Halo, nama saya Akbar Gumbira sekarang sedang melanjutkan studi jenjang master jurusan Computer Science di Warsaw University of Technolog...
Halo, nama saya Akbar Gumbira sekarang sedang melanjutkan studi jenjang master jurusan Computer Science di Warsaw University of Technology. Saya lulusan S1 Teknik Informatika di ITB.
Saya memilih kuliah di Polandia dikarenakan dulu ada teman kerja, dia dari Warsaw, memberikan infromasi kalau ada beasiswa dari pemerintah Polandia untuk negara-negara berkembang salah satunya Indonesia. Saya kemudian mencoba untuk apply dan akhirnya diterima.
Nama beasiswanya adalah Ignacy Lukasiewicz. Sebenarnya di tahun yang sama, saya juga diterima di TU Delft, namun tidak mendapatkan funding. Setelah dihitung total biaya selama dua tahun dan rasanya terlalu mahal, akhirnya saya melepaskan kesempatan untuk kuliah di TU Delft dan lebih memilih Polandia.
Sebelum masuk kegiatan kuliah, penerima beasiswa ini harus mengikuti program bahasa Polandia selama satu tahun. Saya sendiri baru saja menyelesaikan program bahasa selama satu tahun di Polandia. Sebelum mulai masuk semester saya hanya ingin rileks dengan melakukan hal-hal santai seperti membaca novel, renang, lari, hehehe.
Kegiatan yang saya lakukan selama di Polandia selain belajar bahasa dalam setahun ini lumayan banyak. Saya summer kemarin ikut Google Summer of Code. Google Summer of Code ini merupakan program dari Google untuk mahasiswa sebagai salah satu kontribusi yang diberikan oleh Google untuk open source. Targetnya mahasiswa juga agar developer-developer open source dapat regenerasi. Program ini berjalan sekitar empat bulan. Ada beberapa tahap yang dimulai dari seleksi, tahap pertama itu apply proposal untuk organisasi open source yang terdaftar untuk program ini. Apabila diterima, nanti mahasiswa akan bekerja dengan organisasi itu selama tiga bulan. Kemarin saya apply OSGeo (Open Source Geospatial Foundation) mengembangkan platform untuk sharing resources di QGIS (aplikasi pemetaan). Presentasi akhir saya bisa dilihat di link ini http://www.akbargumbira.com/slide_gsoc2016/. Sebenarnya sangat disayangkan sampai saat ini (dari dicanangkan tahun 2005) hanya ada 22 mahasiswa dari Indonesia yang ikut. Apalagi kalau dibandingkan India yang sudah ratusan. Banyak sekali pengalaman berharga yang didapat dari program yang saya ikuti. Selain pengalaman juga dapat banyak relasi, mentor, dan juga stipend yang lumayan besar.
Begitu sampai di Polandia….
Saat itu yang paling penting mungkin registrasi dorm dan administrasi di kampus (untuk mendapatkan student card). Dulu sudah di-assign room di dorm, jadi saat datang hanya tinggal registrasi ulang.
Saya tinggal di dorm hanya dua bulan, setelah itu pindah ke shared flat. Sebenarnya tidak ada slot khusus dari beasiswanya untuk dorm. Kita hanya diberikan biaya hidup yang harus kita urus sendiri, seperti untuk tempat tinggal dan asuransi.
Suka duka tinggal di dorm…
Dulu kebanyakan dukanya sih tinggal di dorm, makanya pindah. Dormnya sangat ramai, satu kamar diisi oleh tiga orang jadi agak tidak nyaman untuk belajar. Sekarang pindah ke shared flat, satu private flat sharing dengan orang lain (mungkin kalau di Indonesia mirip dengan kos). Biayanya 830 PLN (Sekitar 2.8 juta). Untuk ukuran Indonesia termasuk mahal sih. Tapi kalau dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, biaya di Polandia termasuk murah. Di sini teman flat lainnya ada satu orang dari Ukraina dan empat orang dari Polandia.
