai dengan baik dan benar, juga harus dipersiapkan untuk menghadapi seleksi beasiswa AAS!
Mental dan bagaimana menghadapi wawancara adalah hal yang penting. Seingat saya, interviewer AAS sangat menekankan pada hal-hal yang aplikatif dibandingkan hanya konsep saja. Jadi pengalamanmu di kegiatan kemasyarakatan, NGO, LSM akan sangat membantu dalam lolos beasiswa AAS. Jadi perbanyaklah pengalamanmu dan perkaya pengalaman hidupmu dengan banyak terlibat di NGO atau LSM di sela waktu luangmu.
Yap, sudah sobat simak kan satu cerita dari Mas Eri di atas? Kalau masih kurang, nantikan seri 2 nya ya. Kamu bakalan termotivasi deh dengan cerita mas Eri ini. Semangat berjuang sobat berkuliah!
Narasumber:
Eri Yanuar
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Reporter: Imam Sultan Assdiq