Tidak ada masalah adaptasi bagi saya karena kebanyakan mereka pun bisa bahasa Inggris dan saya juga sudah bisa memahami percakapan mereka dalam Polish. Bagi saya lebih menarik sih, kita sering cicip makanan satu sama lain. Di sini kita kebanyakan masak sendiri, mungkin seminggu hanya dua kali makan di luar. Makanan favorit saya di Polandia itu makanan di restoran Asia, hehehe.
Fasilitas kesehatan & Fasilitas umum
Semua mahasiswa wajib untuk registrasi asuransi. Jadi saat sakit, untuk berobat ke rumah sakit, klinik, atau dokter yang berlabel asuransi tersebut kita tidak perlu mengeluarkan biaya kecuali untuk membeli obat. Saya sempat diwawancara oleh radio di sini dan pernah ditanya sistem kesehatan di sini. Mereka kaget kalau di Indonesia kebanyakan orang tidak memiliki asuransi. Implementasi BPJS kesehatan di kita juga kan masih baru.
Fasilitas umum di Polandia sangat baik. Perpustakaan publik sudah banyak. Untuk wifi gratis sebenarnya banyak tapi lambat. Transportasi di Polandia sudah sangat baik (walau belum seperti Jerman dan Belanda). Ada tram, bus, kereta, metro (di beberapa kota), dan jalur khusus sepeda (di beberapa kota). Di sana untuk sehari-hari saya menggunakan tram kalau pergi antar kota seringnya naik bus atau kereta. Kebanyakan fasilitas di sini memiliki harga khusus untuk mahasiswa (umumnya 15% diskon), seperti tram, kereta, atau nonton di bioskop. Untuk transportasi dalam kota seperti tram, bus, dan metro, ada kartunya sehingga kita bisa langganan misalnya untuk tiga bulan.
Jalan-jalan di Polandia
Di Polandia saya tinggal di Wroclaw, ambiencenya dinamis karena banyak anak muda. Selain itu saya pernah ke Warsaw, Krakow, pegunungan Tatra. Kebanyakan sih malah ke luar Polandia. Kemarin sempat ke Ceko, Austria, Jerman, Slovakia, Belgium, Spanyol, dan Belanda. Yang paling saya suka adalah Barcelona dan Den Haag. Kalau di Barcelona, saya suka lingkungannya. Saat mendarat di bandara saja tidak jauh sudah kelihatan gunung-gunung. Alamnya berbukit-bukit dan sekitar pantai juga. Saya sempat bersepeda ke daerah pinggirannya sangat asri. Makanannya juga lebih terasa untuk lidah Indonesia karena mereka juga banyak menggunakan rempah-rempah. Selain itu juga lebih multicultural di sana karena tidak jauh dari benua Afrika dan sangat banyak pendatang dari Asia. Kalau Den Haag karena mungkin terasa budaya Indonesia sudah banyak tercampur jadi terasa seperti di Indonesia.
Pelajaran penting!
Pelajarannya mungkin kita harus jauh lebih bekerja keras agar dapat setara dengan bangsa-bangsa Eropa. Saya pulang ke Indonesia agak sedikit kaget karena Jakarta dari segi infrastuktur jauh sekali tertinggal. Belum lagi mentalitas kita yang masih harus diperbaiki (hal sederhana seperti antri saja sangat susah di sini). Ya, intinya kita harus banyak bekerja keras yang kebanyakan saya lihat kita senangnya berpolitik dan mengomentari politik.
Pengalaman Unik: Jadi bule di negeri orang!
Pengalaman unik ini terjadi waktu saya jalan-jalan di sekitar Auschwitz. Saat itu, ada pengemudi mobil yang tiba-tiba melambaikan tangan ke arah saya, memang rasanya aneh tapi bisa jadi di Polandia hal itu sudah biasa sekali. Tahu kenapa? Karena kalau di Polandia saya yang jadi bule, hehehe.
Tips untuk teman-teman yang ingin kuliah di Polandia!
Tipsnya, mungkin mulai belajar sedikit-sedikit bahasa Polandia (bisa melalui Youtube ataupun Duolingo) karena akan sangat bermanfaat untuk beberapa bulan awal di sini. Yang penting sih diniatkan kuliahnya. Kalau sudah niat nggak akan ada halangan.
Saya memilih kuliah di Polandia dikarenakan dulu ada teman kerja, dia dari Warsaw, memberikan infromasi kalau ada beasiswa dari pemerintah Polandia untuk negara-negara berkembang salah satunya Indonesia. Saya kemudian mencoba untuk apply dan akhirnya diterima.
Nama beasiswanya adalah Ignacy Lukasiewicz. Sebenarnya di tahun yang sama, saya juga diterima di TU Delft, namun tidak mendapatkan funding. Setelah dihitung total biaya selama dua tahun dan rasanya terlalu mahal, akhirnya saya melepaskan kesempatan untuk kuliah di TU Delft dan lebih memilih Polandia.
Sebelum masuk kegiatan kuliah, penerima beasiswa ini harus mengikuti program bahasa Polandia selama satu tahun. Saya sendiri baru saja menyelesaikan program bahasa selama satu tahun di Polandia. Sebelum mulai masuk semester saya hanya ingin rileks dengan melakukan hal-hal santai seperti membaca novel, renang, lari, hehehe.
Kegiatan yang saya lakukan selama di Polandia selain belajar bahasa dalam setahun ini lumayan banyak. Saya summer kemarin ikut Google Summer of Code. Google Summer of Code ini merupakan program dari Google untuk mahasiswa sebagai salah satu kontribusi yang diberikan oleh Google untuk open source. Targetnya mahasiswa juga agar developer-developer open source dapat regenerasi. Program ini berjalan sekitar empat bulan. Ada beberapa tahap yang dimulai dari seleksi, tahap pertama itu apply proposal untuk organisasi open source yang terdaftar untuk program ini. Apabila diterima, nanti mahasiswa akan bekerja dengan organisasi itu selama tiga bulan. Kemarin saya apply OSGeo (Open Source Geospatial Foundation) mengembangkan platform untuk sharing resources di QGIS (aplikasi pemetaan). Presentasi akhir saya bisa dilihat di link ini http://www.akbargumbira.com/slide_gsoc2016/. Sebenarnya sangat disayangkan sampai saat ini (dari dicanangkan tahun 2005) hanya ada 22 mahasiswa dari Indonesia yang ikut. Apalagi kalau dibandingkan India yang sudah ratusan. Banyak sekali pengalaman berharga yang didapat dari program yang saya ikuti. Selain pengalaman juga dapat banyak relasi, mentor, dan juga stipend yang lumayan besar.
Begitu sampai di Polandia….
Saat itu yang paling penting mungkin registrasi dorm dan administrasi di kampus (untuk mendapatkan student card). Dulu sudah di-assign room di dorm, jadi saat datang hanya tinggal registrasi ulang.
Saya tinggal di dorm hanya dua bulan, setelah itu pindah ke shared flat. Sebenarnya tidak ada slot khusus dari beasiswanya untuk dorm. Kita hanya diberikan biaya hidup yang harus kita urus sendiri, seperti untuk tempat tinggal dan asuransi.
Suka duka tinggal di dorm…
Dulu kebanyakan dukanya sih tinggal di dorm, makanya pindah. Dormnya sangat ramai, satu kamar diisi oleh tiga orang jadi agak tidak nyaman untuk belajar. Sekarang pindah ke shared flat, satu private flat sharing dengan orang lain (mungkin kalau di Indonesia mirip dengan kos). Biayanya 830 PLN (Sekitar 2.8 juta). Untuk ukuran Indonesia termasuk mahal sih. Tapi kalau dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, biaya di Polandia termasuk murah. Di sini teman flat lainnya ada satu orang dari Ukraina dan empat orang dari Polandia.
Tidak ada masalah adaptasi bagi saya karena kebanyakan mereka pun bisa bahasa Inggris dan saya juga sudah bisa memahami percakapan mereka dalam Polish. Bagi saya lebih menarik sih, kita sering cicip makanan satu sama lain. Di sini kita kebanyakan masak sendiri, mungkin seminggu hanya dua kali makan di luar. Makanan favorit saya di Polandia itu makanan di restoran Asia, hehehe.
Fasilitas kesehatan & Fasilitas umum
Semua mahasiswa wajib untuk registrasi asuransi. Jadi saat sakit, untuk berobat ke rumah sakit, klinik, atau dokter yang berlabel asuransi tersebut kita tidak perlu mengeluarkan biaya kecuali untuk membeli obat. Saya sempat diwawancara oleh radio di sini dan pernah ditanya sistem kesehatan di sini. Mereka kaget kalau di Indonesia kebanyakan orang tidak memiliki asuransi. Implementasi BPJS kesehatan di kita juga kan masih baru.
Fasilitas umum di Polandia sangat baik. Perpustakaan publik sudah banyak. Untuk wifi gratis sebenarnya banyak tapi lambat. Transportasi di Polandia sudah sangat baik (walau belum seperti Jerman dan Belanda). Ada tram, bus, kereta, metro (di beberapa kota), dan jalur khusus sepeda (di beberapa kota). Di sana untuk sehari-hari saya menggunakan tram kalau pergi antar kota seringnya naik bus atau kereta. Kebanyakan fasilitas di sini memiliki harga khusus untuk mahasiswa (umumnya 15% diskon), seperti tram, kereta, atau nonton di bioskop. Untuk transportasi dalam kota seperti tram, bus, dan metro, ada kartunya sehingga kita bisa langganan misalnya untuk tiga bulan.
Jalan-jalan di Polandia
Di Polandia saya tinggal di Wroclaw, ambiencenya dinamis karena banyak anak muda. Selain itu saya pernah ke Warsaw, Krakow, pegunungan Tatra. Kebanyakan sih malah ke luar Polandia. Kemarin sempat ke Ceko, Austria, Jerman, Slovakia, Belgium, Spanyol, dan Belanda. Yang paling saya suka adalah Barcelona dan Den Haag. Kalau di Barcelona, saya suka lingkungannya. Saat mendarat di bandara saja tidak jauh sudah kelihatan gunung-gunung. Alamnya berbukit-bukit dan sekitar pantai juga. Saya sempat bersepeda ke daerah pinggirannya sangat asri. Makanannya juga lebih terasa untuk lidah Indonesia karena mereka juga banyak menggunakan rempah-rempah. Selain itu juga lebih multicultural di sana karena tidak jauh dari benua Afrika dan sangat banyak pendatang dari Asia. Kalau Den Haag karena mungkin terasa budaya Indonesia sudah banyak tercampur jadi terasa seperti di Indonesia.
Pelajaran penting!
Pelajarannya mungkin kita harus jauh lebih bekerja keras agar dapat setara dengan bangsa-bangsa Eropa. Saya pulang ke Indonesia agak sedikit kaget karena Jakarta dari segi infrastuktur jauh sekali tertinggal. Belum lagi mentalitas kita yang masih harus diperbaiki (hal sederhana seperti antri saja sangat susah di sini). Ya, intinya kita harus banyak bekerja keras yang kebanyakan saya lihat kita senangnya berpolitik dan mengomentari politik.
Pengalaman Unik: Jadi bule di negeri orang!
Pengalaman unik ini terjadi waktu saya jalan-jalan di sekitar Auschwitz. Saat itu, ada pengemudi mobil yang tiba-tiba melambaikan tangan ke arah saya, memang rasanya aneh tapi bisa jadi di Polandia hal itu sudah biasa sekali. Tahu kenapa? Karena kalau di Polandia saya yang jadi bule, hehehe.
Tips untuk teman-teman yang ingin kuliah di Polandia!
Tipsnya, mungkin mulai belajar sedikit-sedikit bahasa Polandia (bisa melalui Youtube ataupun Duolingo) karena akan sangat bermanfaat untuk beberapa bulan awal di sini. Yang penting sih diniatkan kuliahnya. Kalau sudah niat nggak akan ada halangan.
Reporter: Adelina Mayang